KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Karena denganrahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Elemen
Dasar dari Pengorganisasian” ini. Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Dasar dasar Manajemen.
Kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Dr.Rahayu Kusumadewi, M.Si selaku Dosen mata kuliah Dasar dasar
manajemen yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih kepada sumber sumber inspirasi makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan tentang manajemen
dan tugas manajer baik bagi pembaca pada umumnya, maupun bagi kami pada
khusunya.
Kami
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik yang positif dan membangun
sangat kami harapkan sebagai bahan referensi kami untuk lebih baik lagi
kedepannya.
Terimakasih atas
perhatinnya dan mohon maaf jikalau ada kesalahan kata dalam penulisan makalah
ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi
adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam
suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan
pengorganisasian merupakan proses penempatan orang-orang dan sumber daya
lainnya untuk melakukan tugas –tugas dalam pencapaian tujuan dan menyangkut
pembagian pekerjaan untuk diselesaikan dan mengkoordinasikan hasil-hasilnya.
Organisasi hanyalah merupakan alat atau wadah tempat pimpinan atau manajer dan
bawahannya melakukan kegiatan – kegiatan untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkan. Organisasi adalah suatu hasil dari pelaksanaan pengoorganisasian.
Oleh karena itu, apabila pengorganisasian dilaksanakan dengan baik, maka akan
dihasilkan organisasi yang baik. Dengan demikian tujuan organisasipun akan
dapat dicapai dengan relatif mudah.
Studi mengenai dasar-dasar manajemen dapat dimulai dengan
menyajikan berbagai konsepsi dasar sebagai kerangka referensi ilmiah dan
praktis dalam usaha memahami logika pikir manajemen. Titik beratnya akan
diletakkan pada arti manajemen, perkembangan historisnya, pengaruh filsafat dan
nilai-nilai manajer serta efek dari faktor lingkungan yang melingkupinya, baik
yang bersifat intern maupun ekstern.
Manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan pekerjaan
sehingga pekerjaan terasebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan
dan melalui orang lain. Proses Manajemen antara lain Merencanakan (Planning)
dan Mengorganisasi (Organizing) . Melalui orientasi tersebut pandangan akan
lebih difokuskan pada pemahaman manajemen dalam sudut pandang aktivitas manajer
sebagai sebuah proses yang khas melalui pendekatan yang berbeda.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa saja elemen dari
pengorganisasian?
2.
Apa yang dimaksud merancang
pekerjaan?
3.
Apa yang dimaksud
departementalisasi?
4.
Bagaimana menciptakan hubungan
pelaporan?
5.
Bagaimana mendistribusikan otoritas
dalam organisasi?
6.
Bagaimana mengkoordinasikan
aktivitas dalam organisasi?
7.
Apa saja pembedaan antar posisi
dalam organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Elemen Pengorganisasian
Pengorganisasian
adalah memutuskan bagaimana cara terbaik untuk mengelompokkan aktivitas dan
sumber daya organisasi. Seperti anak-anak memiliki berbagai jenis balok
permainan yang berbeda-beda, manajer dapat memilih berbagai serangkaian
kemungkinan struktural. Dan seperti anak-anak yang dapat menyusun balok dengan
sejumlah cara, demikian juga manajer dapat menyusun organisasi dalam berbagai
cara yang berbeda. Memahami dari sifat balok-balok permainan dan cara-cara yang
berbeda untuk mengkonfigurasikannya dapat memiliki dampak yang kuat terhadap
daya saing suatu perusahaan.
Terdapat enam
balok permainan dasar atau elemen dasar yang dapat digunakan manajer dalam
membangun suatu organisasi, diantaranya yaitu:
1.
Merancang pekerjaan,
2.
Mengelompokkan pekerjaan,
3.
Menciptakan hubungan pelaporan
antarpekerjaan,
4.
Mendistribusikan otoritas
antarpekerjaan,
5.
Mengkorrdinisikan aktivitas
pekerjaan, dan
6.
Membedakan antarposisi.
2.2 Merancang Pekerjaan
Merancang
pekerjaan adalah menentukan tanggung jawab individu yang berhubungan dengan
pekerjaan. Titik awal yang lazim dalam merancang pekerjaan biasanya adalah
menentukan tingkat spesialisasi yang diinginkan.
A. Spesialisasi Pekerjaan
Spesialisasi pekerjaan adalah
tingkat di mana keseluruhan tugas dalam organisasi dipecah dan dibagi menjadi
bagian-bagian komponen yang lebih kecil. Spesialisasi pekerjaan berevolusi dari
konsep pembagian tenaga kerja. Adam Smith, seorang ekonom abad kedelapan belas,
mendeskripsikan bagaimana sebuah pabrik menggnakan pembagian tenaga kerja untuk
meningkatkan produktivitas. Seorang pria menarik kabel, yang lain
meluruskannya, dan orang ketiga memotongnya, orang yang keempat menandai titik,
dan seterusnya. Smith mengatakan bahwa sepuluh orang yang bekerja dengan cara
ini mampu memproduksi empat piluh delapan ribu pin dalam sehari, sedangkan
setiap orang yang bekerja sendiri hanya dapat memproduksi dua puluh ribu pin
dalam sehari.
Spesialisasi pekerjaan merupakan
suatu perkembangan yang lazim dalam pertumbuhan organisasi. Sebagai contoh,
ketika Walt Disney memulai perusahaannya, dia melakukannya sendiri menulis
kartun, menggambarnya, dan kemudian memasrkannya ke bioskop. Ketika bisnis
berkembang, pada akhirnya dia memperkerjakan orang lain untuk melaksanakan
fungsi yang sama tersebut. Ketika pertumbuhan semakin tinggi, demikian pula
dengan spesialisasi.
B. Keuntungan dan Keterbatasan dari
Spesialisasi
Spesialisasi
pekerjaan memberikan empat keuntungan bagi organisasi. Pertama pekerja yang
melaksanakan tugas kecil dan sederhana akan menjadi lebih pandai dalam tugas
tersebut. Kedua, waktu perpindahan antartugas menurun. Jika karyawan
melaksanakan beberapa tugas yang berbeda, waktu akan hilang ketika mereka
berhenti melakukan tugas pertama dan memulai tugas berikutnya. Ketiga, semakin
sempit definisi suatu pekerjaan, semakin mudah mengembangkan peralatan khusus untuk
membantu pekertjaan tersebut. Keempat, ketika seorang karyawan yang
melaksanakan suatu pekerjaan yang sangat terspelialisasi tidak hadir atau
mengundurkan diri, manager mampu melatih seseorang yang baru dengan biaya yang
relatif lebih rendah.
Di
lain pihak, spesialisasi pekerjaan dapat memiliki konsekuensi yang negatif.
Kritik paling utama adalah pekerja yang melaksanakan pekerjaan yang sangat
terspesialisasi mungkin menjadi bosan dan tidak puas. Pekerjaan mungkin menjadi
sangat terspesialisasi sehingga memberikan tantangan atau stimulasi. Dengan
adanya kebosanan dan keadaan yang monoton, tingkat ketidakhadiran meningkat,
dan akan berdampak pada kualitas pekerjaan. Lebih lanjut, manfaat yang
diharapkan dari spesialisasi tidak selalu terjadi. Oleh karena itu, walaupun
beberapa tingkat spesialisasi diperlukan, tidak seharusnya dilaksanakan secara
ekstrem karena adanya kemungkinan konsekuensi yang negatif. Manajer harus
sensitif terhadap situasi di mana spesialisasi yang ekstrem harus dihindari.
Dan tentu saja beberapa alternatif pendekatan dalam merancang pekerjaan telah
dikembangkan pada tahun-tahun belakangan ini.
