Kamis, 05 Januari 2017



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
     Sastra Indonesia merupakan  unsur  bahasa yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, berdasarkan  garis besar nya sastra berarti  bahasa yang indah atau tertata dengan baik, dan gaya penyajian nya menarik, sehingga berkesan di hati pembaca nya.
     Namun sering kali kita tidak mengerti apa yang di maksud dengan sasta, kebanyakan orang menyamakan antara sastra dan bahasa.
     Dalam sastra Indonesia sendiri,  benyak sekali bagian-bagianya. Secara garis besar sastra indonesia terbagi  menjadi dua yaitu sastra lama dan sastra baru/modern.
Dari sekian banyak sastra contoh nya seperti puisi, cerprn, novel,pantun,gurindam prosa dan sebagai nya dan di anatara  jenis-jenis karya sastra tersebut  memiliki ciri masing-masing, dan tidak bisa di kataka sama.
Maka unuk lebih jelas nya di sini akan kita bahas mengenai defenisi nya masing-masing.
1.2    Rumusan masalah
Untuk memudahkannya adabeberapa komponen yang akan  dibahas, diantaranya.
a.       Apakah yang di maksud dengan sastra lama?
b.      Apasajakan jenis-jenis karya sastra lama?
c.      Sebutkan jenis-jenis karya sastra lama?


1.3    Tujuan
Untuk membantu siswa/siswi belajar membedakan dan memahami, serta membuat bagian
bagian  dari sastra Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1      Definisi Sastra Lama.
          Berdasarkan asal usulnya, istilah kesusastraan berasal dari bahasa  sansekerta, yakni susastra. Su berarti bagus  atau indah, sedangkan sastra berarti  buku,tulisan atau  huruf. Berdasarkan kedua kata  itu, susastra di artikan tulisan yang indah.
Istilah tersebut kemudian mengalami perkembangan. Kesusastraan tidak hanya berupa tulisan, tetapi ada pula yang berbentuk lisan. Karya semacam itu di namakan  dengan sastra lisan. Oleh karena itu, sekarang  yang dinamakan dengan kesusastraan  meliputi karya sastra lisan dan tertulis  dengan ciri khas nya  terdapat pada keindahan  bahasanya.
          Berdasarkan defenisi tersebut, beberapa ahli kemudian  menyebutkan  ciri-ciri karya sastra  sebagai berikut:
1.      Bahasanya indah atau tertata dengan baik.
2.      Isinya menggambarkan manusia dengan berbagai persoalannya.
3.      Gaya penyajian nyamenarik sehingga berkesan di hati pembacanya.
1.2      Fungsi sastra Lama.
Banyakfungsi atau manfaat dengan membaca karya-karya sastra, antara lain sebagai berikit.
1.      Fungsi rekreatif,dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh kesenangan atau hiburan.
2.      Fungsi didaktif, dengan membaca karya sastra, seseorang dapat memperoleh wawasan pengetahuan tentang seluk-beluk kehidupan manusia. Seorang juga dapa memperoleh pelajaran tentang nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang ada di dalam nya.
1.3      Jenis-jenis karya sastra Lama.
A.    Sastra lama.
Sastra lama sering juga di sebut dengan kesusastraan klasik atau tradisional. Zaman berkembangnya kesusastraan  klasik ini ialah sebelum masuk nya pengaruh barat  ke Indonesia. Bentuk-bentuk kesusastraan yang berkembang adalah dongeng, mantra, pantun, dan sejenisnya.

Ciri-ciri sastra lama,
Karya sastraklasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1.      Nama pencipta nya tidak di ketahui (anonim)
2.      Cerita-ceritanya  banyak di warnai oleh hal-hal gaib.
3.      Banyak menggunakan kata-kata yang baku, seperti  alkisah, sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon, dan sejenis nya.
4.      Yang di kisahkan berupa  kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan,  atau tokoh-tokoh mulia lainnya.
5.      Karena belum ada media cetak  dan elektronik, sastra klasik berkembang secara lisan.

Jenis-jenis sastra lama
Berikut adalah jenis-jenis karya sastra klasik.
Ø  Mantra
Mantra merupakan karya sastra lama yang berisi pujian-pujian  terhadap sesuatu yang gaib atau yang di keramatkan, seperti dewa, roh dan binatang. Mantra biasa nya di ucapkan  oleh pawang atau dukun  sewaktu melakukan upacara keagamaan ataupun ketika berdoa.
Ø  Pantun.
Pantun merupakan puisi lama  yang terdiri dari empat baris  dalam satu baitnya.  Baris pertama dan kedua merupakan  sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatnya adalah isi.
Bunyi terakhir pada kalimat-kalimanya  berpola a-b-a-b.
Dengan demikian, bunyi akhir pada kalimat ketiga dan bunyi akhir kalimat kedua sama denga bunyi akhir  pada kalimat keempat.
Ø  Seloka
Seloka di sebut juga dengan pantun berbingkai. Bedanya dengan pantun, kalimat ke-2 dan ke-4  pada bait pertama di ulang kembali dan menjadi kalimat ke-1 dan ke-3 pada bait kedua nya. Pengulangan itu di lakukan terus-menerus  sehingga bait-bait dalam puisi  sambung-menyambung.
Ø  Talibun
Talibun adalah  pantun yang susunannya yang terdiri atas enam,delapan atau sepuluh baris. Pembagian bait nya sama dangan pantun biasa, maka tiga baris pertama marupakan sampiran dan tiga baris berikut nya  merupakan isi.
Ø  Pantun kilat
Pantun kilat atau karmina ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama merupakan sampuran dan baris kedua isinya.


Ø  Gurindam
Gurindam di sebut juga  sajak  pribahasa atau sajak dua seuntai. Gurindam memiliki beberapa  persamaan dengan pantun yakni pada isinya. Gurindam banyak mengandungnasihat atau pendidikan, terutama yang berkaitan dengan masalah keagamaan.
Gurindam terdiri atas dua kalimat. Kalimat pertama berhubungan langsung dengan kalimat keduanya. Kalimat pertama selalu menyatakan pikiran atau pristiwa sedangkan kalimat keduanya menyatakan keterangan atau penjelasannya.
Ø  Syair
Syair merupan bentuk puisi klasik  yang merupakan pengaruh kebudayaanArab. Dilihat dan jumlah barisnya, syair hampir sama dengan pantun, yakni sama-sama terdiri atas empat baris. Perbedaan nya terletak  pada persajakan. Pantun bersajak a-b-a-b, sedangkan syair bersajak a-a-a-a. selain itu, pantun memiliki sampiran, sedangkan syair tidak memilikinya.
Ø  Dongeng binatang
Dongeng binatang atau fable adalah cerita yang tokoh-tokoh nya berupa binatang  dengan peran  layak nya manusia. Binatang-binatang itu dapat berbicaramakan,minum, berkeluarga  sebagaimana hal nya dengan manuia.
Fable tidak hanya di kenal di masyarakat nusantara, melainkan hampir dikenal di seluruh dunia. Bila pelaku popular fable pada masyarakat melayu itu adalah kancil,maka di jawa barat adalah kera, di eropa srigala,dan di kamboja kelinci.

Ø  Legenda
Legenda atau dengeng tentang asal-usul,terbagi kedalam tiga jenis, yakni sebagai berikut.
a.       Cerita asal-usul tumbuh-tumbuhan, misalnya asal usul padi, asal-uaul pohon jagung asal-usul pohon pisang.
b.      Cerita asal-usul binatan, contoh nya asal usul pertengkaran kucing dengan anjing, asal-usul kuda tidak bertanduk,asal-usul ikan  man berdarah merah.
c.       Cerita asal-usul terjadinya suatu  tempat, misalnya asal-usul dari gunung tangkuban perahu, dan asal-usul danau toba.
Ø  Dongeng pelipur lara
Dongeng pelipur lara ini bersifat  komedi, isi nya di penuhi dengan kisah-kisah lucu.
Ø  Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab. Hikayat berisikan cerita  para dewa, peripengeran,putri, ataupun kehidupan para bangsawan. Hikayat banyak dipenuhi  cerita-cerita gaib  dan berbagai kesaktian. Karena tokoh da latar nya  banyak yang mengambil  dai sejarah, cerita terselubung sering  di sebut cerita sejarah.



BAB III
SIMPULAN
Sastra adalah hasil rasa yang merupakan sumber keindahan, yang termaksut dalam hasil karya sastra. Sastra lahir  dari sebuah peradaban dalam masyarakat, yang hidup, berkembang dan terus ada di dalam masyarakat tersebut. Dalam kebaradaan nya di tengah masyarakat sastra memiliki peranan dalam mengaktualisasikan suatu kebudayaan dari masyarakat.
Sastra bisa di anggap luhur dan tinggi bila sasta masuk ke dalam sendi kehidupan masyarakat yaitu budaya, dimana sastra adalah alat budaya masyarakat dalam berbudaya.
Maka dari itu sebuah sastra akan selalu berkembang dan dinamis dengan perkembangan masyarakat nya, sastra yang bisa di terima dan sesuai dengan perkembangan masyarakat akan tepat untuk mengaktualisasi kebudayaan tersebut. Jika sastra tidak dapat dinamis maka berbanding terbalik dengan tujuan dari sastra itu sendiri.






DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku.
Badudu, J.S (1981). Sari kesusastraan Indonesia. Bandung: Pustaka prima.
Depdikbd  (1974). Bahasa Indonesia. Jakarta: balai pustaka
_________(1979). Bahasa Indonesia SMU. Jakarta : Balai pustaka
__________(1987). Pedoman umum ejaan bahsa Indonesia yang di sempurnakan. Jakarta:  depdibud
Kraf, Gorys (1991). Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: Garamedia
Kridalaksana, Harimurti(1990). Kelas kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta; Gramedia
_________________(1993). Kamus ligustik. Jakarta; Gramedia
Sumber internet













Tidak ada komentar:

Posting Komentar