Rabu, 04 Januari 2017

TEORI PRODUKSI DAN TEORI BIAYA PRODUKSI



A.    Teori Produksi
1.      Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi, factor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan factor produksi variabel (variable input). Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak adanya kegiatan produksi itu harus tetap tersedia.
Jumlah pengguaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksi-nya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi variabel yang digunakan. Begitu juga sebaliknya.
Teori Produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang secara kronologis. Periode jangka pendek adalah perode prduksi di mana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penguaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Periode jangka panjang adalah periode produksi di mana semua faktor produksi menjadi faktor produksi variabel. 
2.       Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel
Pengertian produksi dengan satu faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, di mana ada faktor produksi yang tidak dapat di ubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonom membagi faktor produksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour).  Hubungan matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi.
Q = f(K,L)
Dimana : Q = tingkat output
                 K = barang modal
                 L = tenaga kerja/buruh
a.         Produksi Total, Produksi Marjinal dan Produksi Rata-Rata
Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total factor produksi. Produksi marjinal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan atau unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.
Produksi Total;
TP = f(K,L)         Dimana : TP = produksi total          L = tenaga kerja/buruh
     K = barang modal (yang dianggap konstan)
Produksi Marjinal;
MP = TP =   TP                           Dimana : MP = produksi marjinal
                       L
Produksi Rata-rata:
AP = TP                                      Dimana : AP = produksi rata-rata
          L
b.      Tiga Tahap Produksi
1.      Tahap I (stage I), sampai pada saat kondisi AP maksimum.
2.      Tahap II (stage II), antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol.
3.      Tahap III (stage III), saat MP sudah bernilai < nol (negatif).

c.       Perkembangan Teknologi
Seorang ekonom senior Paul Krugman) menggunakan konsep ini untuk menjelaskan mengapa negar-negara yang dikenal sebagai “Macan Asia” (Asia Timur) mengalami krisis ekonomi di akhir dasa warsa ini. Salah satu jawabannya adalah pertumbuhan ekonomi Asia Timur, seperti halnya Rusia, lebih disebabkan oleh pertambahan penggunaan faktor produksi (barang modal dan tenaga kerja). Tidak ada peningkatan efesisensi yang signifikan. Oleh karena ukuran efesiensi dengan menggunakan angka AP harus di tinjau ulang. Paul Krugman kemudian mengusulkan TFP (Total Factor Productivity) sebagai ukuran efesiensi. Pada prinsipnya metode ini ingin memisahkan pengaruh barang modal, teknologi dan SDM terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari pemisahan itu akan terlihat apakah ada kemajuan efesiensi yang signifikan.
3.      Model Produksi Dengan Dua Faktor Produksi Variabel
a.      Isokuan
Isokuan (isoquant) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efesien dengan tingkat tekhnologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang sama.
Asumsi-asumsi Isokuan:
1)      Konveksitas (Convexcity)
Asumsi konveksitas (convexcity) analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen, yaitu kurva indeferense yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah (down word sloping).Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap.

2)      Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)
Sama halnya dengan konsumen, produsen menganngap makin mahal faktor produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSlk makin menurun (hokum LDR)> Dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna (perfect substitution).
3)      Hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing return)
4)      Daerah Produksi Yang Ekonomis (Relevance Range of Production)

b.      Perubahan Output karena Perubahan Skala Penggunaan Produksi (Return to Scale)
Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi (return to Scale) adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah faktor produksi dilipatgandakan (doubling).
1)      Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)
Jika penambahan faktor produksi sebanyak satu unit menyebabkan output meningkat lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale).
2)      Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale)
Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga, fungsi produksi memiliki Karakter Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale).
3)      Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)
Jika penambahan satu unit faktor produksi menyebabkan output bertambah kurang dari satu unit, fungsi produksi memiliki Karakter Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale).
c.       Perkembangan Tekhnologi
Tekhnologi harus melewati tiga tahap sebelum dapat memengaruhi efesiensi. Tahap pertama adalah penemuan (invention). Riset-riset ilmu pengetahuan bertujuan menemukan tekhnologi-tekhnologi baru untuk proses produksi. Tetapi hasil penemuan produksi tidak ada artinya bila para produsen (pengusaha) tidak berani mengaplikasikannya dengan melakukan inovasi (innovation). Umumnya hanya sedikit pengusaha yang berani melakukan inovasi awal. Tetapi keberhasilan inovasi akan mengundang makin vanyak pengusaha yang mau melakukannya.


d.      Kurva Anggaran Produksi (Isocost)
kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama. Jika harga faktor produksi tenaga kerja adalah upah (w) dan harga faktor produksi narang modal adalah sewa ( r ), maka kurva isocost (I) adalah;
I = rK + wL
e.       Keseimbangan Produsen
Keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi. Jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek substansi (substantion effect) dan efek skala produksi (output effect). Karena itu produsen juga mengenal faktor produksi inferior, yaitu faktor produksi yang penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat (kemampuan memproduksi meningkat).
Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efesiensi, yaitu maksimalisasi output (output maximalization) atau minimalisasi biaya (cost minimalization).
f.        Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)
Tujuan perusahaan adalah maksimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan itu, dalam jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan efesiensinya, Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya, yang harus dicapai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengkombinasikan faktor produksi.

B.TEORI BIAYA PRODUKSI
1. Konsep Biaya
Berkaitan dengan konsep ini, kita mengenal biaya eksplisif (explicit cost) dan biaya implisit (implicit cost). Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melalui laporan keuangan. Biaya listrik, telepon dan air, demikian juga pembayaran upah buruh dan gajih karyawan merupakan biaya eksplisit. Kita dapat melihatnya dalam laporan keuangan. Biaya implisit adalah biaya kesempatan (apportunity cost).
a.       Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menggunakan tenaga kerja per orang atau per satuan waktu. Harga tenaga kerja adalah upahnya (per jam atau per hari). Bagi ekonom upah pekerja adalah biaya eksplisit, dengan asumsi upah yang dibayarkan adalah sama besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja di tempat yang lain. Asumsi ini terpenuhi di pasar tenaga kerja persaingan sempurna. Nota untuk upah adalah w.
b.      Biaya Modal Barang
Ekonom melihat biaya barang modal sebagai biaya implisit. Biaya ekonom penggunaan barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kwpada pengusaha lain. Karena itu biaya barang modal diukur dengan harga sewa  mesin, dinotasikan r.
c.       Biaya Kewirausahaan
Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai faktor produksi untuk ditransformasikan menjadi output berupa barang dan jas. Dalam upaya tersebut, dia harus menanggung risiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba. Begitu juga sebaliknya. Pengertian laba yang digunakan ekonom adalah laba ekonomi (economic profit), yaitu kelebihan pendapatan yang diperoleh disbanding jika melihat alternatif lain.

2. Produksi, Produktivitas dan biaya
Kita melihat bahwa produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya.
Dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua faktor produksi adalah variabel, biaya juga variabel. Artinya, besarnya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi.
Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas disbanding dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya produksi, sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata-rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang.
3. Biaya Produksi jangka Pendek
a. Biaya Total, Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi.
           TC = PC + VC                        dimana : Tc = biaya total jangka pendek
                                                                          PC = biaya tetap jangka pendek
                                                                          VC = biaya variabel jangka pendek

b. Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata adalah biaya yang harud dikeluarkan untuk memproduksi satu unit output. Besarnya biaya rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah output. Karena dalam jangka pendek TC = FC + VC, maka biaya rata-rata (average cost) sama dengan biaya tetap rata-rata (average fixed cost) ditambah biaya variabel rata-rata (average variable cost).
           AC = AFC + AVC atau TC = FC + VC
                                                   Q      Q      Q
Dimana: AC    = biaya rata-rata jangka pendek
               AFC  = biaya tetap rata-rata jangka pendek
               AVC = biaya variabel rata-rata jangka pendek
c.Biaya Marjinal
Biaya marjinal (marginal cost) adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit output. Jika biaya marjinal jangka pendek dinotasikan MC dan perubahan output adalah  Q maka
           MC =  TC 
                        Q



Tidak ada komentar:

Posting Komentar