Rabu, 04 Januari 2017

KONSEP ELASTISITAS DAN TEORI PELAKU KONSUMEN



BAB I
PENDAHULUAN
A.          LATAR BELAKANG
Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran  yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran  jika ada perubahan harga, seperti apa bentuk kurva dari masing masing elastisitas. Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan/respon dari jumlah barang yang diminta atau ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya. Jumlah permintaan dan penawaran sangat mempengaruhi harga, karena jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap atau sedikit, maka akan terjadi kelangkaan barang (jika faktor-faktor lain dianggap tetap atau cateris paribus), kelangkaan barang akan mengakibatkan naiknya harga. Namun sebaliknya jika penawaran banyak sedangkan permintan sedikit, maka harga akan menjadi murah. Yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah elastisitas permintaan yg terdapat tiga variabel utama yang mempengaruhi yaitu elastisitas harga dari permintaan dan penawaran, elastisitas jangka pendek dan jangka banjang berserta aplikasinya.
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen pada tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa yang sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak akan eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intutif tentang keinginan konsumen.

B.           RUMUSAN MASALAH

1.              Apa yang dimaksud dari masing-masing elastisitas dari mulai elastisitas permintaan, pendapatan, elastisitas janka pendek dan jangka panjang, dan Aplikasi Konsep Elastisitas ?
2.             Apa yang dimaksud dengan Pengertian dan Asumsi-asumsi utama, Teori Ordinal dan Teori Kardinal?

C.          MAKSUD dan TUJUAN

1.             Mengetahui Elastisitas Permintaan dan Penawaran
2.             Mengetahui Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
3.             Mengetahui Aplikasi Konsep Elastisitas
4.             Mengetahui Pengertian dan asumsi-asumsi Utama
5.             Mengetahui Teori Kardinal (Cardinal Theory)
6.             Mengetahui Teori Ordinal (Ordinal Theori)



BAB II
PEMBAHASAN
1.             Elastisitas Permintaan 
Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang di beli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). Ada tiga faktor penting yang mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang, yaitu harga barang itu sendiri, harga barang lain dan pendapatan.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri di sebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity)
a.              Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas Harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah apabila harganya berubah sebesar satu persen.
Rumus Elastisitas Permintaan :

E         =      % Perubahan jumlah barang yang diminta(∆Q)
                            % perubahan harga(∆P)
Atau
Ep        = %∂Q
               %∂P
= (∂Q/Q)
               (∂P/P)
= P  x  ∂Q
                Q    ∂P
1)             Angka Elastisitas Harga
a)             Inelastis (Ep<1)
Perubahan permintaan (dalam presentase) lebih kecil daripada perubahan harga. Kalau harga naik 10% menyebabkan permintaan barang turun sebesar, misalnya 6% permintaan barang kebutuhan pokok umumnya inelastis.
b)             Elastis (Ep>1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan pemintaan yang besar.
c)             Elastis Unitari (Ep=1)
Jika harga naik 10% permintaan barang turun 10% juga
d)             Inelastis Sempurna (Ep=0)
Berapa pun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.
e)             Elastis tak terhingga
Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.

2)             Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur
Elastisitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga mendekati Nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila perubahan harga yang terjadi relatif besar. Dalam kasus tersebut, lebih tepat bila diukur dengan elastisitas Busur (arch elasticity), yang mengukur elastisitas permintaan antara dua titik.

Rumus Elastisitas Busur :

             Q1 - Q2
Ep =   (Q1 + Q2 )/ 2                 = .......................................................................................................................................
      P1- P2
           (  P1+ P2) / 2
Rumus Elastisitas Titik :
Ep =  ∂Q/Q  =  P.∂Q
         ∂P/P       Q. ∂P
3)      Faktor-faktor yang menentukan Elastisitas Harga
- Tingkat substitusi maka makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin inelastic. contoh: beras inelastis; garam inelastis sempurna.
- Jumlah pemakai maka makin banyak pemakai makin inelastic, contoh: beras sebagai makanan pokok orang indonesia.
- Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen maka makin besar proporsinya, makin elastic. contoh: garam vs TV
- Jangka waktu maka tergantung barangnya durabel atau nondurabel

b.             Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
Elastisitas Silang (Ec) mengukur presentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.
Ec =     %perubahan jumlah barang X yang diminta
                    %perubahan harga barang Y
Atau
Ec = % ∂Qx
         % ∂Py

     = (∂Qx / Qx)
          (∂Py / Py)
     =  Py    .    ∂Qx
             Qx       ∂Py
c.              Elastisitas Pendapatan (income elasticity)
Elastisitas Pendapatan (E) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah apabila pendapatan berubah sebesar satu persen.

Ei =      %Perubahan jumlah barang yang diminta
                   %perubahan pendapatan

Atau
Ei = % ∂Q
        % ∂I
     = (∂Q / Q)
         (∂I / I)
     = I    .    ∂Q
        Q        ∂I
Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatanya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Bila nilai Ei anara 0 sampai1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods). Barang denan Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius goods).
Ada barang dengan Ei < 0. Permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang interior (inferor goods).
2.             Elastisitas Penawaran
Elastisitas Penawaran (Es) dapat didefinisikan dengan analogi logika yang sama dengan elastisitas permintaan. Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan beberapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.
Es =     Presentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
                         Persentase Perubahan Harga
Atau
Es = % ∂Q
         % ∂P
     =  (∂Q / Q)
         (∂P /P)
     =   P  .  ∂Q
         Q     ∂P
A.           Faktor-faktor yang menentukan Elastisitas Penawaran;
1.             Jenis Produk
2.             Sifat Perubahan biaya Produksi
3.             Jangka Waktu


3.             Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Jika kita bertanya berapa banyak permintaan atau penawaran berubah karena perubahan harga, yang harus diperjelas adalah dimensi waktu perubahannya. Jika dimensi wakunya satu tahun atau kurang, kita berbicara tentang elastisitas jangka pendek dan bila lebih dai satu tahun, kita berbicara elastisitas jangka panjang.
a.              Elastisitas Permintaan
1)             Elastisitas Harga
Untuk barang-barang yan habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun (barang tidak tahan lama atau non durable goods), elastisitas harga lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek. Ada dua penyebab, yaitu:
  • Konsumen membutuhkan waktu yang mengubah kebiasaan mereka.
  • Kadang – kadang permintaan terhadap suatu barang bekaitan dengan barang lain, yang perubahan nya baru terlihat dalam jangka panjang.
2)             Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang nondurabel lebih besar dibanding jangka pendek. Sebaliknya barang durabel, elastisitas pendapatan dalam jangka pendek lebih besar dari pada jangka panjang.
b.             Elastisitas Penawaran
Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka panjang, dibanding dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perushaan mampu mengatasi kendala – kendala yang muncul dlam jangka pendek. Misalnya, perusahaan mobil tidak mungkin membangun pabrik baru dalam waktu kurang dari satu tahun, tetapi mungkin dalam waktu tiga tahun. Dengan demikian kurva penawaran akan mobil dalam jangka panjang lebih elastis dibanding jangka pendek.
4.             Aplikasi Konsep Elastisitas
Sebagai bilangan yang menunjukan tingkat sentivitas suatu barang dikaitkan dengan variabel – variabel yang mempengaruhinya, maka aplikasinya sangat luas, khususnya dalam kebijaksanaan penentuan harga.
a.              Hubungan Elastisitas Harga, Penerimaan Total, dan Pendapatan Marjial
Untuk barang yang permintaan nya inelastis, kenaikan harga 10% akan menyebabkan penurunan permintaan lebih kecil daripada 10%, sehingga penerimaan total atau total revenue (TR) menigkat. Atau dapat dikatakan untuk barang yang perminaan nya inelastis, pendapatan marjinal atau marginal revenue (MR) negatif. Barang yang permintaan nya elastis, kenaikan harga 10% menurunkan permintaan lebih besar dari 10%, akibatnya permintaan total menurun. Dengan kata lain MR positif. Barang yang elastis permintaannya unitari, kenaikan harga 10% menurunkan permintaan 10% juga. Akibatnya TR tidak berubah, atau MR sama dengan nol. Dengan cara berpikir yang sama, kita dapat menyimpulkan apa yang terjadi jika harga turun. TR dapat di definisikan sebagai harga (P) dikalikan dengan jumlah barang (Q) yang terjual. Sedangkan MR adalah tambahan penerimaan yang disebabkan oleh bertambahnya satu unit barang yang terjual, atau MR = dTR/dQ.
Hubungan Antara Elastisitas Harga (Ep) Penerimaan Total (TR) dan Penerimaan Mrjinal (MR)
Elastisitas Harga
Jika harga turun maka TR
Jika harga naik maka TR
Pendapatan marjinal
Inelastis
Turun
Naik
Negatif
Unitari
Tetap
Tetap
Nol
Elastis
Naik
Turun
Positif
Dari tabel diatas dapat kita ketahui apabila permintaannya inelastis, jika harga turun maka penerimaan total turun dan pendapatan marjinalnya negatif. Sedangkan apabila permintaannya elastis, jika harga turun maka penerimaan total yang diterima perusahaan akan naik dan MR-nya positif.
b.             Pergeseran Beban Pajak (Tax Incidence)
Kondisi keseimbangan awal sebelum pajak adalah P0 dan Q0. Pajak sebesar T per unit menyebabkan kurve penawaran bergeser dari So ke Sı. Koordinat keseimbangan berubah ke (P1, Q1).
Besarnya penerimaan pajak adalah jumlah unit yang terjual dikalikan T per unit sama dengan 0Q1(P1- P2) atau sama dengan luas segi empat A dan C. Bidang A dan C adalah bagian dari surplus konsumen dan surplus produsen yang hilang dan masuk kedalam kas pemerintah sebagainpenerimaan pajak. Berdasarkan luas bidang, maka produsen berhasil menggeser sebagian besar beban pajak kepada konsumen (bidang A). Jadi kebijakan diatas relatif merugikan konsumen. Kondisinya akan terbalik bila yang inelastis adalah kurva penawaran, sementara kurva permintaannya elastis.
c.                 Teori Cobweb (Sarang Laba-Laba)
Teori Cobweb menjelaskan mengenai harga produk pertanian yang menunjukkan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Penyebab fluktuasi tersebut adalah reaksi yang terlambat (time lag) dari produsen (petani) terhadap harga.
5.             Pengertian-pengertian dan Asumsi-asumsi utama

a)             Barang (Commodities) adalah benda dan jasa yang dikonsumsikan untuk memperoleh manfaat atau kegunaan.
b)             Utilitas (Utility) adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang. Utilitas merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya. Utilitas digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. Utilitas total (TU) adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi. Utilitas marjinal (MU) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang.
c)             Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility). Pada umumnya penambahan konsumsi suatau barang akan memberi tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama petambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi negatif. Good sudah berubah menjadi bad. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility). Dalam analisis perilaku konsumen, gejala LDMU dilihat dari makin menurunnya nilai utilitas marjinal. Karena dasar analisisnya adalah perubahan utilitas marjinal, analisis ini dikenal sebagai analisis marjinal (marginal analysis).
d)             Konsitensi Presefsi (Transitivity), konsep ini berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun proiritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka (prefer) dan atau sama-sama disukai (indifefernce). Syarat lain agar perilakunya dapat dianalisis, konsumen harus memiliki konsitensi preferensi.
e)             Pengetahuan Sempurna (Perpect Knowledge). Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang dipasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

6.             Teori Kardinal (Cardinal Theory)
Teori Kardinal (Cardinal Theory), menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total. Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal. Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsusmi adalah jumlah unit barang dikalikan harga perunit. Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang perunit.
7.             Teori Ordinal (Ordinal Theory)

a.              Kurva indiferensi ( Indefference Curve)
Menurut teori ordinal kegunaan tidak dapat dihitung hanya dapat dibandingkan. Teori ordinal menggunakan kurva indiferensi (indifference curve) yaitu kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang membeikan tingkat kepuasan yang sama bagi seseorang konsumen. Suatu kurva indiferensi (yang disebut peta indeferensi), dihadapi oleh hanya seorang konsumen.
b.             Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)
Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve) adalah kurva yang menunjukan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membuthkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran donotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebesar P (px untuk X  dan Py untuk Y) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q (Qx untuk Q dan Qy untuk Y), maka
BL=Px.Qx + Py.Qy.............................................................................................................................

c.              Perubahan Harga Barang dan Pendapatan
Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besarnya luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas, daya beli meningkat. Begitupun sebaliknya.

d.             Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatanya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi atau tingkat kepuasan tertentu dapai dicapai dengan anggaran paling minim. Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran bersinggungan dengan kurva indiferensi ( mengambarkan tingkat kepuasan )

e.              Reaksi Terhadap perubahan Harga Barang
Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah. Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya, begitu juga sebaliknya. Salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga barang.

f.        Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan nominal
Salah satu faktor lain yang dappat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal, karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya.
1.             Kurva Pendapatan-Konsumsi (Income-Consumption Curve)
2.             Kurva Engel (Engel Kurva) untuk mengetahui apakah suatau barang yang merupakan kebutuhan pokok atau barang mewah.

g.             Efek Subtitusi (Subtitution Effect) dan efek pendapatan (income Effect)
Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbangan konsumen. Jika harga suatu suatu barang turun, maka ada dua komponen yang dipengaruhi:
1.             Harga relatif barang menjadi murah.
2.             Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah.

BAB III
PENUTUP

A.          Kesimpulan
Setiap perubahan harga akan mengubah kuantitas yang diminta. Akan tetapi sampai dimana setiap perubahan harga akan menimbulkan perubahan tersebut, berbedaan diantara satu barang dengan barang yang lain. Ada yang menimbulkan perubahan kuantitas yang besar, tetapi ada pula yang pertubahan kuantitasnya sangat kecil. Elastisitas permintaan dan penawaran merupakan ukuran yang menunjukan sampai dimana kuantitas yang diminta atau ditawarkan akan mengalami perubahan sebagai akibat dari suatu perubahan harga.

B.           Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,khususnya bagi pemakalah. Dan dalam penulisan dan penyusanan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu pemakalah mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya dapat menjadi lebih baik









DAFTAR PUSTAKA

Raharja, Prathama. Mandala, Manurung. Pengantar ilmu Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia. 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar