Rabu, 04 Januari 2017

AKHLAK PARA SAHABAT NABI DALAM SEJARAH ABU BAKAR AS-SHIDDIQ DAN UMAR BIN KHATTAB



AKHLAK PARA SAHABAT NABI DALAM SEJARAH
ABU BAKAR AS-SHIDDIQ DAN UMAR BIN KHATTAB

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Aqidah Akhlak”
Dosen : H. Wawan Setiawan Abdillah, M.Ag



Disusun Oleh :
Kelompok 13 Kelas: F/I
Putri Yunisa Sukmana
Rachmah Annisa
Raisa Fadhillah Maraya

ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmatNya kami mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah Akidah Akhlak. Ucapan terimakasih juga kami ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah Akidah Akhlak atas tugas yang telah diberikan sehingga dapat menambah pemahaman kami mengenai Akhlak Teladan Para Sahabat Nabi dalam makalah yang kami buat ini.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan dan penyusunan makalah ini tidak lain berkat Allah SWT, sehingga kendal-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akidah Akhlak juga disusun untuk memperluas ilmu tentang akhlak teladan para sahabat Nabi, yang saya dapatkan dari berbagai macam sumber informasi dan referensi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas serta menjadi sebuah pemikiran kepada pembaca khususnya Mahasiswa Universitas Islam Negeri Bandung.
Saya sadar bahwa makalah ini amsih abnyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu kepada Dosen mata Kuliah saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang akan mendatang.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

November,                  2015


Penulis









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.................................................................................. 1

BAB 2
PEMBAHASAN
ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

A.    Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq.......................................................... 3
B.     Kemuliaan Abu Bakar Ash-Shiddiq...................................................... 3
C.     Sifat Luhur Abu Bakar Ash-Shiddiq..................................................... 4
D.    Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq..................................................... 4
E.     Meneladani Perilaku Abu Bakar Ash-Shiddiq...................................... 6
F.      Pemerintahan & Peradaban Pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq ........ 9

                                                   UMAR BIN KHATTAB

A.       Biografi Umar Bin Khattab................................................................ 12
B.       Keutamaan Umar Bin Khattab............................................................ 12
C.       Kemuliaan Umar Bin Khattab ........................................................... 15
D.       Tips-TipsKepemimpinan Umar Bin Khattab...................................... 16
E.        Meneladani Perilaku Umar Bin Khattab ............................................ 16
F.        Pemerintahan dan Peradaban Pada Masa Umar Bin Khattab ............ 19

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, status sebagai Rasulullah tidak dapat diganti oleh siapapun, tetapi kedudukan beliau yang kedua sebagai pimpinan kaum muslimin memerlukan penggantinya dengan segera. Orang itulah yang dinamakan “Khalifah”, artinya orang yang menggantikan Nabi menjadi kepala kaum muslimin dalam memberikan petunjuk ke jalan yang benar dan melestarikan hukum-hukum agama Islam. Dialah yang menegakkan keadilan yang selalu berdiri diatas kebenaran, maka pemerintah Islam dipegang secara bergantian oleh Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali ibn Abi Thalib.
Haulafararassidin adalah para pengganti Nabi. Islam sebagai sebuah ajaran dan dalam sebagai istitusi Negara, mulai tumbuh dan berkembang padamasa tersebut. Dalam Islam, kedaulatan tertinggi ada pada Allah SWT, sehingga para pengganti Nabi tidak memiliki fasilitas ekstra dalam ajaran Islam untuk menentukan sebuah hukum baru, namun mereka termasuk pelaksana hukum.
Dalam makalah ini, lebih ditekankan pada pembahasan kilafah pada masa Abu Bakar Ash Shidiq dan Umar bin Khatab dari mulai pengangkatannya sampai kontribusi-kontribusi yang telah diberikanny untuk islam dan masyarakat.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimanakah biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq?
2.      Apa kemuliaan Abu Bakar Ash-Shiddiq?
3.      Bagaimana sifat luhur Abu Bakar Ash-Shiddiq?
4.      Bagaimanakah keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq?
5.      Bagaimanakah teladan Abu Bakar Ash-Shiddiq?
6.      Bagaimanakah pemerintahan dan peradaban pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq?
7.      Bagaimanakah biografi Umar bin Khattab?
8.      Apa keutamaan Umar bin Khattab?
9.      Bagaimanakah kemuliaan Umar bin Khattab?
10.  Apa tips-tips kepemimpinan Umar bin Khattab?
11.  Bagaimanakah keteladanan Umar bin Khattab?
12.  Bagaimanakah pemerintahan dan peradaban pada masa Umar bin Khattab?

























BAB 2
PEMBAHASAN

ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

A.           BIOGRAFI ABU BAR ASH-SHIDDIQ
Abu Bakar As-Sidiq adalah khalifah yang paling awal memeluk agama Islam (assabiqunal awwalun) sahabat Rasullullah SAW. dan juga khalifah pertama yang dibaiat (ditunjuk) oleh umat Islam. Beliau lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw. pada 572 Masehi di Mekah, yang berasal dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Nama aslinya adalah Abdullah ibni Abi Quhaafah. Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi.
Beliau berkulit putih, berbadan kurus, hanya terdapat sedikit rambut di pipinya, cekung bola matanya (masuk ke dalam), menonjol dahinya, keriting rambutnya. Beliau terbiasa mewarnai rambutnya yang telah beruban dengan warna yang kemerah-merahan dan kebiru-biruan.
Ternyata keislaman Abu Bakar paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman selainnya, karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya maka masuk mengikutinya tokoh-tokoh besar yang masyhur seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Talhah bin Ubaidillah.

B.       KEMULIAAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Rasulullah saw berkata, "Sesungguhnya orang yang paling banyak berbuat baik kepadaku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakar as Siddiq." (HR. Bukhari-Muslim). Rasulullah adalah seseorang yang menanamkan kebaikan kepada setiap orang yang selamat dari api neraka, sebab hidayat dan keimanan yang diberikannya. Akan tetapi beliau mengakui bahwa Abu Bakar as siddiq adalah orang yang paling banyak berbuat baik kepadanya.
            Dengan demikian, jelaslah bagi kita akan kemuliaan yang dimiliki Abu Bakar Ash-Shiddiq. Meskipun kebaikan Abu Bakar terhadap Rasulullah tidak dapat dibandingkan dengan kebaikan Rasulullah kepadanya. Akan tetapi ini merupakan ungkapan rasa syukur Rasulullah atas apa yang dilakukan Abu Bakar kepadanya dan umat ini. Hal ini diperjelas dalam perkataannya yang lain, "Tidak ada tangan seseorang yang bersama kami kecuali kami telah mencukupinya, kecuali Abu Bakar. Sesungguhnya dia memiliki tangan yang telah dicukupi oleh Allah pada hari kiamat." (HR.Tirmidzi).

C.        SIFAT LUHUR ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Abu Bakar radhiyallahu ’anhu tumbuh dengan akhlak yang mulia, perilaku yang terpuji, dan pribadi yang luhur. Beliau adalah pedagang dan termasuk pembesar dan penasehat kaum Quraisy. Beliau juga dicintai oleh kaumnya dan akrab dengan mereka. Tidak terdapat berita yang mengabarkan bahwasanya beliau radhiyallahu ’anhu menyembah berhala dan meminum khamr pada masa jahiliyyah. Hal ini disebabkan karena baiknya fitrahnya dan bagusnya kualitas akalnya. Beliau terkenal dengan sifat tawadhu’, zuhud, dan meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hingga ketika beliau dipuji, beliau berdo’a.
 “Ya Allah engkau lebih tahu tentang diriku daripada aku, dan aku lebih tahu tentang diriku daripada mereka, Ya Allah jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka sangka, ampunilah aku dari apa yang mereka tidak ketahui dan jangan siksa aku atas (pujian) yang mereka katakan.” (Al Ishabah : 335)
Abu Bakar radhiyallahu ’anhu adalah orang yang pertama masuk Islam dari kalangan lak-laki dewasa. Tidak ada yang menunjukkan sempurnanya keimanan Abu Bakar radhiyallahu ’anhu kecuali karena bersegeranya dalam membenarkan apa yang diberitakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika peristiwa Isra Mi’raj. Dimana pada saat itu kaum Quraisy mendustakannya dan banyak dari kaum muslimin yang murtad tidak mempercayai berita tersebut. Akan tetapi Abu Bakar radhiyallahu ’anhu membenarkan peristiwa Isra Mi’raj.

D.       KEUTAMAAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

Kaum muslimin ahlus sunnah wal jama’ah bersepakat bahwasanya Abu Bakar radhiyallahu ’anhu adalah manusia paling mulia pada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah Nabinya. Meskipun sangat singkat, berikut adalah keutaman-keutamaan yang dimiliki Abu Bakar radhiyallahu ’anhu :
Pertama, Allah mempersaksikan bahwa Abu Bakar adalah orang yang ikhlas dalam mengamalkan ajaran Islam. Allah Ta’ala berfirman :
وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى. الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ. وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰ. إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ. وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21)

Kedua, dijamin masuk surga dan memasuki semua pintu yang ada di sana, padahal saat itu beliau masih menjejakkan kaki di muka bumi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”.
Ketiga, peran Abu Bakar radhiyallahu ’anhu dalam jihad (berperang) di jalan Allah. Beliau mengikuti seluruh peperangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diganggu oleh kaum kafir Quraisy di Makkah, Abu Bakar-lah yang membelanya. Beliau termasuk (diantara yang sedikit) yang terus menemani dan melindungi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat perang Hunain dimana saat itu banyak diantara kaum muslimin lari dari peperangan.
Keempat, kesungguhan Abu Bakar radhiyallahu ’anhu dalam menyebarkan Islam. Beberapa sahabat yang masuk Islam melalui perantara Abu Bakar adalah ‘Utsman bin ‘Affan, Zubair bin ‘Awwam, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’id bin Abi Waqqosh, Tholhah bin ‘Ubaidillah dan yang lainnya radhiyallahu ’anhum ajma’in. Jasa beliau dalam Islam yang lain adalah pengumpulan Al Qur’an dan kegigihan beliau dalam menghadapi gerakan murtad setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan tentu masih banyak lagi yang lain.
Kelima, menangis saat membaca Al-Qur’an. Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang amat lembut hatinya sehingga tatkala membaca Alquran, matanya senantiasa berurai air mata. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit menjelang wafatnya, beliau memerintahkan Abu Bakar agar mengimami kaum muslimin. Lalu Aisyah mengomentari hal itu, “Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang yang sangat lembut, apabila ia membaca Alquran, ia tak mampu menahan tangisnya”. Aisyah khawatir kalau hal itu mengganggu para jamaah. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerintahkan agar Abu Bakar mengimami kaum muslimin.
Berikut ada dua hadits yang menunjukkan keutamaan Abu Bakar radhiyallahu ’anhu.
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang manusia yang paling dicintai dari kalangan laki-laki, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab Abu Bakar.” (HR Bukhari dan Muslim)
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Apabila aku diperbolehkan mengambil kekasih dari umatku maka aku akan memilih Abu Bakar sebagai kekasih, akan tetapi dia adalah saudaraku (se-Islam) dan sahabatku.” (HR. Bukhari)

E.       MENELADANI PERILAKU ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Sebagai sahabat Nabi tentu Abu Bakar memiliki ahlak yang luhur dan dapat diteladani oleh kita semua. Sifat yang patut kita teladaani dari Abu Bakar antara lain:

1.      Kasih sayang, suka menolong, dan dermawan
Abu Bakar adalah salah satu sahabat kaya raya yang dermawan. Bahkan sejak masuk Islam, dia telah mempersilahkan Rasulullah menggunakan  harta bendanya untuk berdakwah demi kejayaan agama Islam. Abu Bakar adalah sosok yang pengasih. Hal ini dibuktikan dengan penebusan kepada seorang budak yang disiksa oleh majikannya karena masuk Islam, dialah Bilal bin Rabbah. Tidak hanya Bilal, masih banyak lagi budak-budak beragama Islam yang dibebaskan oleh Abu Bakar.
Kasih sayang, suka menolong dan dermawan merupakan ahlak yang sangat dianjurkan dalam Islam. Salah satu asmaul husna adalah ar rahman dan ar rahim, artinya pengasih dan penyayang. Dalam Al Quran dan hadis kita juga dianjurkan untuk saling menolong. Allah menyuruh kita tolong menolong dalam hal kebaikan dan taqwa, namun dilarang tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Mendermakan sebagian harta kita untuk orang lain yang membutuhkan akan dapat mengurangi dosa kita, menjadikan harta kita bersih dan rizki akan bertambah banyak.
2.      Rendah hati
Sikap rendah hati Abu Bakar terlihat ketika berpidato di awal pemerintahannya. Abu Bakar berkata kepada umat Islam, ”Bantulah aku jika aku berada di jalan yang benar, dan bimbinglah aku jika aku di jalan yang salah. Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jika aku mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka janganlah engkau mengikutiku.”
Penyebab iblis menjadi musuh kekal manusia dan diturunkan dari surga adalah karena sifat sombong iblis. Allah sangat menyukai orang yang rendah hati, sebaliknya Allah sangat mengutuk orang yang sombong. Dalam hadis dijelaskan bahwa orang yang sombong tidak akan dapat mencium wanginya surga.

3.      Berjiwa tenang
Ketika Rasulullah meninggal dunia, semua orang begitu sedih karena merasa kehilangan orang yang sangat dicintai. Bahkan Umar bin Khattab sangat marah dan menghunuskan pedang ketika ada orang yang memberi kabar bahwa Rasululllah meninggal. Namun tidak demikian dengan Abu Bakar, dia menampakkan kepasrahannya, dia menerima dengan ikhlas atas meninggalnya Rasulullah SAW.

4.      Suka bermusyawarah
Sebagai seorang pemimpin Abu Bakar jauh dari sifat otoriter. Dia selalu memutuskan persoalan yang dihadapi umat Islam dengan jalan musyawarah. Hal ini bisa dilihat ketika Abu Bakar jatuh sakit dan merasa ajalnya sudah dekat. Dia memanggil para tokoh Islam dari berbagai suku untuk diajak musyawarah menentukan siapa pengganti khalifah setelah dia meninggal. Meskipun pada akhirnya Abu Bakar menunjuk sendiri Umar bin Khattab sebagai penggantinya namun dia tetap menawarkannya kepada para sahabat yang lain.

5.      Setia
Saat Rasulullah berturut-turut ditinggal wafat oleh orang-orang yang disayanginya, Abu Bakar adalah orang yang pandai menghibur Rasulullah. Abu Bakar juga selalu mendampingi dakwah Rasulullah, baik dalam keadaan bahagia maupun bahaya. Ketika Nabi mendapatkan perlawanan dari kaum kafir Quraisy, Abu Bakar selalu membela Rasulullah, bahkan beberapa kali Abu Bakar berhasil menghentikan perbuatan orang kafir Quraisy yang akan membunuh Rasulullah. Kesetiaan Abu Bakar terhadap Rasulullah juga dibuktikan ketika Abu Bakar mendampingi Rasulullah saat hijrah ke Madinah. Padahal kejaran kaum kafir Quraisy adalah bahaya yang mengancam ketika itu, namun Abu Bakar telah membuktikan kesetiaannya untuk menemani Rasulullah sampai di Madinah.

6.      Bersikap tegas
Bersikap tegas dalam menghadapi orang-orang yang murtad, orang-orang yang mengaku sebagai nabi dan orang-orang yang tidak membayar zakat.

7.      Terbuka untuk kritik
Hal ini dapat terlihat sebagaimana dalam khutbah pertama setelah beliau dibaiat menjadi khalifah “Apabila aku berbuat baik, bantulah aku; tapi apabila aku berbuat buruk, maka luruskanlah jalanku”.

Sayyidina Abu bakar telah meletakkan garis-garis besar kepemimpinan yang menerangkan tentang sifat dan akhlak pemimpin yang baik. Sifat - sifat tersebut adalah sebagai berikut.
a)      Kepemimpinan kerja dan perbuatan, bukan perkataan.
b)      Takwa dan amal saleh adalah pondasi kepemimpinan.
c)      Menjaga kesatuan dan persatuan pasukan.
d)      Menjelaskan metode kepemimpinan kepada para pengikut.
e)      Menggunakan nasihat yang baik dan pengarahan yang benar kepada para personel pasukan.
f)       Memperbaiki diri sendiri sebelum orang lain.
g)      Selalu melaksanakan shalat tepat pada waktunya.
h)      Menghormati utusan musuh dan tidak melakukan hal buruk kepada mereka.
i)       Menjaga rahasia dan menyembunyjkan strategi gerakan tentara.
j)       Menerima tamu (utusan musuh) di tempat yang melambangkan kekuatan yang dapat menggentarkan musuh agar dia kembali ke negerinya dengan membawa berita tentang kekuatan lawan yang dia saksikan.
k)      Menguasai urusan negosiasi terhadap negosiator musuh.
l)       Mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menjaga keselamatan tentara.
m)   Mengedepankan musyawarah dalam mendiskusikan sebagian strategi kemiliteran.
n)      Inspeksi rutin terhadap pos-pos penjagaan.
o)      Bersikap adil dalam membagi tugas dan kerja kepada para prajurit.
p)      Menjatuhkan sanksi kepada tentara yang membangkang atau melanggar aturan.
q)      Mempunyai sikap hati-hati, sabar, dan tidak terburu¬ - buru dalam mengambil keputusan.
r)       Memperhatikan kebutuhan prajurit dan memahami permasalahan yang mereka hadapi.
s)      Tidak memata - matai prajuritnya.
t)       Menjaga standar agama dan akhlak yang dituntut pada prajurit.
u)      Tidak menyinggung tokoh agama lain dan menjaga hak orang lain.
v)      Tidak berkhianat dan membatalkan perjanjian secara sepihak.
w)    Adil kepada semua tanpa pandang bulu, bersikap kasih sayang, dan tidak berlebihan dalam aksi militer.
x)      Memberikan hak-hak semua personel tanpa mengurangi sedikitpun.
y)      Memberikan perhatian dan simpati kepada semua personel tentara, dan mendengarkan (keluhan) mereka.

Itulah garis kepemimpinan yang tidak hanya sekadar slogan, namun terwujud dalam dirinya. Seorang yang rendah hati, lemah lembut, dan orang muslim pertama yang membebaskan budak. Tidak tanggung-tanggung, ia berani menyerahkan seluruh hartanya kepada Rasulullah dan berkata, "Saya mewariskan Allah dan rasul-Nya untuk keluarga saya."

F.        PEMERINTAHAN DAN PERADABAN PADA MASA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Ada beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, yakni:
           
a.      Ilmu Pengetahuan
Pola pendidikan pada masa Abu Bakar masih seperti pada masa Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi materi pendidikan Islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya. Menurut Ahmad Syalabi lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut dengan Kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid, selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa Kuttab didirikan oleh orang-orang Arab pada masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat Rasul terdekat.
Lembaga pendidikan Islam masjid, masjid dijadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, dan lembaga pendidikan Islam, sebagai tempat shalat berjama’ah, membaca Al-qur’an dan lain sebagainya.

b.      Sosial Ekonomi
Sebuah lembaga mirip Bait Al-Mal, di dalamnya dikelola harta benda yang didapat dari zakat, infak, sedekah, harta rampasan, dan lain-lain. Penggunaan harta tersebut digunakan untuk gaji pegawai negara dan untuk kesejahteraan ummat sesuai dengan aturan yang ada.
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengangkatan khalifah dilakukan secara musyawarah dengan aklamasi menerima dan mengangkat Abu bakar. Allah sendiri berfirman :
والذين استجابوا لربهم واقاموا الصلاة وامرهم شوري بينهم ومما رذقننهم ينفقون

“Dan bagi orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) denngan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagaian dari rizki yang kami berikan kepada mereka”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa khalifah Abu bakar diangkat menjadi Khalifah dengan jalan Musyawarah, walaupun diantara Sahabat ada yang tidak ikut dalam pembai’atan dan pada akhirnya mereka melakukan sumpah setia. Dengan demikian, secara nyata, pengangkatan Abu bakar sebagai khalifah disetujui.

c.       Peradaban Islam
Bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa dan merupakan satu kerja besar yang dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah penghimpunan Al-Qur’an. Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Qur’an dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari hapalan kaum muslimin. Hal yang dilakukan sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Al-Qur’an setelah Syahidnya beberapa orang penghapal Al-Qur’an pada perang Yamamah. Umarlah yang mengusulkan pertama kainya penghimpunan ini. Sejak saat itulah Al-Qur’an dikumpulkan pada satu Mushaf.

d.      Pengumpulan Al-Qur’an
Selama peperangan Riddah, banyak dari penghafal Al-Qur’an yang tewas. Karena orang-orang ini merupakan penghafal bagian-bagian Al-Qur’an, Umar cemas jika bertambah lagi angka kematian itu, yang berarti beberapa bagian lagi dari Al-Qur’an akan musnah. Karena itu, menasehati Abu Bakar untuk membuat suatu “kumpulan” Al-Qur’an kemudian ia memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid ibn Tsabit karena beliau paling bagus Hafalannya. Para ahli sejarah menyebutkan bahwa pengumpulan Al-Qur’an ini termasuk salah satu jasa besar dari khalifah Abu Bakar.
















UMAR BIN KHATTAB

A.       BIOGRAFI UMAR BIN KHATTAB
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar
bin Khattab (581 - November 644) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga adalah khalifah kedua Islam (634-644). Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah saw.
Beliau dilahirkan tiga belas tahun setelah Tahun Gajah. Beliau bertipe keras dan pemberani, berkulit putih, berbadan tinggi tegap, bertubuh besar dan kuat, apabila berbicara didengar dan apabila memukul menyakitkan. Di masa jahiliah, ia dididik oleh sang ayah, al-Khattab, dengan didikan yang keras. Ia dibebani untuk menggembala untanya setiap hari. Hari-hari yang melelahkan dan memberatkan sering ia lalu, dan ia pun sering mendapat pukulan bila pekerjaannya tersebut ada yang kurang. Hal itu semakin menambah kekerasan hati Umar.
Umar juga merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin).
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu.
            Sebelum menjadi khalifah, Umar bin  Khattab menghidupi keluarganya dari usaha dagang. Namun ketika diangkat menjadi khalifahl ia sibuk dengan urusan negara dan pemerintahan. Dan atas usul dari para sahabat Rasulullah yang lain, ia pun hidup dari tunjangan Baitul Maal.
            Sebelumnya, di masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar menjabat sebagai hakim. la menjalankan amanah tersebut dengan begitu cerdas, adil, dan tegas, sehingga ia pemah mengajukan pengunduran diri dari jabatan tersebut kepada Abu Bakar, karena tak ada lagi perkara kejahatan yang bisa diurusnya.

B.   KEUTAMAAN UMAR BIN KHATTAB
Di antara keutamaan dan keistimewaan sahabat Umar yang lain adalah:

Pertama: Beliau termasuk sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang dijamin masuk surga
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Tatkala aku tertidur, aku melihat diriku berada di surga, tiba-tiba aku melihat ada seorang wanita sedang berwudhu di samping sebuah istana. Aku menanyakan milik siapakah istana itu, lalu dikatakan, ‘Milik Umar.’ Maka aku melihat kecemburuan pada diri Umar hingga aku pun pergi meninggalkannya.” Kemudian Umar menangis seraya mengatakan, “Pantaskah aku cemburu kepadamu wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari, no.3070)

Kedua: Beliau sering dipuji dan dido’akan kebaikan Rasululalh shalallahu ‘alaihi wa sallam
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Seandainya ada nabi setelahku maka ia adalah Umar bin Khattab.” (HR. Tirmidzi, no.3686, lihat ash-Shahihah, no.327)
Beliau juga bersabda, “Sungguh ada dari umat-umat sebelum kalian muhaddatsun (orang-orang yang diberi ilham), dan apabila ada pada umatku ini maka ia adalah Umar.” (HR. Al-Bukhari, no.3486)

Ketiga: Beliau adalah orang yang ditakuti oleh setan.
Sa’ad bin Abi Waqqash pernah bercerita, Suatu hari Umar pernah meminta izin untuk masuk dan bertemu dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan di sisi belaiu ada para wanita Quraisy yang sedang berbicara dan mengangkat suara lebih tinggi dari suara Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala Umar meminta izin untuk masuk, maka segera para wanita itu buru-buru memasang hijab, setelah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memberi izin maka masuklah Umar dan terlihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tertawa, maka Umar berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuatmu tertawa, wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam?” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Saya heran melihat tingkah para wanita itu, tatkala mereka mendengar suaramu lantas buru-buru mereka memasang hijab.” Maka Umar berkata, “Bahkan engkau lebih berhak untuk disegani oleh mereka, wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu Umar mengatakan kepada para wanita tersebut, “Wahai para musuh jiwa-jiwa kalian, apakah kalian segan kepadaku sedangkan kalian tidak segan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam??!” Mereka menjawab, “Iya, karena engkau lebih keras dibandingkan dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.” Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,  “Wahai Ibnul Khattab, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan bertemu dengannmu  di suatu jalan melainkan ia akan mengambil jalan yang lain dari jalanmu.” (HR. Bukhari, no.3480)

Keempat: Beliau sering mencocoki kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam beberapa kejadian.
Umar adalah orang yang apabila melihat sesuatu di dalam mimpinya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat-Nya membenarkan apa yang ia lihat. Sahabat Umar pernah bercerita, “Aku mencocoki perkara Rabbku dalam tiga perkara: (yang pertama) yaitu tatkala aku mengatakan wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam hendaklah maqom Ibrahim itu dijadikan tempat shalat, maka turunlah ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِذْجَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

Dan jadikanlah sebahagian maqom Ibrahim sebagai tempat shalat.” (QS Al-Baqarah: 125)
Dan (yang kedua) tentang ayat hijab tatkala aku mengatakan: ‘Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam seandainya engkau perintah istri-istrimu memakai hijab, karena yang berbicara kepada mereka adalah orang yang baik maupun yang fajir’, maka turunlah ayat hijab. Dan (yang ketiga) para istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, mereka berkumpul karena saling cemburu kepada beliau, maka aku katakan kepada mereka (para istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam) semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menceraikan kalian dan menggantikan untuk nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam istri-istri yang lebih baik dari kalian, maka turunlah ayat semisal dengna itu.” (HR. Bukhari, no.393)

Kelima: Keutamaan Umar bin Khattab yang lain
Merupakan wujud ketakwaan seorang muslim adalah apabila dalam beribadah ia menggabungkan antara khouf (takut) dan roja (berharap).
Umar bin Khattab pernah mengatakan, “Seandainya seorang penyeru dari langit memanggil, ‘Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan masuk surga seluruhnya kecuali satu orang’, maka sungguh aku takut bila itu adalah diriku, dan seandainya sang penyeru itu mengatakan, ‘Wahai manusia, sesungguhnya kalian semua akan masuk neraka kecuali seorang’, maka aku berharap dia adalah diriku.” (Ash-Shabah: 154).

C.       KEMULIAAN UMAR BIN KHATTAB
Umar Bin Khattab merupakan seorang khalifah yang sangat terkenal, kepemimpinannya merupakan suatu yang diimpi-impikan, perjalanan hidupnya merupakan sebuah teladan yang diikuti. Banyak orang yang merindukan sosok kepemimpinannya. Berikut ini adalah beberapa kemuliaannya.

1.      Kesaksian Ali bin Abi Thalib Tentang Umar bin Khattab
Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Mulaikah, ia pernah mendengar dariAbdullah bin Abbas berkata: “Umar radiallahu’anhu ditidurkan diatas kasurnya (menjelang wafatnya), dan para  sahabat yang berkumpul  disekitarnya mendoakan sebelum dipindahkan, ketika itu aku hadir ditengah-tengah orang tersebut. Aku terkejut tatkala orang meemgang kedua pundakku dan ternyata dia adalah Ali bin Abi Thalib.”
Ali berkata: “Engkau tidak pernah meninggalkan seseorang yang dapat menyamai dirimu dan apa yang telah engkau lakukan. Aku berharap aku dapat sepertimu tatkala aku menghadap Allah SWT. Demi Allah, bahwa aku sangat yakin  bahwa Allah akan mengumpulkanmu bersama dua orang sahabatmu (Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash-Shiddiq).”

2.      Islam Bertambah Kuat dengan Perantara Umar bin Khattab
Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad Sallahu’alaihi wa sallam, mengabarkan betapa besarnya pengaruh Islam pada masa Umar bin Khattab radiallahu’anhu. Rasulullah SAW bersabda: “Aku bermimpi sedang mengulurkan timba kedalam sebuah sumur yang ditarik dengan penggerek. Datanglah Abu Bakar mengambil air dari sumur tersebut satu atau dua timba dan dia terlihat begitu lemah  timbaan tersebut. Lalu setelah itu datanglah Umar bin Khattab datang mengambil air sebanyak-banyaknya. Aku tidak pernah melihat seorang pemimpin Abqari (Pemimpin yang begitu kuat), yangbegitu gesit sehingga setiap orang bisa minum sepuasnya dan juga memberikan minuman tersebut untuk onta-onta mereka.”
Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Kami menjadi lebih kuat setelah Umar bin Khattab memeluk Islam.”
3.      Umar bin Khattab adalah Seseorang yang Mendapat Ilham
Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radiallahu’anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda “Sesungguhnya diatara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah manusai yang mendapatkan ilham. Apabila salah seorang umatku mendapatkannya, maka Umar lah orangnya.”
Dari hadist tersebut menjelaskan bahwa Umar bin Khattab merupakan orang yang diberi ilham atau petunjuk seperti orang-orang Bani Israil yang telah diberikan wahyu.

D.       TIPS-TIPS KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB
Tips-tips kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Umar bin Khattab diantaranya adalah sebagai berikut:
·      Menerapkan seluruh isi AI-Qur’an.
·      Menjalankan petunjuk Rasulullah saw.
·      Tegas terhadap siapa saja.
·      Bertindak adil tanpa pandang bulu.
·      Jujur dalmn setiap tindakan.
·      Hidup dengan kesederhanaan.
·      Mencintai rakyatnya.
·      Selalu peduli terhadap kondisi rakyatnya.
·      Secara rutin melakukan pengontrolan terhadap kehidupan rakyatnya.
·      Menunaikan semua hak bawahan dan rakyatnya.
·      Memerintah dengan sikap keteladanan, bukan sekedar kata perintah.

E.       MENELADANI PERILAKU UMAR BIN KHATTAB
Sebagai sahabat Khalifah setealah Abu Bakar, Umar bin Khattab memiliki ahlak yang luhur dan dapat diteladani oleh kita semua. Sifat yang patut kita teladaani dari Umar bin Khattab antara lain:

1.      Pemberani
Sifat pemberani adalah sifat dasar yang dimiliki Umar bin Khattab sebelum   masuk Islam. Maka ketika beliau masuk Islam sifat pemberani ini beliau arahkan dalam membela da`wah Rasulullah SAW. Orang yang berani terang-terangan melakukan hijrah ke kota Madinah adalah Umar bin Khattab.
Beliau malah menantang orang-orang kafir Quraisy dengan perkataan `Siapa yang ingin istrinya menjadi janda, anaknya menjadi yatim maka halangilah saya untuk hijrah` dan tidak ada orang kafir Quraisy yang berani menghalangi Umar bin Khattab melaksanakan hijrah.

2.       Sederhana
Umar adalah pribadi yang sederhana ketika telah masuk Islam. Hal ini bisa dibuktikan ketika beliau menjabat sebagai khalifah. Umar tidak pernah tinggal di sebuah istana, rumah mentereng ataupu gedung yang tinggi, tapi beliau tinggal di sebuah bangunan sederhana dekat mesjid, dan lebih sering berada di mesjid; bahkan beliau lebih sering tidur di atas pelepah kurma daripada kasur yang empuk. Atau ketika beliau tidak melebihkan harta rampasan (ghanimah) yang dibagikan diantara kaum muslimin.Ketika kaum muslimin dapat bagian satu kain perorang untuk dibuat baju, maka Umar pun mengambil satu; dan itu tidak cukup untuk bahan baju beliau yang memiliki badan yang besar, maka sebagai jalannya ia meminta kepada anaknya Abdullah, agar bagian anaknya diberikan kepada Umar untuk dibuat sebuah baju.Atau ketika ia berkunjung ke daerah taklukan, ia berjalan dengan memakai pakaian yang sederhana dan terkesan kusam, diiringi oleh Patrik Yerusalem, Sophronius menggambarkan kesederhanaan Umar; sungguh inilah kesehajaan dan kegetiran yang dikabarkan oleh Daniel sang nabi ketika ia berdiri di tempat suci ini.

3.      Adil
Umar juga dikenal sebagai pemimpin yang adil. Hal ini dirasakan oleh seorang kakek Yahudi, yang rumahnya berda di dekat mesjid. Pada saat itu Gubernur Mesir `Amr bin `Ash akan melakukan pelebaran Mesjid, dan rumah orang Yahudi tersebut harus dibongkar. Dengan kebijakan ganti rugi `Amr bin `Ash merayu orang yahudi tersebut untuk pindah, namun dia enggan. Namun `Amr bin `Ash bersikeras untuk membongkar rumah tersebut. Maka orang Yahudi tersebut mendatangi Khalifah Umar dan menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya.

4.      Tegas
Salah satu bentuk ketegasan Umar bin Khattab adalah ketika beliau memecat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dengan pemikiran bahwa Umar merasa takut kalaulah umat Islam terlalu mendewakan Khalid bin Walid yang telah berhasil memimpin pasukannya meraih kemenangan dalam beberapa pertempuran; dan hal itu diterima dengan lapang dada oleh Khalid bin Walid.

5.       Loyalitas Tinggi
Umar adalah orang yang memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap Allah, Rasulullah saw, dan agama Islam. Kecintaan terhadap Allah SWT dan agama Islam beliau buktikan dengan menginfakkan setengah harta beliau untuk da`wah Rasulullah saw. Dan yang paling mengharukan rasa cinta beliau adalah bagaimana ia tidak menerima kematian Rasulullah saw; sampai ia menghalangi persiapan penguburan dan mengancam orang yang berkata Rasulullah telah meninggal maka ia akan menemui ajalnya.
Para sahabat pun merasa kebingungan dengan keadaan seperti ini. Hal ini sampai ke telinga Abu Bakar, maka beliau berkata: “Barang siapa yang menyembah Muhammad, sungguh dia telah meninggal; Tapi barang siapa yang menyembah Allah SWT, maka Dia itu hidup selamanya takkan pernah mati.” Kemudian beliau membaca surat Ali-imran ayat 144.  Mendengar itu Umar tersadar dan menitikkan air mata pertanda kesedihannya.

6.      Bertanggung Jawab
Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab. Hal ini dibuktikan ketika beliau selalu berpatroli mengontrol rakyatnya sambil memikul keperluan rakyatnya. Pernah suatu waktu beliau melihat seorang ibu yang sedang membohongi anaknya yang kelaparan dengan pura-pura menanak beras, padahal batu yang ada dalam wadah tersebut. Melihat hal tersebut Umar mengambil gandum dan beliau pikul sendiri.
Ketika pengawalnya menawarkan untuk memikulnya, maka Umar berkata: “Apakah kamu akan menjerumuskan aku ke dalam neraka karena telah menelantarkan rakyatku dan membiarkannya kelaparan? Itu adalah salah satu bukti sifat tanggung jawab Umar sebagai seorang pemimpin.

F.            PEMERINTAHAN DAN PERADABAN PADA MASA UMAR BIN KHATTAB
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Ada beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah Umar bin Khtthab, yakni:

a.      Perkembangan Politik
Pada masa khalifah Umar bin khatab, kondisi politik islam dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang. Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar Radhiallahu ‘anhu segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia.
           
b.      Perkembangan Ekonomi
Ada beberapa kemajuan dibidang ekonomi antara lain :
§  Al kharaj
Kaum muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu yang didapat dengan berperang. Umar mengubah peraturan ini, tanah-tanah itu harus tetap dalam  tangan pemiliknya semula, tetapi bertalian dengan ini diadakan pajak tanah (Al kharaj).

§  Ghanimah
Semua harta rampasan perang (Ghanimah), dimasukkan kedalam Baitul Maal Sebagai salah satu pemasukan negara untuk membantu rakyat. Ketika itu, peran diwanul jund, sangat berarti dalam mengelola harta tersebut.

§  Pemerataan zakat
Khalifah Umar bin Khatab juga melakukan pemerataan terhadap rakyatnya dan meninjau kembali bagian-bagian zakat yang diperuntukkan kepada orang-orang yang diperjinakan hatinya (al-muallafatu qulubuhum).

§  Lembaga Perpajakan
Ketika wilayah kekuasaan Islam telah meliputi wilayah Persia, Irak dan Syria serta Mesir sudah barang tentu yang menjadi persoalan adalah pembiayaan, baik yang menyangkut biaya rutin pemerintah maupun biaya tentara yang terus berjuang menyebarkan Islam ke wilayah tetangga lainnya. Oleh karena itu, dalam kontek ini Ibnu Khadim mengatakan bahwa institusi perpajakan merupakan kebutuhan bagi kekuasaan raja yang mengatur pemasukan dan pengeluaran. Sebenarnya konsep perpajakan secara dasar berawal dari keinginan Umar untuk mengatur kekayaan untuk kepentingan rakyat.

c.       Perkembangan pengetahuan
Berkaitan dengan masalah pendidikan ini, khalifah Umar bin Khatab merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di mesjid-mesjid dan pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukkan itu, mereka bertugas mengajarkan isi al-Qur'an dan ajaran Islam lainnya seperti fiqh kepada penduduk yang baru masuk Islam.
Meluasnya kekuasaan Islam, mendorong kegiatan pendidikan Islam bertambah besar, karena mereka yang baru menganut agama Islam ingin menimba ilmu keagamaan dari sahabat-sahabat yang menerima langsung dari Nabi. Pada masa ini telah terjadi mobilitas penuntut ilmu dari daerah-daerah yang jauh dari Madinah, sebagai pusat agama Islam. Gairah menuntut ilmu agama Islam ini yang kemudian mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin keagamaan.
Pada masa khalifah Umar bin Khatab, mata pelajaran yang diberikan adalah membaca dan menulis al-Qur'an dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama Islam. Pendidikan pada masa Umar bin Khatab ini lebih maju dibandingkan dengan sebelumnya. Pada masa ini tuntutan untuk belajar bahasa Arab juga sudah mulai tampak, orang yang baru masuk Islam dari daerah yang ditaklukkan harus belajar bahasa Arab, jika ingin belajar dan memahami pengetahuan Islam. Oleh karena itu pada masa ini sudah terdapat pengajaran bahasa Arab.

d.        Perkembangan Sosial
Pada masa Khalifah Umar ibn Khatthab ahli al-dzimmah yaitu penduduk yang memeluk agama selain Islam dan berdiam diwilayah kekuasaan Islam. Al-dzimmah terdiri dari pemeluk Yahudi, Nasrani dan Majusi. Mereka mendapat perhatian, pelayanan serta perlindungan pada masa Umar.
Keharusan orang-orang Nasrani menyiapkan akomodasi dan konsumsi bagi para tentara Muslim yang memasuki kota mereka, selama tiga hari berturut-turut. Pada masa umar sangat memerhatikan keadaan sekitarnya, seperti kaum fakir, miskin dan anak yatim piatu, juga mendapat perhatian yang besar dari Umar bin Khathab.

e.       Perkembangan Agama
Keadaan agama Islam pada masa Umar bin Khatthab sudah mulai kondusif, dikarenakan karena kepemimpinannya yang loyal, adil, dan bijaksana. Pada masa ini Islam mulai merambah ke dunia luar, yaitu dengan menaklukan negara-negara yang kuat, agar islam dapat tersebar kepenjuru dunia.























BAB 3
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

§   Setelah Rasulullah wafat, umat Islam berada di ambang pintu perpecahan. Abu Bakar yang saat itu berada dalam pihak yang benar, ketika melihat kondisi yang cukup tegang, beliau berhasil menarik hati kaum Anshar dan mengawali pidatonya dengan melunakkan hati Anshar dan menengakan keadaan. Barulah setelah itu ia menyampaikan kebenaran akan hadits tentang siapa yang berhak dalam urusan kekhalifahan ini. Kita semua tentu meyakini bahwa kita berada dalam jalan yang benar. Namun dalam dakwah, Abu Bakar telah memberikan contohnya, bahwa kebenaran haruslah disampaikan dengan cara yang benar sehingga tidak malah menimbulkan perpecahan yang justru merugikan. Begitulah kebenaran yang disampaikan dengan jalan yang tidak benar akan sulit untuk membuahkan kebaikan.

§   Sebagai sahabat Nabi tentu Abu Bakar memiliki ahlak yang luhur dan dapat diteladani oleh kita semua. Sifat yang patut kita teladaani dari Abu Bakar antara lain:
1.      Kasih sayang, suka menolong, dan dermawan
2.      Rendah hati
3.      Berjiwa tenang
4.      Suka bermusyawarah
5.      Setia
6.      Bersikap tegas
7.      Terbuka untuk kritik

§   Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Ada beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, yakni:
a.       Ilmu pengetahuan
b.      Sosial ekonomi
c.       Peradaban Islam
d.      Pengumpulan Al-Qur’a

§   Beliau adalah Abu Hafsh Umar al-Faruq bin Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza bin Adi bin Ka’ab bin Lu’aiy bin Ghalib al-Qurasy. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pada kakek keempat yaitu Ka’ab bin lu’aiy bin Ghalib. Beliau digelari “al-Faruq” karena beliaulah yang menampakkan Islam di Mekah, dan karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menampakkan secara jelas antara kekufuran dan kebatilan. Sahabat Ibnu Abbas mengatakan, “Orang pertama yang berani menampakkan Islam di makkah adalah Umar bin Khattab.” Beliau dilahirkan tiga belas tahun setelah Tahun Gajah. Sebelum masuk Islam, Umar termasuk orang yang paling keras permusuhannya terhadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

§   Keutamaan Umar Bin Al-Khattab adalah Beliau termasuk sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang dijamin masuk surga, Beliau sering dipuji dan dido’akan kebaikan Rasululalh shalallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau adalah orang yang ditakuti oleh setan, Beliau sering mencocoki kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam beberapa kejadian.

§  Di antara keutamaan dan keistimewaan sahabat Umar yang lain adalah:
1.         Beliau termasuk sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang dijamin masuk surga.
2.         Beliau sering dipuji dan dido’akan kebaikan Rasululalh shalallahu ‘alaihi wa sallam.
3.         Beliau adalah orang yang ditakuti oleh setan.
4.         Beliau sering mencocoki kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam beberapa kejadian.
5.         Keutamaan Umar bin Khattab yang lain.

§  Kemuliaan Umar bin Khattab
1.      Kesaksian Ali bin Abi Thalib tentang Umar bin Khattab
2.      Islam menjadi bertambah kuat dengan adanya Umar bin Khattab
3.      Umar bin Khattab adalah seseorang yang mendapat ilham

§  Sifat yang patut kita teladaani dari Umar bin Khattab antara lain:
a.       Pemberani
b.      Sederhana
c.       Adil
d.      Tegas
e.       Loyalitas tinggi
f.        Bertanggung jawab

§  Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Ada beberapa perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah Umar bin Khtthab, yakni:
a.       Perkembangan politik
b.      Perkembangan ekonomi
c.       Perkembangan pengetahuan
d.      Perkembangan sosial
e.       Perkembangan agama


















DAFATAR PUSTAKA

Ibrahim Hasan, Hasan. 2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta : Kalam Mulia
Mahmud Al Aqqad, Abbas, 2001.  Kejeniusan Abu Bakar. Jakarta: Pustaka Azzam
Sjadzali, Munawir. 1993. Islam dan Tata Negara ajaran, sejarah dan pemikiran, Jakarta: UI-Press
Mustofa, Murad. Kisah Umar bin Al-Khattab, (Jakarta:Zaman, 2009). Hal 17-26
Aqqad, Abbas Mahmud. Keagungan Umar bin Khattab. Solo: Pustaka Mantiq, 1992.


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar