A. Teori
Produksi
1. Dimensi
Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Berdasarkan hubungannya dengan tingkat
produksi, factor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input)
dan factor produksi variabel (variable input). Faktor produksi tetap adalah faktor
produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada
atau tidak adanya kegiatan produksi itu harus tetap tersedia.
Jumlah pengguaan faktor produksi variabel
tergantung pada tingkat produksi-nya. Makin besar tingkat produksi, makin
banyak faktor produksi variabel yang digunakan. Begitu juga sebaliknya.
Teori Produksi tidak mendefinisikan jangka
pendek dan jangka panjang secara kronologis. Periode jangka pendek adalah
perode prduksi di mana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan
penyesuaian jumlah penguaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Periode
jangka panjang adalah periode produksi di mana semua faktor produksi menjadi
faktor produksi variabel.
2. Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi
Variabel
Pengertian produksi dengan satu faktor
produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, di mana ada faktor
produksi yang tidak dapat di ubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi
faktor produksi oleh perusahaan,
ekonom membagi faktor produksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja
(labour). Hubungan matematis penggunaan
faktor produksi yang menghasilkan output maksimum
disebut fungsi produksi.
Q = f(K,L)
Dimana : Q = tingkat output
K
= barang modal
L
= tenaga kerja/buruh
a.
Produksi Total, Produksi Marjinal dan
Produksi Rata-Rata
Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunaan total factor produksi. Produksi marjinal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan
penggunaan atau unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit
faktor produksi.
Produksi
Total;
TP = f(K,L) Dimana : TP = produksi total L = tenaga kerja/buruh
K = barang modal (yang dianggap konstan)
Produksi
Marjinal;
MP = TP = TP Dimana : MP = produksi
marjinal
L
Produksi
Rata-rata:
AP = TP Dimana
: AP = produksi rata-rata
L
b. Tiga
Tahap Produksi
1.
Tahap
I (stage I), sampai pada saat kondisi
AP maksimum.
2.
Tahap
II (stage II), antara AP maksimum
sampai saat MP sama dengan nol.
3.
Tahap
III (stage III), saat MP sudah
bernilai < nol (negatif).
c. Perkembangan
Teknologi
Seorang ekonom senior
Paul Krugman) menggunakan konsep ini untuk menjelaskan mengapa negar-negara
yang dikenal sebagai “Macan Asia” (Asia Timur) mengalami krisis ekonomi di
akhir dasa warsa ini. Salah satu jawabannya adalah pertumbuhan ekonomi Asia
Timur, seperti halnya Rusia, lebih disebabkan oleh pertambahan penggunaan
faktor produksi (barang modal dan tenaga kerja). Tidak ada peningkatan
efesisensi yang signifikan. Oleh karena ukuran efesiensi dengan menggunakan
angka AP harus di tinjau ulang. Paul Krugman kemudian mengusulkan TFP (Total Factor Productivity) sebagai
ukuran efesiensi. Pada prinsipnya metode ini ingin memisahkan pengaruh barang
modal, teknologi dan SDM terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari pemisahan itu akan
terlihat apakah ada kemajuan efesiensi yang signifikan.
3. Model
Produksi Dengan Dua Faktor Produksi Variabel
a. Isokuan
Isokuan (isoquant) adalah kurva yang
menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel
secara efesien dengan tingkat tekhnologi tertentu, yang menghasilkan tingkat
produksi yang sama.
Asumsi-asumsi Isokuan:
1) Konveksitas
(Convexcity)
Asumsi konveksitas (convexcity) analogi dengan asumsi pada
pembahasan perilaku konsumen, yaitu kurva indeferense yang menurun dari kiri
atas ke kanan bawah (down word sloping).Produsen
dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga
agar tingkat produksi tetap.
2) Penurunan
Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)
Sama halnya dengan
konsumen, produsen menganngap makin mahal faktor produksi yang semakin langka.
Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSlk makin menurun (hokum LDR)> Dalam
kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua
faktor produksi bersifat substitusi sempurna (perfect substitution).
3) Hukum
Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun (The
Law of Diminishing return)
4) Daerah
Produksi Yang Ekonomis (Relevance Range
of Production)
b. Perubahan
Output karena Perubahan Skala Penggunaan Produksi (Return to Scale)
Perubahan Output Karena
Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (return
to Scale) adalah konsep yang
ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah faktor produksi
dilipatgandakan (doubling).
1)
Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)
Jika penambahan faktor
produksi sebanyak satu unit menyebabkan output meningkat lebih dari satu unit,
fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale).
2)
Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale)
Jika pelipatgandaan
faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga, fungsi produksi
memiliki Karakter Skala Hasil Konstan (Constant
Return to Scale).
3)
Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)
Jika penambahan satu unit
faktor produksi menyebabkan output bertambah kurang dari satu unit, fungsi
produksi memiliki Karakter Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale).
c.
Perkembangan Tekhnologi
Tekhnologi harus melewati
tiga tahap sebelum dapat memengaruhi efesiensi. Tahap pertama adalah penemuan
(invention). Riset-riset ilmu pengetahuan bertujuan menemukan
tekhnologi-tekhnologi baru untuk proses produksi. Tetapi hasil penemuan
produksi tidak ada artinya bila para produsen (pengusaha) tidak berani
mengaplikasikannya dengan melakukan inovasi (innovation). Umumnya hanya sedikit
pengusaha yang berani melakukan inovasi awal. Tetapi keberhasilan inovasi akan
mengundang makin vanyak pengusaha yang mau melakukannya.
d.
Kurva Anggaran Produksi (Isocost)
kurva yang menggambarkan
berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya
yang sama. Jika harga faktor produksi tenaga kerja adalah upah (w) dan harga
faktor produksi narang modal adalah sewa ( r ), maka kurva isocost (I) adalah;
I
= rK + wL
e. Keseimbangan
Produsen
Keseimbangan dapat
berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi.
Jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek
substansi (substantion effect) dan
efek skala produksi (output effect).
Karena itu produsen juga mengenal faktor produksi inferior, yaitu faktor
produksi yang penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan
meningkat (kemampuan memproduksi meningkat).
Dalam mencapai
keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efesiensi, yaitu
maksimalisasi output (output
maximalization) atau minimalisasi biaya (cost
minimalization).
f.
Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)
Tujuan perusahaan adalah
maksimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan itu, dalam jangka pendek maupun
jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan efesiensinya, Biasanya
perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya, yang harus
dicapai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat
fleksibilitas lebih tinggi dalam mengkombinasikan faktor produksi.
B.TEORI BIAYA PRODUKSI
1. Konsep Biaya
Berkaitan dengan konsep
ini, kita mengenal biaya eksplisif (explicit
cost) dan biaya implisit (implicit cost). Biaya eksplisit adalah
biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melalui laporan keuangan.
Biaya listrik, telepon dan air, demikian juga pembayaran upah buruh dan gajih
karyawan merupakan biaya eksplisit. Kita dapat melihatnya dalam laporan
keuangan. Biaya implisit adalah biaya kesempatan (apportunity cost).
a.
Biaya
Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus
dikeluarkan untuk menggunakan tenaga kerja per orang atau per satuan waktu.
Harga tenaga kerja adalah upahnya (per jam atau per hari). Bagi ekonom upah
pekerja adalah biaya eksplisit, dengan asumsi upah yang dibayarkan adalah sama
besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja di tempat yang lain.
Asumsi ini terpenuhi di pasar tenaga kerja persaingan sempurna. Nota untuk upah
adalah w.
b.
Biaya
Modal Barang
Ekonom melihat biaya barang modal sebagai
biaya implisit. Biaya ekonom penggunaan barang modal bukanlah berapa besar uang
yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan
yang diperoleh bila mesin disewakan kwpada pengusaha lain. Karena itu biaya
barang modal diukur dengan harga sewa
mesin, dinotasikan r.
c.
Biaya
Kewirausahaan
Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang
mengombinasikan berbagai faktor produksi untuk ditransformasikan menjadi output
berupa barang dan jas. Dalam upaya tersebut, dia harus menanggung risiko,
pengusaha mendapat balas jasa berupa laba. Begitu juga sebaliknya. Pengertian
laba yang digunakan ekonom adalah laba ekonomi (economic profit), yaitu
kelebihan pendapatan yang diperoleh disbanding jika melihat alternatif lain.
2.
Produksi, Produktivitas dan biaya
Kita melihat bahwa produktivitas yang
tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang
lebih rendah. Dengan kata lain, produktivitas dan biaya mempunyai hubungan
terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah.
Begitu juga sebaliknya.
Dalam jangka pendek ada faktor produksi
tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak
tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua faktor
produksi adalah variabel, biaya juga variabel. Artinya, besarnya biaya produksi
dapat disesuaikan dengan tingkat produksi.
Dalam jangka panjang, perusahaan akan
lebih mudah meningkatkan produktivitas disbanding dalam jangka pendek. Itu
sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya produksi, sehingga setiap
tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata-rata ini
berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang.
3. Biaya Produksi jangka
Pendek
a.
Biaya Total, Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya total jangka pendek (total cost)
sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost)
adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi.
TC
= PC + VC dimana :
Tc = biaya total jangka pendek
PC = biaya tetap jangka pendek
VC = biaya variabel jangka pendek
b. Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata adalah biaya yang harud
dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output. Besarnya biaya rata-rata adalah
biaya total dibagi jumlah output. Karena dalam jangka pendek TC = FC + VC, maka
biaya rata-rata (average cost) sama dengan biaya tetap rata-rata (average fixed
cost) ditambah biaya variabel rata-rata (average variable cost).
AC
= AFC + AVC atau TC = FC + VC
Q
Q Q
Dimana: AC = biaya rata-rata jangka pendek
AFC
= biaya tetap rata-rata jangka pendek
AVC = biaya variabel rata-rata jangka
pendek
c.Biaya Marjinal
Biaya marjinal (marginal cost) adalah
tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit output. Jika biaya
marjinal jangka pendek dinotasikan MC dan perubahan output adalah Q maka
MC
= TC
Q
Tidak ada komentar:
Posting Komentar