BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Akhlak merupakan salah satu hal penting yang
kehadiranya hingga saat ini dirasakan dan sangat diperlukan.Tidaklah berlebihan
jika dikatakan bahwa misi utama dari kerasulan Muhammad Saw adalah untuk
menyempurnakan akhalak yang mulia.Begitulah yang telah disabdakan oleh
beliau,dan sejarah mencatat bahwa factor keberhasilan dakwahnya adalah factor
pendukung dari akhlaknya yang mulia,hingga allah swt sendiri memuji akhlak
mulia Nabi Muhammad Saw dalam firmannya dan menjadikan beliau uswatun hasanah
dalam berbagai hal agar kita bias selamat dunia dan akhirat.Kesadaran akhlak
adalah kesadaran tentang manusia dan dirinya sendiri.Dimana manusia melihat
atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk disitulah
membedakan halal dan haram,hak dan batil,boleh dan tidak meskipun dia bias
melakukan itulah yang khusus manusiawi.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
perbedaan dan persamaan antara akhlak,etika,dan moral ?
2. Macam-macam
akhlak,etika dan moral
3. Apa
yang menjadi sumber akhlak,etika,dan moral
C. TUJUAN
PENULISAN
Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara
akhlak,etika dan moral.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL
a.
Pengertian
akhlak
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa
Arab) adalah bentuk jamak dari kata khulk. Khulk di dalam kamus Al-Munjid
berarti budi pekerti, perangai tingkah laku tau tabiat. Di dalam Da’iratul
Ma’arif dikatakan “Akhlak ialah sifat-sifat manusia
yang terdidik”. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah
sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan
selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perkataan baik, disebut akhlak
yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan
pembinaannya. Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang
artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah disebutkan di atas. Baik kata
akhlaq atau khuluq, kedua-duanya dapat dijumpai pemakaiannya dalam al-Qur’an
dan al-Sunnah, misalnya: kata khu-luq terdapat dalam al-Qur’an surat al-Qalam,
[68] ayat 4 yang mempunyai arti budi pekerti, surat al-Syu’ara, [26] ayat 137
yang mempunyai pengertian adat istiadat dan hadis riwayat al-Tirmidzi berarti
budi pekerti, yaitu:
“orang mukmin yang paling sempurna keimananya adalah orang yang sempurna budi pekertinya (H.R Tirmizi) Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bisa dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya disebut akhlak. Contohnya, bila kehendak itu dibiasakan memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak dermawan. Di dalam Ensiklopedia Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia
“orang mukmin yang paling sempurna keimananya adalah orang yang sempurna budi pekertinya (H.R Tirmizi) Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bisa dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya disebut akhlak. Contohnya, bila kehendak itu dibiasakan memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak dermawan. Di dalam Ensiklopedia Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia
Di dalam Al Mu’jam al-Wasit disebutkan defenisi akhlak sebagai
berikut: “Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah
macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikirannya dan
pertimbangan”.
Senada dengan ungkapan di atas telah dikemukakan oleh Imam
Gazalidalam kitabnya ihya-nya sebagai berikut: “Al-Khulk ialah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. Jadi, pada hakikatnya
Khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah sesuatu kondisi atau sifat yang telah
meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai
macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa
memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan
terpuji menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi
pekerti mulia sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah
budi pekerti yang tercela.
Al-Khulk disebut sebagai kondisi atau sifat yang telah meresap dan
terpatri dalam jiwa, karena seandainya ada seseorang yang mendermakan hartanya
keadaan yang jarang sekali untuk suatu hajat dan secara tiba-tiba, maka
bukanlah orang yang demikian ini disebut orang yang dermawan sebagai pantulan
dari kepribadiannya.
Berikut ini pengertian akhlak
menurut para ahli :
·
Pengertian
akhlak Menurut Abu Hamid Al-ghazali
Akhlak adalah
suatu sifat yang terpatri dalam jiwa yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan
dengan mudah tanpa melahirkan dirinya dan merenung terlebih dahulu.
·
Pengertian
akhlak Menurut Muhammad bin Ali asy syarif Al jurjani
Akhlak adalah
sesuatu sifat baik atau buruk yang
tertanam kuat dalam diri yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah
dan ringan tanpa perlu berpikir dan merenung.
·
Pengertian
akhlak Menurut Ahmad bin mushthafa
Ahklak adalah ilmu yang
darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan dan keutamaan itu adalah
terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan,kekuatan berpikir,kekuatan
marah,dan kekuatan syahwat.
Secara istilah, akhlak didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai
berikut :
a.
Prof. Sr. Ahmad Amin
mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang biasa dilakukan. Artinya, segala
sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan disebut akhlak.
b.
Sementara itu Ibnu Maskawih
mengemukakan bahwa akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan (sebelumnya).
c.
Sedangkan Al-Ghazali memberikan
definisi, akhlak adalah segala sifat yang tertanam dalam hati, yang menimbulkan
kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai
pertimbangan.
Akhlak dibagi
menjadi dua yaitu akhlak baik dan buruk :
·
Akhlak Baik (Al-hamidah)
1.
Jujur (Ash-shidqu)
2.
Berprilaku Baik (Husnul
khuluqi)
3.
Malu (Al-Hava)
4.
Rendah hati (At-tawadu)
5.
Murah Hati (Al-Hilmu)
6.
Sabar (Ash-shobr)
·
Akhlak Buruk (Adz-Dzamimah)
1.
Mencuri/mengambil hak orang
lain
2.
Iri hati
3.
Membicarakan Kejelakan Orang
lain (Bergosip)
4.
Membunuh.
5.
Segala bentuk tindakan yang
tercela dan merugikan oranng lain (Mahluk Lain)
b.
Sumber
akhlak
Akhlak yang benar akan terbentuk
bila sumbernya benar.Sumber akhlak bagi seorang muslim adalah al-quraan dan
as-sunnah.Sehingga ukuran baik atau buruk,patut atau tidak patut secara utuh diukur dengan al-quraan dan
as-sunnah.Sedangkan tradisi merupakan perlengkap selama hal itu tidak
bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh allah dan
Rasul-nya.Menjadikan al-quraan dan as-sunnah sebagai sumber akhlak merupakan
suatu kewajaran bahkan keharusan.Sebab keduanya berasal dari allah dan oleh-nya
manusia diciptakan.Pasti ada kesesuiaan antara manusia sebagai makhluk dengan
system norma yang datang dari Allah SWT.
c. Dasar
hukum akhlak
Dalam
islam,dasar atau alat pengukur yang menyatakan baik-buruknya sifat seorang itu
adalah al-quraan dan as-sunnah Nabi SAW.Apa yang baik menurut al-quraan dan
as-sunnah,itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan
sehari-hari.Sebaliknya,apa yang buruk menurut al-quraan dan as-sunnah,itulah
yang tidak baik dan harus dijauhi.Kepentingan akhlak dalam kehidupan dinyatakan
dengan jelas dalam al-quraan.Al-quraan menjelaskan berbagai pendekatan yang
meletakan al-quraan sebagai sumber pengetahuan mengenai nilai dan akhlak yang paling terang dan jelas.Pendekatan
Al-quraan dalam menerangkan akhlak yang mulia,bukan pendekatan
teoritikal,tetapi dalam bentuk konseptual dan penghayatan.Akhlak yang mulia dan
akhlak yang buruk digambarkan dalam perwatakan manusia,dalam sejarah,dalam
realita kehidupan manusia semasa Al-qur’an diturunkan.
d.
Kedudukan akhlak dalam islam
Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting
dalam agama islam.Antaranya:
1. Akhlak
dihubungkan dengan tujuan risalah islam atau antara perutusan utama Rasulullah
SAW.Sabda Rasulullah saw yang bermaksud:”Sesungguhnya aku diutuskan untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.”pernyataan Rasulullah itu menunjukkan
pentingnya kedudukan akhlak dalam islam.
2.
Akhlak menentukan
kedudukan seseorang di akhirat nanti yang mana akhlak yang baik dapat
memberatkan timbangan amalan yang baik.Begitulah juga sebaliknya.Sabda
Rasulullah saw yang bermaksud:”Tiada sesuatu yang lebih berat dalam daun
timbangan melainkan akhlak yang baik.
3.
Akhlak dapat
menyempurnakan keimanan seseorang mukmin.Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
“orang mukmin yang paling sempurna keimananya adalah yang paling baik
akhlaknya.”
4.
Akhlak yang baik dapat
menghapuskan dosa manakala akhlak yang buruk boleh merusakan pahala.Sabda
Rasulullah SAW yang bermaksud:”Akhlak yang baik mencairkan dosa seperti air
mencairkan ais (salji) dan akhlak merusakan amalan seperti cuka merusakan madu.
5. Akhlak
merupakan sifat Rasulullah SAW dimana Allah SWT telah memuji Rasulullah karena
akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam al-quraan,firman Allah SWT yang
bermaksud:”Sesungguhnya engkau seorang yang memiliki pribadi yang agung
mulia.Pujian allah swt terhadap rasulnya dengan akhlak yang mulia menunjukan
betapa besar dan pentingnya kedudukan akhlak
dalam islam.Banyak lagi ayat-ayat dan hadis-hadis ketinggian kedudukan
akhlak.
B. ETIKA
a. Pengertian Etika
Istilah etika berasal dari bahasa
yunani kuno.Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos mempunyai banyak arti
yaitu: tempat tinggal yang biasa,padang
rumput,kandang,kebiasaan/adat,akhlak.watak,perasaan,sikap,caraberpikir,sedangkan
arti etika yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang
melatar belakangi terbentuknya istilah etika yang oleh aristoteles dipakai
untuk menunjukan filsafat moral.Jadi secara etimologis asal usul kata etika
mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
adat kebiasaan .
Etika merupakan suatu ilmu yang
membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia.Dan etika profesi terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk
mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian
profesi kepada masyarakat yang memerlukan.
Berikut
ini beberapa pengertian etika menurut para ahli :
·
Menurut K bertens
Etika
adalah nilai-nilai dan norma-norma moral,yang menjadi pegangan bagiseseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
·
Menurut
W.J.S.Poerwadarminto
Etika
adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)
·
Menurut Prof.DR.Franz
magnis suseno
Etika
adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan
pada tindakan manusia.
·
Menurut ramali dan
pamuncak
Etika
adalah pengetahuan tentang prilaku yang benar dalam satu profesi.
·
Menurut H.A.Mustafa
Etika
adalah ilmu yang menyelidiki,mana yang baik mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal
pikiran.
Dalam
kamus bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta,1953- mengutip dari
Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai “Ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral),” Sedangkan kata ‘etika’ Dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang
baru (Departemen Pendidikan dan kebudayaan,1998- mengutip dari Bertens 2000),
mempunyai arti :
1. Ilmu
tentang mana yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban (moral)
2. Kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
Dari perbadingan kedua kamus tersebut terlihat bahwa dalam
Kamus Bahasa Indonesia yang lama hanya terdapat satu arti saja yaitu
etika sebagai ilmu. Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia yang baru memuat beberapa
arti. Kalau kita misalnya sedang membaca sebuah kalimat di berita surat
kabar "Dalam dunia bisnis etika merosot terus" maka
kata ‘etika’ di sini bila dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam Kamus
Bahasa Indonesia yang lama tersebut tidak cocok karena maksud dari kata ‘etika’
dalam kalimat tersebut bukan etika sebagai ilmu melainkan‘nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat’. Jadi arti kata
‘etika’ dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tidak lengkap.
K. Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau
urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada
arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut :
1.
Nilai dan norma moral yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa,
etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika
di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem
nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf
sosial.
2.
Kumpulan asas atau nilai moral.
Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
3.
Ilmu tentang yang baik atau buruk.
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis
(asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang
begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari
menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di
sini sama artinya dengan filsafat moral.
b.
Macam-macam Etika
Dalam
membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau
etis itu sama halnya dengan berbicara tentang moral. Manusia disebut etis
karena manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam
rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya,
antara rohani dengan jasmaninya, dan antara ssebagai makhluk dengan
penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma
yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika yaitu sebagai berikut:
1. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah
secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang
dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai
nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan
realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam
penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan
kondisi tertentu yang memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
2. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal
dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh
manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi etika normatif
merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara
baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk sesuai dengan kaidah atau norma yang
disepakati dan berlaku di masyarakat.
3. Etika metaetika
Merupakan sebuah cabang dari etika yang membahas dan
menyelidiki serta menetapkan arti dan makna istilah-istilah normatif yang
diungkapkan lewat pertanyaan-pertanyaan etis yang membenarkan atau menyalahkan
suatu tindakan. Istilsh-istilah normatif yang sering mendapat perhatian khusus,
antara lain keharusan, baik, buruk, benar, salah, yang terpuji, tercela, yang
adil, yang semestinya.
Etika Memiliki Peranan Atau Fungsi Diantaranya
Yaitu:
1. Dengan etika
seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia
2. Menjadi alat
kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan
suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa
3. Etika dapat
memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang.
4. Etika dapat
menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas
kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan
etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.
