DESKRIPSI MKALAH FISIIP
Kamis, 05 Januari 2017
Karakteristik Kaum Nabi Ibrahim a.s
2.1
Karakteristik
Kaum Nabi Ibrahim a.s
Allah menyatakan bahwa Nabi pertama adalah
Nabi Adam a.s .Diikuti oleh Nabi Nuh a.s, hingga pada penerusnya, Nabi Ibrahim
a.s (Q.S Ash-Shaffat,37:83) .Kebkanyakan keturunan Nabi Ibrahim a.s juga
menjadi Nabi seperti Nabi Ishaq, Nabi Ismail, Nabi Yaqub, Nabi Musa, Nabi
Harun, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi zakararia, Nabi Yunus, dan Nabi Isa a.s
Sumber-Sumber sejarah mencacat bahwa Nabi
Ibrahim a.s tinggal di Mesopotamia. Al-Qur’an menginformasikan kepada kita
bahwa beliau dan putranya Nabi Ismail a.s membangun Ka’bah .Hal ini
menginformasikan catatan sejarah bahwa Nabi Ibrahim a.s memang tinggal di Timur
Tengah .Al-Qur’an menyatakan bahwa kaum Nabi Ibrahim a.s adalah kaum pagan
(penyembah berhala) nyatanya, catatan sejarah menyatakan bahwa hampir seluruh kaum
di Timur Tengah saat itu adalah kaum
pagan, baik yang menyembah berhala buatan
tangan maupun menyembah berbagai bentuk benda angkasa seperti (bulan dan
matahari)
Singkatnya, sejarah dan fakta Arkeologi
menunjukan bahwa Timur Tengah pada masa Nabi Ibrahim a.s merupakan tanah
paganisme ,Allah memilih Nabi Ibrahim a.s dan menganugerahkan kenabian kepada
beliau sebagai hambanya untuk menyampaikan agama Allah dan menyampaikan nilai
moral yang bijak di tengah kaum pagan ini .
Allah menyatakan bahwa kaum Nabi Ibrahim
a.s . menganggap berhala yang mereka buat sendiri dari batu atau kayu sebagai
tuhan dan meminta pertolongan pada mereka. Meskipun berhala ini percaya bahwa
berhala-berhala tersebut dapat menyakiti atau menolong mereka. Dalam rangka
memperdalam dan menguatkan keyakinannya, Allah menunjukkan kepada Nabi Ibrahim
a.s bukti-bukti akan kekuatan dan pengaruhnya :
“Dan
demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (kami yang
terdapat) di langit dan bumi dan (kami memperlihatkannya) agar dia termasuk
orang yang yakin “ (Q.S Al-An’aam 6:75)
Nabi Ibrahim a.s. memperlihatkan sifat
yang berbeda dan pemahaman moral lebih unggul
yang membuat beliau akhirnya memisahkan diri dari mereka dan mencurahkan
dirinya kepada Allah, namun kaumnya menolak menerima kebenaran yang disampaikan
Ibrahim kepada mereka dan tetap menganut agama yang diwariskan leluhur mereka
,seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an :
“Dan
apabila dikatakan kepada mereka, ikutlah apa yang telah di turunkan Allah
,mereka menjawab (tidak), tetapi kami hanya mengkuti apa yang kami dapati
(perbuatan ) nenek moyang kami (apakah mereka akan mengikuti juga) walaupun
nenek moyang mereka tidak mengetahui suatu apapun dan tidak mendapat petunjuk?
.” (Q.S Al-Baqarah :2:170)
Kesalahn ini sangat penting sebagaimana
yang Allah jelaskan dalam Al-Qur’an dan Allah memerintahkan kepada manusia
untuk menghindari perilaku tersebut
“Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-oang yang dimuka bumi ini,
niscahya mereka akan menyesatkanmu dari
jalan Allah.Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan
mereka tidak lain hanyalah berdusta( terhadap Allah) ” (Q.S Al-An’aam 6 : 116 )
Nabi
Ibrahim a.s, seperti kebanyakan Nabi dan kaum beriman,tidak melakukan kesalahan
tersebut.Beliau tidak pernah meninggalkan kebenaran meskipun ketika para
kerabat dan rekannya bahkan seluruh kaumnya menentang beliau
2.2 Menjawab Salam dengan Yang Lebih Baik
Para malaikat sebagai tamu, ketika masuk ke rumah beliau,
mereka memberikan penghormatan dengan ucapan, “Salaaman”.
Aslinya, kalimat ini berasal dari kalimat, “Sallamnaa ‘alaika salaaman (kami mendoakan keselamatan padamu)”.
Namun lihatlah bagaimana jawaban Nabi Ibrahim
As. terhadap salam mereka. Ibrahim menjawab, “Salaamun”.
Maksud salam beliau ini adalah “salaamun daaim ‘alaikum (keselamatan
yang langgeng untuk kalian)”. Para ulama mengatakan bahwa balasan salam Ibrahim itu lebih baik
dan lebih sempurna daripada salam para malaikat tadi. Karena Ibrahim
menggunakan jumlah ismiyyah (kalimat yang diawali dengan kata benda) sedangkan
para malaikat tadi menggunakan jumlah fi’liyah (kalimat yang diawali dengan
kata kerja). Menurut ulama balaghoh, jumlah ismiyyah mengandung makna langgeng
dan terus menerus, sedangkan jumlah fi’liyah hanya mengandung makna terbaharui.
Artinya di sini, balasan salam Ibrahim lebih baik karena beliau mendoakan
keselamatan yang terus menerus. Inilah contoh akhlaq yang mulia dari Nabi
Ibrahim As. Kita bisa mengambil pelajaran dari sini bahwa hendaklah kita selalu
menjawab ucapan salam dari saudara kita dengan balasan yang lebih baik.
Sebagaimana Allah SWT. pun telah memerintahkan kita seperti itu dalam surat
An-Nisa’ ayat 86,
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ
مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا
“Apabila kamu
diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan
yang serupa).”
Bentuk membalas salam di sini boleh dengan yang semisal
atau yang lebih baik, dan tidak boleh lebih rendah dari ucapan salamnya tadi.
Contohnya di sini adalah jika saudara kita memberi salam: “Assalaamu‘alaikum”,
maka minimal kita jawab: “Wa’laikumus salam”. Atau lebih lengkap lagi
dan ini lebih baik, kita jawab dengan: “Wa’alaikumus salam wa rahmatullah”,
atau kita tambahkan lagi: “Wa’alaikumus salam wa rahmatullah wa barokatuh”.
Bentuk lainnya adalah jika kita diberi salam dengan suara yang jelas, maka
hendaklah kita jawab dengan suara yang jelas, dan tidak boleh dibalas hanya
dengan lirih. Begitu juga jika saudara kita memberi salam dengan tersenyum dan
menghadapkan wajahnya pada kita, maka hendaklah kita balas salam tersebut
sambil tersenyum (bukan cemberut) dan menghadapkan wajah padanya. Inilah di
antara bentuk membalas salam dengan yang lebih baik.
2.3 Berbicara dengan Lemah Lembut
Nabi Ibrahim As. juga mencontohkan akhlaq berbicara lembut kepada para
tamunya. Lihatlah ketika menjawab salam tamunya, beliau menjawab, “Salaamun
qoumun munkarun” (selamat atas kalian kaum yang tidak dikenal). Kalimat ini
dinilai lebih halus dari kalimat ‘ankartum‘ (aku mengingkari kalian).
Begitu pula ketika Ibrahim mengajak mereka untuk menyantap makanan. Bagaimana
beliau menawarkan pada mereka? Beliau katakan, “Ala ta’kuluun” (mari
silakan makan). Bahasa yang digunakan Ibrahim ini dinilai lebih halus dari
kalimat, “Kuluu” (makanlah kalian). Ibaratnya Ibrahim menggunakan bahasa
yang lebih halus ketika berbicara dengan tamunya. Kalau kita mau sebut, beliau
menggunakan bahasa “kromo” (bahasa yang halus dan lebih sopan di kalangan orang
jawa). Inilah contoh dari beliau bagaimana sebaiknya seseorang bertutur kata.
Inilah pula yang diajarkan oleh Nabi SAW.
Demikianlah akhlaq mulia dari Nabi Ibrahim yang seharusnya
dapat kita jadikan teladan. Dalam surat Al-Mumtahanah ayat
6, Allah SWT. berfirman,
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الْآَخِرَ
“Sesungguhnya
pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu)
bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari
Kemudian.”
2.4 Memuliakan Tamu
Dalam cerita Ibrahim ini juga
terdapat pelajaran yang cukup berharga yaitu akhlaq memuliakan tamu. Lihatlah
bagaimana pelayanan Nabi Ibrahim
A.s. untuk tamunya. Ada tiga hal
yang istimewa dari penyajian beliau:
1.
Beliau melayani tamunya sendiri tanpa mengutus pembantu atau yang
lainnya.
2.
Beliau menyajikan makanan kambing yang utuh dan bukan beliau beri pahanya
atau sebagian saja.
3.
Beliau pun memilih daging dari kambing yang gemuk. Ini menunjukkan bahwa
beliau melayani tamunya dengan harta yang sangat berharga.
Dari sini kita bisa mengambil
pelajaran bagaimana sebaiknya kita melayani tamu-tamu kita yaitu dengan
pelayanan dan penyajian makanan yang istimewa. Memuliakan dan menjamu tamu
inilah ajaran Nabi Ibrahim, sekaligus pula ajaran Nabi Muhammad SAW.
2.5 Nasihat Nabi Ibrahim a.s
kepada orang-orang yang tidak Beriman
Al-Qur’an menyatakan tentang penguasa tidak
beriman yang ditemui Nabi Ibrahim a.s ketika mengajak kaumnya untuk mempercayai
Allah. Ia dikenal sebagai Namrud. Dalam berbagai sumber sejarah yang berbeda,
ia dan Nabi Ibrahim a.s terlibat dalam percakapan penting;
“Apakah
kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang tuhannya(Allah)
Karena
Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan ).ketika
Ibrahim mengatakan,’Tuhanku iyalah yang menghidupkan dan mematikan…(Q.S
Al-Baqarah,2:258)
Ayat ini menjelaskan bahwa Namrud menjadi
sangat sombong akan kedewaan,kekayaan, dan kekuasaan. Untuk menjaga harga
dirinya, iya menolak melihat kekuatan dan kekuasaan Allah terhadap alam semesta
ini.
Setelah
ini memberitahukan Namrud mengenai
keberadaan dan keesan Allah, Nabi Ibrahin a.s menjawab penguasa telah bersikap
sombong menyamakan diri dengan Tuhan itu dengan menyampaikan pertanyaan
bijaksana dan masuk akal:
“Ibrahim berkata ‘sesungguhnya Allah
menerbitkan matahari dari timur,maka terbitkanlah dia dari barat ,’lalu
terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang
yang zalim “(QS.Al-Baqarah,2.258)
Aspek penting lainnya dari reaksi Nabi
Ibrahim a.s adalah ketulusan dan sikap
apa adannya. Penjelasan yang tulus dan jujur selalu memengaruhi hati nurani manusia. Keberadaan
Allah adalah nyata dan penjelasan orang-orang beriman tentang manifetasi yang
benar dari hati mereka ini akan selalu menyentuh orang lain.Meski mereka begitu terpengaruh , beberapa orang kafir
tetap bertahan pada ketidakpercayaanya.
Beberapa orang , yang jauh dari agama , menjadi bangga dengan kekayaan ,kecantikan atau ketampanan,
dan status yang mereka anggap merupakan hasil usaha mereka sendiri.Mereka
dengan tidak adil menyatakan dirinya sendiri sebagai seorang yang hebat dan
lupa akan Allah.
2.6 Nabi
Ibrahim a.s Berseru kepada Kaumnya
Bagaimana seharusnya orang-orang beriman
berlaku menghadapi mereka yang menyangkal dan menolak kebenaran? Al-Qur’an
memberitahukan orang-orang beriman untuk menyampaikan pesan Allah dengan gaya
dan metode yang benar-benar dipikirkan secara matang. Banyak caram untuk
mengajak manusia menuju kebenaran. Biasanya, cara penyampaian berubah
sebagaimana keadaaan dari status,kondisi,pemikiran-pemikiran , dan keyakinan-keyakinan
pendengarnya. Misalnya, Allah mencotohkan melalui Nabi Nuh a.s yang menjelaskan
mengenai keberadaan Allah, baik secara terang-terangan maupun secara diam-diam
dengan menggunakan cara tidak langsung agar mereka dapat beralih ke agama Allah
,(QS. Nuh,71:9)
Cara lain yang digunakan Nabi Ibrahim .a.s
adalah dengan cara mengajak hati nurani kaumnya dan menggunakan cara yang akan
membuat tergugah untuk berpikir.
2.7 Kebijaksanaan
dalam Metode Dakwah Nabi Ibrahim a.s
Merujuk pada kebenaran dengan cara Tanya
jawab oleh Nabi Ibrahim a.s. membuat kaumnya menerima fakta bahwa
berhala-berhala mereka tidak memiliki kekuatan apa pun dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan:
“Ibrahium berkata, ‘Maka,mengapakah
kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit
pun dab tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu ?’.”(QS.Al-Anbiyaa,’21:66)
Menyikap pertanyaan-pertanyaan seperti itu
akan membuat manusia memahami akan situasi mereka sendiri dengan menggunakan
logika mereka. Inilah makna komunikasi yang sebenar-nya. Mereka yang menyangkal
Allah akan menderita sebuah kekalahan telak dalam keberdaan Allah dan bukti akan hal itu jelas adanya. Maka
dari itu,memandang rendah agama Allah dan melupakan keberadaanya-Nya adalah
kesalahan terbesar.
Orang yang tidak berpikiran bias yang
memahami kekuatan dan kekuasaan Allah mengetahui bahwa Allah memiliki kekuatan
yang besar atas segala sesuatu karena hal itu akan mendasarkan seluruh aspek
kehidupannya untuk meraih ridha Allah. Salah satu satu tindakan efektif dalam
menyadarkan orang yang keras kepala dan mereka yang gagal untuk memikirkan
hal-hal ini adalah dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang mengajak mereka
berpikir. Tentu saja, Banyak ayat yang mengajak manusia untuk berpikir dan
bertanya:
“Maka, terangkanlah kepadaku tentang air
yang kamu minum! Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?
Kalau kami kehendaki, niscahya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu
tidak bersyukur? Maka, terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan
(dengan menggosok-gosokkan kayu). Kamukah menjadikan kayu itu atau Kamikah
yang menjadikannya? Kami jadikan api untuk peringatan dan bahan yang berguna
bagi musafir di padang pasir. Maka, bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu
Yang Mahabesar.”(QS.Al
Waaqi’ah,56:68-74)
Sebagaimana mereka menjelaskan nilai-nilai
moral agama, kaum beriman dapat menerapkan beberapa cara, bergantung pada:
siapa yang dituju, keterbukaan mereka, dan cara mereka bertingkah pada:siapa
yang mereka termasuk kalangan yang terbuka menerima kebenaran, menyebarkan
agama adalah hal yang mudah, jika Allah mengizinkan,sehingga kaum kafir bisa
menilai-nilai moral agama. Namun, jika
orang-orang beriman bertemu dengan masyarakat yang sombong dan jahat, seperti
yang dihadapi Nabi Ibrahim a.s, yang terpenting adalah menyadarkan mereka
dengan cara tertentu, mengalahkan kekeraskepalaan
mereka, dan menjatuhkan mereka dengan cara yang cerdas.
Akibat kesombongan mereka, beberapa orang
tidak mampu melihat kebenaran dan, jika mereka memang melihatnya, mereka tetap
saja tidak dapat menerimanya. Sikap keras kepala membuat mereka tetap percaya pada
keyakinannya sendiri dan menolak untuk mendengarkan pandangan lain. Dalam
situasi ini, memberikan pertanyaan untuk mengubah pola pikir kaum kafir
adalah cara yang paling bijak dan
efektif. Halm itubn akan membuat orang-orang
kafir akan mejumpai pertentangan-pertentangan dan dengan sendirinya
menyaksikan bukti bahwa selama ini mereka telah bersikap tidak logis dan
mengadopsi takhayul dan sistem
kepercayaan yang salah.
Cara ini juga memaksa pihak lain untuk
memikirkan tentang argumentasin-argumentasi
orang-orang beriman, misalnya, seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an, “Manusian
adalah makhluk yang paling banyak membantah”(QS. Al Kahfi, 18:54).
Untuk alas an inilah, kebanyakan orang
akan memcoba mempertahankan pemikirannya sendiri ketika dikonfrontasikan dengan
pemikiran yang berbeda. Cara untuk melawan argumentasi yang benar adalah dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mengajak manusia untuk mempertanyakan
keyakinan mereka sendiri. Karena syaitan tidak menginginkan manusia berpikir
tentang keberadaan Allah, hari Kiamat,surga dan neraka, dan hal-hal penting
lainnya , syaitan selalu mengajak manusia untuk menjauhi kebenaran. Cara Tanya
jawab ini dapat digunakan kepada orang-orang seperti itubn untuk membimbing
mereka agar menyadari berbagai pertanyaan tentang keberadaan Allah,tujuan
hidup, apa yang akan terjadi setelah kematian dan hari Perhitungan.
2.8 Nabi
Ibrahim a.s Bersikap Berani dan Jujur
Nabi Ibrahim a.s,
seperti halnya seluruh nabi, diberikan kebijaksanaa oleh Allah dan bertugas
untuk menyerutkan agama kepada manusia sehingga mereka akan merasakan akan
nikmat-Nya, hidup untuk hari Akhir, dan memiliki akhlak yang baik. Cara-cara
yang disampaikan para nabi dalam menyeru dan menjelaskan , sebagaimana gaya
berdialog mereka, harus di contoh sebagai anutan oleh semua kaum Musllimin.
Lingkungan social tempat para nabi dikirim
secara umum merupakan lingkungan masyarakat keras kepala yang menolak untuk
mendengarkan nasihat orang lain . Namun ,Para Nabi yang mewakilkan pesan Allah
dalam rangka memperoleh kenikmatan Allah dan menunjukkan nilai-nilai moral yang
terbaik, seperti yang Allah perintahkan dalam ayat berikut :”Maka karena
itu,serulah (mereka kepada agama ini ) dan tetaplah sebagaimana
diperintahkan kepadamu…”(QS.Asy-Syuura, 42:15). Nabi Ibrahim a.s harus
berhadapan dengan kaumnya yang diwariskan leluhur mereka.
2.9 Nabi
Ibrahim a.s “Kesayangan Allah “
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya
daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun
mengerjkan kebiakan dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil
Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (QS.An-Nissa,4:125)
Allah menyatakan bahwa Dia mengangkatb Nabi
Ibrahim a.s. sebagai seorang teman. Untuk alas an itulah, beliau dikenal dengan
sebutan khalilullah (teman Allah) dan diingat melalui nama itu . Maka,
Nabi (Khalil) dan nabi-Mu.
Satu-satunya tujuan mereka yang menjadi
teman Allah dan yang mencitai dan takut (dan hormat) kepada-Nya adalah meraih
nikmat-Nya, pengampunan dan Surga. Allah selalu berada di hatin dan pikiran
mereka. Apa pun yang mereka lihat dan memberikan mereka kenikmatan, maka mereka
berkata ,”Betapa indahnya Allah menciptakan mereka. Dia patut dipuja .” Mereka
pun memanggil Allah dengan asmaaul husna-Nya
Beberapa orang tertentu mengetahui bahwa
berkah datangnya dari Allah dan senantiasa bersyukur kepada-Nya akan apa yang
Dia kirimkan kepada manusia.Kapan pun
manusia menjumpai masalah atau kesulitan, mereka tahu bahwa Allah tengah
menguji mereka dan suatu saat hal yang baik itu pun akan terungkap. Mereka
menunjukan kesabaran , ketawakaanl , keimanan dalam mengharapkan keabadian pada
hari akhir.
2.10
Nabi Ibrahim a.s adalah
Hamba Suci yang selalu Memikirkan tentang Hari Akhir
Allah menggambarkan Nabi Ibrahim a.s dan
garis keturunannya sebagai kaum yang selalu tulus dan berpikir tentang hari
Akhir:
“Dan
ingatlah hamba-hamba Kami :Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub yang mempunyai
perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya, Kami
telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang
tinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) pada negeri akhirat .”(QS.Shaad,
38:45-46)
Salah satu ciri mendasar yang membedakan
para nabi dan kaum beriman dari orang lain adalah kesungguhan mereka dalam
memperoleh nikmat Allah dan surge-Nya, dan mengabaikan kepentingan
duniawi.Salah satu bukti nyata dari hal ini adalah mereka tetap memperingatkan
kaumnya.Dengan kesabaran yang besar dan ketulusan, mereka berjuang hingga akhir
hidup mereka.
Ketika menunjukan berbagai perbuatan baik dan
pelayanan keagamaan , kaum beriman hanya mencari cinta, kenikmatan,
persetujuan, dan persahabatan dari Allah. Nabi Muhammad saw.merupakan contoh
terbaik. Beliau tidak pernah lupa dalam mencari kenikmatan, pengampunan , dan
surga Allah.
Salah satu kualitas yang perlu dimiliki kaum beriman adalah kemampuan untuk
memusatkan seluruh pikirannya dalam meraih kehidupan berikutnya. Orang-orang
beriman harus selalu menantikan hari akhir (kehidupan yang sebenarnya) dan
jangan sampai terpaku pada kehidupan duniawi saja. Tentu saja , mereka akan
memanfaatkan berkah dari Allah di dunia ini untuk bersyukur kepada-Nya dan
memikirkan kenikmatan sejati pada hari Akhir. Berkah ditujukan untuk mencari
kemenangan memperoleh sendiri. Berkah ditujukan untuk mencari kemenangan
memperoleh nikmat dari Allah, menjelaskan nilai-nilai moral keagamaan , dan
menyerukan kehidupan pada hari Akhir.
Berpikir tentang keindahan Surga,
kegirangan memperoleh janji Allah akan Surga, Menghindari siksaan Neraka, dan mengingatnya dalam
pikiran merupakan cara penting bagi setiap umat beriman untuk meningkatkan
kedektan mereka kepada Allah dan antusiasme mereka dengan menerapkan
nilai-nilai bijak dari Al-Qur’an. Setiap umat beriman jangan sampai jatuh pada
perangkap ini dan harus selalu berpikir tentang hari Akhir dan menjelaskannya
kepada orang lain, seperti Nabi Ibrahim
a.s. Maka, Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim a.s. :
“Dam
tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim , kecuali orang yang memperbodoh
dirinya sendiri dan sungguh , kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya
dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang saleh.”(QS.Al
Baqarah,2:130)
2.11
Nabi Ibrahim a.s.
merupakan Hamba Allah yang Terhormat dan Bijak
Nabi Ibrahim a,s
merupakan salah satu hamba Allah yang Dia jaminkan dalam jalan kebenaran,
mengakatnya menjadi rasul, dan menjadikannya terhormat di sisi-Nya. Kenyataan
bahwa beliau dan keluarganya berbeda dari kaumnya dinyatakan dalam ayat
berikut:
“Sesunggunya
Allah telah memilih Adam, Nuh, Keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi
segala umat (pada masa mereka masing-masing )”
(QS.Ali’Imran, 3:33)
Nabi Ibrahim a.s dan putra-putranya lebih dahulu berseru kepada kaumnya; berseru
kepada mereka untuk percaya kepada Allah dan mengatakan kepada mereka mengenai
kekuasaan dan kekuatan-Nya. Allah menyatakan hal itu, “Dan sesungguhnya,
Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan
Kami jadikan kepada keturunan keduanya kenabian dan Al Kitab…”(QS. Al
Hadiid, 57:26) dan memberitahukan kepada kitab bahwa Dia telah menganugerahi
keluarga Nabi Ibrahim a.s dengan kenabian.
Mendapatkan bimbingan merupakan tanda penting
bagi orang-orang beriman. Kaum kafir membawa kejahatan daripada kebaikan ke
muka bumi dan di sekitar mereka karena mereka yang meyangkal Allah percaya dengan menyatakan bahwa
berbagai kebutuhan mereka lebih penting daripada segala hal. Maka , mereka
tidak ragu membahayakan orang lain
ketika kepentingan pribadi mereka dipertaruhkan. Di pihak , orang-orang beriman
hanya membawa bimbingan yang berlimpah , baik dalam bentuk spritualitas maupun
fisik. Mereka hanya membutuhkan hal itu. Inilah indikasi dari ketakutan (dan rasa hormat) serta keyakinan mendalam
kepada Allah. Denganm demikian , mereka selalu menjunjung tinggi keadilan meski harus
melawan keinginan-keinginan
mereka sendiri atau orang-orang yang dekat dengan mereka , mealakukan mereka
yang jahat dan tidak adil.
Dalam hadits, “Orang terbaik di
antaramu adalah mereka yang memiliki akhlak terbaik”. Nabi kita,
Muhammad saw., menyatakan bahwa orang-orang beriman yang memiliki akhlak mulia
merupakan orang-orang yang bijak di lingkungan masyarakatnya.
2.12
Kesucian Hati Nabi
Ibrahim a.s
“(Ingatlah)
ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci:”(QS.Ash-Shaaffaat,37:84)
Allah menjadikan nabi Ibrahim a.s, yang Dia
angkat sebagai rekan-Nya, lebih mulia daripada kaum pagan dan membuat beliau
menjadi pemimpin orangp-orang beriman menuju jalan kebenaran. Kaum beriman yang
mengakui para nabi-Nya dengan karakteristik
yang mulia sebagai anutan bagi
mereka sendiri, harus bertawakal kepada Allah untuk menghilangkan seluruh
kepercayaan pada takhayul dan kekafiran dalam hati mereka. Hanya dengan
melakukan hal itu mereka dapat menjadi orang-orang yang dicintai Allah dan
meraih nikmat-Nya. Dengan kata lain, mereka harus berpaling kepada Allah dengan
hati yang suci.
2.13
Nabi Ibrahim a.s.
Bertawakal kepada Allah
Kata Islam berasal dari kata salama yang
berarti ‘berserah diri’. Maka, menjadi
seorang Muslim berarti seorang yang telah berserah diri. Melalui
perjuangan beliau bersama kaumnya, Nabi Ibrahim a.s. menunjukan ketaatan yang
mendalam dan sepenuhnya berserah diri kepada Allah. Tidak peduli bagaimana
sulitnya menghadapi kaumnya atau seberapa sering kaumnya mencoba menjatuhkan
beliau, Nabi Ibrahim a.s. senantiasa menyebarkan agama Allah dengan semangat
yang berakar dari keyakinannya yang tulus. Keyakinannya tersebut sangat
mengakar dalam dirinya sehingga Nabi Ibrahim a.s. akhirnya bahkan rela
meninggalkan kaum dan seluruh harta bendanya dan pergi ke negri lain.
Para nabi,yang dikirim untuk membawa
manusia keluar dari kegelapan paganism menuju cahaya kebenaran, mengetahui
betul bahwa Allah menciptakan manusia dan alam semesta bedasarkan sebuah takdir. Allah pun telah
menentukan setiap peristiwa yang akan kita lalui dalam kedua dunia ini. Untuk
alas an inilah, mereka mendapatkan pengahargaan karena sepenuhnya bertwakal
kepada Allah, terus-menerus berpaling kepada-Nya, dan dengan ikhlas patuh pada
perintah-perintah-Nya. Kaum beriman harus menyadari kebenaran dari takdir yang
telah dinyatakan Allah dan hidup dalam keinginan berserah diri kepada-Nya.
2.14
Nabi Ibrahim a.s adalah
seorang yang lembut Hatinya
Menjadi seorang yang berbelas kasih, lembut
hatinya, penuh kasih saying, dan penuh cinta dan pengampunan merupakan ciri
lainnya dari orang-orang beriman yang memuji Allah menyatakan bahwa Nabi
Ibrahim a.s. menunjukkan kelembutan hatinya yang tulus:
“Dan
permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah
Karena suatu janji yang telah diikarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala
jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah , Ibrahim pun berlepas
diri darinya. Sesungguhnya, Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya
lagi penyantun.” (QS. At-Taubah,9:114)
“Sesungguhnya, Ibrahim itu benar- benar
seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.” (QS.Huud,11:75)
Sebagai manifestasi kecintaan mereka
terhadap Allah, orang-orang beriman harus menjadi hamba berguna yang bersyukur
kepada Allah dan memiliki akhlak mulia seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an.
2.15
Nabi Ibrahim a.s. adalah
Pemimpin Menuju Jalan Kebenaran
Allah menyebut nama-Nya sebagai al-Hadi
(Yang Maha Pemberi Petunjuk) dalam akhlak yang paling sempurna melalui
kehidupan para nabi. Nabi Ibrahim a.s. dikirim untuk membimbing kaumnya sendiri
menuju jalan kebenaran dengan mengajak mereka percaya kepada Allah. Dalam hal
yang sama,para nabi yang lainnya, dari garis keturunan Nabi Ibrahim a.s, juga
menyeru kaumnya untuk mengikuti jalan kebenaran:
“Dan
kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Ya’qub sebagai suatu
anugerah (dari kami). Dan mereka Kami jadikan orang-orang saleh. Kami telah
menjadikan mereka itiu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka (untuk) mengerjakan
kebajikan ,mendirikan sembayang ,
menuaikan zakat,dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah .”(QS.Al
Anbiyaa’,21:72-73)
Allah juga menyatakan bahwa doa-doa orang
beriman merupakan contoh yang baik bagi orang-orang yang bertakwa:
“Dan
orang orang yangb berkata , Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami
istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa .’ (QS.
Al Furqaan , 25:74)
Nabi Ibrahim a.s juga berseru kepadanya
kaumnya untuk menuju jalan yang paling mulia dan yang paling menggembirakan ,
yakni jalan Allah, dan menganjurkan kepada kaumnya untuk mencari keselamatan di dunia ini dan hari Akhir.
2.16
Seruan Ibrahim Kepada
Ayahnya
Karena
nabi Ibrahim merupakah pilihan Allah, maka tidak heran jika ia enggan mengikuti
ajakan ayahnya. Sebab hal ini bertentangan dengan hati hari nuraninya. Setiap
ayahnya mengajak pemujaan bersama di depan patung, nabi Ibrahim menolaknya
dengan alasan-alasan yang masuk akal.
Suatu
ketika ayahnya mengajak pemujaan besama dengan alasan untuk keluarga. Namun
nabi Ibrahim selalu menolaknya sehingga ayahnya bertanya.
"
Wahai anakku, mengapa engkau tidak mau mengikuti perintahku untuk pemujaan
bersama ?, "kata ayahnya yang sudah kesal dengan sikap nabi Ibrahim.
Nabi
Ibrahim menjawab dengan alasan yang sangat mengejutkan kedua orang tuanya. "Aku
tidak mau menyembah pada patung batu yang ayah bua”t. Sebab patung itu
tidak dapat mendatangkan keselamatan, "jawab Ibrahim dengan penuh
keyakinan”. Mendengar jawaban yang meluncur dari mulut anaknya, sang
ayahnya tersentak kaget. Sebab ia tidak. menyangka akan mendapat jawaban
seperti itu.
Lalu
berkatalah ayahnya, "Wahai Ibrahim, mengapa kau berkata demikian,
janganlah kau ulangi lagi. Sebab aku takut kau mendapat murkanya !, "kata
ayahnya yang kemudian menyembah patung kembali karena takut mendapat
kutukan berhala.
Setelah
kejadian itu, ayahnya tidak mau lagi mengajak nabi Ibrahim untuk pemujaan
bersama. la tidak mau perduli lagi dengan anaknya, sebab semua ajakannya tidak
diperhatikan sama sekali. Meskipun demikian ia tidak sampai hati juga. Nabi
Ibrahim tetap tinggal di rumah orang tuanya meskipun tidak mau diajak memuja
patung batu itu.
Suatu
hari nabi Ibrahim memberanikan diri untuk mengajak pada jalan kebenaran. Sebab
ia tahu bahwa jalan yang telah ditunjukkan Allah adalah rnenuju ke syurga.
"
Wahai ayah, mengapa engkau menyembah benda mati yang tidak dapat mendengar,
buta dan bisu itu !, "kata nabi Ibrahim mulai mempengaruhi ayahnya”.
Perkataan ini sudah direncanakan sejak lama dan menggunakan akal pikiran waras.
Namun apa jawaban ayahnya.
"
Wahai Ibrahim, jika kamu tidak mau menyembah tuhan kita janganlah menghina
seperti itu”. Apakah kamu belum tahu
bahwa tuhan itu adalah sesembahan nenek moyang kita. Aku khawatir akan mendapat
murkanya, "kata ayahnya agak tersinggung dengan ucapan nabi Ibrahim
yang bernada menghina tuhannya. " Oh ayah, janganlah menyembah benda itu”.
Sembahlah Al¬lah yang telah menjadikan langit dan bumi ini. Sebab hanya
Allah yang patut disembah dan dipuja. Hanya Allah yang dapat memberi
pertolongan kepada kita, "kata nabi Ibrahim sejurus kemudian.
Namun ayahnya yang sudah tertutup hatinya dan jauh dari kebenaran tidak mau
mendengarkan ucapan nabi Ibrahim. Sebab jika didengarkan hanya akan menyakitkan
hatinya saja. Sambil berkata ia berkata: " Wahai Ibrahim, aku telah
mengatakan kepadamu berulang-kali, janganlah kau menghina tuhan-tuhan itu. Jika
kau tidak rnenghentikan ucapanmu niscaya aku akan menyakiti, "kata
ayahnya dengan nada mengancam.
Mendapat
ancaman dari ayahnya seperti itu, nabi Ibrahim hanya memintakan ampun kepada
Allah Ta'ala. la memintakan ampunan ayahnya, Sebagai kekasih Allah ia tidak
memiliki rasa dendam. Ancaman seperti itu tidak menggoyahkan imannya kepada
Allah, la berusaha untuk meyakinkan orang tuanya bahwa dirinya adalah utusan
Allah.
Berbagai
cara dan kata-kata manis ditujukan pada ayahnya agar mau meninggalkan
penyembahan terhadap berhala. Namun usahanya sia-sia belaka.
Karena
semua usaha untuk menyadarkan ayahnya agar kembali pada jalan yang benar dan
mengikuti ajakannya tidak ditangapi ia tidak sakit hati. Sehingga pada suatu
hari ia disuruh ayahnya untuk menjual patung yang baru selesai dibuat. Aneh
sekali kedengarannya cara nabi Ibrahim menawarkan patung itu. "
Patung-patung, siapa yang mau membeli patung untuk disembah sedangkan ia tidak
dapat melihat, tuli dan bisu” Patung ini tidak pantas disembah sebab
tidak dapat menolong penyembahnya, "teriaknya setelah memiliki patung dan
menawarkannya. Orang-orang yang mendengarnya segera menolehkan kepalanya.
Pandangan
mereka tertuju pada pemuda yang gagah dan memikul patung. Meskipun demikian
nabi Ibrahim tetap menjajakan patung itu dengan mengatakan bahwa patung itu
tidak patut disembah dan dipuja.
Nabi
Ibrahim tidak perduli dengan pandangan semua orang yang melihatnya, dengan
penuh keheranan. la tetap berteriak dengan menghina tuhan mereka. Hal ini
membuat orang-orang yang biasanya menyembah berhala tersinggung sebab tuhan
mereka dihina dihadapannya. Namun untuk melakukan sesuatu pada nabi Ibrahim
tidak berani, sehingga mereka melaporkan pada ayahnya.
"
Wahai Ibrahim, sungguh kau keterlaluan, lihatlah semua langgananku tidak ada
yang beli”. Mereka mengatakan kau telah menghina tuhannya. Apa maksudmu semua
ini. Dan lihatlah berapa kerugianku, "kata
ayahnya dengan nada tinggi, begitu nabi Ibrahim telah berada di rumah dan masih
memikul patung batu itu.
"
Wahai ayah, bukankah aku menawarkan dengan benar.” Apakah patung ini dapat
berbicara, melihat dan mendengar. Mana mungkin ia akan menolong penyembahnya,
"kata ibrahim dengan mantap. Mendengar
jawaban itu, ayahnya naik pitam.
"
Ibrahim, hentikan segala ocehanmu. Aku tidak mau mendengarkan lagi. Jika kau
tetap menghina tuhanku niscaya aku akan merajammu atau lebih baik engkau pergi
meninggalkan aku dan carilah kehidupanmu sendiri, "kata
ayahnya marah sebab tuhannya telah dihina oleh Ibrahim.
Sebelum
pergi nabi Ibrahim tetap memperingatkan ayahnya. la berjanji pada ayahnya akan
memintakan ampun pada Allah. Sesuai dengan janjinya maka nabi Ibrahim berdoa
sebab hanya dengan doa itulah merupakan bebannya sebab anak dan balas budi pada
orang tuanya.
2.17
Nabi Ibrahim Berbohong
Demi Keselamatan
Negeri
Mesir dipimpin oleh seorang raja yang sangat dzolim. Raja itu sangat bejat
akhlaknya, rusak tabiatnya, tamak dan melakukan kekejaman demi mendapatkan
kemauannya. Nabi Ibrahim masuk ke negeri itu dengan rasa yang aman meskipun
para pengikutnya merasa sewaktu-waktu terancam keselamatannya. Hal ini
disebabkan oleh petunjuk Allah, sehingga nabi Ibrahim dapat terhindar dari
segala kesulitan.
Ketika
raja mengetahui paras Sarah yang jelita, terikatlah hatinya. Dengan mudah iblis
merasuki hatinya sehingga ia berusaha untuk mendapatkan Sarah (Istri Ibrahim)
dengan segala cara.
Raja
itu tidak perduli terhadap istri orang. Jika perempuan yang diincarnya sudah
bersuami, maka suaminya dibunuh. Jika masih bujangan maka ia akan memaksa
memintanya pada orang tua gadis itu. la hanya menuruti nafsu duniawi saja.
Begitu
pula ketika melihat istri nabi Ibrahim (Sarah), maka timbul pikiran jahatnya.
la memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan Sarah. Akhirnya Ibrahim dan
Sarah dipanggil ke istana.
"
Benarkah kau yang bernama Ibrahim ? "tanya
raja itu pada nabi Ibrahim. Ibrahim hanya menganggukan kepala. Diam-diam ia
berpikir, bagaimana menghadapi raja ini jika menanyakan tentang identitas
Sarah.
"Apakah
perempuan ini istrimu ? "tanya raja ingin
tahu. Di dalam hati, nabi Ibrahim membenarkan ucapan raja itu, namun ia
menjawab tidak
"
Apakah wanita ini saudaramu ? "tanya
raja. Kemudian nabi Ibrahim menjawab dengan kebohongan pula. la menjawab bahwa
wanita ini memang saudaranya. Mendengar jawaban dari nabi Ibrahim maka suka
citalah raja Mesir itu. Sebab apa yang diinginkan suda terkabul.
Karena
perbohongan itulah akhirnya nabi Ibrahim diperbolehkan tinggal dalam istana.
Sedangkan istrinya tidur di lain kamar. la tidur dengan raja Mesir itu, untuk
dijadikan pemuas nafsunya. Meskipun demikian Allah tetap menjaga kesuciannya,
sehingga raja yang tamak dan kejam itu tidak pernah mendapatkan keinginannya.
Sebab setiap ia masuk ke kamar Sarah, raja itu merasakan ada kelainan. Mengapa
tidak, semua ini karena kehendak Allah. Oleh karena itu raja merasakan kantuk
yang tidak dapat ditahankan.
Hal
yang demikian ini berlangsung sampai lama. Dan nabi Ibrahim banyak memperoleh
harta dari raja Mesir. Sehingga ia tidak bakal kekurangan hidupnya jika Allah
telah mengembalikan Sarah kepadanya. Nabi Ibrahim telah membeli tanah untuk
dijadikan ladang yang luas.
Hingga
suatu malam nabi Ibrahim berdoa pada Tuhannya untuk mengembalikan isterinya,
dan tidak mencedari dirinya. Al¬lah mengabulkan permintaannya. Raja Mesir yang
tidur sekamar dengan Sarah bermimpi dikejar binatang buas. Kemudian ia ditolong
oleh Ibrahim.
Pada
keesokan hari dipanggilah ahli nujum-ahli nujum yang selalu mendampingi
pekerjaannya. Raja Mesir menanyakan hal ikhwal mimpi itu. Katanya : Wahai para
nujum, sesungguhnya tadi malam aku bermimpi dikejar oleh binatang buas yang
mengerikan. Ketika hendak diterkamnya lalu datanglah Ibrahim menolong diriku.
Bagaimana dengan ramalan kalian ? "tanya raja Mesir pada para ahli nujum.
Salah
satu ahli nujum pun menjawab bahwa binatang buas itu tidak lain ialah wanita
yang selalu tidur bersamanya. Dan wanita itu sebenarnya sudah bersuami. Ketika
raja itu tidur di dalam kamarnya maka hatinya (perasaannya) itulah yang
mengejar dalam mimpi dengan menjelma binatang buas.
"
Apa yang harus kulakukan ? "tanya
raja Mesir dengan pucat. Lalu ahli nujum pun menjawab : " Kalau
menurut hamba, lebih baik baginda pulangkan pada suaminya. Sebab batinnya tidak
merelakan jika kesuciannya anda rampas, "jawab ahli nujum dengan
suara datar. Karena jawaban itulah akhirnya raja Mesir memanggil kembali nabi
Ibrahim.
"
Wahai Ibrahim, mengapakah kau mengatakan bahwa wanita itu saudaramu. Aku
bermimpi bahwa wanita itu adalah isterimu. "tanya
raja Mesir begitu nabi Ibrahim sudah dihadapannya. Nabi Ibrahim menjawab : "Jika
hamba mengakui, bahwa Sarah isteriku niscaya paduka membunuhku. Untuk itulah
aku berbohong dan mohon ampun, "jawab nabi Ibrahim mengkaui dengan
jujur.
"
Setelah aku bermimpi tadi malam dan mendengar perkataan para nujumku, maka
kupertimbangkan sebaiknya Sarah kukembalikan kepadamu, "kata
raja Mesir, kemudian memanggil beberapa orang pelayan istana.
"
Tolong panggilkan Sarah dan suruh secepatnya menghadap! "perintah
raja Mesir pada pelayannya. Setelah menyembah, pelayan-pelayan itu pergi. Dan
kembali bersama Sarah.
"
Wahai Sarah, aku minta maaf kepadamu sebab telah merenggutmu dari tangan
suamimu. Dan kini kau kuperbolehkan kembali kepada Ibrahim, "kata
raja Mesir dan mempersilahkan nabi Ibrahim untuk menyambut uluran tangan Sarah.
Pertemuan kedua insan yang sudah lama tidak pernah bersatu itu sangat
mengharukan.
Setelah
kejadian itu, maka nabi Ibrahim bersama isterinya meminta diri meninggalkan
istana. Raja Mesir lalu menghadiahkan seorang budak perempuan yang bernama
Hajar kepada Ibrahim. Selain itu ia juga menghadiahkan beberapa kantong keping
emas untuk kebutuhan nabi Ibrahim sehari-hari.
Akhirnya
mereka bertiga yakni nabi Ibrahim, Sarah dan Siti Hajar meninggalkan istana.
Karena lama perkawinannya tidak karuniai putra, maka Sarah menyuruh untuk
mengawini pula budaknya yaitu Siti Hajar. Nabi Ibrahim menuruti perintah
isterinya. Tidak lama setelah perkawinan itu, nabi Ibrahim dikaruniai seorang
anak laki-laki dari rahim Siti Hajar. Betapa senang hatinya ketika melihat bayi
itu. Begitu pula dengan Sarah (isteri pertamanya).
Lengkaplah
sudah kebahagiaan nabi Ibrahim dengan isteri-isterinya. Nabi Ibrahim tetap
melakukan dakwahnya untuk mengajak masyarakat menyembah pada Allah semua.
Sedangkan bayi laki-laki yang lahir dari rahim Siti Hajar diberi nama Ismail.
2.18
Nabi Ibrahim Kedatangan
Malaikat
Nabi
Ibrahim adalah salah satu nabi yang menghormati tamunya. Beliau tidak
membedakan antara tamu kaya dan tamu fakir. Karena budi pekerti itulah sehingga
nabi Ibrahim disegani dan dihormati oleh kaumnya.
Nabi
Ibrahim akan menghidangkan apa saja agar tamunya senang. Begitu pula dengan
kedatangan tamu kali ini. la menyuruh isterinya (Sarah) untuk menjamu tamu-tamu
itu dengan suatu perjamuan yang istimewa.
Setelah
hidangan disiapkan, maka nabi Ibrahim mengajak menyantap bersama. Namun ketiga
tamu itu tidak mau memakan dan meminumnya. Hal ini membuat nabi Ibrahim dan
isterinya merasa cemas. Sebab tamu yang sudah pernah bertandang di rumahnya
jika diajak makan dan minum selalu menyambutnya. Namun kali ini sang tamu tidak
menyentuh hidangan itu sedikitpun.
Tampak
jelas pada wajah nabi Ibrahim dan isterinya rasa takuT itu, sehingga salah satu
tamu itu berkata : " Wahai kekasih Allah, janganlah takut dan merasa
cemas dengan kedatanganku. Aku tidak punya nafsu makan dan minum. Aku adalah
malaikat yang diutus Allah untuk memberi khabar padamu berdua, "kata
malaikat itu. Ketika mengetahui bahwa ketiga tamu yang bertandang itu jelmaan
malaikat, maka nabi Ibrahim tidak merasa takut dan cemas. Begitu pula dengan
isterinya
2.19
Doa Nabi Ibrahim
Semua
doa yang dipanjatkan nabi Ibrahim kepada Allah semuanya mempunyai tujuan baik.
Jika ia berdoa untuk penghancuran suatu kaum, tentu diridloi Allah. Namun
sebagai orang yang berakhlak mulia, nabi Ibrahim dan para nabi lainnya tidak
pernah berdoa yang bersifat mencelakakan. Meskipun dirinya sendiri terancam
bahaya dari penentang ajarannya.
Di
antara doa nabi Ibrahim yang menjadi bukti kebesaran Allah sampai sekarang
dapat dilihat ialah : Ketika nabi Ibrahim mendapat perintah untuk mendirikan
Ka'bah beliau berdoa seperti yang tertulis dalam Al Qur'an surat Al Baqarah
ayat 127 yang berbunyi:
Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim meninggalkan (Membina) dasar-dasar. Baitullah bersama
Ismail (seraya berdo'a): "Ya Tuhan kami, terimalah amalan kami,
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Kemudian
Allah berfirman pada nabi Ibrahim yang tengah mendirikan Baitullah itu. Firman
ini telah diabadikan dalam Al Qur'an surat Al Hajj ayat 27 yang berbunyi:
" Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji. Mereka akan
datang dengan berjalan kaki dan mengendarai onta yang kurus, yang datang dari
segenap penjuru dunia yang jauh”
Dengan
adanya firman ini, maka nabi Ibrahim pun memanggil semua manusia dari segala
penjuru dunia. Sehingga saat ini orang Islam yang mampu akan naik haji dengan
mengendarai sarana transportasi yang ada.
Selain
itu nabi Ibrahim pun berdoa untuk kemakmuran bangsa Arab. Beliau sangat kasihan
tentang keadaan yang ada pada waktu itu. Bagaimana tidak merasa iba, sebab
dimana-mana terjadi kemelaratan dan kesusahan hidup.
Doa
nabi Ibrahim kali ini juga sudah diabadikan dalam Al Qur'an surat Al Baqarah
ayat 126 yang berbunyi: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa : "Ya
Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman santosa, dan
berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara
mereka yang percaya dan beriman kepada Allah dan hari akhir”
2.20
Sejarah Ringkas Nabi Nuh
as.
Nuh
(Arab: نوح)
(sekitar 3993-3043 SM) adalah seorang rasul yang diceritakan dalam Taurat,
Alkitab, dan Al-Quran. Nuh diangkat menjadi nabi sekitar tahun 3650 SM.
Diperkirakan ia tinggal di wilayah Selatan Irak modern. Namanya disebutkan
sebanyak 58 kali dalam 48 ayat dalam 9 buku Alkitab Terjemahan Baru dan 43 kali
dalam Al-Quran. Nuh mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Nabi Allah
danAbdussyakur yang artinya “hamba (Allah) yang banyak bersyukur”.
Nabi
Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam, dan Idris. Ia merupakan keturunan
kesembilan dari Adam. Ayahnya adalah Lamik (Lamaka) bin Metusyalih Mutawasylah
(Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyi bin Syits
bin Adam. Antara Adam dan Nuh ada rentang 10 generasi dan selama periode kurang
lebih 1642 tahun.
Nuh
hidup selama 950 tahun. Ia mempunyai istri bernamaWafilah, sedangkan beberapa
sumber mengatakan istri Nuh adalahNamaha binti Tzila atau Amzurah binti Barakil
dan memiliki empat orang putra, yaitu Kanʻān, Yafith, Syam dan Ham.
Dari
Ibnu Katsir bahwa Nuh diutus untuk kaum Bani Rasib. Ibnu Abbas menceritakan
Bahwa nabi Nuh diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya
adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia
berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.
2.21
Dakwah Nabi Nuh As kepada
Kaumnya
Nabi Nuh
datang ketika kaumnya sedang menyembah berhala ialah
patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai
tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala
kesengsaraan dan kemalangan. Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan
sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam
kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam melaksanakan tugas risalahnya kepada
kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut
mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan
nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala
yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang
tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha
sekuat tanaganya berdakwah kepada kaumnya dengan segala kebijaksanaan,
kecakapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang maupun malam dengan
cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka ternyata hanya sedikit sekali
dari kaumnya yang dapat menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang
menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun
terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang
yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang
merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak
mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas
agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka
berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan menggagalkan
usaha dakwah Nabi Nuh As.
Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan
berkata: “Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan
memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa,
maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan
hamba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dapat
bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup
mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan
bagaimana kami dapat menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan
dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya
yang berkedudukan dengan orang yang miskin.”
Nabi Nuh menolak persyaratan kaumnya dan
berkata: “Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada
pengecualian, yang pandai maupun yang bodoh, yang kaya maupun miskin, majikan
ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan
dan tempat yang sama terhadap agama dan hukum Allah. Bagaimanakah aku dapat
mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila
mereka mengadu bahwa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan
sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada
pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dapat diterima oleh akal dan fikiran
yang sehat. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak
berfikiran sehat”.
Pada akhirnya, karena merasa tidak
berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan
alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah
mereka: “Wahai Nabi Nuh! Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan
sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada
gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah
dengan kami. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam
kenyataan. Karena kami masih belum mempercayaimu dan tetap
meragukan dakwahmu.”
2.22
Nabi Nuh Membuat Kapal
Setelah
menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh
mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bahan yang
diperlukan, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota
dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam
menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun
Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dapat bekerja dengan
tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak
luput dari ejekan dan cemoohan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui
tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olok dengan
mengatakan: “Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan
pembuat kapal? Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu,
kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal. Dan kapal yang
engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik
oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang akan menarik kapalmu ke laut?”
Dan
lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan
tersenyum seraya menjawab: “Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu
sekarang mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bagi
kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami
siapkan ini. Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu.”
Setelah
selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama
di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah: “Siap-siaplah engkau dengan
kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda daripada-Ku maka
segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua
pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan
izin-Ku."
Kemudian
tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang
dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa
menggenangi daratan yang rendah maupun yang tinggi sampai mencapai puncak
bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu
kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan
pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.
Dengan
iringan “Bismillah majraha wa mursaha” belayarlah kapal Nabi Nuh
dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah
lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah
orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat
diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan
gelombang-gelombang itu.
Tatkala
Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat
orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air,
tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putra sulungnya yang bernama “Kan'an”
timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan
kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Nabi Nuh secara
spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya
memanggil putranya: “Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu
bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau
selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah.”
Kan'aan,
putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan
hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan
dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:
“Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas
geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung
di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini.”
Nuh
menjawab: “Percayalah bahwa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan
engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang
dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali
orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya.” Setelah Nabi
Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas
dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan
air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.
Setelah
air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang
kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air
diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit “Judie” dengan iringan perintah Allah kepada Nabi
Nuh: “Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu
dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat
yang menyertaimu.”
2.23
Nabi Nuh Berputus Asa
Dari Kaumnya
Nabi
Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama 950 tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka
meninggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada
Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke
jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang
diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat derajat manusia yang tertindas dan
lemah ke tingkat yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha
menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pada para
pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong
diantara sesama manusia.
Akan
tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil
menyedarkan dan menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya
beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya
yang tidak mencapai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan
segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan
menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia
mengharapkan akan datang masanya di mana kaumnya akan sadar diri dan datang
mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya.
Dan
lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia
memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala
batu seraya berseru: “Ya Allah! Janganlah Engkau biarkan seorang pun
daripada orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka
akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal
dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat
maksiat dan anak-anak yang kafir seperti mereka.
Doa
Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu
lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima
hukuman Allah dengan mati tenggelam.
2.24
Pengajaran Dari Kisah Nabi
Nuh A.S.
Bahwasanya hubungan antara manusia yang
terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian
adalah lebih erat dan lebih berkesan daripada hubungan yang terjalin karena
ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi
Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia
menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan
oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah dapat difahami
firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud: “Sesungguhnya para mukmin itu
adalah bersaudara.” Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:
“Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang
beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri.” Juga peribahasa yang
berbunyi: “Adakalanya engkau memperoleh seorang saudara yang tidak
dilahirkan oleh ibumu.”
2.25
Doa Nuh kepada
Keturunannya
Ibnu
Ishaq mengatakan bahwa Nuh mendoakan ketiga putranya.Nuh mendoakan keturunan
Sam menjadi nabi-nabi dan rasul. Nuhmendoakan keturunan Yafith untuk menjadi
raja-raja, sedangkan dari keturunan Ham dia doakan agar menjadi abdi dari
keturunan Yafith dan Sam. Ketika Nuh menginjak usia lanjut, ia mendoakan agar
keturunan Gomer dan Kush menjadi raja-raja, karena mereka berdua ini melayani
kakeknya disaat usianya lanjut. Ibnu Abbas menceritakan bahwa keturunan Sam
menurunkan bangsa kulit putih, Yafith menurunkan bangsa berkulit merah dan
coklat, Sedangkan ham menurunkan bagsa Kulit hitam dan sebagian kecil berkulit
putih.
2.26
Bahtera Nabi Nuh as
Puluhan tahun Nuh berdakwah, tetapi umatnya
tidak mau mengikuti ajarannya dan tetap menyembah berhala. Bahkan mereka sering
kali menganiaya Nuh dan pengikutnya. Untuk itu Nuh meminta Allah supaya
menurunkan azab bagi mereka. Kemudian dalam kisah tersebut dikatakan bahwa
Allah mengabulkan permintaan Nuh. Agar umat Nuh yang beriman terhindar dari
azab tersebut, Allah memerintahkan Nuh untuk membuat bahtera. Bersama para
pengikutnya, Nuh mengumpulkan paku dan menebang kayu besar dari pohon yang ia
tanam selama 40 tahun. Melalui wahyu-Nya, Allah membimbing Nuh membuat bahtera
yang kuat untuk menghadapi serangan topan dan banjir. Bahtera Nuh dianggap
merupakan alat angkutan laut pertama di dunia.
Menurut
Al Qur'an, bahtera Nuh telah mendarat di Bukit Judi dan banyak perbedaan
pendapat mengenai Bukit Judi tersebut, baik dari para ulama maupun temuan
arkeolog. Ada pendapat yang menunjukkan suatu gunung di wilayah Kurdi atau
tepatnya di bagian selatan Armenia, ada pendapat lain dari Wyatt Archeological
Research, bukit tersebut terletak di wilayah Turkistan Iklim Butan, Timur laut
pulau yang oleh orang-orang Arab disebut sebagai Jazirah Ibnu Umar (Tafsir
al-Mishbah).
Berdasarkan
foto yang dihasilkan dari gunung Ararat, menunjukkan sebuah perahu yang sangat
besar diperkirakan memiliki luas 7.546 kaki dengan panjang 500 kaki, lebar 83
kaki dan tinggi 50 kaki dan masih ada tiga tingkat lagi di atasnya.
·
Tingkat pertama
diletakkan binatang-binatang liar dan yang sudah dijinakkan
·
Tingkat kedua ditempatkan
manusia
·
Tingkat ketiga
burung-burung
2.27
Pendidikan Akhlak yang
Bisa diambil dari Kehidupan Nabi Nuh as.
1. Nabi
Nuh memiliki sifat-sifat yang patut kita miliki, yaitu fasih dan tegas dalam
kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam melaksanakan tugas risalahnya kepada
kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.
2. Nabi
Nuh tetap sabar disaat kaumnya yang kufur mengejek serta menghina beliau saat
membuat kapal di atas bukit.
3. Kita
harus menjauhkan diri dari sifat yang sombong, angkuh dan tidak mau menerima
kebenaran seperti pemuka-pemuka masyarakat pada masa nabi Nuh As.
4. Kita
tidak boleh memiliki sikap seperti kaum Nabi Nuh yang kufur, yang tidak mau
mengikuti ajaran yang dibawa oleh Nabi Nuh As dan yang tidak mau mentauhidkan
Allah.
5. Nabi
Nuh memiliki pendirian yang teguh pada ajaran yang dibawanya, seperti saat Nabi
Nuh menolak dengan tegas syarat dari pemuka-pemuka bahwa mereka akan beriman
asalkan Nabi Nuh mengusir umatnya yang telah beriman yaitu, orang-orang miskin
dan hamba sahaya, karena mereka tidak mau disamaratakan.
6. Nabi
Nuh tetap berdakwah, walaupun pengikutnya sedikit, tidak sampai seratus orang.
7. Anak
Nabi Nuh “ka’an” tetap bersikeras hati tidak mau mengikuti ajaran yang di bawa
ayahnya walaupun nyawanya telah terancam sekalipun.
8. Nabi
Nuh pernah mendapat teguran dari Allah SWT yaitu cinta kasih sayangnya kepada
anaknya disaat ia memanggil anaknya pada saat mau tenggelam, hal itu telah
menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir
termasuk putranya sendiri
9. Hubungan
antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan
aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan daripada hubungan
yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran.
2.28
Nabi Luth Diutuskan Oleh
Allah Kepada Rakyat Sadum
Masyarakat
Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya,rusak mentalnya, tidak
mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiatan dan
kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup mrk. Pencurian dan perampasan
harta milik menrupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang
yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat
yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan
homoseks {liwat} di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya.
Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu bermaharajalela di dalam masyarakat
sehinggakan ianya merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sadum.
Seorang
pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari diganggu oelh mrk. Jika
ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika
ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan
tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok
maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan
keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka
ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.
Kepada
masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian paras
penyakit sosialnya diutuslah nabi Luth sebagai pesuruh dan Rasul-Nya untuk
mengangkat mereka dari lembah kenistaan ,kejahilan dan kesesatan serta membawa
mereka alam yang bersih ,bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth mengajak
mereka beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan
diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang diilhamkan oleh iblis dan
syaitan. Ia memberi penerang kepada mereka bahwa Allah telah mencipta mereka
dan alam sekitar mrk tidak meredhai amal perbuatan mrk yang mendekati sifat dan
tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa
Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuat
baik dan beramal soleh akan diganjar dengan syurga di akhirat sedang yang
melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam
neraka Jahanam.
Nabi
Luth berseru kepada mrk agar meninggalkan adat kebiasaan iaitu melakukan
perbuatan homoseks dan lesbian karena perbuatan itu bertentangan dengan fitrah
dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung didalam
penciptaan manusia menjadi dua jenis iaitu lelaki dan wanita. Juga kepada
mereka di beri nasihat dan dianjurkan supaya menghormati hak dan milik
masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perompakan serta
pencurian yang selalu mrk lakukan di antara sesama mrk dan terutama kepada
pengunjung yang datang ke Sadum. Diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan itu akan
merugikan mrk sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di
dalam negeri sehingga masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram
dalam hidupnya.
Demikianlah
Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya.Ia tidak
henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan
kaumnya secara berkelompok atau secara berseorangan mengajak agak mrk beriman
dan percaya kepada Allah menyembah-Nya melakukan amal soleh dan meninggalkan
perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan
akhlak sudah berakar sgt di dalam pergaulan hidup mereka dan pengaruh hawa
nafsu dan penyesatan syaitan sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk mereka,
maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yyang dilaksanakan dengan kesabaran dan
ketekunan tidak mendapat tanah yang subur di dalam hati dan fikiran mereka dan
berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang pasir .Telinga-telinga
mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan fikiran
mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran syaitan dan iblis.
Akhirnya
kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth
yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau
menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarganya. dari pihak
Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan lagi masyarakat Sadum dapat terangkat
dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahawa meneruskan dakwah
kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta mensia-siakan masa.
Ubat satu-satunya, menurut fikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlak itu
yang sudah parah itu menular kepada tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan
membasmikan mereka dari atas bumi sebagai pembalasan ke atas terhadap kekerasan
kepala mrk juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat disekelilingnya.
beliau memohon kepada Allah agar kepada kaumnya masyarakat Sadum diberi
pengajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang menanti mereka di akhirat
kelak.
2.29
Para Malaikat Tamunya
Nabi Ibrahim Bertamu Kepada Nabi Luth.
Permohonan
Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah s.w.t.
Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat menyamar sebagai manusia biasa. Mrk
adalah malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira
atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahu kepada mrk bahwa dia adalah utusan
Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum Luth penduduk kota Sadum. Dalam
kesempatan pertemuan mana Nabi Ibrahim telah mohon agar penurunan azab keatas
kaum Sadum ditunda ,kalau-kalau mereka kembali sedar mendebgarkan dan mengikuti
ajakan Luth serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga
dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim mohon agar anaksaudaranya, Luth diselamatkan
dari azab yang akan diturunkan keatas kaum Saum permintaan mana oleh para
malaikat itu diterima dan dijamin bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena
azab.
Para
malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki remaja yang
berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Dalam perjalanan mrk hendak
memasuki kota, mrk berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu sedang
mengambil dari sebuah perigi. Para malaikat atau lelaki remaja itu bertanya
kepada si gadis kalau-kalau mrk diterima ke rumah sebagai tetamu. Si gadis
tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih dahulu dengan
keluarganya. Maka ditngglkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia
pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya.
Si
ayah iaitu Nabi Luth sendiri mendengar lapuran puterinya menjadi binggung
jawapan apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke
rumahnya untuk beberapa waktu, namun menerima tamu-tamu remaja yang berparas
tampan dan kacak akan mengundang risiko gangguan kepadanya dan kepada
tamu-tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh remaja-remaja yang mempunyai
tubuh bagus dan wajah elok. Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia
sebagai tuan rumah harus bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya, padahal
ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan
haus maksiat itu.
Timbang
punya timbang dan fikir punya fikir akhirnya diputuskan oleh Nabi Luth bahwa ia
akan menerima mrk sebagai tamu di rumahnya apa pun yang akan terjadi sebagai
akibat keputusannya ia pasrahkan kepada Allah yang akan melindunginya. Lalu
pergilah ia sendiri menjemput tamu-tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan
diajaklah mrk bersama-sama ke rumah pada saat kota Sadum sudah diliputi
kegelapan dan manusianya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.
Nabi
Luth berusah dab berpesan kepada isterinya dan kedua puterinya agar merahsiakan
kedatangan tamu-tamu, jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Akan
tetapi isteri Nabi Luth yang memang sehaluan dan sependirian dengan penduduk
Sadum telah membocorkan berita kedatangan para tamu dan terdengarlah oleh pemuka-pemuka
mereka bahwa Luth ada tetamu terdiri daripada remaja-remaja yang tampan
parasnya dan memiliki tubuh yang sangat menarik bagi para penggemar homoseks.
Terjadilah
apa yang dikhuatirkan oleh Nabi Luth. Begitu tersiar dari mulut ke mulut berita
kedatangan tamu-tamu remaja di rumah Luth, berdatanglah mereka ke rumahnya
untuk melihat para tamunya dan memuaskan nafsunya. Nabi Luth tidak membuka
pintu bagi mrk dan berseru agar mrk kembali ke rumah masing-masing dan jgn
menggunggu tamu-tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan
dimuliakan .Mrk diberi nasihat agar meninggalkan adat kebiasaan yang keji itu
yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kudrat alam di mana Tuhan telah
menciptkan manusia berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga
kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makhluk yang termulia di atas
bumi. nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mrk dan
meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mrk
dilanda azab dan seksaan Allah.
Seruan
dan nasihat-nasihat Nabi Luth dihiraukan dan dipedulikan ,mrk bahkan mendesak
akan menolak pintu rumahnya dengan paksa dan kekerasan kalau pintu tidak di
buka dengan sukarela. Merasa bahwa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus
orang-orang penyerbu dari kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan
kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:"
Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam
.Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fizikal yang dapat menolak kekerasan
mereka , tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mrk
yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa
sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tamu-tamuku
dirumahku sendiri.”
Begitu
Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya para tamu segera mengenalkan diri
kepadanya dan memberi identitinya, bahawa mereka adalah malaikat-malaikat yang
menyamar sebagai manusia yang bertamu kepadanya dan bahwa mereka datang ke
Sadum untuk melaksanakan tugas menurunkan azab dan seksa atas rakyatnya yang
membangkang dan enggan membersihkan masyarakatnya dari segala kemungkaran dan
kemaksiat yang keji dan kotor.
Kepad
Nabi Luth para malaikat itu menyarankan agar pintu rumahnya dibuka lebar-lebar
untuk memberi kesempatan bagi orang -orang yang haus homoseks itu masuk. Namun
malangnya apabila pintu dibuka dan para penyerbu menindakkan kaki untuk masuk,
tiba-tiba gelaplah pandangan mrk dan tidak dapat melihat sesuatu. mrk
mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah menjadi buta.
Sementara
para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau bilau berbentur antara
satu dengan lain berteriak-teriak menanya-nanya gerangan apa yang menjadikan
mereka buta dengan mendadak para berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan
segera perkampungan itu bersam keluarganya, karena masanya telah tiba bagi azab
Allah yang akan ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan
keluarganya agar perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh
ke belakang.
Nabi
Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri
dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak
menoleh ke kanan mahupun kekiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang
menjadi tamunya.Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi
Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya. Ia berada dibelakang rombongan
Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak
henti-henti menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa
atas kaumnya, seakan-akan menragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah
didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya
melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan
dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang
munafiq itu. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat
disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan
serta-merta kota Sadum berserta semua pemghuninya .Demikianlah mukjizat dan
ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi
hamba-hamba-Nya yang mendatang.
2.30
Nabi Luth Berdakwah
Kepada Kaum Sodom
Allah
swt memerintahkan Nabi Luth untuk mengembalikan kaum Sodom di jalan Allah. Nabi
Luth diminta mengajak kaum Sodom meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat. Nabi
Luthmemberi nasehat dan peringatan kepada kaumnya. Nabi Luth berkata,
“Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta
upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta
alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kamu
tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu. Kalian adalah
orang-orang yang melampaui batas”. Mereka menjawab, “Hai Luth,
sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, kami akan benar-benar mengusirmu”. Luth
berkata, “Sesungguhnya aku sangat benci pada perbuatanmu”.
Nabi
Luth meminta kaumnya untuk bertaubat. Dia menceritakan azab Allah yang akan
ditimpakan kepada mereka yang melakukan perbuatan keji. Mereka tidak
mempedulikan seruanNabi Luth. Nabi Luth terus berdakwah. Namun, kaum Sodom
tidak menyambut seruannya.Nabi Luth merasa sudah tidak ada harapan lagi untuk
penduduk Sodom bersedia meninggalkan perbuatan kejinya. Nabi Luth memohon
kepada Allah agar mendatangkan azab. Sungguh, azab Allah sangat menakutkan.
2.31
Dakwah Nabi Luth Kepada
Kaumnya
Melihat
segala perbuatan yang dilakukan kaumnya menjurus pada kemaksiatan maka nabi
Luth tidak segan-segan memberi peringatan pada mereka. Hal ini karena ia sudah
tidak tahan lagi terhadap penglihatannya.
Gebrakan
dakwah pertamanya ialah masalah penyembahan yang dilakukan kaum Sadum. Mereka
tidak menyembah Allah namun pada berhala seperti kaum yang telah dibinasakan
Allah sebelumnya. Melihat hal demikian maka nabi Luth memberi pengarahan agar
semua penduduk Sadum segera meninggalkan berhala itu dan menyembah Allah.
Pada
suatu ketika nabi Luth dengan terang-terangan menentang penyembahan itu.
Katanya: Wahai saudaraku, apakah tidak lebih baik menyembah Allah yang
telah kusembah. Sebab la dapat menolong kalian dari segala kesulitan jika
kalian mau memintanya ! "kata nabi Luth di tengah-tengah
masyarakat yang kebetulan sudah selesai melakukan upacara penyembahan.
"
Nenek moyang kita tidak pernah menyembah patung batu itu. Hanya kalian saja
yang tidak mengetahui dan menyerap ilmu kebenaran dari mereka, "jawab
nabi Luth dengan tegas. Mendengar ucapan itu akhirnya kaum Sadum bubar begitu
saja tanpa menjawab sepatah kata.
Nabi
Luth hanya dapat mengurut dada, sebab kaumnya tidak mau lagi mendengarkan
nasehatnya. Meskipun demikian nabi Luth tetap meminta pada Allah agar dibukakan
pintu hati mereka sehingga dapat menerima ajaran yang dibawanya. Memang untuk
mengubah sesuatu yang telah menjadi tradisi tidaklah mudah, memerlukan
kesabaran tersendiri.
Setelah
orang-orang itu tiba di rumahnya masing-masing segera menutup pintu agar tidak
melihat nabi Luth. Hal ini disebabkan oleh geramnya mereka pada nabi Luth yang
telah menghina sesembahan mereka.
Mereka
tidak menghargai nasehat nabi Luth. Bahkan mereka mengejeknya sebab nasehat
yang disampaikan oleh nabi Luth sudah bertentangan dengan tradisi lama. Secara
tidak langsung nabi Luth dikucilkan dari masyarakat Sadum. Sebab mereka tidak
mau melihat bahkan berbicara dengannya.
Suatu
hari nabi Luth membuka kenabiannya di tengah-tengah masyarakat yang telah
menyimpang dari ajaran kebenaran itu : "Sesungguhnya aku adalah
Rasul yang membawa kebenaran dan aku diutus oleh Tuhanku untuk membenahi akhlak
kalian yang sudah menyimpang dari ajaran kebenaran, "teriak nabi
Luth di tengah-tengah orang banyak. Orang-orang yang kebetulan lewat tidak
menghiraukan sama sekali. Mereka berkata pada temannya:
"
Lihatlah, Luth sudah tidak waras lagi. la berteriak-teriak di jalanan. Mungkin
ia sakit hati karena telah dikucilkan teman-temannya, "kata
orang-orang itu yang menganggap nabi Luth sudah gila. Padahal hatinya mau
mengikuti ajarannya
Sesungguhnya
umat nabi Luth mempunyai akal yang cerdas, namun sudah diperbudak oleh hawa
nafsu, sehingga semua nasehat yang bersifat menyelamatkannya tidak digubrisnya.
Hanya beberapa orang saja yang mau mengikuti ajarannya.
Mereka
juga menyadari bahwa kelakuannya sebenarnya sudah salah, namun mereka tetap
tidak mau meninggalkannya juga. Bukan itu saja, mereka senang merampok kafilah
yang kebetulan lewat jalan sepi. Mereka tidak segan-segan membunuh kafilah itu.
Hal inilah yang membuat nabi Luth mencoba menyadarkan mereka. Tetapi mereka
tidak mau mendengarnya sama sekali.
Kaum
nabi Luth tidak mempercayai keberadaannya sebagai nabi. Hal ini sudah
diceritakan Al Qur'an surat Asy-Syu'aro ayat 160: Kaum Luth telah
mendustakan Rasul-rasul. (Asy Syu'aro : 160)
Karena mereka tidak mau mengakui kenabian Nabi
Luth . seperti yang telah diterangkan di atas berarti kaum tersebut durhaka
kepada Allah. Sehingga seruan nabi Luth dianggap hanya angin lalu saja. Mereka
berupaya untuk berbuat kemaksiatan sebanyak mungkin, agar nabi Luth
meninggalkan perkampungan-nya Namun usaha itu tidak pernah terlaksana sebab
nabi Luth telah ditetapkan Allah untuk membenahi akhlak kaumnya.
"
Wahai saudaraku, bertakwalah kalian kepada Allah Tuhanku agar tidak mendapat
azab dari-Nya, "ujar nabi Luth yang belum
putus asa untuk berdakwah. Namun apa jawaban mereka. Mereka berkata : "Wahai
Luth, mungkin kamu meminta upah dari kami sehingga berbuat demikian. Jika
memang hal itu yang kau inginkan, maka kami akan memberimu upah dan hentikan
ocehanmu ! "kata mereka yang menganggap ucapan nabi Luth hanya
mengada-ada saja
2.32
Nabi Luth Diusir Kaumnya
Yang Ingkar
Setelah
dakwah yang dilakukan nabi Luth bersama pengikutnya tidak dapat lagi
dihentikan, akhirnya orang-orang kafir itu mengusirnya dari perkampungan. Bukan
itu saja mereka juga mengucilkan dari segala kebutuhan hidupnya beserta
pengikut yang setia. Namun hal ini tidak menjadi halangan bagi nabi Luth untuk
berdakwah. la yakin bahwa suatu saat Tuhan akan memberi petunjuk.
Walaupun
ia diusir dari perkampungan, nabi Luth tetap berdakwah dengan sungguh-sungguh
sehingga orang yang menentang ajarannya semakin marah. Mereka berusaha untuk
melenyapkan nabi Luth beserta pengikutnya dengan berbagai cara. Namun semua
usaha itu tidak pernah mendapatkan hasil yang memuaskan. Jangankan melenyapkan
nabi Luth menyentuh pun mereka (orang kafir) tidak pernah sampat.
Kemarahan
kaum kafir semakin memuncak ketika semua usaha yang dilakukannya sia-sia
belaka. Jika ia mempunyai pikiran yang lurus tentu saja mereka segera mengikuti
ajaran nabi Luth. Namun hati mereka telah dikuasai iblis sehingga tidak
memandang kejadian-kejadian yang pernah dialaminya seperti tidak pernah dapat
melenyapkan nabi Luth.
Mengenai
pengusiran dan ancaman kaum kafir telah diterangkan dalam Al Qur'an surat Al
A'raf ayat 82 yang artinya :
"
Jawab kaumnya : "usirlah mereka (Luth dan pengikutnya) dari kotamu ini.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri",
(Al A'raf: 82)
Memilik
arti surat tersebut sangatlah durhaka para kaum Sadum (kaum Luth). Sebab mereka
tidak mempercayai lagi dengan nasehat dan seruan nabi Luth. Mereka menganggap
bahwa nabi Luth beserta pengikutnya bukanlah orang yang benar. Mereka
menganggap bahwa nabi Luth dan pengikutnya berpura-pura sebagai orang suci.
Padahal sesungguhnya kaum Sadumlah yang dungu.
Meskipun
demikian nabi Luth tidak pernah dendam terhadap perbuatan orang-orang kafir
yang dilakukan pada dirinya. Bahkan ia berdoa agar kaum Sadum segera terbuka
hatinya dan mau mengikuti ajarannya.
Sebagai
seorang hamba utusan Allah, ia selalu melakukan dakwahnya meskipun berbagai
tantangan dating menghalanginya. Namun usahanya tidak pernah pudar sebab ini
memang menjadi tugasnya, Semua yang dilakukan hanyalah untuk kepentingan kaum
Sadum semata.
Kemarahan
kaum Sadum dikarenakan nabi Luth melarangnya untuk menggauli sesama jenisnya
dan disuruh kembali pada isterinya. Namun mereka (orang kafir) tidak mau
menerimanya sebab hal itu akan menjauhkan persaudaraannya dan tidak ada
pelampiasan nafsu. Dalam surat Al A'raf ayat 81 telah diabadikan mengenai
seruan nabi Luth sehingga mengakibatkan pengusiran terhadap dirinya dan
pengikutnya.
Langganan:
Postingan (Atom)