C. Alternatif Spesialisasi
Untuk mengatasi masalah yang
berhubungan dengan spesialisasi, manajer telah mencari pendekatan lain dalam
merancang pekerjaan untuk mencapai suatu keseimbangan yang lebih baik antara
permintaan organisasi untuk efesiensi dan produktivitas dengan kebutuhan
individual untuk kreativitas dan otonomi. Lima pendekatan alternatif adalah
rotasi pekerjaan, perluasan pekerjaan, pengayaan pekerjaan, pendekatan
karakteristik pekerjaan, dan tim kerja.
Rotasi pekerja adalah memindahkan
karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya secara sistematis. Pekerjaan
yang sesuai dengan persyaratan rotasi pekerjaan cenderung berupa pekerjaan
standar dan rutin. Pekerja yang dirotasikan ke suatu pekerjaan “baru” mungkin
mulanya merasa lebih puas, tapi kepuasan tersebutakan segera berkurang.
Perluasan Pekerjaan dengan asumsi bahwa melakukan tuas dasar yang
sama secara berulan-ulang adalah penyebab utama ketidakpuasan pekerja, peluasan
pekerja dikembangkan untuk meningkatkan jumlah tugas total yang dilaksanakan
oleh pekerja. Sebagai akibatnya, semua pekerja melaksanakan beraneka ragam
tugas, yang dianggap dapat mengurangi tingkat ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
Sayangnya, walau memiliki konsekuensi positif, peluasan pekerjaan sering kali
mengundang beberapa kerugian, diantaranya sebagai berikut:
a.
Biaya pelatihan biasanya meningkat.
b.
Serikat kerja berpendapat bahwa
pembayaran seharusnya meningkat karena pekerja melakukan lebih banyak tugas.
c.
Dalam banyak kasus pekerjaan tetap
membosankan dan rutin walaupun telah dilakukan peluasan pekerjaan.
Pengayaan Pekerjaan mengasumsikan bahwa meningkatnya rentang dan
jenis pekerjaan tidak cukup untuk meningkatkan motivasi karyawan. Oleh karena
itu, pengayaan pekerjaan berusaha untuk meningkatkan baik jumlah tugas yang
dilakukan maupun pengawasan yang dilakukan pekerja terhadap pekerjaan tersebut.
Untuk mengimplementasikan pengayaan pekerjaa, manajer mengurangi pengawasan
pekerjaan terhadap karyawan, mendelegasikan lebih banyak otoritas kepada
karyawan, dan membuat struktur pekerjaan dalam unit yang alami dan lengkap.
Perusahaan ini meningkatkan rasa tanggung jawab bawahan. Bagian lain dari
pengayaan pekerjaan adalah dengan menugaskan tugas baru dan tugas yang
menantang secara kontinu, sehingga dapat meningkatkan kesempatan karyawan untuk
berkembang dan maju.
Pendekatan Karakteristik Pekerjaan
adalah suatu alternatif spesialisasi pekerjaan yang menyarankan agar pekerjaan
seharusnya didiagnosis dan ditingkatkan sejalan dengan lima dimensi, dengan
memperhitungkan sistem kerja dan prefensi karyawan. Lima dimensi inti tersebut
ialah :
1.
Ragam keahlian (skill variety) :
jumlah pekerjaan yang dilakukan seseorang dalam suatu pekerjaan.
2.
Indentitas tugas (task identity) :
sejauh mana pekerja dapat menyelesaikan suatu bagian dari keseluruhan pekerjaan
atau menyelesaikan suatu bagian yang dapat diidentifikasikan dari keseluruhan
pekerjaan.
3.
Signifikan tugas (task significance)
: pentingnya tugas yang dipersiapkan.
4.
Otonomi (otonomy) : tingkat
pengendalian yang dimilki pekerja mengenai bagaimana pekerjaan dilaksanakan.
5.
Umpan balik (feedback) : sejauh mana
pekerja mengetahui seberapa baik pekerjaan telah dilaksanakan.
Semakin tinggi suatu tingkat
pekerjaan pada dimensi tersebut, maka karyawan semakin mengalami berbagai
kondisi psikologis. Mengalami kondisi tersebut dianggap akan menimbulkan
motivasi, karena berkualitas tinggi, kepuasan yang tinggi, serta tingkat
ketidakhadiran dan perputarah yang rendah. Terakhir, suatu variabel yang
disebut kekuatan kebutuhan untuk berkembang (growth-need strength) dianggap
mempengaruhi bagaimana model ini bekerja bagi orang yang berbeda. Orang dengan
suatu keinginan yang kuat untuk tumbuh , berkembang dan memperluas kemampuan
mereka, diharapkan untuk merespons dengan kuat pada kehadiran atau
ketidakhadiran dari karakteristik pekerjaan dasar.
Tim Kerja, merupakan suatu
alternatif spesialisasi pekerjaan yang mengizinkan suatu kelompok merancang
sistem kerja yang akan diterapkan untuk melaksanakn rangkaian tugas yang saling
berhubungan. dalam hal ini kelompok sendirilah yang memutuskan bagaimana
pekerjaan akan dialokasikan. Sebagai contoh, tim kerja melimpahkan tugas
tertentu pada anggota, kemudian tim kerja secara langsung memonitor dan
mengendalikan kinerja anggotanya, dan memiliki otonomi atas penjadwalan.
2.3 Departemantalisasi
Departementalisasi
atau disebut juga dengan mengelompokkan pekerjaan adalah pengelompokan
pekerjaan menjadi departemen aktivitas pekerjaan yang serupa secara logis
berhubungan., oleh karena itu merupakan hasil keputusan manajer tentantg
aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi tugas atau secara jelasnya adalah Proses
pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria
tertentu. Sebagai contoh, untuk bisnis restoran : pencatatan menu,
pemberitahuan menu kepada bagian dapur, hingga pengiriman makanan dari bagian
dapur kepada pelanggan di meja makan dapat dikelompokkan menjadi satu
departemen tertentu, katakanlah bagian Pelayan.
Ada beberapa
basis umum dimana departemen diciptakan, diantaranya ialah:
a.
Rasionalisasi Departemen
Saat organisasi
masih berbentuk kecil, pemilik yang sekaligus bertindak sebagai manajer atau disebut juga manajer pemilik, dapat
secara pribadi mengawasi semua orang yang bekerja disana. Akan tetapi, saat
organisasi itu telah berkembang dan menjadi besar, mengawasi semua karyawan
secara pribadi menjadi semakin sulit bagi manajer pemilik.
Disaat seperti
inilah posisi manajerial baru diciptakan untuk mengawasi karyawan. Karyawan
tidak ditugaskan dalam pengawasan manajer tertentu secara acak. Akan tetapi,
dikelompokkan menurut beberapa rencana .Pekerjaan dikelompokkan menurut
beberapa rencana, logika yang melekat pada suatu rencana adalah dasar dari
semua departementalisasi.
b. Dasar Umum Departementalisasi
1)
Departementalisasi Fungsional
yaitu
mengelompokkan pekerjaan yang melibatkan aktivitas yang sama. Pendekatan paling
umum terdapat pada organisasi yang lebih kecil, dan memiliki tiga kelebihan
utama. Diantaranya ialah Pertama, setiap departemen dapat diisi oleh
ahli-ahli dalam bidang fungsional tersebut. Misalnya, ahli pemasaran dapat
dipekerjakan untuk menjalankan fungsi pemasaran. Kedua, pengawasan juga
terbantu karena seorang manajer individual hanya perlu mengenal serangkaian
kehlian yang relatif sempit. Dan Ketiga, aktivitas koordinasi dalam
setiap departemen menjadi lebih mudah.
Namun, terdapat
juga beberapa kelemahan dari pendekatan ini, diantaranya ialah dalam satu hal,
pengambilan keputusan cenderung menjadi lebih lambat dan lebih birokratis.
Selain itu akuntabilitas dan kinerja menjadi sangat sulit untuk diawasi.
2) Departementalisasi Produk
Merupakan
pengelompokan aktivitas menurut produk atau kelompok produk. Pendekatan ini memiliki
tiga kelebihan. Pertama, semua aktivitas dihubungkan dengan satu produk
atau kelompok produk sehingga dapat secara mudah diintregasikan dan
dikoordinasikan. Kedua, kecpatan dan efektivitas pengambilan keputusan
menigkat. Ketiga, kinerja produk individual atau kelompok produk dapat
diukur dengan lebih mudah dan lebih objektif, sehingga dapat meningkatkan
akuntabilitas departemen sebagai hasil dari aktivitas mereka.
Namun
pendekatan ini juga memiliki dua kelemahan besar. Yaitu dalam satu hal, manajer
di setiap departemen mungkin berfokus pada produk atau kelompok produk mereka
sendiri sehingga bagian lain dari organisasi terabaikan. Yang kedua, biaya
administrasi meningkat karena setiap departeman harus memiliki spesialisasi
fungsionalnya sendiri untuk tugas-tigas seperti penelitian pemasaran dan
analisis keuangan.
3)
Departementalisasi Pelanggan
Merupakan
pengelompokan aktivitas untukmerespon dan berinteraksi dengan konsumen atau
kelompok konsumen tertentu. Keuntungan dasar dari pendekatan ini adalah
organisasi dapat menggunakan tenaga spesialisai yang terampil untuk menangani
konsumen atau kelompok konsumen yang unik.
4) Departementalisasi
Lokasi
Yakni
mengelompokkan pekerjaan atas dasar lokasi atau daerah geografis tertentu. Luas
lokasi atau daerah yang didefinisikan bisa jadi bervariasi, dari suatu daerah
berlahan bumi hingga hanya beberapa blok dalam suat kota besar.
Keuntungan
utama departementalisasi lokasi ini adalah memudahkan organisasi untuk
merespons konsumen yang unik dan karakteristik lingkungan di berbagai wilayah.
Namun, sisi negatifnya ialah staf administrasi yang lebih besar mungkin
diperlukan jika organisasi harus menelusuri unit-unitnya yang berada di lokasi
yang terpencar.
2.4 Menciptakan Hubungan Pelaporan
Ada beberapa cara untuk menciptakan
hubungan pelaporan, antara lain
a.
Rantai Komando
adalah jalur
otoritas yang jelas dan pasti diantara semua posisi di dalam organisasi.
Prinsip scalar, harus tercipta suatu jalur yang jelas dan tidak terputus yang
menghubungkan posisi terendah hingga posisi tertinggi oganisasi. Rantai komando
pada dasarnya memiliki dua komponen, yaitu:
1)
Kesatuan komando, menyebutkan bahwa setiap
orang didalam suatu organisasi harus memiliki suatu hubungan pelaporan yang
jelas kepada satu dan hanya satu atasan saja.
2)
Prinsip skalar, menyebutkan bahwa
harus tercipta suatu jalur yang jelas dan tidak terputus yang menghubungkan
posisi terendah hingga posisi tertinggi dalam organisasi.
b.
Rentang Manajemen
Rentang manajemen atau yang biasa
disebut juga rentang kendali adalah jumlah orang yang melapor ke setiap
manajer. Rentang manajemen juga bisa ditentukan oleh rumus: I= N(2 N /2+N-1)
Dimana : I :
Jumlah total interaksi dengan dan di antara bawahan
N : jumlah bawahan
v Rentang Sempit VersusRentang Luas
Alasan pentingnya
rentangan yang tepat mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan
pelaksanaan kerja yang efektif dari bawahan Ada hubungan antara rentang
manajemen di seluruh organisasi dan struktur organisasi. Rentang luas dan
rentang sempit bisa dikombinasikan, tergantung pekerjaannya. Semakin sempit
makan akan semakin bagus
Rentang Luas :
Mempercepat waktu penyebaran informasi, Mengurangi kemungkinan distorsi
informasi, Penggunaan sumber daya manajer menjadi efisien.
Rentang sempit
: Moral dan produktifitas meningkat dlm organisasi kecil, Terlalu lebar manajer
tdk dpt menjalankan fungsinya dengan efektif.
v Faktor-faktor yang mempengaruhi Rentang Manajemen
1)
Kompetensi supervisor dan bawahan:
Semakin tinggi
kompetensi, maka potensi rentang semakin tinggi.
2)
Penyebaran bawahan secara fisik:
Semakin lebar
atau luas penyebaran, maka rentang pun akan semakin sempit.
3)
Tingkat pekerjaan manajer yang tidak
berkaitan dengan pengawasan:
Semakin banyak
pekerjan yang tidak berkaitan dengan pengawasan, maka potensi rentang akan
semakin sempit.
4)
Tingkat interaksi yang diperlukan:
Semakin sedikit
interaksi yang diperlukan, maka potensi rentang akan semakin luas.
5)
Tingkat prosedur yang
terstandarisasi:
Semakin banyak
prosedur, maka potensi rentang akan semakin luas juga.
6)
Kemiripan tuga yang berada dalam
pengawasan:
Semakin seruapa
tugas-tugas, maka potensi rentang akan semakin luas.
7)
Frekuensi masalah baru:
Semakin tinggi
frekuensi, maka potensi rentang akan semakin luas.
8)
Preferensi supervisor dam bawahan.
2.5 Mendistribusikan Otoritas
Otoritas
(authority) adalah kekuasaan yang telah di sahkan oleh organisasi. Dua
persoalan spesifik yang harus diatasi manajemen ketika mendistribusikan
otoritas adalah pendeglegasian dan desentralisasi. Dua persoalan spesifik yang
harus diatasi manajemen ketika mendistribusikan otritas adalah pendelegasian
dan desentralisasi.
A.
Proses pendelegasian
Pendelegasian
(delegation) adalah proses pelimpahan sebagai beban kerja total seorang manager
kepada orang lain.
Alasan utama
pendelegasian adalah untuk membuat manajer menjadi mampu menyelesaikan lebih
banyak pekerjaan. Dalam beberapa hal, seorang bawahan mungkin memiliki lebih
banyak keahlian dalam mengatasi suatu masalah tertentu daripada manajer.
Pendelegasian juga membantu mengembangkan masalah. Dengan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, bahwa belajar mengenai keseluruhan
operasi dan meningkatkan keterampilan manajerial mereka.
Bagian dari
proses pendelegasian,proses pedelegasian melibatkan tiga langkah.
Pertama, manajer menempatkan
tanggung jawab, atau memberikan bawahan suatu pekerjaan untuk dilakukan.
Penugasan tanggng jawab mungkin berkisar mulai dari meminta seorang bawahan
untuk mempersiapkan suatu laporan hingga menempatkan seseorang untuk
bertanggung jawab atas suatu satuan tugas. Sejalan dengan penugasan, inividu
juga diberikan otorita untuk melakukan pekerjaan. Manajer mungkin memberikan
bawahan kekuasaan untuk meminta untuk informasi yang diperlakukan dari arsip
rahasia atau untuk memimpin suatu kelompok pekerjaan lain. Terakhir manajer
menetapkan akuntabilitas bawahan, yaitu bawahan menerima suatu kewajiban untuk
melaksanakan tugas yang dibebankan oleh manajer.
Ketiga langkah ini tidak muncul
secara mekanis atau berurutan. Tentu saja, ketika seorang manajer dan seorang
bawahan telah mengembangkan suatu hubungan kerja yang baik, bagian utama dari
proses itu mungkin dapat dinyatakan sebagai implisit daripada dinyatakan secara
jelas. Manajer mungkin hanya menyinggung bahwa suatu pekerjaan tertentu harus
dilaksanakan. Seorang bawahan yang cepat tanggap mungkin menyadari bahwa
manajer sebenarnya menugaskan pekerjaan tersebut keoadanya. Dari pengalaman
masa lalu dengan atasan, dia juga mungkin mengetahui, tanpa perlu diperintah,
dan bahwa dia memiliki otoritas yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan
dan bahwa dia bertanggung jawab kepada atasan untuk menyelesaikan pekerjaan
sebagai “disetujui”.
Ø Masalah dalam pendelegasian
Masalah
seringkali muncul dalam pendeegasian. Contoh, seorang manajer mungkn enggan
untuk melakuakan pendelegasian. Beberapa manajer sangat tidak terorganisir
sehingga mereka tidak dapat merencanakan pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
tidak dapat mendelegasikan perkerjaan tersebut dengan baik. Demikian pula,
beberapa manajer mungkin khawatir bahwa bawahan akan melakukan pekerjaan engan
terlalu baik dan menjadi ancaman bagi kedudukan mereka sendiri. Dan terakhir,
manajer mungkin tidak mempercayai bawahan untuk melakukan pekerjaan dengan
baik.demikian pula, beberapa bawahan enggan menerima pendelegasian. Mereka
mungkin takut salah dan mendapat teguran.
Masalah ini
tidak dapat diperbaiki dengan cepat. Persoalan dasarnya adalah komunikasi.
Bawahan harus memahami tanggung jawab, otoritas, dan akuntabiitas mereka
sendiri, dan manajer harus mengenali nilai delegasi yang efktif.
Perusahaan
memerlukan manajemen, stabilitas, dan struktur.Bawahan harus memahami tanggung
jawab, otoriras, akuntabilitas mereka sendiri, dan manajer harus mengenali
nilai delegasi yang efektif. Seperti otoritas yang dapat didelegasikan dari
satu individu kepada individu lainnya, organisasi juga mengembangkann pola
otoritas di berbagai posisi dan departemen.
B.
Desentralisasi dan sentralisasi
Desentralisasi(decentralization)
adalah proses yang secara sistematis mendelegasikan kekuasaan dan otoritas
kepada manajer tingkat menengah dan manajer tingkat rendah diseluruh organiasi.
Desentralisasi merupakan ujung dari satu kontinum yang diujung lainnya terdapat
sentralisasi (centralization), proses yang secara sistematis mempertahankan
kekuasaan dan otoritas ditangan manajer puncak. Sedangkan sentralisasi adalah
proses yang secara sistematis mempertahankan kekuasaan dan otoritas di ntangan
manajer tingkat tinggi.
Organisasi yang
terdesentralisasi adalah organisasi dimana kekuasaan pengambilan keputusan dan
otoritas didelegasikan sejauh mungkin dalam rantai komando. Sebaliknya, organisasi
yang tersentralisasi, kekuasaan pengambilan keputusan dan otoritas
dipertahankan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi.
Factor- factor yang
menentukan posisi organisasi dalam kontinum desentralisasi sentralisasi yaitu
lingkungan eksternal organisasi. Biasanya semakin besar kompleksitas dan
ketidakpastian lingkungan, semakin besar kecenderungan untuk desentralisasi.
Factor penting lainnya adalah sejarah organisasi.
2.6 Mengkoordinasikan Aktivitas
Elemen utama
kelima dalam pengorganisasian adalah koordinasi. Seperti telah dibahas
sebelumnya, spesialisasi pekerjaan menjadi unit-unit kecil dan kemudian
mengkombinasikan pekerjaan tersebut ke dalam departemen-departemen. Ketika
pengorganisasian ini telah selesai, aktivitas dari departemen harus
dihubungkan, system harus diterapkan agar aktivitas setiap depatemen tetap
berfokus pada pencapaian tujuan organisasi. Focus ini dicapai melalui
koordinasi (coordination) yaitu proses menghubungkan aktivitas dari berbagai
departemen dalam organisasi.
Maka
yang harus diperhatikan dalam suatu organisasi itu adalah sebuah koordinasi,
dimana dengan adanya suatu organisasi dari pimpinan akan membuat jalan
organisasi itu terarah serta tepat pada sasaran dari organisasi itu sendiri.
karena memang pada hakikatnya suatu organisasi itu akan tetap terakui
keberadaannya ketika masih terdapat koordinasi dari atasan terhadap bawahan
karena hal tersebut membuktikan bahwa organisasi itu masih hidup.
Organisasi dalam bentuk apapun esensinya terdiri dari sumber
daya, proses manajemen dan tujuan organisasi. Seluruh sumber daya yang dimiliki
organisasi tersebut dimanfaatkan dalam proses manajemen secara terintegrasi
dalam pencapaian tujuan organisasi. Proses integrasi sumber daya maupun proses
manajemen untuk mencapai tujuan organisasi tersebut disebut dengan proses
koordinasi. Dengan demikian, koordinasi memiliki peran yang vital dalam
memadukan seluruh sumber daya organisasi untuk pencapaian tujuan.
Semakin kompleks organisasi dan manajemen maka semakin kompleks
juga proses koordinasi yang harus dilakukan. Bahkan, dalam konteks organisasi swasta (private institutions), koordinasi
tidak hanya dilakukan dalam ruang lingkup satu negara tetapi juga lintas negara
sebagaimana telah banyak dipraktekan oleh perusahaan-perusahaan multi-nasional.
Dapat dibayangkan, betapa sulitnya proses manajemen sumber daya yang tersebar
di berbagai negara tanpa adanya koordinasi. Tanpa koordinasi maka sumber daya
yang tersebar tersebut tidak dapat dikelola secara efektif dan efisien.
Prinsip koordinasi juga harus terefleksikan dalam organisasi
public/pemerintahan maupun organisasi kesewadayaan masyarakat (Alleen, 2011).
Dalam organisasi publik, sumber daya yang digunakan tidak sedikit. Untuk
menunjang proses manajemen pembangunan di berbagai bidang termasuk bidang
politik, ekonomi, sosial dan budaya maka sumber daya baik keuangan negara
maupun sumber daya manusia tidak sedikit. Bahkan, sebagian sumber daya
finansial tersebut sebagian mungkin dipenuhi melalui hutang luar negeri. Dalam
kondisi tersebut, apabila sumber daya tidak dimanfaatkan secara efektif dan
efisien maka akan terjadi pemborosan sumber daya.
A. Kebutuhan akan Koordinasi
Alasan utama koordinasi adalah
departemen dan kelompok kerja saling bergantung, keduanya bergantung sama lain
untuk berbagi informasi dan sumber daya guna melaksanakan aktivitas. Semakin besar
ketergantungan antardepartemen, semakin banyak koordinasi yang diperlukan
organisasi agar departemen mampu berkinerja dengan efektif. Tiga bentuk
ketergantungan yaitu:
1.
Ketergantungan terpusat (pooled
interdependence)
Adalah tingkat
ketergantungan yang paling rendah, yaitu ketika unit-unit beroperasi dengan
interaksi yang sedikit; output mereka dengan sederhana dikumpulkan pada tingkat
organisasional. Sebagai contoh, toko pakaian The Gap beroperasi denagn
ketergantungan terpusat. Setiap toko dianggap sebagai suatu departemen oelh
perusahaan induk. Masing-masing memiliki anggaran operasinya sendiri, staf, dan
lain sebagainya. Laba atau rugi setiap toko “ditambahkan” pada tingkat
organisasi. Toko saling bergantung pada sejauh mana keberhasilan atau kegagalan
dari satu toko yang akan memepengaruhi toko lainnya, tetapi pada umumnya mereka
tidak berinteraksi secara harian.
2.
Ketergantungan berurutan (sequential
interdependence)
Yaitu ketika
output dari satu unit menjadi inputdari unit lain dengan suatu cara yang
berurutan. Pengaturan semacam ini, menciptakan tingkat kletergantungan yang
moderat.
3.
Ketergantungan timbal balik
(reciprocal interdependence)
Yaitu muncul ketika
aktivitas mengalir secara dua arah antarunit.
Bentuk ini jelas merupakan bentuk yang paling kompleks.
B. Teknik Koordinasi Struktural
Karena
persyaratan koordinasi yang nyata mengkarakterisasi sebagian besar organisasi,
teknik untuk mencapai koordinasi telah banyak dikembangkan. Beberapa alat yang
paling berguna untuk mempertahankan koordinasi di antar unit yang saling
bergantung yaitu:
1.
Hierarki Manajerial.
Organisasi yang
menggunakan hierarki untuk mencapai koordinasi menempatkan seorang manajer
untuk memimpin department atau unit yang saling bergantung. Sebagai contoh, di
pusat distribusi Kmart, aktivitas utama termasuk menerima dan membongkar
kiriman dari kereta api barang dan memasukkan pengiriman lain ke teruk-truk
untuk didistribusikan ke outlet-outlet ritel. Kedua kelompok yaitu yang
menerima dan yang mengirimkan, saling bergantung, karena mereka menggunakan
tempat bongkar muatan yang sama dan beberapa peralatan yang sama. Untuk
memastikan koordinasi dan untuk meminimalkan konflik, seorang manajer
bertanggung jawab atas keseluruhan operasi.
2.
Aturan dan Prosedur.
Aktivitas
koordinasi rutin dapat ditangani melalui aturan dan prosedur standar. Di pusat
distribusi Kmart, truk pengiriman yang akan keluar memiliki prioritas dibanding
truk pengiriman yang datang. Oleh karena itu, saat truk dimuat, unit pengiriman
diberikan akses ke semua alat angkut. Prioritas ini secara spesifik dinyatakan
dalam suatu aturan.
Akan tetapi,
betapapun bergunanya aturan dan prosedur dalam situasi rutin, aturan dan
prosedur tersebut tidak secara khusus efektif ketika masalah koordinasi menjadi
kompleks atau tidak biasa.
3.
Peran Penghubung
Sebagai alat
koordinasi, seorang manajer yang berperan sebagai penghubung mengkoordinasi
unit yang saling bergantung dengan bertindak sebagai pusat penghubung yang
umum. Individu ini mungkin tidak memiliki otoritas formal atas kelompok, tetapi
hanya memfasiilitasi arus informasi antar unit.
Sebagai contoh,
dua kelompok insyinyur yang bekerja pada sistem komponen untuk sebuah proyek
besar mungkin saling berinteraksi melalui penghubung. Penghubung mempertahankan
keberadaanya agar selalu diketahui oleh setiap kelompok. Demikian juga dengan
keseluruhan proyek. Penghubung dapat menjawab pertanyaan dan berperan untuk
mengintegrasikan aktivitas semua kelompok.
4.
Satuan Tugas
Suatu tugas
mungkin diciptakn ketika kebutuhan akan organisasi sangat mendesak. Ketika
saling ketergantungan bersifat kompleks, dan terdapat beberapa unit yang
terlibat, seorang penghubung tunggal mungkin todak cukup. Tetapi satuan tugas
dapat dibentuk dengan menarik seorang perwakilan dari setiap kelompok. Sehingga
fungsi koordinasi tersebar pada beberapa individu, dan masing-masing memiliki
informasi khusus mengenai kelompok yang terlibat. Ketika proyek selesai,
anggota satuan tugas kembali ke posisi awal mereka.
5.
Departemen Integrasi.
Departemen integrasi biasanya
digunakan untuk koordinasi, hal ini hampir serupa dengan satuan tugas
tetapilebih bersifat permanen. Pada umunya, departeman integrasi memiliki
beberapa anggota permanen dan beberapa anggota sementara terutama dari unit
yang membutuhkan koordinaasi.
Secara umum, semakin
besar tingkat ketergantungan, semakin banyak perhatian yang diberikan
organisasi terhadap koordinasi. Ketika ketergantunngan terpusat atau berurutan,
hierarki manajerial atau aturan dan prosedur seringkali mencukupi. Namun ketika
bentuk ketergantungan urutan yang lebih kompleks atau bentuk ketrgantungan
timabal balik yang sederhana muncul, penghubung atau satuan tugas munkin lebih
berguna.
2.7 Pembedaan
Antar Posisi
Balok permainan terakhir dari struktur organisasi adalah
membedakan antara posisi lini dan staf dalam organisasi. Suatu posisi lini (line
position) adalah suatu posisi yang berada dirantai komando langsung
yang bertanggung jawab untuk pencapaian dari tujuan suatu organisasi. Suatu
posisi staf (staff position) dimaksudkan untuk menyediakan
keahlian, nasihat, dan dukungan untuk posisi lini.
Penentuan posisi adalah cara merancang penawaran dan citra
perusahaan sehingga menempati tempat khusus dan dihargai dalam benak
pelanggannya.
Dalam menetukan posisi, perusahaan perlu memutuskan berapa banyak perbedaan dan perbedaan mana yang akan dipromosikan kepada pasar sasarannya.
Dalam menetukan posisi, perusahaan perlu memutuskan berapa banyak perbedaan dan perbedaan mana yang akan dipromosikan kepada pasar sasarannya.
Posisi “terbaik ” yang harus di promosikan umumnya adalah
“mutu terbaik”, pelyanan terbaik”, harga “termurah” dan tehnologi paling
“mutakhir”. Kalau perusahaan terus mempromosikan salah satu posisi ini
benar-benar membuktikannya, masyarakatakan tahu dan ingat akan keunggulan
tersebut.
Tidak semua orang setuju bahwa penentuan posisi dengan satu mumfaat adalah terbaik. Perusahaan boleh mencoba penentuan posisi dengan dua mamfaat. Misalnya bila dua atau lebih perusahaan menyatakan diri terbaik untuk ciri yang sama.
Tujuan adalah menemukan ceruk khusus dalam segmen sasaran.
Tidak semua orang setuju bahwa penentuan posisi dengan satu mumfaat adalah terbaik. Perusahaan boleh mencoba penentuan posisi dengan dua mamfaat. Misalnya bila dua atau lebih perusahaan menyatakan diri terbaik untuk ciri yang sama.
Tujuan adalah menemukan ceruk khusus dalam segmen sasaran.
Steelcase,Inc. perusahaan perabotan kantor terkemuka, membedakan
dirinya dari pesaing dengan dua mamfaa: Penghantaran tepat waktu terbaik dan
dukungan instalasi terbaik
Volvo Menyebutkan mobilnya sebagai”paling aman” dan ”paling tahan lama”.Untungnya kedua kewdua mamfat ini sejalan : Mobil yang aman dianggap orang tahan lamajuga.
Bahkan ada kasus penentuan posisi dengan tiga mamfaat yang berhasil. Beecham mempromosikan pasta gigi Aquafresh dengan tiga mamfaat: ” perlindungan anti gigi berlubang”, ” nafas lebih segar” dan “gigi lebih putih”. Jelas banyak orang yang ingin ketiga mumfaat itu dan tantangannya adalah membuktikan bahwa Aquafresh memberikan ketiganya. Solusi Beecham adalah pasta gigi yang keluar dari tubenya dalam tiga warna sehingga tampak membuktikan tiga mamfaat itu. Beecham melakukan sgmentasi terbalik (Counter segmentation)yaitu menarik tiga segmen sekaligus. Karena segmen menjadi semangkin kecil perusahaan ingin memperluas penentuan posisi nereka supaya menrik lebih banyak segmen.
Volvo Menyebutkan mobilnya sebagai”paling aman” dan ”paling tahan lama”.Untungnya kedua kewdua mamfat ini sejalan : Mobil yang aman dianggap orang tahan lamajuga.
Bahkan ada kasus penentuan posisi dengan tiga mamfaat yang berhasil. Beecham mempromosikan pasta gigi Aquafresh dengan tiga mamfaat: ” perlindungan anti gigi berlubang”, ” nafas lebih segar” dan “gigi lebih putih”. Jelas banyak orang yang ingin ketiga mumfaat itu dan tantangannya adalah membuktikan bahwa Aquafresh memberikan ketiganya. Solusi Beecham adalah pasta gigi yang keluar dari tubenya dalam tiga warna sehingga tampak membuktikan tiga mamfaat itu. Beecham melakukan sgmentasi terbalik (Counter segmentation)yaitu menarik tiga segmen sekaligus. Karena segmen menjadi semangkin kecil perusahaan ingin memperluas penentuan posisi nereka supaya menrik lebih banyak segmen.
Empat kesalahan utama dalam menentukan posisi :
Mentukan posisi terlalu luas : Ada perusahaan yang sadar bahwa
bayangan pembeli tentang merek masih kabur. Pembeli tidak melihat suatu yang
khusus. Menetukan posisi terlalu sempit : misalnya seseorang membeli baju
di Gleria paling murah Rp.100.000. tapi ternyata yang berharga Rp.50.000.
Penetuan posisi yang kabur :Pembeli mungkin bingung tentang
citra suatu merek karena terlalu banyak janji atau posisi merek sering
berubah.Penetuan posisi yang meragukan : Pembeli tidak percaya janji merek
dibanding ciri, harga atau produsen merek itu.
Dengan menjawab masalah penentuan posisi- Produk, harga , tempat
dan promosi- pada pokoknya adalah menentukan taktik dalam strategi
penetuan posisi. Jadi perusahaan memilih posisi “mutu tinggi” harus membuat
produk bermutu tinggi, berharga mahal, disalurkan lewat penyalur kelas atas dan
berikan dalam majalah kelas atas. Itulah cara nya untuk menunjukkan citra mutu
tertinggi yang konsisten dan dapat di percaya.
Dalam mencari strategi penetuan posisi , setidaknya ada tujuh, yaitu:
Dalam mencari strategi penetuan posisi , setidaknya ada tujuh, yaitu:
1)
Menurut Ciri Produk
: Disneyland dapat mengiklankan sebagai taman ria terbesar
didunia. Besarnya taman ria adalah ciri produk yang menjanjikan mamfaat :
banyak pilihan hiburan.
2)
Menurut manfaat : Knott’s Beery
Farm dapat mengambil posisi sebagai tanman ria untuk mencarai pengalaman orang
berkhayal.
3)
Menurut Pemakai / Penggunaan
: Japanese Deer Park dapat mengambil posisi sebagai taman ria untuk
wisatawan denga waktu hanya satu jam namun ingin hiburan singkat.
4)
Menurrut pengguna : Agic
Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman ria “pencari tantangan” ,jadi
menampilkan diri untuk kategori pengguna tertentu.
5)
Menurut Pesaing : Lion Coutry
Safari dapat mengiklankan diri bahwa binatangnya lebih banyak dari Japanses
Deer Park.
6)
Menurut kategori produk
: Merineland Of Pacific dapat menyatakan bahwa mereka bukan hanya taman
rekreasi tetapi juga lembaga pendidikan sehingga berbeda dalam kelas produk
yang berbeda dari yang di bayangkan sehingga .
7)
Menurut mutu / Harga : Busch
Garden s Dapat meyatakan bahwa mereka memberikan nilai terbaik untuk harganya(
di banding dengan posisi “mutu tinggi/ harga tinngi” atau “harga murah” ).
Perusahaan tidak hanya perlu membuat strategi posisi yang
jelas tetapi juga mengkomonikasikannya. Misal perusahaan yang memiliki strategi
posisi “mutu terbaik” harus mengkomonikasikannya dengan memilih ciri-ciri yang
yang di gunakan menilai mutu
Contoh : Perancang mantel bulu memberi lapisan dalam dari
kain sutrera mhal, karena wanita menilai mutu mantel bulu dari mutu lapisannya.
Pabrik pemotong rumput mengatakan mesinnya kuat,menggunakan mesin yang bunyinya keras, karena orang beranggapan mesin yang bunyinya keras akan kuat.
Pabrik pemotong rumput mengatakan mesinnya kuat,menggunakan mesin yang bunyinya keras, karena orang beranggapan mesin yang bunyinya keras akan kuat.
Pabrik truk melapis bagian bawah ttruknya bukan karena perlu
dilapis melainkan karena pelapisan menunjukan keperduliannya terhadap mutu.
Pabrik mobil yang membuat pintunya yang mudah ditutup , karena pembeli sering mengunci mobil dengan membanting pintu. Ford merancang mustang sebagai mobil sport dengan gaya, kursi, setir kulit. Padahal unjuk kerjny bukan mobil sport. sedadangkan BMW sebenarnya mobil sport namaun tidak di rancang untuk kelihatan mobil sport.
Mutu juga menunjukan dengan elemen pemasaran lain,. Harga mahal biasanya menunjukkan produk bermutu tinggi . Kemasan, penyaluran, iklan, dan promosi juga mempengaruhi citra mutu prodik.
Ada berapa contoh dimana citra produk turun :
Suatu merek makan beku hilang citranya karena sering di obral. Cita suatu bir rusak ketika beralih dari botol ke kaleng. Suatu Merek TV hilang citranya karena di jual ditoko obral.
Jadi mutu kemasan, saluran , promosi harus bersama-sama mengkomunikasikan dan menunjang citra merek.
Reputasi produsem juga mempengaruhi presepsi mutu. Ada perusahaan yang menjaga mutu ; orang percaya bahwa produk Nestle atau IBM pasti baik. Supaya jaminan mutu di percaya, jalan yang pasti adalahmenawarkan”Anda puas atau ” Uang kembali”. Perusahaan yang cerdik berusaha mengkomunikasikan mutu pada pembelinya dan menjamin bahwa pembeli mendapat mutu itu atau uang dikembalikan.
Pabrik mobil yang membuat pintunya yang mudah ditutup , karena pembeli sering mengunci mobil dengan membanting pintu. Ford merancang mustang sebagai mobil sport dengan gaya, kursi, setir kulit. Padahal unjuk kerjny bukan mobil sport. sedadangkan BMW sebenarnya mobil sport namaun tidak di rancang untuk kelihatan mobil sport.
Mutu juga menunjukan dengan elemen pemasaran lain,. Harga mahal biasanya menunjukkan produk bermutu tinggi . Kemasan, penyaluran, iklan, dan promosi juga mempengaruhi citra mutu prodik.
Ada berapa contoh dimana citra produk turun :
Suatu merek makan beku hilang citranya karena sering di obral. Cita suatu bir rusak ketika beralih dari botol ke kaleng. Suatu Merek TV hilang citranya karena di jual ditoko obral.
Jadi mutu kemasan, saluran , promosi harus bersama-sama mengkomunikasikan dan menunjang citra merek.
Reputasi produsem juga mempengaruhi presepsi mutu. Ada perusahaan yang menjaga mutu ; orang percaya bahwa produk Nestle atau IBM pasti baik. Supaya jaminan mutu di percaya, jalan yang pasti adalahmenawarkan”Anda puas atau ” Uang kembali”. Perusahaan yang cerdik berusaha mengkomunikasikan mutu pada pembelinya dan menjamin bahwa pembeli mendapat mutu itu atau uang dikembalikan.
v Perbedan Antara Lini dan Staf
Perbedaan yang paling nyata antara lini dan staf adalah tujuan
manajer lini bekerja langsung untuk mencapai tujuan organisasi, sementara staf
manajer menasehati dan membantu. Akan tetapi, terdapat juga perbedaan lain.
Satu perbedaan penting adlah otoritas. Otoritas lini secara umum dianggap sebagai otoritas formal
atau sah yang diciptakan oleh hierarki organisasi. Otoritas staf lebih tidak
nyata dan mungkin terwujud dalam berbagai bentuk. Salah satu bentuk otoritas
tersebut adalah memberikan nasihat. Dalam hal ini manajer lini dapat memilih
apakah akan mencari atau menghindari pendapat dari staf, bahkan ketuka nasihat
diberikan, manajer mungkin memilih untuk mengabaikannya.
Bentuk otorits staf yang lain disebut nasihat wajib,. Dalam kasus ini
mnajer lini harus mendengarkan nasihat tapi dapat memilih untuk menerimanya
atau mengabaikannya. Sebagai contoh, Paus diharapkan mendengarkan nasihat dari
gereja cardinal ketika menghadapi doktrin gereja, tapi mungkin dia mengikuti
keyakinannya sendiri ketika membuat putusan. Mungkin bentuk otoritas staf yang
paling penting adalah otoritas fungsional-otoritas formal atau sah atas
aktivitas yang berhubungan dengan spesialisasi anggota staf. Sebagai contoh,
seorang manajer staf memiliki otoritas fungsional maka terjadi keraguan
mengenai diskriminasi dalam mempekerjakan seseorang. Memberikan otoritas
fungsional mungkin adalah cara yang paling efektif untuk menggunakan posisi
staf karena organisasi dapat memanfaatkan keahlian khusus dan mempertahankan
rantai komando.
v Intensitas Administratif
Terkadang
organisasi berusaha untuk menyeimbangkan penekanan orgaisasional atas posisi
lin versus staf pada intensitas administratif. Intensitas administratif adalah
tingkatan dimana posisi manajerial dikonsentrasikan pada posisi staf.
Organisasi dengan intensitas administratif yang tinggi merupakan organisasi
yang memiliki lebih banyak posisi staf dibandingkan jumlah posisi lini,
intensitas administratif yang rendah mereflekasikan secara relative bahwa
terdapat semakin banyak posisi lini. Walau posisi staf adalah penting
diberbagai bidang yang berbeda, namun cenderung berkembang pesat bahkan saat
sudah tidak diperlukan. Jika semua hal sama, organisasi akan lebih
mendedikasikan sebagian besar investasi sumber daya manusia untuk manajer lini,
karena berdaarkan definisi, mereka berkontribusi pada tujuan dasar organisasi.
Poisis staf yang berlebihan mempresentasikan pemborosan kas organisasi dan
pengunaan sumber daya yang tidak efisien.
Banyak
organisasi, selama beberapa tahun terkahir ini, telah mengambil langkah untuk
mengurangi intensitas administratif mereka dengan menghilangkan posisi staf.
CBS telah memotong ratusan posisi staf dikantor pusat New York, dan IBM telah
memotong tenaga kerja staf koorporasinya dari 7000 menjadi 2300 orang.
Burlington Northen menghasilkan penjualan tahunan hampir $7 miliar dan
mempekerjakan karyawan bejumlah 43000 orang dengan staf koorporasi hanya
sebanyak 77 manajer.
v Diferensiasi
Adalah cara merancang perbedaan yang berarti untuk membedakan
penawaran perusahaan dari penawaran pesaingnya
Strategi diferensiasi adalah suatu strategi yang dapat memelihara loyalitas pelanggan dimana dengan menggunakan strategi diferensiasi, pelanggan mendapat nilai lebih dibandingkan dengan produk lainnya.
Strategi diferensiasi adalah suatu strategi yang dapat memelihara loyalitas pelanggan dimana dengan menggunakan strategi diferensiasi, pelanggan mendapat nilai lebih dibandingkan dengan produk lainnya.
Aaker
dalam Ferdinand menyatakan bahwa strategi diferensiasi yang sukses haruslah
strategi yang mampu :
a.
Menghasilkan nilai pelanggan
b.
Memunculkan persepsi yang bernilai
khas
c.
Tampil sebagai wujud berbeda yang
sulit untuk ditiru.
Hal ini menyimpulkan bahwa kunci untuk strategi diferensiasi yang
sukses terletak pada upaya mengembangkan “point of differentiation” terutama
dari perspektif pandangan pelanggan daripada perspektif pandangan operasi
bisnis.
Perusahaan akan melakukan diferensiasi terhadap para pesaingnya apabila perusahaan tersebut telah berhasil menampilkan keunikan yang dinilai penting oleh pelanggan, selain dengan penawaran harga yang rendah dimana telah banyak dilakukan oleh perusahaan atau pesaing.
Padahal diferensiasi dapat dilakukan dengan penawaran harga tinggi, sehingga perusahaan yang melakukan diferensiasi harus merancang serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran yang diberikan perusahaan dengan tawaran pesaing.
Perusahaan akan melakukan diferensiasi terhadap para pesaingnya apabila perusahaan tersebut telah berhasil menampilkan keunikan yang dinilai penting oleh pelanggan, selain dengan penawaran harga yang rendah dimana telah banyak dilakukan oleh perusahaan atau pesaing.
Padahal diferensiasi dapat dilakukan dengan penawaran harga tinggi, sehingga perusahaan yang melakukan diferensiasi harus merancang serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran yang diberikan perusahaan dengan tawaran pesaing.
Diferensiasi tidak dapat dipahami hanya dengan memandang perusahaan
secara keseluruhan, melainkan melalui sejumlah kegiatan spesifik yang dilakukan
perusahaan dan pengaruh kegiatan terhadap pelanggan. Potensi “kelincahan
(maneuverability) yang dimiliki berbagai perusahaan dalam melakukan
diferensiasi ditentukan pada perbedaan penawaran pemasaran yang diberikan
perusahaan dari pesaingnya. Perusahaan-perusahaan terus-menerus berusaha untuk
mendiferensiasikan tawaran pasar mereka dari tawaran pesaing. Perusahaanperusahaan
menjanjikan jasa dan jaminan baru, imbalan khusus untuk pengguna yang setia,
kenyamanan dan kegembiraan baru.
Akibatnya, kebanyakan keuntungan bersaing hanya berlangsung dalam waktu singkat. Oleh karena itu, perusahaanperusahaan perlu terus-menerus memikirkan ciri dan manfaat nilai tambah baru untuk mendapatkan perhatian dan minat dari pelanggan yang peka harga dan kaya pilihan.
Akibatnya, kebanyakan keuntungan bersaing hanya berlangsung dalam waktu singkat. Oleh karena itu, perusahaanperusahaan perlu terus-menerus memikirkan ciri dan manfaat nilai tambah baru untuk mendapatkan perhatian dan minat dari pelanggan yang peka harga dan kaya pilihan.
v Strategi differensiasi terdiri dari :
1)
Differensiasi Produk
Dalam
diferensiasi produk, produk memiliki arti atau nilai bahwa perusahaan
menciptakan suatu produk baru yang dirasakan oleh keseluruhan pelanggan sebagai
produk yang unik dan berbeda. Dalam hal ini, produk yang dimaksud adalah mutu
produk yang akan mendukung posisi produk dipasaran.
Mutu dapat didefinisikan sebagai pembanding dengan alternatif pesaing dari pandangan pasar. Mutu dapat dikatakan sebagai bagaimana produk itu disesuaikan dengan baik dan sesuai dengan yang digunakan, dan juga dipercaya selama berakhirnya waktu.
Produk yang memiliki diferensiasi yang unik dan beda dapat dijadikan sebagai ciri khas dari suatu perusahaan. Dalam hal ini, keunggulan yang berupa posisi superioritas dalam sebuah industri atau pasar sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena keunggulan bersaing dapat dicapai dari berbagai kompetensi yang dimiliki dan ditingkatkan melalui asset-asset stratejik bawaaan khas perusahaan (Ferdinand, 2003).
Mutu dapat didefinisikan sebagai pembanding dengan alternatif pesaing dari pandangan pasar. Mutu dapat dikatakan sebagai bagaimana produk itu disesuaikan dengan baik dan sesuai dengan yang digunakan, dan juga dipercaya selama berakhirnya waktu.
Produk yang memiliki diferensiasi yang unik dan beda dapat dijadikan sebagai ciri khas dari suatu perusahaan. Dalam hal ini, keunggulan yang berupa posisi superioritas dalam sebuah industri atau pasar sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan karena keunggulan bersaing dapat dicapai dari berbagai kompetensi yang dimiliki dan ditingkatkan melalui asset-asset stratejik bawaaan khas perusahaan (Ferdinand, 2003).
2)
Differensiasi Personil
Selain
mendiferensiasikan produk fisiknya, perusahaan juga dapat
mendiferensiasikan Personilnya. Jika produk fisiknya tidak mudah
didiferensiasikan, kunci sukses lainnya terletak pada peningkatan kualitas
pelayanan oleh personil (Kotler dan Susanto, 2001).
Dalam hal ini, pelayanan personli yang dimaksud meliputi kualitas dari pelayanan.
Dalam hal ini, pelayanan personli yang dimaksud meliputi kualitas dari pelayanan.
Kualitas Pelayanan
ini meliputi lima dimensi, yaitu :
§ Kehandalan (reability), yaitu kemampuan para pegawai
perusahaan dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan
§ Daya tanggap (responsiveness), yaitu kemampuan para pegawai
perusahaan untuk membantu keluhan pelanggan dengan tanggap dan segera
§ Kepastian (assurance), yaitu kemampuan, kesopanan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki oleh para pegawai, bebas dari bahaya, risiko dan
keragu-raguan
§ Empati (emphaty), yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik, perhatian terhadap pelanggan dan memahami kebutuhan
pelanggan
§ Bukti fisik jasa (tangibles), yaitu fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai dan sarana komunikasi dan penampilan dari para pegawai perusahaan
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan yang kuat dengan
mempekerjakan dan melatih orang-orang lebih baik. Singapore Airlines menikmati
reputasi yang sangat baik, terutama karena pramugarinya.
Personalia yang terlatih menunjukkan enam karakteristik, yaitu :
Personalia yang terlatih menunjukkan enam karakteristik, yaitu :
·
Kemampuan : Memiliki keahlian dan
pengetahun yang diperlukan
·
Kesopanan : Ramah, menghormati dan
penuh perhatian
·
Kredibilitas : Dapt dipercaya
·
Dapat diandalkan : Memberikan
pelayanan secara konsisten dan akurat
·
Cepat tanggap : Cepat menanggapi
permintaan dan permasalahan konsumen
·
Komunikatif: Berusaha memahami
pelanggan dengan berkomunikasi dengan jelas
v Differensiasi Saluran
Perusahaan-perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing melalui
cara mereka merancang saluran distribusi, terutama yang menyangkut jangkauan,
keahlian dan kinerja saluran-saluran tersebut.
Contoh : Keberhasilan Caterpillar di industry peralatan konstruksi sebagia karena pengembangan salurannya yang unggul. Penyalurannya dilebih banyak lokasi daripada penyalur pesaing, dan umumnya lebih terlatih dan lebih dapt diandalkan
Contoh : Keberhasilan Caterpillar di industry peralatan konstruksi sebagia karena pengembangan salurannya yang unggul. Penyalurannya dilebih banyak lokasi daripada penyalur pesaing, dan umumnya lebih terlatih dan lebih dapt diandalkan
v Differensiasi Citra
Citra yang
penting bagi seorang pelanggan adalah citra yang dirasakan memiliki
perbedaan dari citra pesaing. Dalam hal ini, citra yang dimaksud berupa image
dari produk dan perusahaan. Para pembeli memiliki tanggapan berbeda terhadap
cira perusahaan atau merek.
Contoh : Rokok Marlboro
Alasan utama pangsa pasar Marlboro yang luar biasa di seluruh dunia (sekitar 30 %) adalah karena citra “koboi macho”. Marlboro diterima dengan baik oleh kebanyakan kaum perokok.
Identitas dan citra perlu dibedakan. Identitas terdiri dari berbagai cara yang dimaksudkan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi atau memposisikan diri atau produknya. Sedangkan citra adalah cara masyarakat mempersepsi (memikirkan) perusahaan atau produknya.
Identitas yang efektif melakukan tiga hal, yaitu :
Contoh : Rokok Marlboro
Alasan utama pangsa pasar Marlboro yang luar biasa di seluruh dunia (sekitar 30 %) adalah karena citra “koboi macho”. Marlboro diterima dengan baik oleh kebanyakan kaum perokok.
Identitas dan citra perlu dibedakan. Identitas terdiri dari berbagai cara yang dimaksudkan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi atau memposisikan diri atau produknya. Sedangkan citra adalah cara masyarakat mempersepsi (memikirkan) perusahaan atau produknya.
Identitas yang efektif melakukan tiga hal, yaitu :
a.
Membangun karakter dan proposisi
nilai
b.
Mewujudkan karakter dengan cara yang
menonjol
c.
Mengerahkan kekuatan emosional
melebihi citra mental.
Agar identitas
dapt berfungsi dengan baik, maka harus diwujudkan melalui sarana komunikasi dan
kontak merek yang tersedia. Ia juga harus diserap dalam iklan, laporan tahunan,
brosur, catalog, kemasan, perlengkapan kantor perusahaan dan kasus bisnis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengorganisasian
adalah memutuskan bagaimana cara terbaik untuk mengelompokkan aktivitas dan
sumber daya organisasi.Terdapat enam balok permainan dasar atau elemen dasar yang
dapat digunakan manajer dalam membangun suatu organisasi, diantaranya yaitu:
1.
Merancang pekerjaan,
2.
Mengelompokkan pekerjaan,
3.
Menciptakan hubungan pelaporan
antarpekerjaan,
4.
Mendistribusikan otoritas
antarpekerjaan,
5.
Mengkorrdinisikan aktivitas
pekerjaan, dan
6.
Membedakan antarposisi.
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, Ricky. 2002. Manajemen
Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Daft, Richard L.
2002. Manajemen Edisi 5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Sudirman, Dedi.
1999. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung : CV. Armico.
abdulghanni.blogspot.com/.../proses-organisasi-proses-mempengaruhi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar