Kamis, 05 Januari 2017

LANDASAN DAN KEDUDUKAN AKHLAK





1.     Landasan Akhlak
Dalam Islam, dasar atau alat pengukur yang menyatakan bahwa sifat
seseorang itu baik atau buruk adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Segala sesuatu yang baik menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, itulah yang baik untukdijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, segala sesuatu yang buruk menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, berarti tidak baik dan harus dijauhi.
Ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW., Aisyah menjawab
“akhlak Rasulullah adalah Al-qur’an.”
            Maksud perkataan Aisyah adalah segala tingkah laku dan tindakan Rasulullah SAW., baik yang zahir maupun yang batin senantiasa mengikti petunujuk dari Al-Qur’an. Al-Qur’an selalu mengajarkan umat Islam untuk berbuat baik dan menjauhi segala perbuatan yang bruk. Ukuran baik dan buruk ini ditentukan oleh Al-Qur’an.
            Kepentingan akhlak dalama kehidupan manusia dinyatakan dengan jelas dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menerangkan berbagai pendekata yang meletakkan Al-Qur’an sebagai sumber pengetahuan mengenai nilai dan akhlak yang paling jelas. Pendekatan Al-Qur’an dalam menerangkan akhlak yang  mulia, bukan pendekatan teoretikal, melainkan dalam bentuk konseptual dan penghayatan. Akhlak mulai dan akhlak buruk digambarkan dalam perwatakan manusia, dalam sejarah dan dalam realitas kehidupan manusia semasa Al-Qur’an diturunkan.
            Al-Qur’an menggambarkan akidah orang-orang beriman, kelakuan mereka yang mulia dan gambaran kehidupan mereka yang tertib, adil, luhur, dan mulia. Berbanding terbalik dengan perwatakan orang-orang kafir dan munafik yang jelek, zalim, dan rendah hati. Gambaran akhlak mulia dan akhak keji begitu jelas dalam perilaku manusia di sepanjang sejarah. Al-Qur’an juga menggambarkan perjuangan para rasul untuk menegakkan nilai-nilai mulia dan murni di dalam kehidupan dan ketika mereka ditentang oleh kefasikan, kekufuran, dan kemunafikan yang menggagalkan tegaknya akhlak yang mulia sebagai teras kehidupan yang luhur dan murni itu.


Allah SWT.  Berfirman:

Artinya:
“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan(15) Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus(16).”
                                                                                                   (Q.S. Al-Maidah [5]: 15-16)

2.     Kedudukan Akhlak
Dalam Islam, akhlak memiliki posisi yang sangat penting, yaitu sebagai
salah satu rukun agama Islam. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW. Pernah ditanya, “Beragam itu apa?” Beliau menjawab, “Berakhlak yang baik” (H.R. Muslim). Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat ketika melihat bahwa salah satu sumber akhlak adalah wahyu.
            Akhlak memberikan peran penting bagi kehidupan, baik yan bersifat individual maupun kolektif. Tak heran jika kemudian Al-Qur’an memberi penekanan terhadapnya. Al-Qur’an meletakkan dasar-dasar akhlak mulia. Demikian pula Al-Hadis telah memberikan porsi cukup banyak dalam bidang akhlak. Menurut satu penelitian, dari 60.000 hadis, 20.000 di antaranya berkenaan dengan akidah, sementara sisanya (40.000) berkenaan dengan akhlak dan muamalah. Ini dapat dijadikan sebagai bukti bahwa Al-Hadis, sebagaimana Al-Qur’an, sangat memerhatikan urusan akhlak.
            Di antara hadis yang menekankan pentingnya akhlak adalah sabda Rasulullah SAW:
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling bagus akhlaknya.”
                                                                                                                     (H.R. At-Tirmidzi)
“sesungguhnya,seorang mukmin akan bisa mencapai derajat shalat malam dan orang yang puasa dengan akhlaknya yang mulia.”
                                                                                                                            (H.R. Ahmad)

Islam menuntut setiap pemeluknya untuk menjadikan Rasulullah SAW. Sebagai contoh dalam segala aspek kehidupan. Khusus dalam akhlak, Allah AWT. Memuji beliau dengan diiringi sumpah:

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
                                                                                                          (Q.S. Al-Qalam [68]:4)

Nabi Muhammad SAW. Pun menggambarkan bahwa orang yang palig sempurna keimanannya di antara umatnya adalah yang paling baik akhlaknya. Dengan demikian, sebagiannya seorang muslim berusaha dan bersemangat untuk memiliki akhlak yang baik dan merujuk kepada Rasulullah SAW. Dalam berakhlak.
Dalam kaitan dengan kedudukan akhlak, Ibnu Maskawaih menerangkan,
“Islam pada hakikatnya adalah suatu aliran etika. Islam memperbaiki budi pekerti manusia sedemikian rupa sehingga manusia sanggup menjadi anggota masyarakat pergaulan bersama. Islam menanamkan bibit cinta kasih sayang di dalam jiwa manusia.”
            Paparan ini, dengan jelas menunjukkan bahwa risalah Islam memperjuangkan kesempurnaan, kebaikan, dan keutamaan akhlak. Dengan demikian, Umat Islam merupakan model terbaik bagi implementasi akhlak mulia ini, sebagaimana deiperlihatkan dengan baik oleh Rasulullah SAW. Dan para pengikutnya.
                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar