Kamis, 05 Januari 2017



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pada dasarnya merupakan pemilihan dan penetapan srategi pembelajaran yang optimal guna mencapai perolehan belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam kaitan ini, strategi penyampaian pembelajaran yang tetap merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Pembelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu Mata Kuliah yang menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan/keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai asma’ul husna, serta penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.    
Dengan demikian, materi pendidikan Aqidah Akhlak bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama, akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dan kehidupanya dihiasi dengan akhlak yang mulia dimanapun mereka berada.


1.2  Rumusan Masalah
Untuk lebih sistematis dan agar pembahasan tidak keluar dari materi, maka kami merumuskan masalah masalah pokok yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:  
1). BagaimanaDorongan Berakhlak Pada Manusia ?            
2). Bagaimana
Hakekat Keberadaan Manusia ?         
3). Bagaimana cara
Penerapan Akhlaq ?       
4). Bagaimana
Tantangan Akhlak ?   
5). Bagaimana
Upaya Peningkatan Kualitas Akhlak ?          
6). Apa tujuan
Penjagaan Sesama Muslim ?
7). Bagaimana
Peran Pendidikan Akhlak bagi Anak ?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dorongan Berakhlak Pada Manusia
Akhlak manusia terbentuk karena adanya dorongan  tertentu. Yang mendorong manusia melakukan perbuatan  adalah sebagai berikut .
A. Persepsi
a)      Jalaludin Rakhmat (1998: 51) mengatakan bahwa persepsi adalah pengalaman  tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan  menafisirkan pesan.
b)      Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk indrawi (sendory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Dengan pandangan Ruch tersebut, persepsi mengandung arti yang sama dengan proses sistem berfikir yang membutuhkan pengalaman-pengalaman dan pengetahuan verbalistik yang dijadikan rujukan persepsional seseorang.
c)      Atkinson dan Hilgard (1991:201) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses penafsiran dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan.
d)      Gibson dan Donely (1994: 53) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu.
Dengan pengertian-pengertian tersebut, dapat ditarik pemahaman bahwa terbentuknya akhlak manusia didorong oleh adanya pemahaman tentang sesuatu yang akan diperbuatnya. Oleh karena itu, tingkah laku manusia berkaitan dengan pola pikir dan pola rasa manusia. Jika persepsinya tentang perbuatan yang dilakukan diterima oleh akal dan hatinya, akhlaknya akan terbentuk dengan jelas sesuai kapasitas pemikirannya.
Dalam kehidupan profesional, akhlak manusia yang dibentuk oleh persepsinya tentang objek yang dimaksdkan adalah perbuatan yang sesuai dengan keterampilan atau kecakapannya. Pengetahuan sangay penting dalam mendukung akhlaknya sehingga bentuk-bentuk akhlaknya mengikutik kehendak naluri dan kecerdasannya, tanpa ada campur tangan pihak luar.
B. Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang sangat relatif permanen pada perilaku yang disebabkan oleh berbagai pendidikan dan pelatihan. Belajar juga merupakan proses saling menukar dan mengisi pengalaman dan ilmu pengetahuan secara teratur dan berkesinambungan.
Dalam belajar, terdapat proses pelatihan melakukan perbuatan tertentu, dan pemberian ilmu pengetahuan serta pengalaman-pengalaman yang lebih banyak mengisi kekosonagn jiwa orang yang diajar. Belajar merupakan kegiatan yang komleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas. Timbulnya kapabilitas disebabkan oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan pelajar. Belajar terdiri atas tiga komponen penting, yaitu:
a.  Kondisi eksternal, yaitu stimulus dari lingkungan dari cara belajar
b. Kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal, proses kognitif siswa,
c.Hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilanm motorik, sikap, dan siasat kognitif.
             Menurut Syaiful Bahri (2002: 22). Belajar adalah proses memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, motivasi, kebiasaan, tingkah laku yang dilakukan secara instruksional.
            Dengan proses belajar itulah, manusia berakhlak. Jadi, akhlak manusia dipengaruhi oleh pengalaman-pengalamannya dalam belajar. Kedua orangtuanya bertanggung jawab mengajar dan mendidik anaknya sejak balita. Lalu, orang tuanya pula yang menentukan pilihan sekolah anaknya, dan demikian seterusnya. Sementara, anak terus menimba ilmu pengetahuan dan pengalaman, kemudian ia terapkan dalam akhlaknya sehari-hari.
Dengan dua komponen penting, yaitu persepsi dan belajar manusia mengembangkan kebudayaannya yang berbentuk tingkah laku dan pola pikir. Akan tetapi, sepanjang proses belajar dan pengembangan pola pikir itu berjalan, pengaruh kejiwaanya tidak pernah berhenti. Manusia memiliki nafsu utnuk meraih keinginan dan mimpinya, oleh sebab itu, setipa akhlak manusia akan berdampak secara langsung pada kehidupan eksternal dan internalnya.
Akhlak yang baik berdampak positif pada kehidupan dan ligkungannya. Sebaliknya, akhlak yang buruk akan berdampak buruk pula pada diri dan lingkungannya. Contonnya, seorang remaja yang terlibat dengan pemakaian obat-obatan terlarang atau narkoba, ia akan terkena pengaruh buruk untuk jasmani dan rohaninya yang tidak dapat dicegah karena otaknya akan hancur, dan ia bisa menjadi gila dan mati. Adapun pengaruh pada lingkungannya pun sangat merugikan karena nama baik keluarga dan masyarakat ditempat tinggalnya akan tercoreng oleh akhlaknya yang tercela.
Sebaliknya, seorang anak yang berprestasi akan bergaul dengan ramah, terpuji dan mengembangkan nilai-nilai kebajikan dilingkungannya, secara otomatis ia akan memperoleh dampak yang baik bagi  kehidupan dirinya. Dalam rohaninya akan tertanam jiwa yang bersih, seluruh masyarakat yang mengenalnya sebagai anak yang pantas diteladani. Oleh karena itu, setiap akhlak manusia bedampak secara langsung pada kehidupan pribadinya dan orang lain.     

2.2 Hakekat Keberadaan Manusia
Isi dari kepribadian manusia terdiri dari pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri. Pengetahuan merupakan unsur-unsur atau segala sesuatu yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung di dalam otak manusia melalui penerimaan panca inderanya serta alat penerima atau reseptor organismanya yang lain. (Koentjaraningrat, 1986: 101-111)
          Kalau unsur perasaan muncul karena dipengaruhi oleh pengetahuan manusia, maka kesadaran manusia yang tidak ditimbulkan oleh pengaruh pengetahuan manusia melainkan karena sudah terkandung dalam organismanya disebut sebagai naluri. Sehubungan dengan naluri tersebut, kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiapmanusia disebut sebagai “dorongan” (drive), maka disebut juga sebagai dorongan naluri. Macam-macm dorongan naluri manusia , antara lain adalah:
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup;
2. Dorongan sex;
3. Dorongan untuk usaha mancari makan;
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengn sesama manusia;
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya;
6. Dorongan untuk berbakti;
7. Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak. (Koentjaraningrat, 1986: 109-111)
          Akhlakadalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama rnakhluk. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik akhlaknya”.Pada makalah ini kami akan memaparkan pengertian akhlak, norma, etika, moral dan nilai.
          Ada dua pendekatan untuk mendefenisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Akhlak berasal dari bahasa arab yakni khuluqun yang menurut loghat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian denga perkataan khalakun yang berarti kejadian, serta erat hubungan dengan khaliq yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan.
Perumusan pengertianakhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk.Secara terminologi kata “budi pekerti” yang terdiri dari kata budi dan pekerti.
Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio atau character. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh hati, yang disebut behavior. Jadi budi pekerti adalah merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang termanifestasikan pada karsa dan tingkah laku manusia.Sedangkan secara terminologi akhlak suatu keinginan yang ada di dalam jiwa yang akan dilakukan dengan perbuatan tanpa intervensi akal atau pikiran.
Menurut Al Ghazali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari. Defenisi akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :
1.      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2.      Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini berarti bahwa saat melakuakan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur dan gila.
3.      Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.Perbuatan akhlak adalah perbutan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk.
4.      Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesunggunya, bukan main-main atau karena bersandiwara.
5.      Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
Disini kita harus bisa membedakan antara ilmu akhlak dangan akhlak itu sendiri. Ilmu akhlak adalah ilmunya yang hanya bersifat teoritis, sedangkan akhlak lebih kepada yang bersifat praktis.
Menyambut era globalisasi dan Teknologi Informasi dalam abad ini, banyak sekali perubahan-perubahan yang sangat signifikan dalam perkembangan masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut dapat meliputi perubahan yang mengarah kepada kehidupan yang lebih baik (perubahan positif) maupun perubahan yang mengakibatkan kehidupan yang bersifat negatif.
        Salah satu dampak negatif yang dihasilkan dari abad globalisasi ini adalah kemerosotan akhlak dan budi pekerti yang terus menggerogoti kehidupan bermasyarakat di Indonesia, padahal tidak dapat dipungkiri bahwa peranan akhlak dan budi pekerti menjadi peranan sangat penting dan amat menentukan dalam pembentukan masyarakat yang beradab dan berkebudayaan tinggi, masyarakat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, masyarakat yang adil dan bermartabat dan lalainya ketidaksinambungan antara hak yang mereka dapatkan dan kewajiban yang harus mereka jalani.
Untuk mengantisipasi kerusakan moral yang akan terjadi di kehidupan masyarakat mendatang, tentunya diperlukan adanya usaha untuk menyadari pentingnya penanaman kesadaran tentang hak dan kewajiban yang berkesinambungan secara utuh dengan penuh keinsyafan, walau terkadang dalam menunaikan kewajiban seringkali adanya penderitaan yang harus dirasakan.
Dalam ajaran akhlakdan budi pekerti, setiap diri manusia harus bisa mengatur keseimbangan yang sangat tajam antara hak dan kewajibannya, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap anggota masyarakat harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan serta memberi manfaat terhadap sesama anggotanya.

2.3 Penerapan Akhlaq
Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia yang akan senantiasa dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap masa. Berikut akan dijelaskan beberapa penerapan akhlaq mulia :
1. Akhlaq kepada Khalik (Pencipta)
Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat. Selain itu, kita juga harus beriman kepada Allah semata, menyembah, beribadah, dan berdoa hanya kepada Allah, mencintai, bersyukur, berdzikir, tawakal, dan takwa kepada Allah, dan sebagainya.
2. Akhlaq kepada Sesama
a). Akhlaq kepada sesama muslim
Penerapan akhlaq kepada sesama muslim misalnya ketika kita ingin di hargai oleh orang lain, maka kewajiban kita juga harus menghargai orang lain, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menyantuni yang fakir, menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita merasa tersinggung, dan sebagainya.
b). Akhlaq kepada sesama  nonmuslim
Akhlaq antara sesama nonmuslim diajarkan dalam agama karena mereka (nonmuslim) juga merupakan makhluk. Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi kemerdekaan yang tidak bisa dicampuradukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang lain, apalagi masalah keyakinan, yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan sosial karena dalam kehidupan ada namanya etika sosial. Masalah etika sosial tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan hidup. Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka, menghargai ketika mereka melakukan upacara keagamaan, walaupun mereka hidup dalam minoritas, memberi bantuan bila mereka terkena musibah, dan sebagainya.
c). Akhlaq kepada Diri Sendiri
Untuk mempertahankan kehormatan, harga diri, dan meningkatkan harkat dan martabat dalam hidup ini, kita memerlukan akhlaq terhadap diri sendiri, antara lain:
a.      Menjaga kehormatan dan harga diri, membersihkan diri lahir dan batin.
b.      Memiliki dan memupuk sifat-sifat terpuji.
c.       Taat menjalankan ajaran agama.
d.      Menjaga lisan, mata, telinga, dan tangan dari perbuatan tercela.
e.      Mencari rezeki yang halal.
f.        selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, beramal shaleh, meningkatkan iman dan takwa.
d). Akhlaq kepada Keluarga
Berikut akan diberikan beberapa contoh penerapan akhlaq mulia kepada keluarga:
a.       Kepada orangtua : berbakti, menghormati, menyayangi dan mendoakan keduanya, tidak berkata kasar, tidak menyakiti hati dan fisik mereka, apabila mereka sudah sepuh, keduanya disantuni dan diberi nafkah.
b.      Kepada istri atau suami : menjaga kedamaian, ketenangan, saling menghormati, saling menyayangi, bersikap jujur dan terbuka, tidak selingkuh dan saling curiga, dan sebagainya.
c.       Kepada tetangga dan masyarakat : saling membantu, tenggang rasa, gortong royong, saling menghormati, saling meminta dan memberi, dan sebagainya.
d.      Hormat dan memuliakan guru dan dosen, dan sebagainya.
e.       Akhlaq kepada Lingkungan (Alam Semesta)
Hendaknya setiap manusia melakukan hal-hal berikut:
1)      Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam semesta serta bersyukur kepada Allah.
2)      Memanfaatkan alam semesta dengan sebesar-besarnya bagi kemakmuran hidup manusia.
3)      Menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan flora dan fauna serta alam semesta ini untuk kepentingan manusia.
4)      Tidak berlaku dzalim, aniaya, atau mengeksploitasi secara semena-mena, seperti penebangan hutan secara liar, penggalian tambang tanpa mempedulikan lingkungan, membuat polusi, dan sebagainya.
2.4 Tantangan Akhlak
Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk beribadah. Ibadah secara umum yaitu melaksanakan segala perintahnya dan manjauhkan segala larangannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.  Manusia diperintahkanNya untuk menjaga dan memlihara semua yang ada untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Namun sebagai manusia kadang kita lupa tugas kita berada di dunia itu apa sehingga kebanyakan tidak bisa mengontrol akhlaknya sendiri.
 Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, tantangan akhlak juga semakin banyak, tak sedikit manusia menjadi lupa diri dan berada diluar garis batas ajaran agama. Sehingga kita butuh aqidah yang kokoh dan akhlak yang terpuji untuk mengahadapi tantangan tersebut. Seperti kita tahu tantangan yang sering kita hadapi namun jarang kita sadari yaitu Kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, gaya hidup, dan orientasi  hidup yang materialistis.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami  oleh manusia sekarang ini tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap hidup dan perilakunya, baik sebagai manusia beragama maupun sebagai makhluk individual dan sosial. Dampak negatif yang paling berbahaya terhadap kehidupan manusia atas kemajuan itu ditandai dengan adanya kecenderungan menganggap bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan hidup adalah material. Sehingga manusia terlampau mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai spiritual yang sebenarnya berfungsi  untuk memelihara dan mengendalikan akhlak manusia.
Nilai nilai spiritual yang dimaksudkan dalam Islam adalah ajaran agama yang berwujud perintah, larangan dan anjuran, yang semuanya berfungsi untuk membina kepribadian manusia dalam kaitannya sebagai Hamba Allah dan anggota masyarakat.
Gaya hidup-pun menjadi tantangan agar lebih dapat mengontrol diri.  Gaya hidup yang dimaksud disini adalah gaya hidup hedonis atau foya-foya, dan kebarat-baratan.  Seperti kita tahu selain tidak baik, Allah sangat membenci segala sesuatu yang berlebihan. Gaya hidup ini cenderung hanya mementingkan kesenangan semata, menghambur-hamburkan materi dalam jumlah banyak secara sia-sia karena sebenarnya tidak ada keuntungan yang bisa didapat dari itu melainkan hanya kesenangan sesaat. Padahal kalau kita memiliki aqidah yang kokoh dan akhlak yang terpuji, tidak seharusnya kita berlaku seperti itu melainkan lebih memilih untuk berbagi terhadap sesama karena akan lebih terasa manfaatnya.
Orientasi hidup yang hanya mengejar nilai-nilai material saja tidak bisa dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan, bahkan hal ini juga dapat menimbulkan bencana yang hebat ketika hidup hanya berorientasi pada sesuatu yang merial (metrialistis)  sehingga ada persaingan hidup yang tidak sehat. Sementara manusia tidak memerlukan agama lagi untuk mengendalikan semua perbuatannya, karena mereka menganggap agama tidak lagi dapat memecahkan persoalan hidup.
Disinilah kita akan tahu betapa pentingnya peranan aqidah dan akhlak dalam kehidupan modern seperti sekarang. Aqidah dan akhlak akan menjadi benteng yang sangat kuat dalam menghadapi segala dampak negatif kehidupan modern. Aqidah dapat menyelamatkan diri kita dari segala bentuk dosa kecil yang jarang kita sadari, aqidah juga dapat membuat kita selalu berbuat baik terhadap pencipta dan sesama. Disamping aqidah yang kuat, akhlak yang terpuji akan menyelamatkan manusia dari segala macam perbuatan dan tindakan yang bisa menjerumuskan manusia dalam kesesatan.
Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang hidup didunia harus memiliki aqidah dan akhlak sehingga kita tidak tersesat dan apa-apa yang kita lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah ditentukan.
2.5 Upaya Peningkatan Kualitas Akhlak  
A.  Penjagaan Diri
Alasan harus menjaga diri adalah :
a)      Upaya penjagaan seorang muslim terhadap dirinya tidak lain adalah upaya melindunginya dari siksa Allah ta’ala dan neraka-Nya.“Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim : 6)
b)      Jika ia tidak menjaga diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan dan moment-moment kebaikan.
c)      Hisab kelak bersifat individual, “Dan setiap mereka datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri” (QS. Maryam : 95).
d)      Penjagaan diri lebih mampu mengadakan perubahan.

            Seseorang lebih tau akan dirinya sendiri, maka upaya penjagaan diri merupakan hal yang bagus dan sekaligus menimbulkan perubahan pada diri seseorang tersebut.
Cara-cara penjagaan diri adalah ;
1. Musahabah diri
Melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar ia tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada hari kiamat.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS. Al-Hasyr : 18)
2. Taubat dari segala dosa
3. Mencari ilmu dan memperluas wawasan
       Seseorang dapat menjaga dirinya dengan mencari ilmu agama. Dengan ilmu agama ia akan tahu perbuatan apa saja yang seharusnya ia lakukan dan yang seharusnya tidak ia lakukan sebagai seorang muslim.
4. Mengerjakan amalan-amalan iman, antara lain :
a)      Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
b)     Meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah
5. Peduli dengan ibadah dzikir seperti membaca al-qu’ran dan berdzikir
            Bergaul dengan orang-orang shaleh. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pribadi seseorang. Maka untuk menjaga akhlak, kita harus bergaul dengan orang-orang shaleh. Tidak hanya kita yang terjaga tetapi kita juga dapat saling mengingatkan satu sama lainnnya.
6. Berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh
       Dengan berdoa secara sungguh-sungguh kepada Allah, insya Allah kita dapat terhindar dari perbuatan yang tidak bermanfaat.
B.  Penjagaan Sesama Muslim
Dalam meningkatkan kualitas akhlak kita bisa melakukan penjagaan sesama muslim, karena dengan menjaga sesama muslim, kita dapat meningkatkan kesadaran akan akhlak di lingkungan kita. Salah satu cara dari penjagaan muslim adalah dengan cara dakwah.
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada  Allahsesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.
2.6 Peran Pendidikan Akhlak bagi Anak
            Bagi orang tua, anak adalah penyejuk hati dan pelengkap jiwa yang tidak dapat terbeli oleh apapun. Anak juga merupakan titipan Allah subhanahu wa ta’ala yang wajib untuk dijaga, dibina dengan baik. Maka Bersyukurlah bagi semua yang telah dipercayakan oleh Allah untuk memiliki sang buah hati.
            Namun jangan lalai dengan anugrah tersebut, karena pada akhirnya nanti, kita pasti akan dimintai pertanggungjawaban tentang semua kesenangan yang telah Allah amanahkan kepada kita.Hal ini sejalan dengan hadist sahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Umar yang berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya dan seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarga dan akan dimintai tanggungjawab atas kepemimpinannya, dan wanita adalah penanggung jawab terhadap rumah suaminya dan akan dimintai tanggungjawabnya serta pembantu adalah penanggungjawab atas harta benda majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (Muttafaqun ‘alaihi)
            Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhu, berkata “Didiklah anakmu karena kamu akan ditanya tentang tanggungjawabmu, apakah sudah kamu ajari anakmu, apakah sudah kamu didik anakmu dan kamu akan ditanya kebaikanmu kepadanya dan ketaatan anakmu kepadamu.”  
            Sungguh Islam adalah agama yang sempurna hingga pendidikan anakpun diperhatikan dengan serius. Disana sangat ditekankan bahwa pertanggung jawaban orang tua tentang pendidikan anak yang baik sesuai Al Qur’an dan As sunnah adalah hal yang sangat luar biasa penting, agar mereka terbekali dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akherat.
            Salah satu hal yang penting dari cabang pendidikan untuk anak adalah mengajarkan kepadanya tentang akhlak yang baik. sebagai contoh, menyenangkan hati orang lain dan atau bahkan yang sesederhana sekalipun yaitu memberikan wajah berseri saat bertemu dengan saudara muslim yang lain.
            Selain itu, hendaknya para orang tua, juga menekankan tentang pembelajaran sederhana bagi anak untuk membentuk karakter yang baik, lewat beberapa contoh teladan berikut ini.
1. Mengajarkan kejujuran  
            Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,“Peganglah kejujuran karena sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan menunjukan kepada surga. Seseorang selalu jujur dan memelihara kejujuran hingga tercatat di sisi Allah termasuk orang yang jujur. Dan hindarilah dusta karena kedustaan menunjukkan kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan kepada neraka. Seseorang selalu berdusta dan terbiasa berbuat dusta hingga tertulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari Muslim)
2.  Mengajarkan Berbuat baik kepada lingkungan mereka       
            Rasulullah saw bersumpah tiga kali dan menyatakan bahwa seseorang tidaklah beriman manakala tetangganya tidak merasa aman darinya. Sabdanya, ”Demi Allah, ia tidaklah beriman, demi Allah, ia tidaklah beriman, demi Allah, ia tidaklah beriman. Para sahabat bertanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, Yaitu seseorang, di mana tetangganya tidak mendapatkan keamanan darinya.” (HR Bukhari)
Dari Abu Hurairoh radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima; menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan orang yang bersin.” (Muttafaqun ‘alaihi)
3. Mengajarkan Amanah    
            Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman " Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.." (Qs. Annisa:58)
4. Mengajarkan Untuk Mengucapkan salam        
            Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Dan maukah kalian aku tunjukkan kepada sesuatu jika kalian mengerjakannya maka kalian akan saling mencintai? Tebarkan salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
5. Mengajarkan Tidak berboros kata        
            Rasulullah saw bersabda, ”Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR Bukhari)
6. Mengajarkan Tidak Memanggil dengan Julukan yang Dibenci        
            Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ”…Dan janganlah kalian panggil-memanggil dengan gelar-gelar buruk.” (Al Hujurat: 11).
Akhlak yang baik, setelah bimbingan dan taufik Allah subhanahu wata'ala, merupakan buah kesungguhan usaha anak- anak kita untuk melatih diri mereka dengan berbagai sifat terpuji. Juga merupakan hasil dari jihad yang mereka lakukan tanpa henti dan tak kenal lelah dalam memerangi segala perangai, tabiat dan sifat buruk yang mungkin muncul dalam diri mereka sendiri.
Pendidikan seperti inilah yang menjadi wasiat dan warisan yang baik, bahkan saat nanti kita telah tiada sekalipun. Dan wasiat baik ini adalah lebih dari sekedar harta atau perhiasan dunia.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Kesimpulan Diatas dapat disimpulkan bahwa Dorongan Berahklak baik dan buruk pada manusia sebagai beikut :
1.      Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia yang akan senantiasa dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap masa
2.      Sebagai manusia kita harus memahami dan menerapkan beberapa akhlak, yakni Akhlak kepada pencipta, kepada sesama baik muslim maupun nonmuslim, diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.
3.      Zaman yang semakin modern membuat manusia menjadi lupa diri dan sering berada diluar garis batas ajaran agamanya.
4.      Manusia yang hidup didunia harus memiliki aqidah dan akhlak yang kokoh sebagai benteng sehingga tidak tersesat dan apa-apa yang kita lakukan tidak melanggar ajaran agama yang telah ditentukan.
5.      Dan untuk menjaga akhlak, kiat harus sering mengingat Allah dan bergaul dengan orang-orang shaleh agar pada saat kita lupa kita cepat disadarkan kembali untuk kembali ke jalan yang benar.




DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Rajawali Pers, 2010.
Hasan, M. Ali. Tuntunan Akhlak. Bulan Bintang :  Jakarta, 1978.
MWC NU.Akidah Akhlak. Rahmatan Lil ‘Alamin :Kepung,dkk, 2011
Mustofa H. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia, 1997. 
Karim,Moh, Zuhri,Sholih. Akidah Akhlak.MDC(Madrasah Development Centre).2005.
Drs. H . Mudasir, S.Pd. Desain Pembalajaran. Stai Nurul Falah, 2011 .     
Dr. Sanjaya Wina, M.Pd. Strategi pembelajaranAkhlak. Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2008.
Syeikh Ibrahim Jalhum. Pelita As-Sunnah Petunjuk Jalan Bagi Kaum Muslimin. Bandung : Pustaka Setia, 2003. 

1 komentar:

  1. Did you hear there is a 12 word sentence you can speak to your crush... that will trigger deep emotions of love and impulsive attractiveness to you buried inside his chest?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's instinct to love, cherish and care for you with all his heart...

    ====> 12 Words Who Fuel A Man's Desire Response

    This instinct is so built-in to a man's brain that it will drive him to work harder than ever before to love and admire you.

    In fact, triggering this influential instinct is so important to achieving the best possible relationship with your man that the second you send your man one of the "Secret Signals"...

    ...You will instantly notice him open his heart and mind to you in a way he never expressed before and he'll recognize you as the only woman in the universe who has ever truly interested him.

    BalasHapus