C. MORAL
a.
Pengertian
Moral
Moral adalah merupakan pengetahuan atau wawasan yang
menyangkut budi pekerti manusia yang beradab.Moral juga berarti ajaran yang
baik,buruknya perbuatan dan kelakuan moralisasi yaitu uraian (pandangan ajaran)
.
Berikut
ini beberapa pengertian menurut para
ahli:
·
Pengertian Moral menurut
chaplin (2006)
Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan
social,atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
·
Pengertian Moral menurut
Hurlock (1990)
Moral adalah tata
cara,kebiasaan dan adat peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya.
·
Pengertian Moral Menurut
wantah (2005)
Moral adalah sesuatu yang
berkaitan atau ada hubunganya denngan kemampuan menentukan benar salah atau
baik buruknya tingkah laku.
Adapun pengertian moral dalam kamus filsafat dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Menyangkut kegiatan-kegiatan
yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau tidak tepat.
b. Sesuai dengan kaidah-kaidah
yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik, adil dan pantas.
c. Memiliki:
·
Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar
atau salah.
·
Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai
dengan kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
d. Menyangkut cara seseorang
bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.
b.
Macam-macam Moral yaitu:
1. Moral keagamaan
Yaitu
merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran islam.
2. Moral sekuler
Merupakan
moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi
semata-mata.
D. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN
ANTARA AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL
A.
Perbedaan
Berdasarkan paparan di atas, maka
secara formal perbedaan ketiga istilah tersebut adalah antara lain sebagai
berikut:
1)
Etika
bertolak ukur pada akal pikiran atau rasio.
2)
Moral tolak
ukurnya adalah norma-norma yang berlaku pada masyarakat.
3)
Etika
bersifat pemikiran filosofis yang berada pada tataran konsep atau teoritis.
4)
Pada aras
aplikatif, etika bersifat lokalitas dan temporer sesuai consensus, dengan
demikian dia disebut etiket (etiqqueta), etika praksis, atau dikenal juga
dengan adab/tatakrama/tatasusila.
5)
Moral berada
pada dataran realitas praktis dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang
dalam masyarakat.
6)
Etika di
pakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
7)
Moral yang
di ungkapkan dengan istilah moralitas di pakai untuk menilai suatu perbuatan.
8)
Akhlaq
berada pada tataran aplikatif dari suatu tindakan manusia dan bersifat umum,
namun lebih mengacu pada barometer ajaran agama. Jadi, etika islam (termasuk
salah satu dari berbagai etika relegius yang ada) itu tidak lain adalah akhlaq
itu sendiri.
9)
Susila
adalah prinsip-prinsip yang menjadi landasan berpijak masyarakat, baik dalam
tindakan maupun dalam tata cara berpikir, berdasarkan kearifan-kearifan local.
10) Akhlaq juga berada pada level spontanitas-spesifik, karena
kebiasaan individual/ komunitas yang dapat disebut dengan “Adab” , seperti adab
encari ilmu, adab pergaulan keluarga dan lain-lain.
B.
Persamaan
Berdasarkan
paparan diatas, maka secara formal perbedaan ketiga istilah tersebut adalah
antara lain sebagai berikut:
1) Akhlaq, Etika, Moral , dan Susila
secara konseptual memiliki makna yang berbeda, namun pada aras praktis,
memiliki prinsip-prinsip yang sama, yakni sama-sama berkaitan dengan nilai
perbuatan manusia. Seseorang yang sering kali berkelakuan baik kita sebut
sebagai orang yan berakhlaq, beretika, bermoral, dan sekaligus orang yang
mengerti susila. Sebaliknya, orang yang perilakunnya buruk di sebut orang yang
tidak berakhlaq, tidak bermoral, tidak tahu etika atau orang yang tidak
berasusila. Konotasi baik dan buruk dalam hal ini sangat bergantung pada sifat
positif atau negative dari suatu perbuatan manusia sebagai makhluk individual
dalam komunitas sosialnya.
2) Dalam perspektif agama, perbuatan
manusia didunia ini hanya ada dua pilihan yaitu baik dan benar. Jalan yang di
tempuh manusia adalah jalan lurus yang sesuai dengan petunjuk ajaran agama dan
keyakinannya, atau sebaliknya, yakni jalan menyimpang atau jalan setan,
kebenaran atau kesesatan. Itu sebuah logika binner yang tidak pernah bertemu
dan tidak pernah ada kompromi. Artinya, tidak boleh ada jalan ketiga sebagai
jalan tengah antara keduanya. Keempat istilah tersebut sama-sama mengacu pada
perbuatan manusia yang selanjutnya ia diberikan kebebasan untuk menentukan
apakah mau memilih jalan yang berniai baik atau buruk, benara atau salah
berdasarkan kepeutusannya. Tentu saja, masing-masing pilihan mempunyai
konsekuensi berbeda.
3) Ditinjau dari aspek pembentukan
karakter, keempat istilah itu merupakan suatu proses yang tidak pernah ada kata
berhenti di dalamnya. Proses itu harus terus-menerus di dorong untuk terus
menginspirasi terwujudnya manusia –manusia yang memiliki karakter yang baik dan
mulia, yang kemudian terefleksikan ke dalam bentuk perilaku pada tataran fakta
empiric di lapangan sosial dimana manusia tinggal. Kesadaran terhadap arah yang
positif ini menjadi penting ditanamkan, agar supaya tugas manusia sebagai
khalifatullah fi al-ardi menjadi kenyataan sesuai titah Allah swt. Bukankah
Allah telah membekali manusia berupa sebuah potensi fitri, jika manusia mampu
memeliharanya, maka ia akan mencapai drajad yang lebih mulia dari pada
malaikat. Sebaliknya, jika tidak mampu, maka ia akan jatuh ke posisi drajad
binatang dan bahkan lebih sesat lagi. Inilah di antara argumentasinya,
bahwa betapa perilaku manusia itu harus senatiasa dibina, di bombing, di
arahkan bahkan harus di control melalui regulasi-regulasi, agar supaya manusia
selalu berada di jalan yang benar dan lurus. Untuk mewujudkan cita-cita luhur
itu, memang dibutuhkan suatu proses yang panjang sekaligus dengan cost yang
tidak sedikit.
E. INDIKATOR MANUSIA BERAKHLAQ
Manusia berakhlak adalah manusia
yang suci dan sehat hatinya, sedang manusia tidak berakhlak ( moral ) adalah
manusia yang kotor dan sakit hatinya. Namun sering kali manusia tidak sadar
kalau hatinya sakit. Kalaupun dia sadar tentang kesakitan hatinya, ia tidak
berusaha untuk mengobatinya. Padahal penyakit hati jauh lebih berbahaya
ketimbang penyakit fisik. Seseorang yang sakit secara fisik jika penyakitnya
tidak dapat diobati dan disembuhkan ujungnya hanya kematian. Kematian bukanlah
akhir dari segala persoalan melainkan pintu yang semua orang akan memasukinya.
Tetapi penyakit hati jika tidak disembuhkan maka akan berakhir dengan
kecelakaan di alam keabadian.
Indikator manusia berakhlak (husn
al-khuluq), kata Al-Ghazali, adalah tertanamnya iman dalam hatinya.
Sebaliknya manusia yang tidak berakhlak (su’u al-khuluq) adalah manusia
yang ada nifaq di dalam hatinya. Nifaq artinya sikap mendua dalam
Tuhan. Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan. Iman bagaikan akar dari
sebuah tumbuhan. Sebuah pohon tidak akan tumbuh pada akar yang rusak dan
kropos. Sebaliknya sebuah pohon akan baik tumbuhnya bahkan berbuah jika akarnya
baik. Amal akan bermakna jika berpangkal pada iman, tetapi amal tidak membawa
makna apa-apa apabila tidak berpangkal pada iman. Demikian juga amal tidak
bermakna apabila amal tersebut berpangkal pada kemunafikan. Hati orang beriman
itu bersih, di dalamnya ada pelita yang bersinar dan hati orang kafir itu hitam
dan malah terbalik.Taat akan perintah Allah, juga tidak mengikuti keinginan
syahwat dapat mengkilaukan hati, sebaliknya melakukan dosa dan maksiat dapat
menghitamkan hati. Barang siapa melakukan dosa, hitamlah hatinya dan barang
siapa melakukan dosa tetapi menghapusnya dengan kebaikan, tidak akan gelaplah
hatinya hanyacahaya itu berkurang. Dengan mengutip beberapa ayat Al Qur’an dan
Hadits, selanjutnya Al-Ghazali mengemukakan tanda-tanda manusia beriman,
diantaranya :
- Manusia beriman adalah manusia yang khusu’ dalam shalatnya
- Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna (tidak ada faedahnya)
- Selalu kembali kepada Allah
- Mengabdi hanya kepada Allah
- Selalu memuji dan mengagungkan Allah
- Bergetar hatinya jika nama Allah disebut
- Berjalan di muka bumi dengan tawadhu’ dan tidak sombong
- Bersikap arif menghadapi orang-orang awam
- Mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri
- Menghormati tamu
- Menghargai dan menghormati tetangga
- Berbicara selalu baik, santun dan penuh makna
- Tidak banyak berbicara dan bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalan
- Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun perbuatan
Sufi yang lain mengungkapkan tanda-tanda manusia berakhlak,
antara lain : Memiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya,
tidak menyakiti orang lain, banyak kebaikannya, benar dan jujur dalam
ucapannya, tidak banyak bicara tapi banyak bekerja, penyabar, hatinya selalu
bersama Allah, tenang, suka berterima kasih, ridha terhadap ketentuan Allah ,
bijaksana, hati-hati dalam bertindak, disenangi teman dan lawan, tidak
pendendam, tidak suka mengadu domba, sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan
hasad, cinta karena Allah dan benci karena Allah.
Ketika Rasulullah ditanya tentang perbedaan mukmin dan
munafik, Rasulullah menjawab, orang mukmin keseriusannya dalam shalat, puasa
dan ibadah sedangkan orang munafik kesungguhannya dalam makan minum layaknya
hewan. Hatim al-‘Asam seorang ulama tabi’in menambahkan, bahwa indikator mukmin
adalah manusia yang sibuk dengan berfikir dan hikmah, sementara munafik sibuk
dengan obsesi dan panjang angan-angan, orang mukmin putus harapan terhadap
manusia kecuali pada Allah. Sebaliknya orang munafik banyak berharap kepada
sesama manusia dan bukan kepada Allah. Mukmin merasa aman dari segala sesuatu
kecuali dari Allah, munafik merasa takut oleh segala sesuatu kecuali oleh
Allah. Mukmin berani mengorbankan hartanya demi agamanya sedangkan munafik
berani mengorbankan agamanya demi hartanya. Mukmin menangis dan berbuat baik,
munafik berbuat jahat dan tertawa terbahak-bahak. Mukmin senang berkhalawat
(bersemedi) sedang munafik senang keramaian. Mukmin menanam dan menjaga agar
tidak terjadi kerusakan, munafik menuai dan mengharap keuntungan. Mukmin
memerintah dan melarang (amar ma’ruf nahi munkar) untuk kekuasaan, maka
kerusakannlah yang terjadi.
Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, maka manusia
berakhlak adalah manusia yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama makhluk dan alam dalam arti luas.
A.Landasan akhlak
Dalam islam,dasar atau alat pengukur yang menyatakan bahwa sifat seorang itu baik
atau buruk adalah al-quraan dan
ass-sunah segala sesuatu yang baik menurut Al-quraan dan ass-sunah ,itulah yang
baik untuk dijadikan pegangan dalam
kehidupan sehari-hari sebalinya,segala sesuatu yang buruk menurut al-quraan dan
ass-sunah,berarti tidak baik dan harus dijauhi.
Kepentingan akhlak dalam kehidupan manusia dinyatakan dengan
jelas dalam al-quraan.Al-quraan menerangkan berbagai pendekatan yang meletakan
al-quraan sebagai sumber pengetahuan mengenai nilai dan akhlak yang paling
jelas.Pendekatan Al-quraan dalam menerangkan akhlak yang mulia,bukan pendekatan
teoretikal,melainkan dalam bentuk konseptual dan pengahayatan.Akhlak mulia dan
akhlak buruk digambarkan dalam perwatakan manusia,dalam sejarah dan dalam
realitas kehidupan manusia semasa Al-quraan diturunkan.
Berikut ini ada beberapa bagian dari landasan-landasan yang
ada didalam hadist dan al-quraaan yaitu sebagai berikut :
1. Akhlak merupakan salah satu tujuan
diutusnya rasulullah.
2. Akhlak yang bagus sebagai standar
atau berpengaruh untuk kesempurnaan iman seorang.
3. Akhlak yang baik dapat memperberat
timbanngan kebajikan.
4. Akhlak yang tinggi menyebabkan
seorang masuk jannah
5. Akhlak yang baik menjadikan seorang
dicintai oleh allah dan rasul-nya
6. Orang yang terbaik diantara orang
beriman adalah orang yang baik akhlaknya.
7. Akhlak merupakan tingginya kedudukan
seseorang.
F. DASAR DAN SUMBER PENDIDIKAN AKHLAK ISLAM.
Akhlak dalam banyak kebudayaan
selain islam ditentukan oleh kondisi-kondisi setempat dan karenanya dapat
berubah.Menurut w.g summer,”Dari berbagai kebutuhan yang berulang-ulang
muncullah kebiasaan-kebiasaan individu dan adat istiadat kelompok,tetapi
hasil-hasil ini merupakan konsekuensi yang tidak pernah disadari dan tidak
diduga sebelumnya ataupun diharapkan”.
Akhlak dan adat istiadat islami
bukan hal tidak sadar.Mereka berasal dari dua sumber utama,yaitu al-quraan dan
sunnah,perbuatan,perkataan dan perintah tidak langsung kehendak nabi,dan oleh
karena itu,dalam pengertian yang sangat tepat merupakan wahyu ilahi.
Kelahiran Islam di semenanjung
Arabia menandai datangnya suatu era,alam pikiran,dan pendidikan baru.Tujuan
utama islam,baik ditinjau dari aspek agama,risalah,maupun filsafat,ialah member
manusia petunjuk dan pendidikan baru yang dasar,esensi,serta isinya berbeda
dari pola-pola yang digunakan masyarakat arab jahiliyyah selama berabad-abad.
Islam tidak muncul di dalam ruang
hampa,tetapi ditengah-tengah kondisi social yang penuh dengan pertentangan
antar lapisan social,perwujudan berfikir dan kekacauan alam fikiran,terutama
mengenai hubungan antara individu dan penciptanya.Kondisi tersebut berdampak
pada tingkah laku sehari-hari individu serta aspek-aspek kehidupan material dan mental masyarakat
jahiliyah.Dengan kata lain,Islam pada esensinya merupakan pendidikan baru bagi masyarakat
jahilliyah.Pendidikan tersebut pada giliran membuat masyarakat islam menjadi
massyarakat terdidik yang secara sadar dengan fikiran terbuka,kebijaksanaan,dan
pelajaran yang baik mampu melepaskan diri dari factor-faktor penyebab keterbelakangan,kemudian
berupaya membangun kebudayaan yang member landasan kekuatan dan kemajuan bagi
diri mereka sendiri dan masyarakat sekitar.
1.Sumber
Pendidikan akhlak islam
Islam dengan dua sumber yaitu
al-quraan dan as-sunnah yang menjadi pegangan dalam menentukan segala urusan
dunia dan akhirat.Kedua sumber itulah yang menjadi sumber akhlak
islamiah.Prinsip-prinsip dan kaedah ilmu akhlak islam semuanya didasarkan
kepada yang bersifat mutlak dan tepat neraca timbanganya.
Dari berbagai kebutuhan yang berulang
muncullah individu dan adat istiadat kelompok tetapi hasil ini merupakan
konsekuensi yang tidak pernah disadari dan tidak diduga sebelumnya ataupun
akhlak dan adat istiadat islami bukan hal tidak sadar.Mereka berasal dari dua
sumber utama yaitu al-quraan dan sunnah
perbuatan,perkataan dan perintah tidak langsung kehendak nabi oleh karena itu
dalam pengertian yang sangat tepat merupakan wahyu islam di semenanjung Arabia
menandai datangnya suatu era alam fikiran dan pendidikan baru tujuan utama
islam ialah memberi manusia petunjuk
dan pendidikan baru yang dasar
esensi serta isinya berbeda dari pola yang digunakan masyarakat.
Apabila melihat pembahasan bidang
akhlak islamiah sebagai satu ilmu berdasarkan kepada dua sumber yang mutlak ini
dapatlah sebagai berikut satu Ilmu berdasarkan kepada dua sumber yang mutlak
ini dapatlah sebagai berikut satu ilmu yang membahas tatanilai hukum-hukum dan
tertentu untuk mengenal sifat-sifat keutamaan untuk dihayati dan diamalkan mengenal sifat-sifat tercela
untuk dijauhi dengan tujuan jiwa berdasarkan wahyu ilahi.
2.
Dasar pendidikan Islam
Apabila melihat pembahasan bidang akhlak islamiah sebagai
satu ilmu berdasarkan kepada dua sumber yang telah dijelaskan diatas,dapatlah
didefinisikan sebagi berikut:
“Suatu ilmu yang membahas tatanilai,hukum-hukum dan prinsip
tertentu untuk mengenal sifat-sifat keutamaan untuk dihayati dan diamalkan dan
mengenal sifat-sifat tercela untuk dijauhi dengan tujuan membersihkan jiwa
berdasrkan wahyu ilahi untuk mencapai keridhaan allah swt”
Akhlak juga dapat di rumuskan sebagai satu sifat atau sikap
kepribadian yang melahirkan perbuatan manusia dalam usaha membentuk kehidupan
yang sempurna berdasarkan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan allah swt.
Dengan kata lain,akhlak ialah suatu system yang menilai
perbuatan lahir dan batin manusia baik secara individu,kelompok dan
masyarakat.Dalam interaksi antara manusia dengan allah,manusia dengan sesame
manusia,manusia dengan hewan,dengan malaikat,dengan jin dan juga dengan alam sekitar.
Adapun konsep islam tentang dasar pendidikan akhlak islam
adalah sebagai berikut:
1. Pandangan Islam tentang hakikat
pendidikan akhlak islam bersifat mendalam dan menyeluruh,tidak terikat pada
suatu pandangan tertentu dan tidak bertentangan dengan teori atau filsafat pendidikan
manapun.
2. Dalam dasar akhlak pendidikan islam
terlihat arah pandangan yang komprenhensif,mencakup semua aspek positif
perkembangan integral,intelektual,spiritual,fisik dan aspek-aspek perkembangan
lainya. Konsep tersebut menghendaki penggunaan segala metode dan sarana
tertentu,tidak pula mengutamakan sebagian atas sebagian lain.
G.
HUBUNGAN ETIKA, MORAL DAN SUSILA,
DENGAN AKHLAK
Dilihat dari fungsi dan perannya, secara substansial dapat
dikatakan bahwa etika, moral, susila dan akhlak adalah identik, yaitu sama-sama
mengacu kepada manusia baik dari aspek perilaku ataupun pemikiran khususnya
pada penentuan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia
untuk ditentukan baik-buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki
terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai dantenteram sehingga
sejahtera batiniah dan lahiriah. Peranan Etika, Moral, Susila, dan Akhlak
sangat penting bagi pembentukan karakter individu maupun masyarakat.
Perbedaan antara etika, moral dan susila dengan akhlak
adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan
buruk. Jika pada etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran,
dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum dimasyarakat,
maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu
adalahal-qur’an dan al-hadis.
Perbedaan lain antara etika, moral dan susila terlihat pada
sifat dan kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis,
maka moral dan susila lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah
laku manusia secara umum, sedangkan moral dan susila bersifat lokal dan
individual. Etika menjelaskan ukuran baik-buruk, sedangkan moral dan susila
menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.
Namun demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan
dan membutuhkan. Uraian diatas menunjukkanengan jelas bahwa etika, moral dan
susila berasal dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif
diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia.
Sementara akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berasal petunjuk
al-qur’an dan hadis. Dengan kata lain, jika etika, moral dan susila berasal
dari manusia, sedangkan akhlak dari Tuhan.
Dengan demikian keberadaan etika, moral dan susila sangat
dibutuhkan dalam rangka menjabarkan dan mengoperasionalisasikan ketentuan
akhlak yang berada di dalam agama khususnya pada Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Disinlah letak peranan dari etika, moral dan susila terhadap akhlak. Pada sisi
lain akhlak juga berperan untuk memberikan batasan-batasan umum dan universal,
agar apa yang dijabarkan dalam etika, moral dan susila tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang luhur dan tidak membawa manusia menjadi sesat (tetap
pada koridor humanis).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Akhlak berarti kemauan yang kuat
tentang suatu yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi adat
(membudaya) yang mengarah kepada kebaikan atau keburukan.
2. Etika berarti kebiasaan.
3. Moral adalah perbuatan atau tingkah
laku atau ucapan seorang dalam beriteraksi dengan manusia.
4. Perbedaan antara akhlak dengan etika
dan moral,bias kita lihat pada sifat dan kawasan pembahasanya dimana etika
lebih bersifat teoritis dan memandang tingkah laku manusia secara umum.
5. Persamaan Akhlaq, Etika, Moral , dan
Susila secara konseptual memiliki makna yang berbeda, namun pada aras praktis,
memiliki prinsip-prinsip yang sama, yakni sama-sama berkaitan dengan nilai
perbuatan manusia
DAFTAR PUSTAKA
Margiono,2011,akidah
akhlak,Jakarta timur,erlangga
Mukni’ah,2011,Materi
pendidikan agama Islam,Jogjakarta,Ar-ruzz media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar