Kamis, 05 Januari 2017

MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI



KATA PENGATAR


Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya berupa kesehatan dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI.” dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tanpa halangan. Tujuan dari penyusunan makalah ini, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata Dasar-dasar Manajemen Untuk itu mengucapkan terimakasih, kepada:
1.      Allah SWT, yang telah memberi kesempatan untuk penulis menimba ilmu dan pengalaman yang berharga, selama menyusun makalah ini
2.      Orang Tua dan seluruh keluarga besar tercinta. Atas motivasi dan doa yang tak henti.
3.      Ibu Dr.Rahayu Kusuma Dewi  SE, S.Ip,M.si. dosen mata kuliah  Dasar-dasar Manajemen dan juga selaku Ketua Jurusan Adminsistrasi Negara yang telah memberikan masukan yang berharga selama menyelesaikan pembuatan makalah ini
4.      Serta Sahabat-sahabat dan semua pihak yang selalu mendukung.
Kritik dan saran sangat membantu dalam menyempurnakan dan mengembangkan bidang kajian ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Bandung, 29 Oktober 2015
                                                                                 




DAFTAR  ISI

1.1   Latar Belakang……………………………………………………………………………………...1
1.2   Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………..2
1.3   Tujuan……………………………………………………………………………………………….2
2.1     Sifat dan Perubahan Organisasi…………………………………………………….......................3
2.2    Dorongan untuk Berubah…………………………………………………………………………..3
2.3   Perubahan Terencana Versus Perubahan Reaktif…………………………………………………..5
2.4   Mengelola Perubahan dalam Organisasi…………………………………………………………....5
2.5   Langkah-langkah dalam Proses Perubahan………………………………………………………...5
2.6   Memahami Penolakan akan Perubahan…………………………………………………………….7
2.7   Mengatasi Penolakan terhadap Perubahan………………………………………………………….8
2.8   Bidang-bidang Perubahan Organisasi………………………………………………………………9
2.9   Mengubah Stuktur dan Rancangan………………………………………………………………...10
2.10  Mengubah Teknologi dan Operasi………………………………………………………………..10
2.11  Mengubah Orang…………………………………………………………………………………11
2.12  Merekayasa Ulang dalam Organisasi……………………………………………………………..12
2.13  Pengembangan Organisasi………………………………………………………………………..14
2.14  Teknik-teknik Pengembangan Organisasi………………………………………………………..14
2.15  Efektivitas dari pengembangan Organisasi………………………………………………………17
2.16  Inovasi Organisasi………………………………………………………………………………..18
2.17  Proses Inovasi…………………………………………………………………………………….18
2.18  Bentuk Inovasi……………………………………………………………………………………19
2.19  Kegagalan untuk Berinovasi……………………………………………………………………...20
2.20  Mendorong Inovasi dan Organisasi………………………………………………………………21
3.1   Kesimpulan………………………………………………………………………………………...24
3.2   Saran……………………………………………………………………………………………….24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………….25




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
     Perubahan organisasi adalah setiap modifikasi substantive pada beberapa bagian dari organisasi. Perubahan mungkin didorong oleh kekuatan internal atau kekuatan eksternal dari organisasi . Secara umum, perubahan terencana lebih disukai daripada perubahan reaktif. Mengelola Proses perubahan sangat penting. Model Lewin menyediakan suatu perspektif umum mengenai langkah-langkah dalam perubahan, walau suatu model yang komprehensif biasanya lebih efektif. Orang cenderung untuk menolak perubahan karena adanya ketidakpastian, ancaman terhadap kepentingan pribadi, persepsi yang berbeda, dan perasaan kehilangan. Partisipasi,pendidikan dan komunikasi, fasilitasi, dan analisis kekuatan lapangan merupakan metode untuk mengatasi penolakan tersebut.
   Banyak teknik perubahan yang berbeda atau intervensi yang berbeda digunakan. Yang paling umum adalah mengubah struktur organisasional dan rancangan, teknologi dan orang, Terdapat bidang-bidang spesifik perubahan dalam setiap kategori yang luas ini. Rekayasa ulang adalah perancangan ulang secara radikal dari semua aspek bisnis untuk memperoleh keuntungan besar dalam biaya,jasa,atau waktu. Ini pada umumnya diperlukan untuk mengatasi entropi.Langkah dasar adalah mengembangkan tujuan dan strategi, menyebarkan keterlibatan manajemen puncak, menciptakan dorongan untuk segera melaksanakannya, mulai dengan pertanyaan jelas, dan menyeimbangkan perspektif atas-bawah dan bawah-atas
   Pengembangan Organisasi berkaitan dengan perubahan sikap,persepsi,perilaku, dan ekspektasi. Penggunaanya yang efektif bergantung pada suatu rangkaian asumsi yang penting. Terdapat opini bertentangan mengenai efektivitas dari beberapa teknik pengembangan organisasi. Proses Inovasi memiliki enam langkah: pengembangan,aplikasi,peluncuran,pertumbuhan, kematangan,dan penurunan. Kategori dasar dari inovasi termasuk radikal, berharap, teknikal manajerial, produk dan proses.Walau inovasi penting ,banyak organisasi gagal untuk berinovasi karena mereka kekurangan individu yang  diperlukan atau mereka terikat terlalu erat dengan aktivitas kreatif lainnya,gagal untuk menggali kesempatan,atau menolak perubahan yang diperlukan inovasi.Organisasi dapat menggunakan berbagai alat untuk mengatasi masalah ini, termasuk sistem penghargaan,budaya organisasi, dan Intrapreneurship.

1.2   Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas pada berikut :
1.      Apa sifat dari Perubahan Organisasi..?
2.      Bagaimana Mengelola Perubahan dalam Organisasi..?
3.      Apa bidang-bidang perubahan Organisasi…?
4.      Apa itu pengembangan Organisasi..?
5.      Apa inovasi Organisasional…?

1.3  Tujuan
  1. Makalah ini dibuat untuk mengetahui  dan memahami Mengelola Perubahan Organisasi dan Inovasi
  2.  Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai  tugas mata kuliah Dasar-dasar manajemen















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sifat  dari Perubahan Organisasi
  Perubahan organisasi (Organization change) merupakan modifikasi pada beberapa bagaian organisasi . Oleh karena itu, perubahan dapat melibatkan hamper semua aspek dari suatu organisasi : jadwal pekerjaan, dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen, mesin-mesin, rancangan organisasi, orang-orang di dalam organisasi itu sendiri, dan lain sebagainya. Penting untuk diingat bahwa setiap perubahan dalam suatu organisasi dapat memiliki dampak  yang meluas di luar bidang actual di mana perubahan diimplementasikan. Sebagai contoh, ketika Northrup Grumman baru-baru ini memasang suatu sistem produksi otomatis di salah satu pabriknya. Karyawan dilatih untuk mengeoperasikan peralatan baru,sistem kompensasi disesuaikan untuk merefleksikan tingkat keterampilan baru tersebut, rentang manajemen supervisor ditingkatkan, dan beberapa pekerjaan yang terkait dirancang ulang. Kriteria pemilihan untuk karyawan baru juga diubah, dan suatu sistem pengendalian kualitas yang baru dipasang. Di samping itu, cukup umum dijumpai bahwa beberapa organisasi mengubah aktivitasnnya agar dapat berjalan secara simultan.

2.2  Dorongan untuk Berubah
   Mengapa organisasi memandang bahwa perubahan diperlukan ?Alasan dasarnya adalah karena sesuatu yang relevan bagi organisasi telah berubah atau akan berubah. Oleh karena itu organisasi tidak memiliki pilihan kecuali berubah juga. Tentu saja alasan utama dari masalah yang seringkali dihadapi organisasi adalah kegagalan untuk mengantisipasi atau merespons perubahan secara tepat. Dorongan untuk berubah mungkin muncul dari eksternal atau internal organisasi.
1.      Dorongan Eksternal
Dorongan eksternal untuk berubah berasal dari lingkungan umum organisasi. Sebagai contoh, dua krisis energy , industry mobil Jepang yang agresif, tingkat pertukaran mata uang yang mengambang, dan tingkat bunga internasional yang mengembang semua itu merupakan manifestasi dari dimensi internasional bagi lingkungan umum sangat mempengaruhi perusahaan mobil Amerika Serikat. Aturan baru dalam produksi dan persaingan memaksa mereka mengubah cara mereka berbisnis secara dramtasi. Di bidang politik, hukum baru, keputusan pengandalian, dan peraturan mempengaruhi organisasi. Dimensi teknologi mungkin menghasilkan teknik produksi baru yang perlu dieksplorasi oleh organisasi. Dimensi ekonomi dipengaruhi oleh inflasi. Biaya hidup, dan pasokan uang. Dimensi sosiokultural , mereflesikan nilai masyarakat, menentukan jenis produk atau jasa yang akan diterima pasar.
Karena kedekatannya pada organisasi , lingkungan tugas bahkan merupakan suatu kekuatan yang lebih besar untuk menyebabkan terjadinya perubahan.
2.      Dorongan Internal
Berbagai dorongan di dalam organisasi dapat menyebabkan perubahan. Jika manajemen puncak merevisi strategi organisasi, mungkin akan menghasilkan perubahan organisasi. Suatu keputusan perusahaan elektronik untuk memasuki pasar komputer rumah atau suatu keputusan untuk meningkatkan target penjualan produk selama sepuluh tahun sebesar 3 persen akan mengakibatkan banyak perubahan dalam organisasi . Dorongan internal antara lain untuk berubah mungkin direfleksikan oleh dorongan eksternal. Dengan bergesernya nilai sosiokultural misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaan mereka juga mungkin bergeser dan pekerja mungkin menuntut suatu perubahan dalam jam kerja atau kondisi kerja. Dalam kasus seperti itu, bahkan meskipun kekuatan yang mempengaruhi tersebut berasal dari lingkungan eksternal , organisasi harus merespons secara langsung kepada tekanan internal yang dihasilkan.



2.3  Perubahan Terencana Versus Perubahan Reaktif
    Perubahan terencana (planned change) adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang. Perubahan reaktif (reactive change) adalah suatu respons berharap terhadap peristiwa ketika muncul. Karena perubahan reaktif mungkin dilakukan dengan cepat, potensi untuk terjadinya perubahan yang disusun dan dilaksanakan dengan cepat, potensi terjadinya perubahan yang disusun dan dilaksanakan dengan buruk meningkat.Perubahan terencana hampir selalu lebih disukai dibandingkan dengan perubahan reaktif.

2.4  Mengelola Perubahan dalam Organisasi
   Perubahan organisasi merupakan suatu fenomena yang kompleks. Untuk mengimplementasikan  perencanaan untuk perubahan, manajer perlu memahami langkah-langkah perubahan yang efektif dan bagaimana mengatasi penolakan karyawan terhadap perubahan.

2.5  Langkah-langkah dalam Proses Perubahan
  Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mengembangkan sejumlah model atau kerangka kerja yang menggarisbawahi langkah-langkah untuk perubahan. Model Lewin merupakan salah satu yang pertama, walaupun suatu pendekatan yang lebih lengkap biasanya lebih berguna.
1.      Model Lewin
Kurt Lewin , seorang ahli teori organisasi yang terkenal, menyebutkan bahwa setiap perubahan memerlukan tiga langkah. Langkah pertama unfreezing individu yang akan terpengaruh oleh perubahan yang menggangu harus diberi penjelasan agar memahami mengapa perubahan diperlukan.Kemudian, perubahan itu sendiri (the change itsel) diimplementasikan. Terakhir, refreezing adalah menekankan dan mendukung perubahan sehinga ia menjadi bagian dari sistem. Sebagai contoh , satu dari perubahan yang dihadapi oelh Caterpillar sebagai respons terhadap resesi yang disebutkan sebelumnya adalah pengurangan tenaga kerja besar-besaran. Langkah pertama (unfrezzing) adalah meyakinkan United Auto Workes untuk mendukung pengurangan tersebut karena pentingnya terhadap efektivitas jangka panjang. Setelah unfreezing tersebut dicapai,tiga puluh ribu pekerjaan dihilangkan (implementasi). Kemudian Caterpillar berusaha untuk meningkatkan hubungannya yang rusak dengan pekerjanya (infreezing) dengan menjamin kenaikan pembayaran di masa mendatang dan menjanjikan bahwa tidak aka nada lagi pemotongan. Walaupun model Lewin sangat menarik, sayangnya ia kekurangan kekhususan operasional. Oleh karena itu suatu perspektif yang komprehensif sering kali diperlukan.
2.      Pendekatan yang Komprehensif terhadap Perubahan
Pendekatan yang komprehensif terhadap perubahan memerlukan pandangan sistem dan memaparkan serangkaian langkah-langkah spesifik yang sering menyababkan kebrhasilan suatu perubahan. Langkah pertama adalah mengenali kebutuhan akan perubahan. Perubahan reakti mungkin dipicu oleh keluhan karyawan, penurunan produktivitas, atau keputusan pengadilan; penurunan penjualan;atau pemogokan tenaga kerja.Pengindentiikasian mungkin dapat berupa kesadaran manajer bahwa perubahan dalam beberapa bidang tertentu tidak dapat diletakkan. Sebagai contohnya, manajer mungkin mengetahui adanya frekuensi umum perubahan organisasional yang dilakukan oleh sebagian besar organisasi dan menyadari bahwa organisasi mereka mungkin seharusnya mengikuti pola yang sama. Stimulutus mendadak mungkin merupakan hasil dari suatu peramalan yang mengindikasikan potensi pasar baru, akumulasi dari surplus kas untuk investasi yang memungkinkan, atau suatu kesempatan untuk mencapai dan memanfaatkan suatu terobosan teknologi besar. Manajer juga mungkin memulai perubahan saat ini karena indikator-indikator menunjukan bahwa perubahan tersebut diperlukan di masa mendatang.
Selanjutnya manajer harus menetapkan tujuan perubahan. Untuk meningkatkan pangsa pasar, memasuki pasar baru, meningkatkan moril karyawan, menyelesaikan kasus pemogokan, dan mengidentifikasikan kesempatan berinvestasi, kesemuanya dapat menjadi tuuan dari perubahan. Ketiga, manajer harus mendiagnosis apa yang menyebkan perlunya dilakukan perubahan.Perputaran karyawan misalnya,mungkin disebabkan oleh gaji yang rendah, kondisi kerja yang buruk, supervisor yang buruk, atau ketidakpuasan karyawan. Oleh karena itu walaupun perputaran karyawan mungkin merupakan suatu stimulus untuk segera melakukan perubahan, manajer harus memahami penyebabnya untuk membuat perubahan yang besar.
Langkah berikutnya adalah untuk memilih suatu teknik perubahan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Jika perputaran karyawan disebabkan oleh gaji yang rendah, suatu sistem kompensasi baru mungkin diperlukan.

2.6  Memahami Penolakan akan Perubahan
   Elemen lain dari manajemen perubahan yang efektif adalah memahami penolakan yang sering kali mengikuti perubahan. Manajer perlu tahu mengapa orang menolak perubahan dan apa yang dapat mereka lakukan terhadap penolakkan. Akan tetapi, seorang manajer menolak, perubahan hingga suatu titik dimana ia mulai meninggalkan pekerjaan setiap hari pada siang hari. Diperlukan beberapa waktu sebelum dia mulai bekerja seperti biasa lagi .
1.      Ketidakpastian
Mungkin penyebab terbesar dari penolakan karyawan terhadap perubahan adalah ketidakpastian. Dalam menghadapi perubahan yang mengganggu, karyawan mungkin menjadi khawatir dan gugup. Mereka mungkin khawatir mengenai kemampuan mereka untuk memenuhi tuntutan pekerjaan baru, mereka mungkin berpikir bahwa keamanan pekerjaan mereka terancam, atau mereka mungkin hanya tidak menyukai ketidakjelasan.
2.      Kepentingan Pribadi yang Terancam
Banyak perubahan mengganggu yang mengancam kepentingan pribadi beberapa manajer dalam organisasi. Suatu perubahan mungkin secara potensial mengurangi kekuasaan atau pengaruh mereka dalam perusahaan,sehingga mereka melawannya.
3.      Perbedaan Persepsi
Alasan Ketiga mengapa orang menolak perubahan adalah karena perpepsi yang berbeda. Seorang manajer mungkin mengambil suatu keputusan dan merekomendasikan suatu rencana perubahan atas dasar penilaiannya sendiri terhadap situasi tertentu. Orang lain di organisasi mungkin menolak perubahan karena mereka tidak setuju dengan penilaian manajer atau mempersiapkan situasi secara berbeda.
4.      Rasa Kehilangan
Banyak perubahan melibatkan perubahan pengaturan pekerjaan dalam cara yang mengganggu jaringan sosial yang ada. Karena hubungan sosial adalah penting, sebagian orang menolak setiap perubahan yang mungkin merugikan hubungan tersebut. Hal non-fisik yang terancam oleh perubahan termasuk kekuasaan, status, keamananm familiaritas dengan prosedur yang ada, dan rasa percaya diri.

2.7  Mengatasi Penolakan terhadap Perubahan
  Tentu saja seorang manajer seharusnya tidak menyerah dalam menghadapi penolakan terhadap perubahan. Walau tidak terdapat solusi yang pasti, beberapa teknik dapat setidaknya mengatasi potensi penolakan.
1.      Partisipasi
Partisipasi sering kali merupakan teknik yang paling efektif untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan. Karyawan yang berpartisipasi dalam perencanaan dan berpartisipasi dalam menerapkan suatu perubahan lebih dapat memahami alasan dari perubahan. Ketidakpastian dapat di kurangi , dan kepentingan pribadi dan hubungan sosial lebih tidak terancam . Dengan memiliki suatu kesempatan untuk mengekspresikan ide mereka dan mengasumsikan perspektif dari orang lain, karyawan lebih mungkin untuk menerima perubahan dengan baik.
2.      Pendidikan dan Komunikasi
Mendidik karyawan mengenai kebutuhan akan perubahan dan hasil yang diharapikan dari suatu perubahan yang tertunda seharusnya mengurangi penolakan mereka. Jika terdapat komunikasi terbuka dan komunikasi tersebut dipertahankan selama proses perubahan, ketidakpastiaan dapat diminimalkan.
3.      Fasilitasi
Beberapa prosedur fasilitasi juga disarankan. Sebagai contoh, hanya membuat perubahan yang diperlukan, mengumumkan perubahan tersebut dengan baik dimuka, dan memberikan waktu bagi orang untuk melakukan penyesuaian terhadap cara baru dalam melakukan berbagai hal sering dapat membantu mengurangi penolakan terhadap perubahan.  Seorang Manajer di suatu kantor regional Prudential menghabiskan beberapa bulan secara sistematis merencanakan suatu perubahan dalam prosedur pekerjaan dan rancangan pekerjaan.
4.      Analisis Bidang Kekuatan
Walau analisis bidang kekuatan mungkin terdenar seperti sesuatu yang berasal dari film Star Trek, analisis ini dapat membantu mengatasi penolakan terhadap perubahan. Dalam hampir semua situasi perubahan , berbagai kekuatan brtindak mendukung dan menolak perubahan. Untuk mendorong perubahan, manajer mulai dengan mengumpulkan setiap rangkaian kekuatan dan kemudian berusaha untuk mempengaruhi keseimbangan sehingga kekuatan yang memfasilitasi perubahan lebih besar daripada kekuatan yang menolak perubahan. Penting untuk berusaha untuk menyingkirkan setidaknya beberapa kekuatan yang melawan perubahan.


2.8  Bidang-bidang Perubahan Organisasi
       Secara umum, sebagian besar campur tangan perubahan menyangkut stuktur organisasi dan rancangan organisasi, teknologi dan operasi, atau orang. Bidang paling umum dari perubahan dalam masing-masing ini disebutkan dalam tabel sebagai berikut:
Stuktur dan Rancangan Organisasi
Teknologi dan Operasi
Orang
Rancangan pekerjaan
Departementalisasi
Hubungan pelaporan
Distribusi otoritas
Mekanisme koordinasi
Stuktur lini-staf
Rancangan keseluruhan
Budaya
Manajemen sumber
Daya Manusia
Teknologi informasi
Peralatan
Proses pekerjaan
Urutan pekerjaan
Sistem pengendalian
Kemampuan dan keterampilan
Kinerja
Persepsi
Ekspektasi
Sikap
Nilai

2.9  Mengubah Stuktur dan Rancangan
   Perubahan organisasi dapar difokuskan pada setiap komponen dari stuktur organisasi atau pada keseluruhan rancangan organisasi. Oleh karena itu organisasi mengubah cara merancang pekerjaannya atau dasar departementalisasinya. Organisasi juga mungkin mengubah hubungan pelaporan atau distribusi wewnang. Mekanisme koordinasi dan konfigurasi lini dan staf juga merupakan sasaran perubahan. Pada skala yang besar, organisasi mungkin mengubah keseluruhan rancangannya. Contoh, suatu bisnis yang tumbuh dapat memutuskan untuk menghentikan rancangan funsionalnya dan mengadopsi suatu rancangan divisonal. Atau bisnis tersebut mungkin mengubah dirinya sendiri menjadi suatu matriks. Terakhir, orgnisasi mungkin mengubah suatu bagian dari sistem mamjemen sumber daya manusianya. Seperti kriteria pemilihannya, metode penilaian kinerjanya. Toyota telah melaksanakan suatu rangkaian perubahan stuktural organisasi dan rancangan yang bertujuan menjadi Toyota suatu perusahaan yang lebih datar dan lebih terdesentralisasi dan oleh karena itu lebih reponsif terhadap lingkungan eksternalnya.

2.10          Mengubah Teknologi dan Operasi
   Tekonologi merupakan proses konversi yang digunakan oleh suatu organisasi untuk mengubah input menjadi output. Karena kecepatan inovasi teknologi,perubahan tekonolgi mejadi semakin peting bagi banyak organisasi. Pengadopsian dan institusioanalisasi inovasi teknologi informasi hampir selalu terjadi di sebagian besar perusahan saat ini. Sun microsytem misalnya, telah mengadopsi siklus perencanaan jangka pendek yang dipersiapkan untuk perubahan lingkungan. Bentuk penting lain dari perubahan teknolgi melibatkan peralatan. Untuk mengikuti persaingan, perusahaan menemukan bahwa mengganti mesin dan peralatan yang ada secara periodik dengan model yang lebih baru adalah perlu.
     Suatu perubahan dalam proses pekerjaan atau aktivitas pekerjan mungkin diperlukan jika peralatan baru diperkenalkan atau produk baru dibuat. Dalam industri manufaktur, peneyebab utama perubahan proses pekerjaan adalah untuk mengakomodasi perubahna baku yang digunakan untuk memproduksi suatu produk jadi. Selama bertahun-tahun lampu senter dibuat dari logam, akan tetapi saat ini sebgaian basar dibuat dari plastik. Suatu perusahaan mungkin memutuskan untuk mengubah lampu senter dari logam. Perubahan proses pekerjaan mungkinterjadi dalam organisasi jasa dan juga dalam perusahaan manufaktur.
      Perubahan dalam urutan pekerjaan mungki  atau mungkin tidak mengiringi perubahan dalam peralatan atu perubahan dalam proses pekerjaan. Contoh, suatu manufaktur mungkin memilki dua jalur perakitan yang paralel yang memproduksi dua rangkaian suku cadang mesin yang serupa. Jalur mungkin bertemu di satu unit penegndalian kualitas terpusat di mana toleransi diverifikasi oleh pengawas. Akan tetapi manajermungkin memutuskan untuk mengubahnya menjadi pengawasan peridik dan bukan pengawasa akhir. Dlam peraturan ini, satu atau lebih pengawasa di lakukan terhadap jalur tepanjang. Perubahan urutan pekerjaan juga dapat dibuat dalam organisasi jasa. Pemprosesan klaim asuransi misalnya dapat diubah. Urutan klasifikasi dan memeriksa klaim, meminta cek, memperoleh tanda kedua, dan mengirimkan cek dapat diubah dengan beberapa cara, seperti kombinasikan kedua langkah pertama atau memutar klaim memlaui satu orang sementara orang yang lain menangani cek.

2.11          Mengubah Orang
      Bidang ketiga dalam sebuah perubahan organisasi berkaitan denga sumber daya manusia. Perubahan ini mungkin di sebabkan kerena perubahan teknologi atau keinginan untuk meningktakan tingkat kinerja kerja. Oleh karena itu program pelatihan dan kriteria rekrukmen baru mungkij diperlukan. Organisasi juga mungkin memutuskan untuk meningkatkan tingkat kinerja kerja. Reader’s Digest telah berusaha untuk mengimplemetasikan perubahan yang signifikan pada tenaga kerjanya. Sebgaian alasan untuk perubahan tersebut adalah menanmkan pada karyawan yang tersisa suatu rasa tekanan dan kebutuhan untuk mengadopsi prespektif baru mengenai cara kerja mereka.x
      Persepsi dan ekpetasi juga merupakan suatu fokus umum prubahan organisasi. Pekerjaan dalam suatu organisasi mungkin yakin bahwa gaji dan tunjangan merka tidak setinggi yang seharusnya. Suatu cara yang umum untuk melakukan hal ini adalah dengan menerbitkan suatu pernyataan yang menempatkan nilai dolar aktual pada setiap tunjangan yang disediakan dan membandingakan jumlah terseut denga apa yang diberikan oleh organisasi lokal lainnya bagi pekerja mereka. Di banyak organisasi saat ini, manajer berusaha menghilangkan hubungan bermusuhan dengan pekerja mereka dan mengadopsi suatu hubungan yang lebih kolaboratif.

2.12          Merekayasa Ulang dalam Organisasi
      Banyak orgnisasi saat ini juga menjalani suatu program perubahan yang besar dan lengkap yang melibatkan semua aspek dari rancangan organisasi, teknologi dan orang. Seacara khusus rekayasa ulang (reengineering) adalah perancangan ulang sacara radikal semua aspek bisnis untuk mencapai keuntungan besar dalam biaya, palyanan, atau waktu.Sementara bisnis yang berusia 150 tahun tersebut yang dulunya membuat peralatan masak dan produk-produk tahan lama lainnya, ia mengubah dirinya sendiri menjadi suatu perusahaan manufaktur berteknologi tinggi yang membuat barang-barang seperti layar super tipis yang digunakan dalam produk-produk seperti palm piltos dan komputer laptop
1.      Kebutuhan akan Rekaya sa
Mengapa begitu banyak organisasi merasa perlu untuk melakukan kayasa ulang? Bahwa semua sistem, termasuk organisasi rentan terhadap entropi suatu proses normal yang menyebabkan penurunan sistem. Suatu organisasi yang berperilaku seperti itu mempertahankan status qou, tidak berubah sejalan dengan lingkungannya , dan mulai mengkomsumsi sumber dayanya sendiri untuk bertahan. Hal tersebut adalah terjadi pada Kmart. Di awal dan pertengahan tahun 1970-an, Kmart berada pada pertumbuhan yang sangat tinggi sehingga melampaui J.C Panney dan kemudian merasa puas dengan dirinya sendiri dan mengasumsikan bahwa kemakmuran paritel diskon akan terus berlanjut dan mereka tidak perlu khawatir mengenai pergeseran lingkungan , pertumbuhan Wal-Mart, dan lain sebagainya dan entropi muncul. Kuncinya adalah mengenali tanda awal dari penurunan dan segera bergerak menuju rekayasa ulang. Masalah besar muncul ketika manajer tidak mengenali entropi hingga berlanjut atau merasa puas diri untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk memperbaikinya.

2.      Pendekatan terhadap rekayasa ulang
Langkah pertama adalah menetapkan tujuan dan mengembangkan suatu strategi untuk rekayasa ulang. Organisasi harus tahu di muka apa yang perlu  dicapai oleh rekayasa ulang dan bagaimana pencapaian tersebut akan dicapai. Kemudian manajer puncak harus memulai dan mengarahkan usaha rekayasa ulang akan terjadi tetapi tidak melakukan hal-hal lain, program tidak mungkin berhasil. Akan tetapi jika CEO secara konstan terlibat dalam proses, menekankan pentingnya rekaya ulang dan memimpinnya, rekayasa ulang sangat mungkin berhasil.
Sebagian besar ahli juga setuju bahwa rekayasa ulang yang berhasil biasanya diiringi oleh dorongan untuk melaksankannya segera mungkin. Orang dalam organisasi harus melihat kebutuhan yang ada dan jelas perubahan yang akan diimplementasikan dan menghargai pentingnya. Sebagai tambahan , sebagian besar usaha rekayasa ulang yang berhasil dimulai dengan suatu landasan yang bersih dan baru yaitu bukannya mengasumsikan bahwa organisasi yang ada merupakan titik awal dan kemudian berusaha untuk memodifikasinya.
Terakhir, rekayasa ulang memerlukan suatu kombinasi cermat dalam keterlibatan atas-bawah dan bawah atas. Di pihak , kepemimpinan yang kuat dibutuhkan , akan tetapi terlalu banyak keterlibatan oleh manajemen puncak dapat membuat perubahan tampak otokritas. Serupa dengan hal tersebut, partisipasi karyawan adalah  penting, akan tetapi keterlibatan yang terlalu sedikit dari pemimpin dapat mengurangi kepentingan program dan menciptakan suatu anggapan bahwa manajer puncak tidak peduli.Oleh karena itu harus diperlihatkan keseimbangan di antara kedua kekuatan tersebut.

2.13          Pengembangan Organisasi
      Pengembangan organisasi terkait perubahan sikap, persepsi , perilaku dan ekspektasi. Tetapnya, pengembangan organisasi (organization development) adalah suatu usaha terencana yang berskala organisasi, dikelola dari puncak, dan dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan organisasi melalui intervensi yang terencana dalam proses organisasi yang menggunakan pengetahuan perilaku.  Teori dan Praktek dari pengembangan organisasi didasarkan pada beberapa asumsi yang sangat penting. Asumsi yang pertama Karyawan memiliki keinginan untuk tumbuh dan berkembang. Lainnya adalah bahwa karyawan memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk diterima oleh orang lain di dalam organisasi.  Asumsi kritis lain dari pengembangan organisasi adalah bahwa keseluruhan organisasi dan rancangannya akan mempengaruhi perilaku individu dan kelompok dalam organisasi. Oleh karena itu sejumlah kolaborasi antara manajerdan karyawannya diperlukan untuk:
1)   Mengambil keuntungan dari keterampilan dan kemampuan dari karyawan
2)   Menghilangkan aspek-aspek dari organisasi yang menghambat pertumbuhan karyawan,pengembangan ,dan penerimaan kelompok

2.14          Teknik-teknik Pengembangan Organisasi
  Beberapa jenis intervensi atau aktivitas secara umum dianggap sebagai bagaian dari pengembanagan organisasi. Beberapa program pengembangan organisasi mungkin hnaya menggunakan satu atau beberapa jenis intervensi ini; program lain menggunakan beberapa jenis secara bersamaan.
1.      Aktivitas Diagnostik
Seperti seorang dokter yang memeriksa pasien untuk mendiagnosis kondisi mereka saat ini, suatu pengembangan organisasi mengalisis kondisi kuesioner, jajak pendapat opini atau sikap, wawancara , arsip data, dan pertemuan untuk mengukur berbagai karakteristik dari organisasi . Hasil dari diagnosis mungkin menghasilkan profil dari aktivitas organisasi ,yang kemudian dapat digunakan untuk mengindetifikasikan bidang ynag bermasalah yang memerlukan perbaikan
2.      Membangun Tim Aktivitas
Membangun tim dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan kepuasan dari individu yang bekerja dalam kelompok atau tim dan untuk meningktakan efektivitas kelompok keseluruhan. Dengan semakin luasnya penggunaan tim saat ini, aktivitas ini telah meningkat kepentingannya.Seorang konsultan pengembangan organisasi mungkin mewawancarai anggota tim untuk menentukan pandangan mereka mengenai kelompok; kemudian suatu pertemuan dapat diselenggarakan untuk membahas persoalan yang muncul dan untuk mengatasi setiap bidang masalah atau kekhawatiran anggota.

3.      Timbal Balik Survei
Dalam timbal balik survey, setiap karyawan merespons suatu kuesioner yang dimaksudkan untuk mengukur persepsi dan sikap (misalnya kepuasaan dan gaya pengawasasan). Tujuan dari pendekatan ini biasanya adalah untuk mengubah perilaku supervisor dengan menunjukan kepada mereka bagaimana bawahan memandang mereka. Setelah timbal balik disediakan , lokakarya dapat dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil dan menyarankan perubahan yang konstruktif.
4.      Pendidikan
Aktivitas pendidikan berfokus pada pelatihan di ruang keals. Walau aktivitas semacam ini dapat digunakan untuk tujuan teknis atau yang berhubungan dengan keterampilan, suatu aktivitas pendidikan pengembangan organisasi pada umumnya berfokus pada “kepekaan” yaitu mengerjakan orang untuk menjadi lebih pengertian terhadap orang lain dan memahami orang yang bekerja dengan mereka. Pastisipan sering kali melalui serangkaian latihan permainan peran untuk memahami dengan lebih baik bagaimana perasaan orang lain di dalam organisasi.
5.      Aktivitas Antar Kelompok
Fokus dari aktivitas antar kelompok adalah memperbaiki hubungan antara dua atau lebih kelompok. Aktivitas antar kelompok pengembangan organisasi dirancang untuk mendorong kerja sama atau memecahakan konflik yang muncul sebagai akibat saling ketergantungan. Aktivitas permainan peran atau percobaan sering kali digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
6.      Penyelesaian Melalui Pihak Ketiga
Pendekatan lain terhadap pengembangan organisasi adalah melalui penyelesaian melalui pihak ketiga , yang paling sering digunakan ketika konfilk substansial muncul dalam organisasi. Penyelesaian melalui pihak ketiga dapat diterapkan pada tingkat individu kelompok, atau organisasi. Pihak ketiga biasanya adalah seorang konsultan pengembangan organisasi, yang menggunakan berbagai metode atau teknik perundingan untuk memecahkan setiap masalah atau konflik antara individu dan kelompok.

7.      Aktivitas Teknostruktual
Aktivitas teknostruktual memfokuskan pada rancangan organisasi, teknologi organisasi dan hubungan antara rancangan dan teknologi dengan orang yang ada di dalam pekerjaan tersebut. Suatu perubahan struktual seperti peningktan desentralisasi, perubahan rancangan pekerjaan seperti peningktan dalam penggunaan otomatiasi , dan perubahan teknologi mengenai modifikasi dalam arus kerja ,semuanya adalah untuk meningkatkan hubungan kelompok dan antar individu dalam organisasi.
8.      Konsultasi Proses
Dalam konsultasi proses, seorang konsultan pengembangan organisasi mengamati kelompok dalam organisasi untuk memahami pola komunikasi mereka, proses pengambilan keputusan dan kepemimpinan , dan metode untuk kerja sama dan pemecahan konflik. Tujuan dari bentuk intervensi ini adalah untuk meningkatkan kualitas proses tersebut .Seorang pemimpin yang dihadapkan dengan timbal balik yang menyoroti kekurangan dari gaya kepemimpinannya misalnya, mungkin diharapkan untuk memperbaiki kekurangan tersebut.
9.      Perencanaan Hidup dan Karier
Perencanaan hidup dan karier membantu karyawan merumuskan tujuan pribadi dan mengevaluasi strategi untuk mengintegrasikan tujuan mereka dengan tujuan organisasi . Aktivitas semacam ini termasuk juga menentukan spesifikasi pelatihan yang dibutuhkan dan merencanakan suatu peta karier . General Electric memiliki reputasi untuk melakukan hal yang luar biasa  dalam bidang ini.
10.  Bimbingan dan Konselling
Bimbingan dan konseling menyediakan timbal balik non evaluative kepada individu. Tujuannya adalah untuk membantu orang dalam mengembangkan kepekaan yang lebih baik mengenai bagaiamana orang lain melihat mereka maupun mempelajari perilaku yang akan membantu orang lain dalam mencapai tujuan mereka yang berkaitan dengan pekerjaan
11.  Perencanaan dan Penetapan Tujuan
Yang orientasinnya lebih pragmatis daripada banyak intervensi lain adalah aktivitas yang dirancang untuk membantu manajer meningkatkan perencanaan dan penetapan tujuan mereka.Namun penekanannya masih berada pada individu, karena tujuannya adalah untuk membantu individu dan kelompok mengintegrasikan diri mereka sendiri ke dalam keseluruhan proses perencanaan.


2.15          Efektivitas dari pengembangan Organisasi
    Pengembangan organisasi mungkin akan tetap merupakan suatu bagaian dari teori dan prakter manajemen. Tentu saja tidak ada jaminan bahwa ketika menangani sistem sosial seperti organisasi , dan efektivitas dari banyak teknik pengembangan organisasi sulit untuk dievaluasi . Karena semua organisasi merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, suatu peningkatan dalam suatu organisasi setelah interversi pengembangan organisasi mungkin disebabkan oleh intervensi tapi juga dapat disebabkan oleh perubahan kondisi ekonomi , keberuntungan , atau faktor lainnya.






2.16          Inovasi Organisasi
   Inovasi(innovation) adalah usaha yang terkelola dari suatu organisasi untuk mengembangkan produk atau jasa baru , atau kegunaan baru dari produk atau jasa yang ada. Inovasi jelas-jelas penting karena , tanpa produk atau jasa penting karena, tanpa produk atau jasa baru, setiap organisasi akan tertinggal jauh di belakang pesaingnya.

2.17          Proses Inovasi
      Proses inovasi organisasi terdiri dari pengembangan, penerapan, peluncuran,pertumbuhan dan pengelolaan kematanagan dan penurunan ide-ide kreatif
1.      Pengembangan Inovasi
Pengembangan inovasi meliputi evaluasi, modifikasi, dan peningkatan ide-ide kreatif. Pengembangan inovasi dapat mengubah suatu produk atau jasa yang hanya  memiliki potensi sederhana menjadi suatu produk atau jasa dengan potensi signifikan.
2.      Aplikasi Inovasi
Aplikasi inovasi adalah suatu tahap di mana suatu organisasi mengambil suatu ide yang dikembangkan dan menggunakannya dalam rancangan,manufaktur,atau pengantaran produk, jasa atau proses baru.Satu contoh dari aplikasi inovasi adalah penggunaan sistem focus bedasarkan radar di kamera instan Polaroid. Ide untuk menggunakan gelombang radio untuk menemukan lokasi, kecepatan, dan arah dari benda yang bergerak mula-mula diaplikasikan secara ekstensif oleh kekuatan Sekutu selama Perang Dunia Kedua.
3.      Peluncuran Aplikasi
Peluncuran Aplikasi adalah tahap di mana suatu organisasi memperkenalkan produk atau jasa baru ke pasar.
4.      Pertumbuhan Aplikasi
Ketika suatu inovasi telah diluncurkan dengan sangat berhasil,inovasi tersebut kemudian memasuki tahap pertumbuhan aplikasi. Periode ini merupakan salah satu kinerja ekonomi tinggi untuk suatu organisasi karena permintaan atas produk atau jasa sering kali lebih besar dari pasokan.
5.      Kematangan Inovasi
Setelah suatu periode pertumbuhan permintaan, suatu produk atau jasa inovatif sering memasuki suatu periode kematangan. Kematangan inovasi adalah tahap di mana sebagian besar organisasi dalam suatu industry memiliki akses terhadap suatu inovasi dan menerapkannya dengan cara yang kurang lebih sama. Aplikasi teknologi untuk suatu inovasi pada tahap ini bisa sangat canggih.Karena sebagian besar perusahaan memiliki akses terhadap inovasi , baik sebagai hasil pengembangan inovasi mereka sendiri atau menirunya dari inovasi orang lain, perusahaan tersebut tidak menyediakan keunggulan kompetitif apapun pada salah satu dari mereka. Jenjang waktu antara pengembangan inovasi dan kematangan inovasi sangat bervariasi , bergantung pada produk atau jasa tertentu.


6.      Penurunan Inovasi
Setiap inovasi yang berhasil menanggung bibit penurunnya sendiri. Karena suatu organisasi tidak dapat memperoleh suatu keunggulan kompetitif dari suatu inovasi pada tahap kematangan , organisasi tersebut harus mendorong ahli,insinyur, dan manajer kreatifnya untuk mulai mencari inovasi baru.Pencarian yang berkelanjutan untuk keunggulan kompetitif ini biasanya menyebabkan produk dan jasa baru bergerak dari proses kreatif menuju kematangan inovasi dan akhirnya ke penurunan inovasi. Penurunan inovasi adalah tahap di mana permintaan untuk suatu inovasi menurun dan inovasi pengganti dikembangkan dan ditetapkan.

2.18          Bentuk Inovasi
Setiap ide kreatif yang dikembangkan oleh suatu organisasi memiliki suatu tantangan yang berbeda bagi proses inovasi. Inovasi dapat bersifat radikal atau bertahap, teknis atau manajerial, dan produk atau proses. Infotek Manajemen meringkas bagaimana Lucent menerapkan berbagai bentuk inovasi secara simultan.
1.      Inovasi Radikal Versus Inovasi Berharap
Inovasi radikal (radical innovation) merupakan produk, jasa atau teknologi baru yang dikembangkan oleh suatu organisasi yang sepenuhnya menggantikan produk, jasa, atau teknologi yang ada dalam suatu industri.  Inovasi berharap (incremental innovation) adalah produk, jasa  atau teknologi yang ad. Perusahaan yang mengimplementasikan inovasi radikal menggeger secara fundamental mengubah interaksi persaingan dalam suatu industri.
2.      Inovasi Teknikal Versus Inovsi Manajerial
Inovasi teknikal (technical innovation) adalah perubahan dalam penampilan fisik atau kinerja dari suatu produk atau jasa ,atau proses fisik di mana sutau produk atau jasa dibuat.
Inovasi manajerial (manajerial innovation) adalah perubahan dalam proses manajemen di mana produk dan jasa disusun, dibangun, dan diberikan kepada konsumen. Inovasi manajerial tidak sepenuhnnya mempengaruhi penampilan fisik atau kinerja dari produk atau jasa secara langsung.
3.      Inovasi Produk versus Inovasi Proses
Mungkin dua jenis inovasi teknikal yang paling penting adalah inovasi produk dan inovasi proses. Inovasi produk (product innovations) adalah perubahan dalam karakteristik atau kinerja dari produk atau jasa yang  ada atau penciptaan dari produk atau jasa yang sama sekali baru. Inovasi proses (proses innovation) adalah perubahan dalam cara produk dan jasa dibuat, diciptakan, didistribusikan. Sementara inovasi manajerial pada umumnya mempengaruhi konteks pengembangan yang luas, inovasi proses secara langsung mempengaruhi manufaktur.

2.19          Kegagalan Untuk Berinovasi
    Untuk tetap kompetitif dalam ekonomi saat ini, organisasi harus inovatif. Dan banyak organisasi yang seharusnya inovatif tidak berhasil dalam membawa produk atau jasa baru, atau melakukan hal tersebut setelah inovasi yang diciptakan oleh orang lain telah menjadi sangat matang. Organisasi mungkin gagal untuk berinovasi setidaknya karena tiga alasan.
1.      Kurangnya Sumber Daya
Innovasi merupakan hal yang mahal dalam hitungan uang, waktu, dan energi. Jika suatu perusahaan tidak memiliki uang yang cukup untuk mendanai suatu program inovasi atau tidak mempekerjakan karyawan yang diperlukan untuk menjadi inovatif, perusahaan mungkin tertinggal dalam inovasi. Bahkan organisasi yang sangat inovatif tidak dapat terlibat dalam setiap produk atau jasa baru yang dipikirkan oleh karyawayannya. Sebagai contoh, sejumlah komitmen lain dalam instrument elektronik dan industry komputer membuat Hewlett-Packard menunda berinvestasi pada ide asli Steve Jobs dan Seve Wozniak untuk komputer personal.
2.      Kegagalan Untuk Mengenali Kesempatan
Karena tidak dapat menerapkan semua inovasi, perusahaan perlu mengembangkan kemampuan untuk mengevaluasi inovasi secara hari-hati dan untuk memilih satu yang memiliki potensi terbesar. Untuk memperoleh keunggulan kompetitif, suau organisasi biasanya harus membuat keputusan investasi sebelum proses inovasi mencapat tahap matang. Semakin awal investasi, semakin besar pula risikonya. Jika organisasi tidak terampil dalam mengenali dan mengevaluasi kesempatan, mereka mungkin menjadi terlalu berhati-hati dan gagal berinvestasi pada inovasi yang nantinya akan menjadi suatu keberhasilan bagi perusahaan lain.
3.      Penolakan Akan Perubahan
Seperti telah kita bahas sebelumnya, banyak organisasi cenderung untuk menolak perubahan. Inovasi berarti melupakan produk lama dan cara lama dalam melakukan segala sesuatu, diganti dengan untuk produk baru dan cara baru untuk melakukan suatu hal. Jenis perubahan ini secara  pribadi dapat menjadi suatu hal yang sulit bagi manajer dan anggota lain dari organisasi.

2.20          Mendorong Inovasi dalam Organisasi
   Berbagai ide untuk mendorong inovasi dalam organisasi telah dikembangkan selama bertahun-tahun . Dunia Manajemen mendeskripsikan bagaimana Microsoft berusaha menstimulasi inovasi. Tiga cara spesifik untuk mendorong inovasi adalah melalui sistem penghargaan, budaya organisasi, dan suatu proses yang disebut intrapreneurship.
1.      Sistem Penghargaan
Sistem penghargaan suatu perusahaan adalah cara mendorong dan tidak mendorong perilaku tertentu dari karyawan. Komponen utama dari sistem penghargaan termasuk gaji, bonus, dan tunjangan. Menggunakan sistem penghargaan untuk mendorong inovasi merupakan cara yang cukup mekanis akan tetapi juga merupakan teknik manajemen yang efektif. Idenya adalah dengan memberikan penghargaan keuangan dan nonkeuangan kepada orang dan kelompok yang mengembangkan ide inovatif.
Penting bagi organisasi untuk menghargai perilaku kreatif, akan tetapi lebih penting untuk menghindari menghukum kreativitas yang tidak menghasilkan inovasi yang sangay berhasil. Sifat dari proses kreatif dan inovatif adalah bahwa banyak ide produk baru tidak akan berjalan di pasar. Setiap proses mengandung terlalu ketidakpstian untuk memberikan hasil yang positif. Seorang individu mungkin telah mempersiapkan diri mereka untuk menjadi kreatif, akan tetapi ide kreatif  tidak langsung datang. Atau manajer mungkin berusaha untuk menerapkan suatu inovasi yang akhirnya tidak berjalan .
2.      Budaya organisasi
Budaya suatu organisasi adalah serangkaian nilai, kepercayaan, dan symbol yang membantu membimbing perilaku. Suatu budaya organisasi yang kuat, dan difokuskan dengan tepat dapat digunakan untuk mendukung aktivitas inovatif. Suatu budaya yang dikelola dengan baik dapat mengkomunikasikan bahwa inovasi dihargai dan akan diberi penghargaan dan  bahwa kegagalan yang kadang terjadi dalam mencari ide baru tidak hanya diterima tapi juga sudah diperkirakan
3.      Intrapreurship dalam Organisasi yang lebih besar
Di tahun-tahun belakangan ini, banyak organisasi besar telah menyadari bahwa semangat entrepreurial yang mendorong pertumbuhan mereka menjadi stagnan setelah mereka berubah dari suatu perusahaan yang kecil tapi tumbuh,menjadi suatu perusahaan yang lebih besar.Untuk membantu merevitalisasi semangat ini, beberapa perusahaan saat ini mendorong apa yang mereka sebut intrapreneurship. Intrapreneur serupa dengan entrepreneurs kecuali bahwa mereka mengembangkan suatu bisnis baru dalam konteks organisasi besar. Terdapat tiga peran intrapreneurial dalam organisasi besar. Untuk menggunakan intrapreurship dengan sukses untuk mendorong kreativitas dan inovasi , organisasi harus menemukan satu atau lebih individu untuk melaksanakan peran ini.


























BAB III
PENUTUP
Berdasarkan hasil yang didapat dari awal hingga akhir  pembuatan makalah ini “Mengelola Perubahan Organisasi dan Inovasi”. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
  Perubahan organisasi adalah setiap modifikasi substantive pada beberapa bagian dari organisasi. Perubahan mungkin didorong oleh kekuatan internal atau kekuatan eksternal dari organisasi . Secara umum, perubahan terencana lebih disukai daripada perubahan reaktif. Mengelola Proses perubahan sangat penting. Model Lewin menyediakan suatu perspektif umum mengenai langkah-langkah dalam perubahan, walau suatu model yang komprehensif biasanya lebih efektif. Orang cenderung untuk menolak perubahan karena adanya ketidakpastian, ancaman terhadap kepentingan pribadi, persepsi yang berbeda, dan perasaan kehilangan. Partisipasi,pendidikan dan komunikasi, fasilitasi, dan analisis kekuatan lapangan merupakan metode untuk mengatasi penolakan tersebut.

            Sesuai dengan kesimpulan diatas, Penulis menyarankan setiap Mahasiswa/i dapat memahami makalah Mengelola perubahan Organisasi dan Inovasi








DAFTAR PUSTAKA
Ricky W.Griffin, Manajemen Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2004, hlm 380-404
James A.F Stoner, R Edward Freeman, Daniel R. Gilbert JR, Manajemen Jilid II, hlm 103-121
Hani Handoko, Manajemen, BPFE, Yogyakarta,1999

















     
     
  
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar