Kamis, 05 Januari 2017

MACAM – MACAM DAN INDIKATOR AKHLAK



BAB VI
6.1 Pembagian Akhlak 
Secara umum akhlak dalam perspektif ilmu dibagi menjadi beberapa macam, yaitu: Akhlak Falsafi atau akhlak teoritik yaitu akhlak yang menggali kandungan al quran dan as sunnah secara mendalam, rasional untuk dirumuskan sebagai teori dalam bertindak. Akhlak falsafi juga mengompromikan ajaran-ajaran yang terkandung dalam al-qur’an dan as sunnah dengan pemikiran pemikiran filosofis dan pemikiran sufistik. Amir Syukur menyatakan bahwa akhlak falsafi cenderung mengedepankan pemahaman filosofis tentang berbagai teori yang mengandung rumusan tentang konsep-konsep pergaulan manusia dengan sesama manusia dan komunikasi dengan Allah Swt.
Akhlak Amali atau akhlak praktis yaitu dalam arti yang sebenarnya, berupa perbuatan, sedikit bicara dan banyak bekerja. Akhlak Amali tidak banyak mengumbar janji melainkan memberi banyak bukti. Misalnya, akhlak dalam beribadah dibuktikan dengan melaksanakan sholat, zakat, saum ramadhan, banyak berzikir dan amalan-amalan lain yang mendatangkan kemaslahatan.
Akhlak fardhi atau akhlak individu, yaitu perbuatan seseorang manusia yang tidak terkait dengan orang lain. Akhlak individu sebagai awal dari hak asasi manusia dalam berpikir, berbicara, berbuat, dan melakukan pengembangan diri. Akhlak ini dilindungi oleh norma-norma yang berlaku, baik norma al quran dan as sunnah, norma hukum maupun norma budaya. Misalnya, akhlak berpolitik dalam pemilihan umum, akhlak dalam mengurus hak milik pribadi, akhlak dalam memilih agama yang dianut, akhlak dalam meraih cita-cita, dan sebagainya.
Akhlak Ijtima’i atau akhlak jamaah, yaitu tindakan yang disepakati secara bersama-sama,misalnya akhlak organisasi, akhlak partai politik, akhlak masyarakat yang normatif, dan akhlak yang merujuk pada adat kebiasaan. Akhlak jamaah biasanya didasarkan pada hasil musyawarah mufakat yang dipimpin oleh ketua atau pemimpin yang diakui kredibilitas dan legalitasnya oleh semuan anggota masyarakat atau organisasi tertentu. Setiap keputusan mengandung kehendak bersama dan akan berdampak secara positif atau negatif kepada seluruh anggota masyarakat.
Misalnya, MUI memutuskan bahwa merokok bagi anak kecil dan wanita yang sedang hamil hukumnya haram. Fatwa tersebut disepakati bersama oleh seluruh pengurus dan anggota MUI, dan yang harus memberi contoh adalah seluruh pengurus MUI, misalnya berhenti merokok. Jika masih merokok, anggota MUI belum dapat dikatakan sebagai orang yang konsisten dengan keputusan yang telah ditetapkannya, meskipun keharaman merokok hanya bagi anak kecil,wanita hamil, dan merokok di tempat umum yang akan merugikan orang -orang yang ada disekitarnya.
Contoh lainnya adalah keputusan musyawarah dalam muktamar ormas Islam yang kemudian ditetapkan sebagai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ormas bersangkutan, seperti hak dipilih menjadi ketua umum ormas Islam dibatasi hanya sampai dua periode. Keputusan tersebut secara otomatis menjadi pedoman berakhlak bagi seluruh anggota ormas tersebut. Jika tiba-tiba keputusan itu dilanggar , dapat disebut sebagai akhlak yang terpuji secara jamaah.
6.2 Macam-Macam Akhlak
Macam-macam akhlak berkaitan dengan tasawuf akhlaqi. Yaitu tasawuf yang mengutamakan bentuk praktis dalam tingkah laku sesuai dengan syariat yang diajarkan Allah SWT. Tasawuf yang benar bukan tasawuf yang terlepas dari aturan al quran dan as sunnah. Tetapi tasawuf yang benar adalah yang berpegang erat teguh utuh pada aturan-aturan agama yang menyatukan prinsip-prinsip akidah dan syariat dalam beragama dan bermualah.
Aliran tasawuf mengutamakan pendektan-pendekatan tertentu untuk mengapai kecintaan Allah SWT kepada dirinya. Pengetahuan Allah SWT digapai 3 cara, yaitu:
1.      Takhalli sebagai langkah pertama yang harus di lakukan oleh orang sufi dengan cara mengosongkan diri dari akhlak tercela serta memerdekaan diri dari hawa nafsu.
2.      Tahalli sebagai upaya mengisi jiwa akhlak yang terpuji. jiwa dikosongkan otak dicuci,dan tindakan hawa nafsu.
3.      Tajalli yaitu terungkapnya cahaya kegaiban atau nur gaib. Manusia yang telah melakukan kesadaran yang tertinggi dengan cara membiasakan kehidupannya dengan akhlak yang terpuji.
Macam-macam akhlak juga terbagi dua yaitu:
1.      Akhlak Berdasarkan Sifatnya, yaitu:
Akhlak terpuji atau akhlak mulia yang di sebut dengan akhlakul karimah. Akhlakul karimah adalah akhlak yanga di kehendaki oleh Allah SWT dan di contohkan oleh rasulullah SAW Akhlak ini dapat di artikan sebagai akhlak orang-orang yang berimandan bertaqwa kepada Allah SWT.
Akhlak tercela atau akhlak yang dibenci yakni disebut akhlakul al mazmumah. Akhlakul madzmumah adalah akhlak yang di benci Allah SWT, sebagaimana akhlak orang-orang kafir, orang-orang musyrik,dan orang-orang munafik.
Allah berfirman dalam surat al-fatihah ayat 1-7:
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam. Yang maha pengasiah, maha penyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah, kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka; (bukan) jalan mereka yang di murkai; dan bukan( pula jalan) yang sesat.”
            Surat al fatihah di atas menerangkan akhlak orang-orang yang terpuji dan akhlak orang-orang yang tercela. Salah satunya, Menurut surat ini orang-orang yang memiliki akhlak terpuji adalah orang-orang yang jika mereka hendak melakukan sesuatu, mereka akan membaca basmallah terlebih dahulu. Sedangkan orang-orang yang memiliki akhlak tercela tidak.
2.      Akhlak berdasarkan objeknya
Akhlak yang berhubungan dengan Allah diantaranya adalah sebagai berikut:
1)      Mentauhidkan Allah
Salah satu bentuk akhlakul mahmudah adalah menauhidkan allah. yang dimaksud menauhidkan allah adalah mempertegas keesan allah.
2)      Takwa kepada Allah
Kalimat “itaqillah” (berdakwalah kepada allah) jika diterjamaahkan secara harfiyah akan menjadi jauhilah allah atau hindarkanlah dirimu dari Allah. Tentunya hal ini mustahil dapat dilakukan manusia. Ulama ulama berpendapat bahwa sesungguhnya satu kata yang tersirat antara “Hindarkanlah dan “Allah”. Kata yang tersirat itu adalah siksa/hukuman. Yang dimaksud mengindarilah Allah adalah menghindari siksa/hukumannya.
3)      Akhlak terhadap diri sendiri
Diantara akhlak terpuji terhadap diri sendiri adalah sebagai berikut:
Ø  Sabar, adalah menahan diri dari dorongan hawa nafsu demi menggapai keridaan tuhannya dan menggantinya dengan bersungguh-sungguh.
Ø  Syukur, merupakan sikap seseorang untuk menggunakan Nikmat yang diberikan Allah SWT. Bentuk syukur ini ditandai dengan keyakinan hati bahwa nikmat yang diperoleh berasal dari Allah SWT.
4)      Akhlak terhadap keluarga
Ø  berbakti kepada orangtua
Berbakti kepada kedua orangtua merupakan faktor utama di terimanya do’a seseorang juga merupaka amal saleh paling utama yang di lakukan oleh seorang muslim. Banyak sekali ayat al quran atau hadits yang menjelaskan keutamaan berbuat baik kepada kedua orangtua. Oleh karena itu, perbuatan terpuji ini seiring dengan nilai-nilai kebaikan untuk selamanya dan di cintai oleh setiap insan setiap masa.
Salah satu keutamaan berbuat baik kepada kedua orangtua, di samping melaksanakan ketaatan atas perintah allah SWT adalah menghapus dosa-dosa besar. Hal itu sebagaimana tergambar dalam ucapan ali bin abi tholib, demikian pula yang dikatakan ibnu abdul al-bar dari almakhul.
Ø  Bersikap baik kepada saudara
Dalam hubungan bersaudara kita harus memiliki rasa saling menyayangi, karena agama kita pun memerintahkan untuk berbuat baik kepada sanak saudara atau kaum kerabat sesudah menunaikan kewajiban kepada Alloh SWT dan ibu bapak. Hidup rukun dan damai dangan saudara dapat tercapai apabila hubunga tetap terjalin dengan saling pengertian dan tolong-menolong.
Pertalian kerabat itu di mulai dari yang lebih dekat dengan menurut tertibnya sampai kepada yang lebih jauh. Kita wajib membantu mereka, apabila mereka dalam kesukaran. Sebab, dalam hidup ini, hampir semua orang mengalami berbagai kesukaran dan kegoncangan jiwa. Apabila mereka memerlukan pertolongan yang bersifat benda, bantulah dengan benda. Apabila mereka mengalami kegoncangan jiwa atau kegelisahan, cobalah menghibur mereka dan hubungan persaudaraan lebih terkesan dan lebih dekat apabila saling menghargai satu sama lain.
5)      Akhlak terhadap masyarakat
Ø  Berbuat baik kepada tetangga
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita dekat bukan karna pertalian darah atau pertalian persaudaraan bahkan mungkin tidak seagama dengan kita.dekat disini adalah orang yang tinggal berdekatan dengan rumah kita. Ada atsar yang menunjukan bahwa tetangga adalah empat puluh rumah dari setiap penjuru mata angin.dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa yang berdekatan dengan rumah mu adalah tetangga.

6.3 Hikmah Mempelajari Ilmu Akhlaq
Ilmu akhlak sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, ilmu ini pantas untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam.Kalau berpijak dari ilmu, Ilmu akhlak berarti akhlaq yang berpijak dari pengetahuan yang digali dari berbagai pendekatan dan hasil hasil penelitian. Pendekatan ilmiah dapat dilakukan dengan menggali hikmah dari pengalaman kehidupan manusia, dari perjalanan sejarah manusia dan kebudayaan, serta dari cara pandang manusia terhadap lingkungan disekitarnya.
Pendekatan tersebut adalah pendekatan empirik, yang berpegang pada pengalaman sebagai sumber ilmu pengetahuan. Dalam pendekatan empirik, kebenaran adalah segala sesuatu yang telah dialami dan bersifat objektif. Visualitas kebenaran didukung oleh pancaindra dan penyimpulan dari berbagai pengalaman manusia yang saling berhubungan.
Karena itu, sejarah masa lalu, kisah-kisah umat terdahulu, dan mungkin saja pemaknaan dan penafsiran terhadap legenda dan mitos-mitos dapat diambil hikmah dan dijadikan pelajaran oleh umat manusia sekarang dan yang akan datang. Sejarah kehidupan merupakan cermin untuk melihat kelemahan manusia,untuk kemudian memperbaikinya. Akhlak umat manusia terdahulu merupakan syariat yang terus menerus disempurnakan atau direformasi dan direkronstuksi demi kepentingan masa depan manusia.
Generasi yang akan datang akan menimba hikmah kehidupan umat terdahulu, dan jika generasi baru tidak peduli dan kurang pandai membaca situasi dan kondisi yang akan datang, mereka akan menemukan masalah yang lebih berat dan mengalami kesulitan untuk memecahkannya. Sebab itu, pandai-pandailah belajar dari sejarah masa lalu agar setiap kebodohan dan ketertinggalannya tidak dipelihara,melainkan digantikan oleh pola kehidupan yang lebih inovatif dan konstruktif.

Tujuan kita mempelajari ilmu akhlak dan permasalahnnya menyebabkan kita dapat menetapkan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk. Ilmu akhlak juga akan berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat. Diketahui bahwa manusia memiliki jasmani dan rohani. Jasmani dibersihkan secara lahiriah melalui fikih, sedangkan rohani dibersihkan secara batiniah melalui akhlak.
Dengan mengetahui akhlak yang baik ia akan terdorong untuk melakukannya dan mendapatan manfaat juga keuntungan darinya, sedangkan dengan mengetahui yang buruk ia akan terdorong untuk meninggalkannya dan terhindar dari bahaya yang menyesatkan. Jika ilmu akhlak tersebut tercapai, maka manusia akan memliki kebersihan batin yang pada gilirannya melahirkan perbuatan yang terpuji.
Diantara perbuatan yang terpuji ini mendapatkan manfaat besar bagi kehidupan kita, yaitu :
1)      Peningkatan amal ibadah yang lebih baik dan khusyuk, serta lebih ikhlas.
2)      Peningkatan ilmu pengetahuan untuk meluruskan perilaku dalam kehidupan sebagai individu dan anggota masyarakat.
3)      Peningkatan kemampuan sumber daya diri agar lebih mandiri dan berprestasi.
4)      Peningkatan kemampuan bersosialisasi, melakukan silaturahmi positif, dan membangun ukhuwah atau persaudaraan dengan sesama manusia dan sesama muslim. Ukhuwah yang terus diwujudkan adalah: (a) ukhuwah basyariah, yaitu persaudaraan antarmanusia yang berprinsip pada persamaan derajat sebagai manusiaatau al musawwah, (b) ukhuwah insaniyah,yaitu persaudaraan antarmanusia yang beretika dan saling memahami diri dari segala kelebihan maupun kekurangannya, (c) ukhuwah wathaniyah,persaudaraan antar bangsa atau antarnegara, sebagai bagian dari diplomasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan melalui prinsip kemerdekaan,kesatupaduan insani, dan kesejajaran atau kesetaraan.
5)      Peningkatan penghambaan jiwa kepada Allah SWT. Yang menciptakan manusia dan alam jagad raya beserta isinya. Kesadaran terdalam dari manusia adalah menyadari betapa diri manusia sangat lemah dan tidak berdaya di hadapan Allah SWT kecuali Allah SWT memberikan kekuatan dan kemampuan kepada manusia untuk bertindak.
6)      Peningkatan kepandaian bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT. Atas segala nikmat yang telah diberikannya tanpa batas dan tanpa pilih bulu.
7)      Peningkatan strategi beramal saleh yang dibangun oleh ilmu yang rasional,yang akan membedakan antara orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang taklid disebabkan oleh kebodohannya.
8)      Dalam berakhlak, manusia yang mengaku muslim dan mukmin, hendaknya bercermin pada akhlak Rasulullah SAW. Karena beliau memiliki akhlak yang sangat luhur dan mulia. Beliau adalah orang yang tanpa cacat karena selalu dijaga oleh Allah SWT.
9)      Dengan mempelajari ilmu akhlak, tindakan manusia akan diukur secara kualitatif dan mempertimbangkan syariat yang benar, yang datang dari ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya.
6.4 Indikator Akhlak Terpuji dan Akhlak Tercela
Pengertian indikator menurut para ahli:
Ø  Menurut WHO, indikator adalah pariabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung
Ø  Menurut Darwin Syah, indikator adalah tanda atao ciri-ciri siswa sudah mampu memenuhi kompetensi dasar yang di terapkan.
Ø  Menurut Wilson dan Sapanuchart, indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi status gizi bayi tersebut.
Ø  Menurut buku petunjuk teknis standar pelayanan minimal idang kesehatan di kabupaten/kota.


Indikator akhlak terpuji dan akhlak tercela:
1.      Baik dan buruk menurut agama
Baik dan buruk akhlak manusia dapat kita lihat dari prilaku sehari-harinya, karena perilaku manusia pasti berubah-ubah. Manusia wajib mengetahui dan memahami makna baik dan buruk yang benar, karena pada kenyataannya yang baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah. begitupun sebaliknya, yang buruk menurut manusia belum tentu buruk buruk menurut Allah, dan pada dasarnya akal pemikirang manusia dan kemampuan manusia sangat terbatas.
Allah SWT berfirman:
“Dan tidaklah sama antara kebaikan dengan kejahatan, tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan diantara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak di anugerahkan, kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.”
Indikator utama dari perbuatan yang baik adalah sebagai berikut:
Ø  Perbuatan yang di perintahkan oleh ajaran Allah dan rasulullah SAW yang termuat dalam al-qur’an dan as-sunnah
Ø  Perbuatan yang mendatangkan kemaslahatan dunia dan akhirat.
Ø  Perbuatan yang meningkatkan martabat kehidupan manusia di mata Allah dan sesama manusia.
Ø  Indikator perbuatan yang buruk atau akhlak yang tercela adalah sebagai berikut:
Ø  Perbuatan yang di dorong oleh hawa nafsu yang datangnya dari setan.
Ø  Perbuatan yang membahaykan kehidupan di dunia dan merugikan di akhirat.
Ø  Perbuatan yang menjadikan permusuhan dan kebencian.
Ø  Al quran banyak menyajikan ayat-ayat yang mengemukakan akhlak yang baik. Juga menyajikan indikator akhlak secara langsung dalam ayat tersebut. Misalnya, dalam al quran surat al furqon ayat:63
“Dan hamba-hamba tuhan yang maha penyayang (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.”
Dari ayat di atas dapat di simpulkan indikator aklak yang baik yaitu tidak sombong, rendah hati dan murah senyum.
Indikator akhlak terpuji dalam filsafat:
Ø  Pandangan-pandangan tentang akhalak dalam kajian filsafat melahirkan berbagai aliran yang kemudian di golongkan dalam aliran etika ataufilsafat etika.
Ø  Indikator akhlak baik dan buruk dalam ilmu
Ø  Dalam perspektif ilmu, akhlak yang benar adalah yang di dasarkan pada rasio. Oleh karena itu manusia berakhlak harus rasional.
Ø  Indikator akhlak baik dan buruk perspektif budaya
Ø  Budaya berasal dari dua kata, yaitu “budi artinya akal dan “akal artinya kekuatan. Dengan demikian, budaya di artikan sebagai kekuatan akal. Akhlak baik dan buruk dalam perspektif kebudayaan adalah dengan melihat dan meneliti cara kerja dan cara berfikir manusia untuk mengembangkan kehidupannya dari generasi ke generasi.
Ø  Indikator akhlak yang terpuji atau tercela menurut kebudayaan sifatnya sangat relatif karena sistem normatif yang di jadikan standar baik dan buruk adalah tradisi yang telah terlrmbaakan. Akan tetapi tradisi normatif ddapat berasal dari berbagai sumber, yaitu agama, legenda, mitos dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar