Kamis, 05 Januari 2017



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Akhlak  merupakan salah satu hal penting yang kehadiranya hingga saat ini dirasakan dan sangat diperlukan.Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa misi utama dari kerasulan Muhammad Saw adalah untuk menyempurnakan akhalak yang mulia.Begitulah yang telah disabdakan oleh beliau,dan sejarah mencatat bahwa factor keberhasilan dakwahnya adalah factor pendukung dari akhlaknya yang mulia,hingga allah swt sendiri memuji akhlak mulia Nabi Muhammad Saw dalam firmannya dan menjadikan beliau uswatun hasanah dalam berbagai hal agar kita bias selamat dunia dan akhirat.Kesadaran akhlak adalah kesadaran tentang manusia dan dirinya sendiri.Dimana manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan buruk disitulah membedakan halal dan haram,hak dan batil,boleh dan tidak meskipun dia bias melakukan itulah yang khusus manusiawi.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa perbedaan dan persamaan antara akhlak,etika,dan moral ?
2.      Macam-macam akhlak,etika dan moral
3.      Apa yang menjadi sumber akhlak,etika,dan moral

C.    TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara akhlak,etika dan moral.





BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL
a.      Pengertian akhlak
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari kata khulk. Khulk di dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku tau tabiat. Di dalam Da’iratul Ma’arif  dikatakan “Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perkataan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya. Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah disebutkan di atas. Baik kata akhlaq atau khuluq, kedua-duanya dapat dijumpai pemakaiannya dalam al-Qur’an dan al-Sunnah, misalnya: kata khu-luq terdapat dalam al-Qur’an surat al-Qalam, [68] ayat 4 yang mempunyai arti budi pekerti, surat al-Syu’ara, [26] ayat 137 yang mempunyai pengertian adat istiadat dan hadis riwayat al-Tirmidzi berarti budi pekerti, yaitu:
“orang mukmin yang paling sempurna keimananya adalah orang yang sempurna budi pekertinya (H.R Tirmizi) Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bisa dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya disebut akhlak. Contohnya, bila kehendak itu dibiasakan memberi, maka kebiasaan itu ialah akhlak dermawan. Di dalam Ensiklopedia Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap Khaliknya dan terhadap sesama manusia
Di dalam Al Mu’jam al-Wasit disebutkan defenisi akhlak sebagai berikut: “Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikirannya dan pertimbangan”.
Senada dengan ungkapan di atas telah dikemukakan oleh Imam Gazalidalam kitabnya ihya-nya sebagai berikut: “Al-Khulk ialah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. Jadi, pada hakikatnya Khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah sesuatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari’at dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti mulia sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebutlah budi pekerti yang tercela.
Al-Khulk disebut sebagai kondisi atau sifat yang telah meresap dan terpatri dalam jiwa, karena seandainya ada seseorang yang mendermakan hartanya keadaan yang jarang sekali untuk suatu hajat dan secara tiba-tiba, maka bukanlah orang yang demikian ini disebut orang yang dermawan sebagai pantulan dari kepribadiannya.
Berikut ini pengertian akhlak menurut para ahli :
·         Pengertian akhlak Menurut Abu Hamid Al-ghazali
Akhlak adalah suatu sifat yang terpatri dalam jiwa yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melahirkan dirinya dan merenung terlebih dahulu.
·         Pengertian akhlak Menurut Muhammad bin Ali asy syarif Al jurjani
Akhlak adalah sesuatu sifat  baik atau buruk yang tertanam kuat dalam diri yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa perlu berpikir dan merenung.
·         Pengertian akhlak Menurut Ahmad bin mushthafa
Ahklak adalah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan dan keutamaan itu adalah terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan,kekuatan berpikir,kekuatan marah,dan kekuatan syahwat.
Secara istilah, akhlak didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
a.       Prof. Sr. Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang biasa dilakukan. Artinya, segala sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan disebut akhlak.
b.      Sementara itu Ibnu Maskawih mengemukakan bahwa akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan (sebelumnya).
c.       Sedangkan Al-Ghazali memberikan definisi, akhlak adalah segala sifat yang tertanam dalam hati, yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan.
Akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak baik dan buruk :
·         Akhlak Baik (Al-hamidah)
1.      Jujur (Ash-shidqu)
2.      Berprilaku Baik (Husnul khuluqi)
3.      Malu (Al-Hava)
4.      Rendah hati (At-tawadu)
5.      Murah Hati (Al-Hilmu)
6.      Sabar (Ash-shobr)
·         Akhlak Buruk (Adz-Dzamimah)
1.      Mencuri/mengambil hak orang lain
2.      Iri hati
3.      Membicarakan Kejelakan Orang lain (Bergosip)
4.      Membunuh.
5.      Segala bentuk tindakan yang tercela dan merugikan oranng lain (Mahluk Lain)
b.      Sumber akhlak
            Akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar.Sumber akhlak bagi seorang muslim adalah al-quraan dan as-sunnah.Sehingga ukuran baik atau buruk,patut atau tidak patut  secara utuh diukur dengan al-quraan dan as-sunnah.Sedangkan tradisi merupakan perlengkap selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh allah dan Rasul-nya.Menjadikan al-quraan dan as-sunnah sebagai sumber akhlak merupakan suatu kewajaran bahkan keharusan.Sebab keduanya berasal dari allah dan oleh-nya manusia diciptakan.Pasti ada kesesuiaan antara manusia sebagai makhluk dengan system norma yang datang dari Allah SWT.
c.       Dasar hukum akhlak
            Dalam islam,dasar atau alat pengukur yang menyatakan baik-buruknya sifat seorang itu adalah al-quraan dan as-sunnah Nabi SAW.Apa yang baik menurut al-quraan dan as-sunnah,itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari.Sebaliknya,apa yang buruk menurut al-quraan dan as-sunnah,itulah yang tidak baik dan harus dijauhi.Kepentingan akhlak dalam kehidupan dinyatakan dengan jelas dalam al-quraan.Al-quraan menjelaskan berbagai pendekatan yang meletakan al-quraan sebagai sumber pengetahuan mengenai nilai dan akhlak  yang paling terang dan jelas.Pendekatan Al-quraan dalam menerangkan akhlak yang mulia,bukan pendekatan teoritikal,tetapi dalam bentuk konseptual dan penghayatan.Akhlak yang mulia dan akhlak yang buruk digambarkan dalam perwatakan manusia,dalam sejarah,dalam realita kehidupan manusia semasa Al-qur’an diturunkan.


d.      Kedudukan akhlak  dalam islam
         Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dalam agama islam.Antaranya:
1.      Akhlak dihubungkan dengan tujuan risalah islam atau antara perutusan utama Rasulullah SAW.Sabda Rasulullah saw yang bermaksud:”Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”pernyataan Rasulullah itu menunjukkan pentingnya kedudukan akhlak dalam islam.
2.      Akhlak menentukan kedudukan seseorang di akhirat nanti yang mana akhlak yang baik dapat memberatkan timbangan amalan yang baik.Begitulah juga sebaliknya.Sabda Rasulullah saw yang bermaksud:”Tiada sesuatu yang lebih berat dalam daun timbangan melainkan akhlak yang baik.
3.      Akhlak dapat menyempurnakan keimanan seseorang mukmin.Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “orang mukmin yang paling sempurna keimananya adalah yang paling baik akhlaknya.”
4.      Akhlak yang baik dapat menghapuskan dosa manakala akhlak yang buruk boleh merusakan pahala.Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:”Akhlak yang baik mencairkan dosa seperti air mencairkan ais (salji) dan akhlak merusakan amalan seperti cuka merusakan madu.
5.      Akhlak merupakan sifat Rasulullah SAW dimana Allah SWT telah memuji Rasulullah karena akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam al-quraan,firman Allah SWT yang bermaksud:”Sesungguhnya engkau seorang yang memiliki pribadi yang agung mulia.Pujian allah swt terhadap rasulnya dengan akhlak yang mulia menunjukan betapa besar dan pentingnya kedudukan akhlak  dalam islam.Banyak lagi ayat-ayat dan hadis-hadis ketinggian kedudukan akhlak.


B. ETIKA
a.      Pengertian Etika
            Istilah etika berasal dari bahasa yunani kuno.Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos mempunyai banyak arti yaitu: tempat tinggal yang biasa,padang rumput,kandang,kebiasaan/adat,akhlak.watak,perasaan,sikap,caraberpikir,sedangkan arti etika yaitu adat kebiasaan.
            Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar belakangi terbentuknya istilah etika yang oleh aristoteles dipakai untuk menunjukan filsafat moral.Jadi secara etimologis asal usul kata etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan .
            Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.Dan etika profesi terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukan.
Berikut ini beberapa pengertian etika menurut para ahli :
·         Menurut K bertens
Etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral,yang menjadi pegangan bagiseseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
·         Menurut W.J.S.Poerwadarminto
Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)
·         Menurut Prof.DR.Franz magnis suseno
Etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.
·         Menurut ramali dan pamuncak
Etika adalah pengetahuan tentang prilaku yang benar dalam satu profesi.
·         Menurut H.A.Mustafa
Etika adalah ilmu yang menyelidiki,mana yang baik mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Dalam kamus bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta,1953- mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai “Ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral),” Sedangkan kata ‘etika’ Dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan kebudayaan,1998- mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
1.      Ilmu tentang mana yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban (moral)
2.      Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
3.      Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
Dari perbadingan kedua kamus tersebut terlihat bahwa dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama  hanya terdapat satu arti saja yaitu etika sebagai ilmu. Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia yang baru memuat beberapa arti. Kalau kita misalnya sedang membaca sebuah kalimat di berita surat kabar "Dalam dunia bisnis etika merosot terus" maka kata ‘etika’ di sini bila dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tersebut tidak cocok karena maksud dari kata ‘etika’ dalam kalimat tersebut bukan etika sebagai ilmu melainkan‘nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat’. Jadi arti kata ‘etika’ dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tidak lengkap.
K. Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut :


1.      Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
2.      Kumpulan asas atau nilai moral.
Yang dimaksud di sini adalah kode etikContoh : Kode Etik Jurnalistik
3.      Ilmu tentang yang baik atau buruk.     
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan  nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
b.      Macam-macam Etika
            Dalam membahas etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis itu sama halnya dengan berbicara tentang moral. Manusia disebut etis karena manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara ssebagai makhluk dengan penciptanya.  Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika yaitu sebagai berikut:
1.    Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan  dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu yang memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
2.    Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi etika normatif  merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
3.    Etika metaetika
Merupakan sebuah cabang dari etika yang membahas dan menyelidiki serta menetapkan arti dan makna istilah-istilah normatif  yang diungkapkan lewat pertanyaan-pertanyaan etis yang membenarkan atau menyalahkan suatu tindakan. Istilsh-istilah normatif yang sering mendapat perhatian khusus, antara lain keharusan, baik, buruk, benar, salah, yang terpuji, tercela, yang adil, yang semestinya.
Etika Memiliki Peranan Atau Fungsi Diantaranya Yaitu:
1.      Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang perilaku manusia
2.      Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa
3.      Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang.
4.      Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

C. MORAL
a.      Pengertian Moral
            Moral adalah  merupakan pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab.Moral juga berarti ajaran yang baik,buruknya perbuatan dan kelakuan moralisasi yaitu uraian (pandangan ajaran) .
Berikut ini beberapa pengertian  menurut para ahli:
·         Pengertian Moral menurut chaplin (2006)
Moral mengacu  pada akhlak yang sesuai dengan peraturan social,atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
·         Pengertian Moral menurut Hurlock (1990)
Moral adalah tata cara,kebiasaan dan adat peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
·         Pengertian Moral Menurut wantah (2005)
Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubunganya denngan kemampuan menentukan benar salah atau baik buruknya tingkah laku.
Adapun pengertian moral dalam kamus filsafat dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.  Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau tidak tepat.
b.  Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik, adil dan pantas.
c.  Memiliki:
·    Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar atau salah.
·    Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah. 
d.  Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.
b.      Macam-macam Moral yaitu:
1.      Moral keagamaan
Yaitu merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran islam.
2.      Moral sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata.

D. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL
A.    Perbedaan
Berdasarkan paparan di atas, maka secara formal perbedaan ketiga istilah tersebut adalah antara lain sebagai berikut:
1)      Etika bertolak ukur pada akal pikiran atau rasio.
2)      Moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang berlaku pada masyarakat.
3)      Etika bersifat pemikiran filosofis yang berada pada tataran konsep atau teoritis.
4)      Pada aras aplikatif, etika bersifat lokalitas dan temporer sesuai consensus, dengan demikian dia disebut etiket (etiqqueta), etika praksis, atau dikenal juga dengan adab/tatakrama/tatasusila.
5)      Moral berada pada dataran realitas praktis dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang dalam masyarakat.
6)      Etika di pakai untuk pengkajian system nilai yang ada.
7)      Moral yang di ungkapkan dengan istilah moralitas di pakai untuk menilai suatu perbuatan.
8)      Akhlaq berada pada tataran aplikatif dari suatu tindakan manusia dan bersifat umum, namun lebih mengacu pada barometer ajaran agama. Jadi, etika islam (termasuk salah satu dari berbagai etika relegius yang ada) itu tidak lain adalah akhlaq itu sendiri.
9)      Susila adalah prinsip-prinsip yang menjadi landasan berpijak masyarakat, baik dalam tindakan maupun dalam tata cara berpikir, berdasarkan kearifan-kearifan local.
10)  Akhlaq juga berada pada level spontanitas-spesifik, karena kebiasaan individual/ komunitas yang dapat disebut dengan “Adab” , seperti adab encari ilmu, adab pergaulan keluarga dan lain-lain.
B.     Persamaan
       Berdasarkan paparan diatas, maka secara formal perbedaan ketiga istilah tersebut adalah antara lain sebagai berikut:
1)      Akhlaq, Etika, Moral , dan Susila secara konseptual memiliki makna yang berbeda, namun pada aras praktis, memiliki prinsip-prinsip yang sama, yakni sama-sama berkaitan dengan nilai perbuatan manusia. Seseorang yang sering kali berkelakuan baik kita sebut sebagai orang yan berakhlaq, beretika, bermoral, dan sekaligus orang yang mengerti susila. Sebaliknya, orang yang perilakunnya buruk di sebut orang yang tidak berakhlaq, tidak bermoral, tidak tahu etika atau orang yang tidak berasusila. Konotasi baik dan buruk dalam hal ini sangat bergantung pada sifat positif atau negative dari suatu perbuatan manusia sebagai makhluk individual dalam komunitas sosialnya.
2)      Dalam perspektif agama, perbuatan manusia didunia ini hanya ada dua pilihan yaitu baik dan benar. Jalan yang di tempuh manusia adalah jalan lurus yang sesuai dengan petunjuk ajaran agama dan keyakinannya, atau sebaliknya, yakni jalan menyimpang atau jalan setan, kebenaran atau kesesatan. Itu sebuah logika binner yang tidak pernah bertemu dan tidak pernah ada kompromi. Artinya, tidak boleh ada jalan ketiga sebagai jalan tengah antara keduanya. Keempat istilah tersebut sama-sama mengacu pada perbuatan manusia yang selanjutnya ia diberikan kebebasan untuk menentukan apakah mau memilih jalan yang berniai baik atau buruk, benara atau salah berdasarkan kepeutusannya. Tentu saja, masing-masing pilihan mempunyai konsekuensi berbeda.
3)      Ditinjau dari aspek pembentukan karakter, keempat istilah itu merupakan suatu proses yang tidak pernah ada kata berhenti di dalamnya. Proses itu harus terus-menerus di dorong untuk terus menginspirasi terwujudnya manusia –manusia yang memiliki karakter yang baik dan mulia, yang kemudian terefleksikan ke dalam bentuk perilaku pada tataran fakta empiric di lapangan sosial dimana manusia tinggal. Kesadaran terhadap arah yang positif ini menjadi penting ditanamkan, agar supaya tugas manusia sebagai khalifatullah fi al-ardi menjadi kenyataan sesuai titah Allah swt. Bukankah Allah telah membekali manusia berupa sebuah potensi fitri, jika manusia mampu memeliharanya, maka ia akan mencapai drajad yang lebih mulia dari pada malaikat. Sebaliknya, jika tidak mampu, maka ia akan jatuh ke posisi drajad binatang  dan bahkan lebih sesat lagi. Inilah di antara argumentasinya, bahwa betapa perilaku manusia itu harus senatiasa dibina, di bombing, di arahkan bahkan harus di control melalui regulasi-regulasi, agar supaya manusia selalu berada di jalan yang benar dan lurus. Untuk mewujudkan cita-cita luhur itu, memang dibutuhkan suatu proses yang panjang sekaligus dengan cost yang tidak sedikit.
E. INDIKATOR MANUSIA BERAKHLAQ
Manusia berakhlak adalah manusia yang suci dan sehat hatinya, sedang manusia tidak berakhlak ( moral ) adalah manusia yang kotor dan sakit hatinya. Namun sering kali manusia tidak sadar kalau hatinya sakit. Kalaupun dia sadar tentang kesakitan hatinya, ia tidak berusaha untuk mengobatinya. Padahal penyakit hati jauh lebih berbahaya ketimbang penyakit fisik. Seseorang yang sakit secara fisik jika penyakitnya tidak dapat diobati dan disembuhkan ujungnya hanya kematian. Kematian bukanlah akhir dari segala persoalan melainkan pintu yang semua orang akan memasukinya. Tetapi penyakit hati jika tidak disembuhkan maka akan berakhir dengan kecelakaan di alam keabadian.
Indikator manusia berakhlak (husn al-khuluq), kata Al-Ghazali, adalah tertanamnya iman dalam hatinya. Sebaliknya manusia yang tidak berakhlak (su’u al-khuluq) adalah manusia yang ada nifaq di dalam hatinya. Nifaq artinya sikap mendua dalam Tuhan. Tidak ada kesesuaian antara hati dan perbuatan. Iman bagaikan akar dari sebuah tumbuhan. Sebuah pohon tidak akan tumbuh pada akar yang rusak dan kropos. Sebaliknya sebuah pohon akan baik tumbuhnya bahkan berbuah jika akarnya baik. Amal akan bermakna jika berpangkal pada iman, tetapi amal tidak membawa makna apa-apa apabila tidak berpangkal pada iman. Demikian juga amal tidak bermakna apabila amal tersebut berpangkal pada kemunafikan. Hati orang beriman itu bersih, di dalamnya ada pelita yang bersinar dan hati orang kafir itu hitam dan malah terbalik.Taat akan perintah Allah, juga tidak mengikuti keinginan syahwat dapat mengkilaukan hati, sebaliknya melakukan dosa dan maksiat dapat menghitamkan hati. Barang siapa melakukan dosa, hitamlah hatinya dan barang siapa melakukan dosa tetapi menghapusnya dengan kebaikan, tidak akan gelaplah hatinya hanyacahaya itu berkurang. Dengan mengutip beberapa ayat Al Qur’an dan Hadits, selanjutnya Al-Ghazali mengemukakan tanda-tanda manusia beriman, diantaranya :
  1. Manusia beriman adalah manusia yang khusu’ dalam shalatnya
  2. Berpaling dari hal-hal yang tidak berguna (tidak ada faedahnya)
  3. Selalu kembali kepada Allah
  4. Mengabdi hanya kepada Allah
  5. Selalu memuji dan mengagungkan Allah
  6. Bergetar hatinya jika nama Allah disebut
  7. Berjalan di muka bumi dengan tawadhu’ dan tidak sombong
  8. Bersikap arif menghadapi orang-orang awam
  9. Mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri
  10. Menghormati tamu
  11. Menghargai dan menghormati tetangga
  12. Berbicara selalu baik, santun dan penuh makna
  13. Tidak banyak berbicara dan bersikap tenang dalam menghadapi segala persoalan
  14. Tidak menyakiti orang lain baik dengan sikap maupun  perbuatan
Sufi yang lain mengungkapkan tanda-tanda manusia berakhlak, antara lain :  Memiliki budaya malu dalam interaksi dengan sesamanya, tidak menyakiti orang lain, banyak kebaikannya, benar dan jujur dalam ucapannya, tidak banyak bicara tapi banyak bekerja, penyabar, hatinya selalu bersama Allah, tenang, suka berterima kasih, ridha terhadap ketentuan Allah , bijaksana, hati-hati dalam bertindak, disenangi teman dan lawan, tidak pendendam, tidak suka mengadu domba, sedikit makan dan tidur, tidak pelit dan hasad, cinta karena Allah dan benci karena Allah.
Ketika Rasulullah ditanya tentang perbedaan mukmin dan munafik, Rasulullah menjawab, orang mukmin keseriusannya dalam shalat, puasa dan ibadah sedangkan orang munafik kesungguhannya dalam makan minum layaknya hewan. Hatim al-‘Asam seorang ulama tabi’in menambahkan, bahwa indikator mukmin adalah manusia yang sibuk dengan berfikir dan hikmah, sementara munafik sibuk dengan obsesi dan panjang angan-angan, orang mukmin putus harapan terhadap manusia kecuali pada Allah. Sebaliknya orang munafik banyak berharap kepada sesama manusia dan bukan kepada Allah. Mukmin merasa aman dari segala sesuatu kecuali dari Allah, munafik merasa takut oleh segala sesuatu kecuali oleh Allah. Mukmin berani mengorbankan hartanya demi agamanya sedangkan munafik berani mengorbankan agamanya demi hartanya. Mukmin menangis dan berbuat baik, munafik berbuat jahat dan tertawa terbahak-bahak. Mukmin senang berkhalawat (bersemedi) sedang munafik senang keramaian. Mukmin menanam dan menjaga agar tidak terjadi kerusakan, munafik menuai dan mengharap keuntungan. Mukmin memerintah dan melarang (amar ma’ruf nahi munkar) untuk kekuasaan, maka kerusakannlah yang terjadi.
Kalau akhlak dipahami sebagai pandangan hidup, maka manusia berakhlak adalah manusia yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama makhluk dan alam dalam arti luas.
A.Landasan akhlak
Dalam islam,dasar atau alat pengukur  yang menyatakan bahwa sifat seorang itu baik atau buruk adalah  al-quraan dan ass-sunah segala sesuatu yang baik menurut Al-quraan dan ass-sunah ,itulah yang baik untuk dijadikan pegangan  dalam kehidupan sehari-hari sebalinya,segala sesuatu yang buruk menurut al-quraan dan ass-sunah,berarti tidak baik dan harus dijauhi.
Kepentingan akhlak dalam kehidupan manusia dinyatakan dengan jelas dalam al-quraan.Al-quraan menerangkan berbagai pendekatan yang meletakan al-quraan sebagai sumber pengetahuan mengenai nilai dan akhlak yang paling jelas.Pendekatan Al-quraan dalam menerangkan akhlak yang mulia,bukan pendekatan teoretikal,melainkan dalam bentuk konseptual dan pengahayatan.Akhlak mulia dan akhlak buruk digambarkan dalam perwatakan manusia,dalam sejarah dan dalam realitas kehidupan manusia semasa Al-quraan diturunkan.
Berikut ini ada beberapa bagian dari landasan-landasan yang ada didalam hadist dan al-quraaan yaitu sebagai berikut :
1.      Akhlak merupakan salah satu tujuan diutusnya rasulullah.
2.      Akhlak yang bagus sebagai standar atau berpengaruh untuk kesempurnaan iman seorang.
3.      Akhlak yang baik dapat memperberat timbanngan kebajikan.
4.      Akhlak yang tinggi menyebabkan seorang masuk jannah
5.      Akhlak yang baik menjadikan seorang dicintai oleh allah dan rasul-nya
6.      Orang yang terbaik diantara orang beriman adalah orang yang baik akhlaknya.
7.      Akhlak merupakan tingginya kedudukan seseorang.
F. DASAR DAN SUMBER PENDIDIKAN AKHLAK ISLAM.
            Akhlak dalam banyak kebudayaan selain islam ditentukan oleh kondisi-kondisi setempat dan karenanya dapat berubah.Menurut w.g summer,”Dari berbagai kebutuhan yang berulang-ulang muncullah kebiasaan-kebiasaan individu dan adat istiadat kelompok,tetapi hasil-hasil ini merupakan konsekuensi yang tidak pernah disadari dan tidak diduga sebelumnya ataupun diharapkan”.
            Akhlak dan adat istiadat islami bukan hal tidak sadar.Mereka berasal dari dua sumber utama,yaitu al-quraan dan sunnah,perbuatan,perkataan dan perintah tidak langsung kehendak nabi,dan oleh karena itu,dalam pengertian yang sangat tepat merupakan wahyu ilahi.
            Kelahiran Islam di semenanjung Arabia menandai datangnya suatu era,alam pikiran,dan pendidikan baru.Tujuan utama islam,baik ditinjau dari aspek agama,risalah,maupun filsafat,ialah member manusia petunjuk dan pendidikan baru yang dasar,esensi,serta isinya berbeda dari pola-pola yang digunakan masyarakat arab jahiliyyah selama berabad-abad.
            Islam tidak muncul di dalam ruang hampa,tetapi ditengah-tengah kondisi social yang penuh dengan pertentangan antar lapisan social,perwujudan berfikir dan kekacauan alam fikiran,terutama mengenai hubungan antara individu dan penciptanya.Kondisi tersebut berdampak pada tingkah laku sehari-hari individu serta aspek-aspek  kehidupan material dan mental masyarakat jahiliyah.Dengan kata lain,Islam pada esensinya merupakan pendidikan baru bagi masyarakat jahilliyah.Pendidikan tersebut pada giliran membuat masyarakat islam menjadi massyarakat terdidik yang secara sadar dengan fikiran terbuka,kebijaksanaan,dan pelajaran yang baik mampu melepaskan diri dari factor-faktor penyebab keterbelakangan,kemudian berupaya membangun kebudayaan yang member landasan kekuatan dan kemajuan bagi diri mereka sendiri dan masyarakat sekitar.

1.Sumber Pendidikan akhlak islam
            Islam dengan dua sumber yaitu al-quraan dan as-sunnah yang menjadi pegangan dalam menentukan segala urusan dunia dan akhirat.Kedua sumber itulah yang menjadi sumber akhlak islamiah.Prinsip-prinsip dan kaedah ilmu akhlak islam semuanya didasarkan kepada yang bersifat mutlak dan tepat neraca timbanganya.
            Dari berbagai kebutuhan yang berulang muncullah individu dan adat istiadat kelompok tetapi hasil ini merupakan konsekuensi yang tidak pernah disadari dan tidak diduga sebelumnya ataupun akhlak dan adat istiadat islami bukan hal tidak sadar.Mereka berasal dari dua sumber  utama yaitu al-quraan dan sunnah perbuatan,perkataan dan perintah tidak langsung kehendak nabi oleh karena itu dalam pengertian yang sangat tepat merupakan wahyu islam di semenanjung Arabia menandai datangnya suatu era alam fikiran dan pendidikan baru tujuan utama islam ialah memberi manusia petunjuk  dan  pendidikan baru yang dasar esensi serta isinya berbeda dari pola yang digunakan masyarakat.
            Apabila melihat pembahasan bidang akhlak islamiah sebagai satu ilmu berdasarkan kepada dua sumber yang mutlak ini dapatlah sebagai berikut satu Ilmu berdasarkan kepada dua sumber yang mutlak ini dapatlah sebagai berikut satu ilmu yang membahas tatanilai hukum-hukum dan tertentu untuk mengenal sifat-sifat keutamaan untuk dihayati  dan diamalkan mengenal sifat-sifat tercela untuk dijauhi dengan tujuan jiwa berdasarkan wahyu ilahi.
2. Dasar pendidikan Islam
Apabila melihat pembahasan bidang akhlak islamiah sebagai satu ilmu berdasarkan kepada dua sumber yang telah dijelaskan diatas,dapatlah didefinisikan sebagi berikut:
“Suatu ilmu yang membahas tatanilai,hukum-hukum dan prinsip tertentu untuk mengenal sifat-sifat keutamaan untuk dihayati dan diamalkan dan mengenal sifat-sifat tercela untuk dijauhi dengan tujuan membersihkan jiwa berdasrkan wahyu ilahi untuk mencapai keridhaan allah swt”
Akhlak juga dapat di rumuskan sebagai satu sifat atau sikap kepribadian yang melahirkan perbuatan manusia dalam usaha membentuk kehidupan yang sempurna berdasarkan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan allah swt.
Dengan kata lain,akhlak ialah suatu system yang menilai perbuatan lahir dan batin manusia baik secara individu,kelompok dan masyarakat.Dalam interaksi antara manusia dengan allah,manusia dengan sesame manusia,manusia dengan hewan,dengan malaikat,dengan jin dan juga dengan alam sekitar.
Adapun konsep islam tentang dasar pendidikan akhlak islam adalah sebagai berikut:
1.      Pandangan Islam tentang hakikat pendidikan akhlak islam bersifat mendalam dan menyeluruh,tidak terikat pada suatu pandangan tertentu dan tidak bertentangan dengan teori atau filsafat pendidikan manapun.
2.      Dalam dasar akhlak pendidikan islam terlihat arah pandangan yang komprenhensif,mencakup semua aspek positif perkembangan integral,intelektual,spiritual,fisik dan aspek-aspek perkembangan lainya. Konsep tersebut menghendaki penggunaan segala metode dan sarana tertentu,tidak pula mengutamakan sebagian atas sebagian lain.
G. HUBUNGAN ETIKA, MORAL DAN SUSILA, DENGAN AKHLAK
Dilihat dari fungsi dan perannya, secara substansial dapat dikatakan bahwa etika, moral, susila dan akhlak adalah identik, yaitu sama-sama mengacu kepada manusia baik dari aspek perilaku ataupun pemikiran khususnya pada penentuan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan baik-buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai dantenteram sehingga sejahtera batiniah dan lahiriah. Peranan Etika, Moral, Susila, dan Akhlak sangat penting bagi pembentukan karakter individu maupun masyarakat.
Perbedaan antara etika, moral dan susila dengan akhlak adalah terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Jika pada etika penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral dan susila berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum dimasyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk menentukan baik dan buruk itu adalahal-qur’an dan al-hadis.
Perbedaan lain antara etika, moral dan susila terlihat pada sifat dan kawasan pembahasannya. Jika etika lebih banyak bersifat teoritis, maka moral dan susila lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, sedangkan moral dan susila bersifat lokal dan individual. Etika menjelaskan ukuran baik-buruk, sedangkan moral dan susila menyatakan ukuran tersebut dalam bentuk perbuatan.
Namun demikian etika, moral, susila dan akhlak tetap saling berhubungan dan membutuhkan. Uraian diatas menunjukkanengan jelas bahwa etika, moral dan susila berasal dari produk rasio dan budaya masyarakat yang secara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup manusia. Sementara akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berasal petunjuk al-qur’an dan hadis. Dengan kata lain, jika etika, moral dan susila berasal dari manusia, sedangkan akhlak dari Tuhan.
Dengan demikian keberadaan etika, moral dan susila sangat dibutuhkan dalam rangka menjabarkan dan mengoperasionalisasikan ketentuan akhlak yang berada di dalam agama khususnya pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Disinlah letak peranan dari etika, moral dan susila terhadap akhlak. Pada sisi lain akhlak juga berperan untuk memberikan batasan-batasan umum dan universal, agar apa yang dijabarkan dalam etika, moral dan susila tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang luhur dan tidak membawa manusia menjadi sesat (tetap pada koridor humanis).


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.      Akhlak berarti kemauan yang kuat tentang suatu yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi adat (membudaya) yang mengarah kepada kebaikan atau keburukan.
2.      Etika berarti kebiasaan.
3.      Moral adalah perbuatan atau tingkah laku atau ucapan seorang dalam beriteraksi dengan manusia.
4.      Perbedaan antara akhlak dengan etika dan moral,bias kita lihat pada sifat dan kawasan pembahasanya dimana etika lebih bersifat teoritis dan memandang tingkah laku manusia secara umum.
5.      Persamaan Akhlaq, Etika, Moral , dan Susila secara konseptual memiliki makna yang berbeda, namun pada aras praktis, memiliki prinsip-prinsip yang sama, yakni sama-sama berkaitan dengan nilai perbuatan manusia


DAFTAR PUSTAKA

Margiono,2011,akidah akhlak,Jakarta timur,erlangga
Mukni’ah,2011,Materi pendidikan agama Islam,Jogjakarta,Ar-ruzz media.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar