Kamis, 05 Januari 2017

MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ORGANISASI



KATA PENGANTAR
Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Dasar-dasar Manajemen.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Mengelola Sumber Daya Manusia dalam Organisasi”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para siswa. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  kami meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Bandung, Oktober 2015

Penyusun


                                                                                                                                                i.

Daftar Isi:
Kata pengantar ..................................................................................................................... i.
Daftar Isi ...............................................................................................................................ii.
I.                    Pendahuluan ...................................................................................................1
1.1  Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2  Identifikasi Masalah ..................................................................................2
1.3  Tujuan .......................................................................................................2
II.                 Pembahasan ....................................................................................................3
2.1  Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia...........................................3
2.2  Cara Mengelola Sumber Daya Manusia dalam Organisasi..........................4
a.       Konteks Lingkungan dari Manajemen Sumber Daya Manusia..............4
b.      Menarik Sumber Daya Manusia............................................................7
c.       Mengembangkan Sumber Daya Manusia..............................................9
d.      Mempertahankan Sumbe Daya Manusia.............................................12
e.       Mengelola Hubungan Tenaga Kerja....................................................15
f.        Tantangan Baru dalam Tempat Kerja yang Berubah...........................17
2.3  Alasan Pentingnya Mengelola SDM dalam Organisasi..............................20
2.4  Pengaruh Pengelolaan SDM dalam Organisasi..........................................22
III.              Kesimpulan ...................................................................................................24
IV.              Daftar Pustaka ...............................................................................................25


ii.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Mengelola SDM dalam organisasi sangatlah penting. Dimana SDM sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi untuk sebuah kemajuan organisasi tersebut. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan di dalam organisasi. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme dan juga komitmennya terhadap bidang pekerjaan yang ditekuninya. Sebuah organisasi dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada.
Kualitas sumber daya manusia banyak ditentukan oleh sejauh mana sistem yang ada di organisasi atau perusahaan mampu menunjang dan memuaskan keinginan baik dari pegawai maupun dari organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu,organisasi dan perusahaan dituntut memiliki komitmen saling mendukung tercapainya baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi. Adapun komitmen organisasi terhadap para pegawai dapat diwujudkan dengan membuat aturan dan prosedur yang tertulis, memilih manajer yang baik dan tepat, memperjelas visi dan misi organisasi dan membentuk tradisi atau budaya organisasi. Di samping itu organisasi memiliki komitmen untuk mendukung perkembangan pegawainya yaitu dengan memberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri, memberikan pekerjaan yang menantang, memajukan dan memberdayakan anggota organisasi serta mempromosikannya.
 Komitmen organisasi dapat tercipta jika organisasi/perusahaan memberi dorongan, respek, menghargai kontribusi dan memberi apresiasi bagi individu dalam pekerjaannya. Hal ini berarti, jika organisasi peduli dengan keberadaan dan kesejahteraan personal anggota/pegawai dan juga menghargai kontribusinya, maka anggota/pegawai akan meningkatkan komitmennya terhadap organisasi. Komitmen anggota organisasi untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi perusahaan menjadi hal penting bagi sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidup perusahaan.Komitmen organisasi secara umum dapat diartikan sebagai keterikatan pegawai pada organisasi di mana pegawai itu bekerja.

 Komitmen dibutuhkan oleh organisasi agar sumber daya manusia yang kompeten dalam organisasi dapat terjaga dan terpelihara dengan baik. Hal ini disebabkan pegawai dengan komitmen organisasi yang tinggi akan mampu mencapai kinerja yang tinggi serta menunjukkan dedikasi dan dukungan yang kuat dalam pencapaian tujuan organisasi. Rendahnya komitmen para pegawai akan mengganggu kegiatan operasional perusahaan, akibatnya terjadi ketidakdisiplinan pegawai, selanjutnya tidak adanya keinginan dan kesiapan individu dalam organisasi dalam menerima berbagai tantangan dan tanggung jawab pekerjaan hal ini menyebabkan pengembangan diri dan kreativitas pegawai menjadi menurun.
Karena begitu pentingnya isu komitmen organisasi bagi suatu perusahaan, maka perlu kiranya mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab terjadinya. komitmen organisasi. Salah satu penyebab terjadinya komitmen terhadap organisasi yaitu karakteristik individu yang terdiri dari: usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, suku bangsa, jabatan, status perkawinan, dan jumlah tanggungan. Meskipun dari banyak hasil penelitian pengaruh karakteristik individu terhadap komitmen organisasi memiliki kontradiksi antara hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya.

1.2   Identifikasi Masalah
1.      Apa pengertian manajemen sumber daya manusia?
2.      Bagaimana cara mengelola sumber daya manusia dalam organisasi?
3.      Apa alasan pentingnya sumber daya manusia dalam sebuah organisasi?
4.      Apa pengaruh sumber daya manusia dalam organisasi?

1.3   Tujuan
1.      Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian manajemen sumber daya manusia.
2.      Agar mahasiswa dapat mengetahui cara mengelola sumber daya manusia dalam organisasi.
3.      Agar mahasiswa dapat mengetahui pentingnya sumber daya manusia dalam organisasi.
4.      Agar mahasiswa dapat mengetahui pengaruh sumber daya manusia dalam organisasi.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam pendapat beberapa ahli, Manajemen diartikan sebagai ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan assets perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe sumber daya, seperti Finansial, Fisik, Manuisa dan Kemampuan Teknologi.
Hal ini penting untuk diketahui, karena akan bias membedakan dengan pengertian yang sama dengan pengertian manajemen sumber daya manusia, yaitu administrasi kepegawaian atau juga manajemen kepegawaian. Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut para ahli:
·         Menurut Melayu SP. Hasibuan.
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
·         Menurut Henry Simamora
MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan  dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja.
MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.
·         Menurut Achmad S. Rucky
MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya.




2.2  Mengelola Sumber Daya Manusia dalam Organisasi

1.      Konteks Lingkungan dari Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajamen sumber daya manusia adalah rangkaian aktifitas organisasi yang di arahkahan untuk menarik,mengembangkan,danmempertahankan tenaga kerja yang efektif. Manajemen sumber daya manusia diperlukan dalam konteks lingkungan yang kompleks dan terus berubah. Tiga komponen utama yang sangat penting dari konteks tersebut adalah kepentingan strategis manajemen sumber daya manusia dan lingkungan hukum dan sosial dari manajemen sumber daya manusia.
a.      Kepentingan Strategis Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajamen sumber daya manusia (personalia)  padas uatu waktu pernah memperoleh  status kelas dua di banyak organisasi ,akan tetapi arti pentingnya telah tumbuh secara dramatis dalam dua decade terakhir .
Manajer menyadari bahwa efektifitas fungsi sumber daya manusia mereka memiliki suatu dampak substansial pada kinerja laba perusahaan. Perencanaan sumber daya manusia yang buruk dapat menghasilkan ledakan penerimaan yang diikuti dengan pemberhentian-menelan biaya dalam hal pembayaran kompensasi pengangguran ,beban pelatihan, dan moral. Sistem kompensasi  yang tidak teratur tidak akan menarik dan praktek penerimaan tenaga kerja yang usang dapat menyebbkan perusahaan mengalami tuntutan hukum atas diskriminasi yang mahal dan memalukan. Oleh karena itu,kepala eksekutif sumber daya manusia dari sebagian besar perusahaan besar merupakan seorang wakil presiden yang secara langsung bertanggung jawabkepada CEO,dan banyak perusahaan yang mengembangkan sumber daya manusia strategis dan mengintegrasikan rencana tersebut dengan aktifitas dan perencanaan lainnya.
Departemen sumber daya manusia yang bertugas untuk mengawasi aktifitas-aktifitas tersebut,akan tetapi sumber daya manusia ini dibagi diantara departemen sumber daya manusia dan manajer lini. Departemen sumber daya mungkin mempekerjkan dan pada awalnya menyeleksi kandidat, akan tetapi pemilihan akhir biasanya dilakukan oleh manajer di dapartemen di mana karyawan baru akan bekerja. Demikian pula, walau departemen sumber daya manusia mungkin memiliki kebijakan dan prosedur penilaian kinerja, evaluasi dan pelatihan yang sebenarnya terhadap karyawan dilakukan oleh atasan mereka.


a.      Lingkungan Hukum dari Manajemen Sumber Daya Manusia
Sejumlah hukum mengatur berbagai aspek dari hubungan karyawan-pemberi kerja,terutama di bidang-bidang kesempatan penerimaan tenaga kerja yang sama,konpensasi dan tunjangan, hubugan tenaga kerja,serta keamanan dan kesehatan tempat kerja.
Beberapa macam persyaratan ketenaga kerjaan antara lain sebagai berikut :
Ø  Kesempatan Kerja yang Samapasal VII dalam Clviil  Right Act Tahun 1964.
Melarang diskriminasi atas dasar gender ,ras, warna,kulit,agama,  atau asal semua bidang hubungan ketenagakerjaan.
·         Equal Employment Opportunity Commission
Dibebani dengan menegakkan Tittle VII dan juga beberapa hukum lainnya yang berhubungan dengan ketenaga kerjaan dan kaum minoritas disini wanita ketika individu tersebut memenuhi atau lolos dari persyaratan pada suatu tingkat yang kurang dari 80 persen dari tingkat mayoritas anggota kelompok.
·         Age Discrimination in Employment Act
Dikeluarkan pada tahun 1967,diubah pada tahun 1978,dan diubah lagi pada tahun 1986. Melarang pendeskriminasian terhadap orang yang usianya lebih tua dari 40 tahun.
·         TindakanAlfirmatif
Tindakan alfirmatif ini yaitu tindakkan yang secara sengaja mencari dan memperkerjakan karyawan dari kelompok yang kurang terwakili didalam organisasi.
·         Americans with Disabilities Act
Padatahun 1990 kongres mengeluarkan Americans with Disabilities Act yang melarang diskriminasi atas dasar kecacatan dan meminta pemberi kerja untuk menyediakan akomodasi yang mencukupi bagi karyawan yang cacat.
·         Civil Right Act of 1991
Baru-baru ini Civil Rights Act of 1991  mengubah Civil Rights Act yang asli dan juga hukum yang berhubungan dengan dengan lainnya,dengan tujuan untuk mempermudah mengajukan tuntutan diskriminasi sementara secara simultan membatasi jumlah kerusakan hukuman yang dapat diberikan dalam tuntutan hukum tersebut.




Ø  Kompensasi dan Tunjangan
·         Fair Labor Standars Act, Menetapkan suatu upah minimum dan mengharuskan pembayaran yang lembur untuk pekerjaan yang melebihi empat puluh jam per minggu ,dan ini di keluarkan pada tahun 1938 danjuga di ubah secara teratur sejak saat itu.
·         Equal Payment Act of 1963, Mengharuskan agar wanita dibayar dengan jumlah yang sama ketika melakukan pekerjaan yang sama.

Ø  Hubungan Tenaga Kerja
Aktifitas serikat pekerja dan perilaku manajemen terhadap serikat membentuk bidang lain yang banyak di atur.
·         National Labor Relations Act
Dikeluarkan pada tahun 1935 menetapkan suatu prosedur untuk karyawan dari suatu perusahaan untuk karyawan dari suatu perusahaaan untuk mengambil pilihan apakah mereka akan memiliki serikat pekerja. Jika mereka ingin memiliki suatu serikat pekerja, manajemen diminta untuk melakukan tawar menawar kolektif dengan serikat tersebut.
·         National Labor Relations Board
Didirikan oleh Wagner Act untuk memperkuat provinsinya.
·         Labor Manajemen Relations Act
Dikeluarkan pada tahun1947 untuk membatasi kekuatan serikat pekerja.Hukum tersebut meningkatkan hak manajemen selama suatu kampanye pengorganisasian.

Ø  Kesehatan dan Keamanan (Occupational Safety and Health Act of 1970 “OSHA”)
Secara langsung mengharuskan provinsi kondisi kerja yang aman. Hukum ini mensyaratkan pemberi kerja.
1.      Menyediakan suatu tempat kerja yang bebas dari bahaya dan mungkin dapat menyebabkan kematian atau kecelakaan fisik yang serius.
2.      Mematuhi standart keamanan dan kesehatan yang di tentukan oleh Departemen Tenaga Kerja.




b.      Perubahan dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Diluar konteks hukum objektif dari manajemen sumber daya manusia,berbagai perubahan social mempengaruhi bagaimana organisasi berinteraksi dengan karyawan mereka.
a.       Banyak organisasi menggunakan lebih banyak pekerja temporer saat ini.
b.      Keluarga dengan dua karier juga lebih umum pada saat ini dari pada beberapa tahun yang lalu. Organisasi menemukan bahwa mereka harus membuat akomodasi untuk karyawan yang merupakan partner dua karier. Akomodasi ini termasuk menunda pemindahan,menawarkan pekerjaan pada pasangan dari karyawan ini untuk Mempertahankan mereka dan menawarkan jadwal kerja yang lebih flexible.

Manajer perlu memahami dan menghargai nilai dari sumber daya manusia karena merupakan penentu paling penting dari keberhasilan suatu organisasi. Manajer pun harus familier dengan berbagai hukum dan peraturan terkait yang mengatur praktek sumber daya manusia. Peran dari perubahan dan manajemen sumber daya manusia juga harus di tanggapi dengan hati-hati.

2.      Menarik Sumber Daya Manusia
Dengan adanya pemahaman dasar mengenai konteks lingkungan dari manajemen sumber daya manusia, menarik orang-orang yang memenuhi syarat yang tertarik untuk bekerja dalam organisasi.

A.     Perencanaan Sumber Daya Manusia
Titik awal dalam menarik sumber daya manusia adalah perencanaan. Perencanaan sumber daya manusia sebaiknya melibatkan analisis pekerjaan, prediksi permintaan dan penawaran dari tenaga kerja.
Analisis Pekerjaan Job Analysis adalah suatu sistem analisis sistematis atas dua pekerjaan dalam suatu organisasi. Suatu sistem analisis terdiri dari dua bagian yaitu:
1.      Deskripsi pekerjaan job description, menyebutkan tugas dari suatu pekerjaan; kondisi kerja pekerjaan; alat,bahan,dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakanya.
2.      Spesifikasi pekerjaan job sspecification, menyebutkan keterampilan, kemampuan, dan hal-hal penting lain untuk melakukan pekerjaan.
Memprediksi Permintaan dan Penawaran Sumber Daya Manusia, memprediksi penawaran tenaga kerja sebenarnya merupakan dua tugas: memprediksi penawaran internal (jumlah dan jenis karyawan yang akan berada di berada di perusahaan di masa yang akan datang) dan meramalkan penawaran eksternal (jumlah dan jenis  orang yang akan tersedia untuk dipekerjakan secara  masal) pendekatan paling sederhana hanya menyesuaikan tingkat staf yang ada untuk perputaran karyawa yang diantisipasi dan promosi.
Menyeimbangkan Penawaran dan Permintaan Sumber Daya Manusia, setelah membandingkan permintaan masa mendatang dan permintaan internal, manajer dapat membuat rencana untuk untuk mengelola kekurangan atau kelebihan yang diprediksi. Jika ada kekurangan, maka karyawan baru dapat di pekerjakan, karyawan yang ada dapat dilatih ulang dan ditransfer ke bidang yang kekurangan staf, individu yang mendekati masa pensiun dapat dapat diyakinkan untuk tetap tinggal, atau sistem penghematan tenaga kerja atau peningkatan produktifitas dapat di pasang.
Mempekerjakan Sumber Daya Manusia
1.      Perekrutan calon tenaga kerja secarainternal (internal recruiting), berarti mempertimbangkan karyawan yang ada sebagai kandidat untuk pembukaan tawaran pekerjaan.
2.      Perekrutan calon tenaga kerja secara exsternal (external recruiting), melibatkan orang luar organisasi untuk melamar pekerjaan. Metode yang pada  umumnya berhasil untuk memperlancarkecocokan pekerja dengan pekerjaan adalah melalui RJP (realistic job preview), RJP memberi pelamar suatu gambaran nyata mengenai bagai mana  cara melaksanakan pekerjaan yang di tawarkan oleh organisasi.

B.     Memilih Sumber Daya Manusia
Maksud dari proses pemilihan adalah untuk mengumpulkan informasi dari para pelamar yang dapat memprediksi tingkat keberhasilan pekerjaan mereka dan kemudian mempekerjakan kandidat yang mungkin  akan berhasil. Proses untuk menentukan nilai prediktif dari informasi disebut validasi[validation]. Dua pendekatan dasar untuk validasi adalah validasi prediktif dan validasi isi.
a.       Validasi prediktif adalah pengumpulan nilai-nilai dari karyawan atau pelamar dengan suatu alat yang akan di validasi dan mengkorelasikan nilai –nilai mereka dengan kinerja aktual.
b.      Validasi isi adalah dengan menggunakan logika dan data  analisis pekerjaan untuk menetapkan bahwa alat pemilihan mengukur keahlian yang tepat yang di perlukan untuk keberhasilan kinerja pekerjaan.
1.      Formulir Lamaran, formulir lamaran merupakan suatu metode yang efisien untuk mengumpulkan informasi mengenai sejarah pekerjaan masa lalu pelamar, latar belakang pendidikan, dan data demografis lain yang berhubungan dengan pekerjaan.
2.      Tes, tes atas kemampuan, keahlian, kecakapan, atau pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan tertentu biasanya merupakan alat prediksi yang paling baik untuk keberhasilan pekerjaan, walau tes kecerdasan umum atau tes kepribadian sering kali juga berguna.
3.      Wawancara, digunakan untuk mengetahui keaslian kemampuan dan informasi sang pelamar.
4.      Assesment center, assesment center adalah simulasi isi yang valid tentang bagian utama pekerjaan manajerial.
5.      Teknik Lain, organisasi juga menggunakan metode pemilihan lain tergantung pada situasi dan kondisi tertentu. Seperti tes poligraf, yang pada suatu waktu populer penggunaannya. Di lain pihak, lebih banyak organisasi yang meminta pelamar yang menurut mereka lebih menarik mengikuti ujian fisik. Dll.
Manajer perlu mengingat bahwa menarik sumber daya manusia terbaik merupakan suatu bagian pentng dari efektivitas organisasi. Perencanaan adalah langkah pertama sehingga mereka tahu berapa banyak orang yang diperlukan oleh organisasi di masa mendatang dan rangkaian keahlian yang perlu di miliki oleh orang-orang tersebut. Mencari sekumpulan pelamar yang berkualifikasi dan kemudian menggunakan kombinasi optimal dari teknik pemilihan untuk mempekerjakan pelamar terbaik dapat berkepentingan signifikan dari keberhasilan organisasi.




3.      Mengembangkan Sumber Daya Manusia
Sebagian besar karyawan memerlukan pelatihan tambahan jika mereka ingin tumbuh dan berkembang dalam pekerjaan mereka. Mengevaluasi kinerja mereka dan menyediakan timbal balik juga di perlukan.
a.       Pelatihan dan Pengembangan
Dalam manajemen sumber daya manusia, pelatihan adalah mengajarkan karyawan teknikal atau karyawan operasional bagaimana melakukan pekerjaannya. Pengembangan adalah mengajarkan keahlian yang diperlukan baik pekerja saat ini maupun dimasa datang kepada manajer professional.
Mengukur Kebutuhan Pelatihan, Langkah pertama dalam mengembangkan rencana suatu pelatihan adalah untuk menentukan kebutuhan yang ada. Contohnya, jika karyawan tidak mengetahui bagaimana mengoperasikan  mesin yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan mereka, program pelatihan mengenai bagaimana mengoperasikan mesin tersebut jelas diperlukan.
Metode Pelatihan  Umum, Banyak metode pelatihan dan pengembangan yang tersedia, tetapi yang paling penting adalah isi dari pelatihan. Ketika isi pelatihan adalah bahan faktual (seperti aturan perusahaan atau penjelasan mengenai bagaimana mengisi formulir) bacaan yang diwajibkan, pembelajaran terprogram dan metode kuliah akan bekerja dengan baik.
Akan tetapi ketika isi pelatihan adalah hubungan interpersonal atau pengambilan keputusan kelompok, perusahan harus menggunakan suatu metode yang memungkinkan kontak interpersonal seperti permainan peran atau kelompok pembahasan kasus. Sebagian besar program pelatihan bergantung kepada suatu campuran suatu metode.
Evaluasi Dari Pelatihan, Program pelatihan dan pengembangan seharusnya selalu dievaluasi. Pendekatan evaluasi yang umum meliputi pengukuran satu atau lebih kriteria yang relevan sebelum dan sesudah pelatihan dan menentukan apakah kriteria telah berubah. Orang yang dilatih mungkin mengatakan bahwa mereka menikmati pelatihan dan belajar banyak, tapi tes yang sebenarnya adalah apakah kinerja pekerjaan mereka meningkat setelah pelatihan.
b.       Penilaian  Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian formal mengenai seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka. Salah satu alasan mengapa penilaian kinerja kerja harus dievaluasi adalah bahwa penilaian kinerja kerja diperlukan untuk memvalidasi alat pemilihan atau mengukur dampak dari program pelatihan. Alasan kedua bersifat administrasi, yaitu untuk membantu dalam membuat keputusan mengenai kenaikan gaji, promosi dan pelatihan. Alasan yang lain adalah untuk menyediakan timbal balik bagi karyawan untuk membatu mereka meningkatkan kinerja mereka saat ini dan merencanakan karier dimasa mendatang.
Metode Penilaian yang Umum, Dua kategori dasar dari metode penilaian adalah metode objektif dan metode pertimbangan. Pengukuran objektif dari kinerja kerja meliputi output aktual (yaitu jumlah unit yang diproduksi), tingkat bahan sisa, volume dollar dari penjualan, dan jumlah klaim yang diproses. Jenis pengukuran objektif lain, tes kinerja khusus adalah metode dimana setiap karyawan diukur dalam kondisi yang standar.
Metode pertimbangan yang meliputi teknik ranking dan rating, merupakan suatu cara yang umum untuk mengukur kinerja kerja. Ranking membandingkan karyawan secara langsung satu sama lain dan mengurutkan mereka dari yang terbaik hingga yang terburuk. Rating berbeda dari ranking karena membandingkan setiap karyawan dengan suatu standar tetap dan bukan dengan karyawan lainnya.
Behaviorally Anchored Rating Scale ( BARS ), Merupakan suatu metode rating yang canggih dan bermanfaat. BARS dapat efektif karena mensyaratkan manajemen berhati-hati dalam membangun skala dan menyediakan suatu jangkar yang berguna untuk digunakan oleh supervisor dalam mengevaluasi orang. Akan tetapi metode ini mahal karena diperlukan keahlian dari luar dan skala harus dikembangkan untuk setiap pekerjaan yang ada dalam organisasi.
Kesalahaan Dalam Penilain Kinerja, Salah satu masalah yang umum adalah recency error, yaitu kecenderungan untuk mendasarkan pertimbangan pada kinerja bawahan terkini karena paling mudah diingat. Hallo error, yaitu memungkinkan penilaian seorang karyawan dalam satu dimensi menjadi “menyebar” kepada rating karyawan tersebut di dimensi yang lain.
Kesalahan juga dapat muncul karena diskriminasi ras, gender, atau umur, secara sengaja maupun secara tidak sengaja. Cara terbaik untuk mengatasi kesalahan ini adalah dengan memastikan pengembangan suatu sistem rating yang valid dan kemudian melatih manajer bagaimana menggunakannya.
c.       Timbal Balik Kinerja
Langkah terakhir dalam sistem penilaian kinerja adalah memberikan timbal balik kepada bawahan mengenai kinerja mereka. Langkah ini biasanya dilakukan dalam suatu pertemuan pribadi antara orang yang dievaluasi dengan atasannya. Suatu inovasi terkini dalam penilaian kinerja kerja yang digunakan dalam banyak organisasi saat ini disebut timbal balik “360 derajat”, yaitu manajer dievaluasi oleh setiap orang disekitar mereka (atasan mereka,rekan kerja mereka,dan bawahan mereka).
4.      Mempertahankan Sumber Daya Manusia
Setelah organisasi menarik dan mengembangkan suatu tenaga kerja yang efektif, mereka juga harus berupaya untuk mempertahankan tenaga kerja tersebut. Untuk melakukan hal tersebut diperlkan kompensasi dn tunjangan yang efektif dan juga perencanan karier.
  1. Menentukan Kompensasi
Kompensasi adalah remunerasi financial yang diberikan oleh organisasi kepada karyawannya sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan. Terdapat 3 bentuk dasar kompensasi :
·         Upah ( wages ) adalah kompensasi per jam yang dibayarkan kepada karyawan operasional.
·         Gaji ( salary ) adalah kompensasi yang dibayarkan untuk kontribusi total sebagai pengganti dari pekerjaan yang dilakukan berjam-jam dan biasanya dibayarkan setiap bulan. Sekarang ini perusahaan lebih banyak yang menerapkan system gaji dibandingkan dengan system upah sehingga perusahaan memberikan gaji tanpa memandang berapa jam para pekerjanya bekerja setiap hari.
·         Intensif ( incentives ) adalah kompensasi yang mencerminkan kesempatan khusus yang terkait dengan kinerja dan berupa komisi penjualan dan bonus.
Kompensasi sangat penting dan juga kompleks dalam hubungan karyawan dengan organisasi karena untuk menyediakan karyawan dengan alat untuk mempertahankan suatu standar hidup yang layak. Jika karyawan tidak mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka dan jika mereka percaya bahwa kontribusi mereka dinilai rendah oleh organisasi, maka mereka akan mencari pekerjaan ditempat lain. Merancang suatu system kompensasi yang baik dapat membantu menarik pelamar, mempertahankan karyawan yang telah ada sebelumnya dan menstimulasi kinerja yang tinggi dengan biaya yang wajar demi kepentingan terbaik organisasi atau perusahaan.
Keputusan Tingkat Upah, Merupakan keputusan kebijakan manajemen mengenai apakah perusahaan ingin membayar pekerjanya di atas, pada atau dibawah tingkat upah tenaga kerja di industry. Namun faktanya sebagian besar perusahaan memilih untuk membayar di dekat rata – rata, tapi ada juga yang dibawah rata-rata dan biasanya adalah perusahaan kecil.
  • Untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi biasanya perusahaan besar sengaja membayar lebih dari rata-rata sertta menanamkan citra sebagai “pemimpin upah” sehingga kesejahteraan karyawan lebih terjamin dan hal itu juga dapat membuat perusahaan lebih maju dengan kinerja karyawan yang sangat baik.
  • Dalam membuat sebuah keputusan tingkat upah manajer harus mengetahui mengenai tingkat upah yang sesuai melalui melakukan survey upah disuatu daerah dan juga factor yang dapat mempengaruhi tingkat upah seperti tingkat penggangguran.
Keputusan Struktur Upah, Ditetapkan melalui evaluasi pekerjaan ( job evaluation ) atau usaha untuk mengukur nilai dari suatu pekerjaan relative dibandingkan dengan pekerjaan lainnya.
  • Metode termudah menciptakan struktur upah yaitu dengan merangking pekerjaan dari yang harus dibayar paling banyak ( seperti President direktur ) hingga yang harus dibayar paling sedikit ( seperti petugas kebersihan ). Langkah selanjutnya yaitu menetapkan tingkat upah actual atas dasar kombinasi dari data survey dan struktur upah yang dihasilkan dari evaluasi kerja.
Keputusan Upah Individual, Menyangkut berapa banyak akan membayar setiap karyawan dalam pekerjaan tertentu.
  • Keputusan termudah yaitu membayar suatu tingkat tunggal untuk setiap pekerjaan dan kisaran pembayaran biasanya dihubungkan dengan pekerjaan.
  • Penetapan tingkat individual mungkin dilakukan atas dasar senioritas ( contoh : awal masuk kerja sebesar 1 juta dan meningkat 200 ribu setiap 6 bulan ), kualifikasi awal ( contoh : pekerja yang tidak memiliki pengalaman dibayar rendah dibanding dengan yang lebih berpengalaman ), merit ( kenaikan diatas tingkat ketika masuk diberikan untuk kinerja yang lebih baik )
2.      Menentukan Tunjangan ( benefit )
  • Tunjangan ( benefit ) adalah nilai hal-hal lain diluar kompensasi yang disediakan organisasi untuk para pekerjanya.
  • Berbagai bentuk tunjangan adalah sebagai berikut :
a.         Tunjangan pembayaran untuk waktu tidak bekerja, seperti cuti sakit, liburan, dan kompensasi penggangguran.
b.         Tunjangan asuransi, seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan kompensasi pekerjaan yang meliputi apabila ada kecelakaan dalam kerja.
c.         Tunjangan pelayanan karyawan, seperti pembayaran pendidikan dan kesempatan rekreasi, tunjangan hari raya
d.         Tunjangan keamanan social, seperti pensiun
Rencana tunjangan kafetaria, merupakan sebuah tunjangan yang mencakup untuk semua karyawan dan karyawan di izinkan untuk memilih tunjangan tambahan yang di inginkan hingga suatu batasan biaya tertentu tergantung gaji.
Tunjangan yang mengakomodasi berbagai kebutuhan yang berbeda dan untuk menangani pasar tenaga kerja yang ketat, seperti penitipan anak di lokasi, bantuan hipotek, dan kemudahan cuti dengan pembayaran.
  • Suatu rencana tunjangan yang baik diharapkan mendorong orang untuk tetap tinggal di perusahaan dan mendorong karyawan baru untuk bergabung ke dalam perusahaan.
  • Dalam penerapannya program tunjangan harus dikelola secara efektif dan dijelaskan kepada karyawan dalam bahasa yang jelas dan langsung sehingga dapat menggunakan tunjangan tersebut secara sesuai dan menghargai apa yang disediakan oleh perusahaan.
3.      Perencanaan Karier
  • Dapat membantu memetakan bidang apa saja yang paling menjadi minat seorang individu dan membantu orang melihat kesempatan apa yang tersedia dalam organisasi tersebut.
  • Hal ini dimaksudkan karena hanya sedikit orang yang bekerja pada pekerjaan yang sama sepanjang karirnya. Terkadang ada yang berubah pekerjaan dalam perusahaan atau pindah ke perusahaan lain sehingga menghambat kemajuan karir dan membuat individu / organisasi tersebut akan menderita.
Manajer seharusnya menyadari pentingnya kompensasi dan tunjangan di pihak lain, hal tersebt mempresentasikan biaya yang signifikan bagi organisasi dan oleh karena itu seharusnya dimnitor dan di kendalikan secara hati-hati. Di pihak lain, kompensasi dan tunjangan juga merpakan indikator berwujud bagi karyawan mengenai nilai dirinya bagi organisasi da seharusnya bersifat adil dan seimbang. Perencanaan karier juga merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan oleh semua manajer bagi diri sendiri maupun karyawan mereka.
5.      Mengelola Hubungan Tenaga Kerja
Hubungan tenaga kerja (labor relations) aalah proses menangani karyawan ketika mereka diwakili oleh sebuah serikat pekerja. Mengelola tenaga kerja merupakan suatu bagian dari manajemen sumber daya manusia.
a.      Bagaimana Karyawan Membentuk Serikat
Beberapa hal harus terjadi sebelum akhirnya karyawan membentun serikat pekerja lokal. Pertama, karyawan harus menjadi tertarik untuk memiliki suatu serikat. Pihak diluar karyawan yang merupakan pengorganisir profesional yang dipekerjakan oleh serikat pekerja nasional( seperti Teamster atau United Auto Workers) mungkin membangkitkan minat di antara para karyawan dengan melakukan pidato dan mendistribusikan literatur di luar tempat kerja. Di dalam organisasi, karyawan yang menginginkan suatu serikat pekerja berusaha untuk meyakinkan pekerja lainnya akan manfaat dari suatu serikat.
      Langkah kedua adalah untuk mengumpulkan tanda tangan karyawan dalam kartu otorisasi.Kartu-kartu ini menyatakan bahwa pendatanganan ingin untuk memberikan suara untuk menentukan apakah suatu serikat pekerja mewakili dia. Tiga puuh persen dari karyawan dalam unit penawaran potensial harus menndatangani kartu-kartu ini untuk menunjukan pada National Labor Reations Boards (NLRB) bahwa minat mencukupi untuk di adakannya suatu pemilihan. Akan tetapi sebelum suatu pemilihan dilakukan, unit penawaran harus didefinisikan. Unit penawaran terdiri dari semua karyawan yang akan memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam pemilihan dan untuk bergabung dan mewakili oleh serikat jika telah terbentuk.
      Pemilihan diawasi oleh seorang perwakilan NLRB (atau jika kedua pihak setuju, American Arbitration Association-suatu asosiasi profesional arbitrator) dan dilaksanakan dengan pemilihan rahasia. Jika mayorits dari pemberi suara ( tidak semua dari yang memenuhi syarat untuk memberikan suara) memilih serikat, maka serikat pekerja disahkan menjadi perwakilan resmi dari unit penawaran. Serikat yang baru kemudian mengorganisasikan dirinya sendiri dengan secara resmi menerima anggota dan memilih pengurus; ia akan seger siap untuk merundingkan kontrak pertama. Jika pekerja menjadi tidak puas dengan serikat pekerja mereka, atau jika manajemen menyajikan bukti yang kuat bahwa serkat tidak mewakil pekerja secara sesuai, NLRB dapat mengatur suatu pemilihan untuk mencabut setifikasi serikat pekerja tersebut. Hasil dari pemilihan semacam itu menentukan apakah serikat akan tetap berdiri.
      Organisasi biasanya lebih menyukai agar karyawan tidak berserikat karena serikat membatasi kebebasan manajemen dalam banyak bidang. Oleh karena itu manajemen melakukan kampanyenya sendiri untuk meyakinkan karyawan untuk tidak memilih serikat. “Praktek tenaga kerja yang tida adil” sering kali disebutkan pada titik ini. Sebagai contoh, merupakan praktek tenaga kerja yang tidak adil bagi manajemen untuk menjanjikan kenaikan gaji karyawan (atau setiap tunjangan lain) jika serikat kalah. Para ahli setuju bahwa cara terbaik untuk menghindari prserikatan adalah dengan mempraktekan hubungan karyawan yang baik setiap waktu, tidak hanya ketika diancam jelas dalam bidang pembayaran, promosi, pemberhentian, dan disiplin, menyediakan sistem keluhan atau naik banding untuk orang yang merasa diperlukan dengan tidak adil; dan menghindari setiap jenis favoritisme akan membantu membuat karyawan merasa bahwa serikat tidak diperlukan.
b.      Tawar-Menawar Kolektif
Tujuan dari tawar-menawar kolektif (collective bargaining) adalah untuk menyetujui kontrak tenaga kerja yang memuaskan antara manajemen dan serikat. Kontrak berisi persetujuan mengenai isu-isu seperti upah, jam kerja, kondisi promosi ketenagakerjaan, pemberhentian, dan prosedur keluhan. Proses tawar-menawar mungkin berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau lebih lama lagi, perwakilan dari manajemen dan serikat bertemu untuk membuat proposal danlawan proposal. Persetujuan yang dihasilkan harus disetujui oleh seluruh anggota serikat. Jika tidak disetujui, serikat dapat melakukan pemogokan untuk menekan manajemen, atau mungkin memilih untuk tidak melakukan pemohokan dan hanya berunding hingga suatu persetujuan yang lebih memuaskan dapat dicapai.
      Prosedur keluhan (grievance pocedure) adalah alat untuk menegakkan kontrak. Sebagian besr isi satu kontrak berkenaan dengan bagaimana manajemen akan memperlakukankaryawan. Ketika karyawan merasa bahwa mereka tidak diperlakukan dengan adil menurut kontrak tersebut, mereka akan mengajukan suatu keluhan untuk memperbaiki masalah. Langkah pertama dalam suatu prosedur keluhan adalah bagi karyawan yang mengeluh adala membahas pelanggaran kontrak yang dikeluhkan dengan atasan langsungnya. Sering kali keluhan diselesaikan pada tahap ini. Akan tetapi jika karyawan tersbut masih measa bahwa dia diperlakukan dengan tidak benar, keluhan dapat diajukan ke tingkat selanjutnya. Pengurus serikat dapat membantu seorang karyawan yang mengeluh untuk mewakili kasusnya. Jika keputusan manajer juga tidak memuaskan bagi karyawan, perundingan lanjutan ke tingkat yang lebih tinggi berikutnya dilakukan, hingga akhirnya semua langkah dalam perusahaan dicapai. Langkah akhir adalah untuk menyerahkan keluhan kepada binding arbitration.Seorang arbitator adalah seorang ahli hukum tenaga kerja yang dibayar secara bersama oleh serikat dan manajemen. Arbitaror mempelajari kontrak, mendengar kedua belah pihak dari kasus, dan mengajukan satu keputusan yang harus diptuhi oleh kedua belah pihak. Sistem keluhan untj menyelesaikn perselisihan mengenai pemberlakukan kontrak mencegah pemogkan selama masa kontrak.
      Hubungan tenaga kerja merupakan suatu bagian penting dari manajemen sumber daya manusia dibanyak perusahaan. Manajer perlu memahami elemen hukum dan prosedural dari perserikatan, proses collective bargaining dan pentingnya suatu sistem keluhan.
6.      Tantangan Baru dalam Tempat Kerja yang Berubah
Manajer sumber daya manusia menghadapi beberapa tantangan yang terjadi dalam usaha mereka untuk mempertahankan organisasi mereka memiliki tenaga kerja yang efektif. Untuk memperumit masalah, tantangan baru muncul ketika ligkungan ekonomi dan sosial dari bisnis berubah, kami menyimpulkan dengan suatu pandangan pada dua persoalan manajemen sumber daya manusia yang paling penting yang di hadapi bisnis saat ini.
a.      Mengelola Pekerja yang Berpengetahuan
Karyawan secara tradisional memberi nilai tambah kepada organisasi karena apa yang mereka lakukan atau karena pengalaman mereka. Di ‘era informasi’, banyak karyawan memberi nilai tambah karena apa yang mereka ketahui.
Sifat dari Pekerja yang Berpengetahuan, karyawan yang kontribusinya terhadap suatu organisasi didasarkan pada apa yang mereka ketahui biasanya disebut pekerja yang berpengetahuan (knowledge workers), dan keterampilan di mana mereka dikelola merupakan suatu faktor utama dalam menentukan perusahaan mana yang akan berhasil di masa mendatang. Pekerja yang berpengetahuan, termasuk ahli komputer, insinyur, dan ahli fisika, memberikan tantangan khusus bagi manajer sumber daya manusia. Mereka cenderung untuk bekerja di perushaan tekhnologi tinggi dan biasanya ahli dalam beberapa pengetahuan dasar abstrak. Mereka sering kali suka bekerja secara independen dan cenderung mengidentifikasikan diri secara lebih kuat dengan profesi mereka. Organisasi maupun bahkan kinerja mereka di akui oleh anggota lain dari profesi mereka.
Dengan kepentingan pekerjaan yang di dorong oleh informasi yang tumbuh, kebutuhan akan pekerja yang berpengetahuan juga terus menerus tumbuh. Akan tetapi karyawan ini memerukan pelatihan yang ekstensif dan sangat terspesialisasi, dan setiao organisasi bersedia untuk membuat investsi yang diperlukan dalam manusia untuk mengambil keuntugan dari pekerjaan ini. pada kenyataanya bahkan setelah pekerja yang berpegetahuan berada dalam pekerjaan, pelatihan ulang dan pembaharuan pelatihan adalah penting untuk mencegah keterampilan mereka menjadi usang. Telah disarankan misalnya, bahwa “setengah hidup” dari pendidikan teknis pemesinan adalah menghilangkan keuntungan kompetitif tapi juga meningkatkan kemungkinan pekerja berpengetahuan tersebut akan pergi ke perusahaan lain yang lebih berkomitmen dalam mempertahankan pengetahuan mereka di bidang mereka.
Manajemen Pekerja Berpengetahuan dan Pasar Tenaga Kerja. Belakangan ini, permintaan atas pekerja yang berpengetahuan tumbuh dramatis. Akibatnya, organisasi yang memerlukan pekerja ini harus memperkenalkan peyesuaian pasar reguler ( ke atas) untuk membayar mereka agar cukup memuaskan untuk mempertahankan mereka. Titik ini terutama lebih penting di bidang-bidang di mana permintaan tumbuh karena bahkan gaji tingkat awal bagi karyawan ini meningkat. Ketka seorang karyawan menerima suatu pekerjaan dari suatu perusahaan, pemberi pekerja menghadapi di lema yang lain.  Ketika dipekerjakan, pekerja lebih mungkin menjadi subjek pasar tenaga kerja internal, yang tidak mungkin tumbuh secepat pasar eksternal pekerja berpengetahuan secara keseluruhan. Sebagai akibatnya semakin lama seorang karyawan bekerja disuatu perusahaan, semakin jauh tertinggal pasar bagi pembayarannya jatuh kecuali tentu saja jika secara teratur disesuaikan (ke atas).
Tidak mengejutkan, permintaan yang tumbuh atas pekerja ini telah memberikan inspirasi bagai beberapa pengkuran yang cukup ekstrim untuk menarik mereka pertama kali. Gaji awal yang besar dan bonus yang langsung ditandatangani adalah merupakan hal yang biasa. British Petroleum Exploration baru-baru ini membayar insinyur minyak pemula yang memiliki pengetahuan pengeboran platform di bawah laut tidak berpengalaman, hanya berpengetahuan gaji dalam enam angka, ditambah bonus di atas $50.000 dan pembagian laba.
Bahkan dengan insentif ini manajer sumber daya manusia mengeluh bahwa di daerah Gulf Coast, mereka tidak dapat mempertahkan para ahli karena insinyur muda segera meninggalkan perusahaan karena tawaran bons dari perusahaan pesaing. Menurut salah seorang eksekutif sumber daya manusia: “ kami memberhentikan seorang insinyur enam bulan setelah kami memperkerjakan dan pada akhirnya kami harus memperdebatkan tawaran untuk insinyur yang sama dengan uang yang lebih banyak.


b.      Pekerja Kontinjen dan Pekerja Sementara
Persoalan sumber daya manusia kontemporer terakhir melibatkan penggunaan pekerja koninjen/ atau pekerja sementara. Tentu saja beberapa tahun belakangan ini tampak seperti suatu ledakan dalam penggunaan pekerja semacam ini oleh organisasi.
Trend dalam Tenaga Kerja Kontinjen dan Sementara. Di tahun-tahun belakangan ini, jumlah dari pekerja kontinjen dalam tenaga kerja telah meningkat secara dramatis. Seorang pekerja kontinjen adalah seseorang yang bekerja bagi suatu organisasi dengan dasar selain dasar permanen atau penuh waktu. Kategori ini pekerja kontinjen termasuk kontraktor independen, pekerja panggilan, pekerja sementara (biasanya dipekerjakan melalui agen luar), dan karyawan konrak atau lease. Kategori lain adalah pekerja paruh waktu. Perusahaan jasa keuangan raksasa seperti Citigroup misalnya, sangat memanfaatkan agen penjualan paruh waktunya untuk mencari klien baru. Sekitar 10 persen dari tenaga kerja Amerika Serikat saat ini menggunakan salah satu dari bentuk alternatif ini dalam hubungan ketenagakerjan. Akan tetapi para ahli menyebutkan bahwa persentase ini meningkat secara yang konsisten.
Mengelola pekerja kontinjen dan sementara, dengan menyebarluaskan pekerja kontijen dan sementara, manajer harus memahami bagaimana menggunakan karyawan tersebut dengan cara yang paling efektif; yaitu mereka perlu memahami bagaimana mengelola pekerja kontinjen dan sementara.
Salah satu kunci adalah perencanaan yang hati-hati, kedua adalah memahami pekerja kontinjen dan menyadari baik kelebihan maupu kelemahan mereka; yaitu organisasi harus menyadari apa yang dapat dan tidak dapat di capai dari penggunaan pekerja kontinjen dan sementara, ketiga, manajer harus secara hati-hati mengukur biaya nyata dari penggunaan pekerja kontinjen, terakhir manajer harus sepenuhnya memahami strategi mereka sendiri dan memutuskan dimua bagaimana mengelola pekeja sementara, terutama berfokus pada bagaimana mengintegrasikan mereka ke dalam organisasi.

2.3  Alasan Pentingnya Mengelola SDM dalam sebuah Organisasi.
Peranan sumber daya manusia dalam berorganisasi sangatlah penting karena sumberdaya manusia ini sebagai pengelola system, agar system ini tetap berjalan tentu dalam pengelolaannya harus memperhatikan aspek-aspek penting seperti pelatihan, pengembangan , dan motivasi. Dalam hal ini sumber daya manusia dijadikan manejemen sebagai salah satu indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan vital.
SDM merupakan aset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh sumber daya lainnya. SDM dalam organisasi harus senantiasa berorientasi terhadap visi,misi,tujuan,dan sasaran organisasi dimana dia berada di dalamnya.
Untuk mencapai visi,misi,tujuan tersebut tentu manusia harus memiliki nilai kompetensi dan karekteristik, ada lima nilai karekter dan kompetensi yaitu :
·         Motif (motive), apa yang secara konsisten dipikirkan atau keinginan-    keinginan yang menyebabkan melakukan tindakan. Apa yang mendorong, perilaku yang mengarah dan dipilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.
·         Sifat/ciri bawaan (trait), ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat  konsisten terhadap situasi atau informasi.
·         Konsep diri (self concept), sikap, nilai dari orang-orang.
·         Pengetahuan (knowledge), yaitu suatu informasi yang dimiliki  seseorang pada bidang yang spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Biasanya tes pengetahuan mengukur kemampuan untuk memilih jawaban yang paling benar, tapi tidak bisa melihat apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya itu.
·         Keterampilan (skill), kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik dan mental tertentu. Dan sekurang-kurangnya SDM harus menyesuaikan diri dengan tuntutan global yang cenderung bersifat tanpa batas.

Ada 4 peran yang harus dimiliki oleh SDM dalam menghadapi tuntutan atau tantangan global:
  1. Melakukan analisis jabatan
  2. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon tenaga kerja
  3. Menyeleksi tenaga kerja
  4. Memperhatikan atau menata gaji dan upah karyawan.
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi.
Dalam mencapai tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola sistem, agar sistem ini berjalan tentu dalam pengelolaanya harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainya. Hal ini akan menjadikan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

2.4   Pengaruh atau Dampak yang Ditimbulkan dari Pengelolaan SDM dalam Organisasi.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari pengelolaan SDM dalam organisasi itu ada dua:
·         Dampak positif
·         Dampak negatif
Dari kedua dampak yang ditimbulkan diatas yang lebih banyak ditimbulkan akan lebih cenderung kearah yang lebih positif. Contohnya seperti memanegement keuangan dan tenaga kerja yang lebih bagus sehingga bisa bersaing tentunya.
Organisasi yang efektif harus belajar dalam segala bentuk, ukuran dan kategori yang dapat membawa keanekaragaman, sehingga organisasi perlu memodifikasi praktik-praktik organisasi untuk dapat mengelola keanekaragaman itu dengan lebih baik. Kekuatan sebuah organisasi untuk mampu bersaing tidak lepas dari dukungan sumber daya manusianya karena di dalam suatu organisasi berbagai sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya diintegrasikan dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Di antara sumber daya yang ada sumberdaya manusialah yang memegang peranan paling penting dalam memprakarsai, menggerakkan dan mendeterminasikan kegiatan-kegiatan pengintegrasian semua sumberdaya. Semua kegiatan manajemen dalam organisasi ditentukan oleh kompetensi, motivasi dan efektifitas manusia dalam organisasi. Oleh karena itu, pengelolaan sumberdaya manusia dalam suatu organisasi menjadi kebutuhan nyata yang terus-menerus untuk dipenuhi dan ditingkatkan. Dan, dalam upaya pengelolaan sumberdaya manusia tersebut diharapkan memperoleh dan menghasilkan karyawan-karyawan atau pegawai-pegawai yang produktif, berprestasi kerja tinggi dan berhasil dalam pekerjaan mereka.
Pimpinan yang secara teratur melakukan proses pengembangan strategi sumber daya manusia pada organisasinya akan memperoleh manfaat berupa distinctive capability dalam beberapa hal dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan, seperti :


Yang sifatnya strategis yakni :
·         Kemampuan mendifinisikan kesempatan maupun ancaman bagi sumber daya manusia dalam mencapai tujuan bisnis.
·         Dapat memicu pemikiran baru dalam memandang isu-isu sumber daya manusia dengan orientasi dan mendisdik patisipan serta menyajikan  perluasan perspektif.
·         Menguji komitmen manajemen terhadap tindakan yang dilakukan sehingga dapat menciptakan proses bagi alokasi sumber daya program-program spesifik dan aktivitas.
·         Mengembangkan “sense of urgency” dan komitmen untuk bertindak.
 Kemudian yang sifatnya opersional ,perencanaan SDM dapat bermamfaat untuk :
·         Meningkatkan pendayagunaan SDM guna memberi kontribusi terbaik,
·          Menyelaraskan aktivitas SDM dengan sasaran organisasi agar setiap pegawai/tenaga kerja dapat mengotimalkan potensi dan ketrampilannya guna meningkatkan kinerja organisasi,
·         Penghematan tenaga,biaya, waktu yang diperlukan ,sehingga dapat meningkatkan efisiensi guna kesejahteraan pegawai/karyawan.(Nawawi, 1997: 143)


















BAB III
KESIMPULAN

Manajemen sumber daya manusia menaruh perhatian terhadap menarik, mengembangkan, dan mempertahankan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan. Konteks lingkungannya terdiri dari kepentingan strateginya dan lingkungan hukum dan sosial yang mempengaruhi manajemen sumber daya manusia.
Mendapatkan sumber daya manusia merupakan suatu bagian penting dari fungsi manajemen sumber daya manusia. Perencanaan sumber daya manusia dimulai dengan analisis pekerjaan dan kemudian berfokus pada peramalan dari kebutuhan masa depan organisasi akan karyawan, peramalan ketersediaan karyawan baik di dalam maupun diluar organisasi, dan program perencanaan untuk memastikan bahwa sejumlah dan jenis karyawan yang sesuai telah tersedia ketika di perlukan. Penerimaan dan pemilihan tenaga kerja adalah proses dimana pelamar pekerjaan ditarik, diukur dan dipekerjakan. Meode untuk memilih pelamar termasuk formulir lamaran, tes, wawancara, dan assessment center. Setiap metode yang digunakan untuk memilih seharusnya divalidasi dengan tepat.
Organisasi juga harus berusaha untuk mengembangkan sumber daya manusia mereka. Pelatihan dan pengembangan membuat karyawan dapat melaksanakan pekerjaan mereka saat ini secara efektif dan mempersiapkan pekerjaan di masa mendatang. Mempertahankan sumber daya menusia juga penting. Tingkat kompensasi harus adil dibandingkan dengan tingkat pekerjaan lain dalam organisasi dan dengan tingkat untuk pekerjaan yang sama atau serupa di organisasi lain di pasar tenaga kerja.











BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta.
Griffin, Ricky W. 2004. Management, Edisi tujuh. Jakarta: Erlangga
 http://arnie0307.blogspot.com/2011/11/pentingnya-sdm-dalam-sebuah-organisasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar