Rabu, 04 Januari 2017

FAKTOR IDENTIFIKASI DAN FAKTOR SIMPATI



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dan lain-lain. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.
Dilihat dari wujudnya kontak sosial dibedakan menjadi kontak antar-individu, kontak antar-kelompok, dan kontak individu-kelompok. Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara Komunikasi dapat dilakukan secara verbal (lisan) atau non verbal. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, motivasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian interaksi sosial?
2.      Seperti apa ciri-ciri interaksi sosial?
3.      Apa saja faktor yang mempengaruhi interaksi sosial?
4.      Apa saja bentuk interaksi sosial?
5.      Apa syarat terjadinya interaksi sosial?
6.      Apa jenis-jenis interaksi sosial?
7.      Bagaimana akibat tidak terjadinya interaksi?
C.  Batasan Masalah
a.       Pengertian interaksi sosial
b.      Cirri-ciri interaksi sosial
c.       Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
d.      Bentuk interaksi sosial
e.       Syarat terjadinya interaksi sosial
f.       Jenis-jenis interaksi sosial
g.      Akibat tidak terjadinya interaksi

D.  Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Psikologi Sosial serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang pengaruh interaksi sosial bagi masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial,karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.Pengertian interaksi itu sendiri adalah suatu hubungan timbal balik antara dua atau lebih individu.Dalam proses ini ide,pandangan dan tingkah laku individu yang satu saling mempengaruhi,mengubah atau memperbaiki individu yang lain,atau sebaliknya.
Interaksi sosial merupakan dasar bagi proses sosial di mana proses sosial hanya akan terjadi apabila terdapat interaksi.Apabila interaksi sosial tidak di lanjutkan dengan hubungan timbal balik antara kedua belah pihak,maka proses sosial tidak akan terjadi.

B.  Ciri-ciri Interaksi Sosial
Interaksi sosial memiliki ciri sebagai berikut:
·         Adanya dua orang pelaku atau lebih
·         Adanya timbal balik antar pelaku
·         Proses diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung maupun secara tidak langsung
·         Adanya dimensi waktu
·         Adanya tujuan dari masing-masing pelaku

C.  Faktor-faktor dalam Interaksi Sosial
1.      Identifikasi
Identifikasi ialah proses penyamaan diri terhadap seseorang yang dicintai atau dikagumi yang berlangsung tanpa disadari. 
Menurut Koenjtaraningrat, identifikasi adalah suatu bentuk pengenalan terhadap suatu ciri-ciri fenomena sosial secara jelas dan terperinci (Koenjtaraningrat, 1987: 17). Mengidentifikasi suatu fenomena sosial berarti Kartika Handayani : Identifikasi  Anak Jalanan Di Kota Medan, 2009. mengenal secara keseluruhan gejala yang terjadi dimasyarakat dengan melihatnya melalui ukuran-ukuran pada gejala yang sama. 

Sedangkan menurut psikologi, definisi identifikasi merupakan sebuah istilah  dari Sigmund Freud. Identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik dengan orang lain. Identifikasi dilakukan seseorang kepada orang lain yang dianggapnya ideal dalam suatu segi, untuk memperoleh sistem norma, sikap dan nilai yang dianggapnya ideal, dan masih merupakan kekurangan pada dirinya. 
Contoh identifikasi terdapat pada seorang anak yang mengidolakan ayahnya. la berusaha mengidentifikasi dirinya seperti ayahnya karena sikap, perilaku, dan nilai yang dimiliki oleh ayahnya merupakan tipe yang ideal dan dapat berguna sebagai penuntun hidupnya.
Contoh, biasanya pemain bulu tangkis junior punya pemain idola. Setiap idolanya bertanding, dia akan mengamati secara cermat bagaimana gaya dan strategi bermain idolanya tersebut. Kemudian ia meniru dan yakin bisa menjadi seperti idolanya.
Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .
2.      Simpati
Simpati adalah Suatu proses kejiwaan dimana seseorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok orang karena sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannva yang sedemikian rupa. Dikatakan sedemikan rupa, karena bagi sebagian orang, sikap, penampilan, wibawa atau perbuatannya itu biasa-biasa saja. Proses Simpati ini mempunyai peranan penting dalam keberlangsungan interaksi sosial yang di bangun oleh individu maupun kelompok masyarakat.
Simpati adalah perasaan ketertarikan seseorang terhadap orang lainnya. Pengertian ketertarikan disini bukan ketertarikan dalam artian hubungan romantis, tapi dugaan atau pendapat bahwa orang yang dituju itu adalah orang yang menarik. Mudahnya, seperti mengatakan, “Wah, orang yang menarik.” Bisa jadi rasa ini timbul ketika melihat seseorang yang mampu melakukan hal-hal tertentu yang dianggap unik atau hebat, atau sekedar rasa tertarik secara fisik saja.
Misalnya seperti, “Wah, gadis itu cantik ya.” Umumnya terjadi pada pandangan sekilas. Respek adalah rasa hormat terhadap orang lain. Bukan sekedar hormat saja, tapi juga hormat yang disertai rasa kekaguman. Bisa dibilang ini adalah tingkat lanjutan dari Simpati yang dijabarkan di atas (bukan empati; jika empati maka yang kita bicarakan sudah lain hal). Respek bukan sekedar tertarik dan kagum karena hal-hal yang dilihat secara sekilas saja, tapi rasa respek terhadap orang tertentu baru muncul setelah seseorang mengetahui pribadi atau perbuatan si orang yang direspek dengan lebih dalam.
 Misalnya setelah berkenalan dengan seorang teman, kemudian dalam tempo waktu tertentu menyadari bahwa dia ahli dalam suatu bidang, bisa jadi timbul rasa respek terhadap teman itu. Rasa keintiman, dalam hal ini, bisa dikategorikan sebagai tingkat yang paling mendalam. Dan pada umumnya lebih sering terjadi pada lawan jenis.
Rasa keintiman sudah lebih dari sekedar respek; ada rasa posesif dan unsur romantis yang ditambah dalam perasaan yang ini. Misalnya si Andi yang tadinya hanya sekedar respek dengan si Anti karena pintar, kemudian setelah mengenal pribadi Anti lebih jauh dan lebih dalam lagi, timbul rasa keintiman yang dimaksud. Keintiman disini bukan konotasi negatif dalam artian ‘hubungan’ antara laki-laki dan perempuan, tapi rasa ketertarikan yang lebih. Atau beberapa orang lebih suka menyebutnya cinta. Biasanya proses ini terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama daripada Simpati maupun respek. Terkadang, bagi manusia yang hati dan perasaannya begitu subjektif dan bisa berubah-ubah tergantung bagaimana cara ia memandang sesuatu, agak sulit untuk memisahkan bagian-bagian dari perasaan yang sudah dipaparkan di atas.
Prasangka dan praduga terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain pun mendukung sikap manusia yang satu ini. Hal ini terutama akan makin sulit ketika sudah terjadi pada lawan jenis. Kadang tembok pembatas antara rasa respek dan keintiman terlihat begitu tipis, dan bukan tidak mungkin kalau kadang manusia menembusnya tanpa menduga apa yang sebenarnya ada di baliknya.
 Sikap simpati lebih cenderung pada rasa belas kasihan, tetapi tidak dinyatakan dalam sikap yang konkret untuk menolong. Simpati akan dapat berkembang jika terdapat saling pengertian dari kedua belah pihak. Simpati disampaikan kepada seseorang pada saat-saat tertentu, bisa saat bergembira bisa pula saat bersedih. Misalnya, saat seseorang tertimpa musibah. Perasaan simpati bisa menimbulkan perasaan sayang. Pada dasarnya dorongan manusia untuk melakukan interaksi dengan orang lain salah satunya karena orang merasa tertarik dengan orang tersebut. Dalam suatu interaksi sosial pengaruh psikis yang paling mendasar adalah simpati seseorang terhadap orang lain. Pada dasarnya Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal mungkin karena menarik penampilannya, mungkin karena kebijaksanaanya atau karena pola pikir yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
Simpati mengandung kemampuan untuk ambil bagian dengan perasaan orang lain yang sedang menderita. Perasaan ini dilandasi oleh kemampuan untuk menaruh perhatian atas diri orang lain. Simpati mempunyai hubungan dengan penyimpangan sosial yaitu sebagai sikap positif dalam penyimpangan sosial. Sikap positifnya yaitu memperbaiki segala pelaku penyimpangan sosial menjadi pelaku penyimpangan sosial yang positif.
Pengertian simpati menurut para ahli :
Ø  Menurut Soerjono Soekanto:  Proses seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Agar dapat berlangsung, diperlukan adanya pengertian antara kedua belah pihak.
Ø  Menurut Max Weber:  Perasaan Simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan Simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih sayang.
Ø  Menurut Gillin: Merupakan proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dorongan utama pada Simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
·         Tujuan, Fungsi, Dan Faktor-Faktor Simpati Tujuan Simpati
Untuk memahami orang lain yang sedang dalam kesusahaan Mengurangi masalah-masalah yang ada Agar terjadi saling pengertian diantara kedua belah pihak Untuk menyatakan suatu hal kepada seseorang Untuk menyatakan pendapat mengenai suatu hal.
Fungsi Simpati: Membuat seseorang sanggup untuk memahami pandangan atau situasi pelaku penyimpangan sosial Orang dapat mendukung pelaku penyimpangan yang positif Orang dapat mendorong pelaku penimpangan yang negatif untuk memperbaiki diri Dapat meringankan beban orang yang sedang tertimpa masalah Dapat menjadi perantara dalam menyatakan suatu hal.
·         Faktor-faktor Simpati:
Kesamaan pandangan
Kesamaan kepentingan
Kesamaan faktor-faktor histois
Kesamaan rasial
·         Contoh-Contoh Simpati Contoh-contoh Simpati:
1.                  Menjenguk orang yang sakit.
2.                  Membantu orang yang tertimpa musibah.
3.                  Menolong orang yang kesusahan.
4.                  Membantu memecahkan masalah seseorang.
5.                  Membantu korban bencana alam.
6.                  Meringankan biaya sekolah Turut berduka cita atas meninggalnya seseorang.
7.                  Menghibur teman yang sedang bermasalah.
8.                  Mengucapkan selamat kepada orang yang sedang berbahagia.
9.                  Memberikan sebagian harta kepada orang yang kurang mampu Turut berbahagia atas keberhasilan orang lain.
10.              Mendirikan panti asuhan bagi anak-anak yatim piatu dan anak-anak terlantar.
11.              Mendirikan tenda dan posko bantuan untuk korban bencana alam.
D.  Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Para ahli sosiologi mengadakan penggolongan terhadap bentuk-bentuk interaksi sosial.Menurut mereka,ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosisal,yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial disosiatif.
1.    Proses Sosial Asosiatif
Proses sosial asosiatif adalah proses yang mengacu kepada adanya kesamaan,keserasian dan keseimbangan pandangan atau tindakan dari orang perorangan atau kelompok orang dalam melakukan interksi sosial.Proses sosial asosiatif bisa berupa:

a.       Kerjasama
Kerjasama merupakan aktivitas sosial yang melibatkan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.Interaksi yang berbentuk kerja sama dapat dibagi dalam empat bentuk yaitu:
·        Bargaining yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua orang/organisasi atau lebih.
·    Cooptation yaitu susatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan tau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi,sebagai salah satu cara menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
·      Coalition yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan sama.
·    Joint venture yaitu bentuk kerja sama dalam penguasaan proyek-proyek tertentu dengan perjanjian pembagian keuntungan menurut porsi kesepakatan masing-masing.
b.      Akomodasi
Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara individu dan kelompok-kelompok manusia untuk meredakan pertentangan atau pertikaian.Akomodasi  sebagai sustu proses,menurut Kimball Young memiliki beberapa bentuk,yaitu sebagai berikut:
·        Koersi adalah akomodasi yang dilakukan dengan paksaan.Biasanya bentuk akomodasi ini di lakukan oleh kelompok yang lebih kuat atau berpengaruh terhadap kelompok yang lemah.
·         Kompromi adalah akomodasi yang dilakukan dengan cara mesaing-masing kelompok atau pihak yang berselisih bersedia mengurangi tuntutannya sehingga terjadi kesepakatan penyelesaian konflik.
·         Arbitrase adalah akomodasi atau penyelesaian konflik dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang di pilih oleh kedua belah pihak dan kepututusan yang di ambil pihak ketiga bersifat mengikat.
·         Mediasi yaitu akomodasi dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang di pilih oleh kedua belah pihak dan kepututusan yang di ambil pihak ketiga bersifat hanya sebagai nasehat.
·         Konsiliasi yaitu proses dengan jalan mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang berselisih untuk di capai persetujuan atau kesepakatan bersama.
·         Toleransi adalah suatu akomodasi tanpa ada persetujuan secara formal antara pihak-pihak yang bertikai,namun sudah ada kesadaran dari tiap pihak.
·         Stalematte merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang,berhenti pada suatu titik tertuntu dalam melakukan pertentangan.
·         Ajudikasi yaitu suatu proses akomodasi yang di lakukan di pengadilan.
·         Segresi yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
·         Konversi adalah penyelesaian konflik apabila salah satu pihak bersedia  mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
c.       Asimilasi
Asimilasi dapat di definisikan sebagai suatu proses sosial yang di tandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara individu atau kelompok manusia.
d.      Akulturasi
Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada budaya unsur-unsur kebudayaan asing,sehingga lambat laun undur-unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
2.    Proses Sosial Disosiatif
Proses sosial disosiatif adalah proses sosial yang mengarah ke bentuk-bentuk pertentangan atau konflik.Proses sosial disosiatif ini dapat berupa:
a.    Persaingan
Persaingan dapat diartikan sebagai proses sosial yang di tandai adanya saling berlomba atau bersaing antar kelompok atau antar individu untuk mengejar suatu nilai tertentu agar lebih maju,lebih baik,dan lebih besar atau kuat.
b.    Kontroversi
Kontroversi adalah proses sosial yang di tandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan.
c.    Pertentangan
Pertentangan adalah suatu proses sosial yang di lakukan individu atau kelompok orang yang berusaha mencapai tujuannya,biasanya dengan cara menantang pihak lawan dengan disertai kekerasan atau ancaman.

E.  Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
·      Kontak
Kata kontak berasal dari kata con atau cum yang berarti bersama-sama dan kata tango yang artinya menyentuh. Jadi, secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Dalam sosiologi, kontak tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik saja. Kontak bisa saja terjadi tanpa saling menyentuh. Kontak dapat terjadi baik melalui sentuhan fisik maupun tidak. Tetapi yang terpenting adalah kedua pihak sadar akan kesadarannya sehingga saling memberikan tindakan atau tanggapan. Artinya kontak memeerlukan kerja sama kedua belah pihak.
Dilihat dari wujudnya kontak sosial dibedakan menjadi berikut:
1.    Kontak antar-individu
2.    Kontak antar-kelompok
3.    Kontak individu-kelompok
Dilihat dari langsung tidaknya kontak itu terjadi, kontak sosial dibedakan mejadi berikut:
1.    Kontak primer, yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung
2.    Kontak sekunder, yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan hubungan timbal balik, dalam kata lain kontak ini disebut kontak tidak langsung.
·      Komunikasi
secara harfiah, komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang berarti memberi atau menanamkan. Kata communicare sendiri berakar dari kata communis yang artinya umum. Secara sederhana bisa diartikan sebagai tindakan atau perbuatan mengirimkan sesuatu. Salah satunya adalah informasi atau pesan baik lisan maupun tulisan. Jadi, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan  dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Komunikasi dapat dilakukan secara verbal (lisan) atau non verbal.
Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik, sedikitnya diperlukan komponen-komponen sebagai berikut:
1.    Komunikator atau pengirim (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
2.    Komunikan atau penerima (receiver) adalah pihak yang menerima pesan
3.    Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan
4.    Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerima pesan yang disampaikannya

F.   Jenis-jenis Interaksi Sosial
Kontak dapat terjadi secra langsung maupun tidak langsung Misalnya, berbicara, berjabat tangan, berkelahi, ataupun melalui kontak tidak langsung Misalnya melalui komunikasi jarak jauh (telepon), surat elektronik, melalui SMS.
Interaksi sosial bisa juga terjadi meskipun anatar dua manusia yang bertemu tidak saling menegur atau berbicara, Misalnya, seseorang melhat orang lain melintas di dekatnya, kemudian mencium bau parfumnya harum, hal ini akan menimbulkan kesan di dalam pikiran orang kemudin menentukan tindakan apa yang akan dilakukan oleh orang yang melihat dan mencium bau perfum tersebut. Syarat terjadinya interaksi atau proses sosial yaitu adanya kontak dan komunikasi. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa jens-jenis interaksi sosial ada tiga macam yaitu : interaksi sosial antar individu, interaksi sosial anatar individu dengan kelompok dan interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok.
a.       Interaksi anatara individu
       Interaksi anataraindividu yaitu interaksi sosial yang terjadi antara orang per orang atau individu dengan individu lainnya. Misalnya: seorang aak memanggil ibunya, seorang suami berbicara kepada istrinya, seoranng guru sedang berjabat tangan dengan seorang guru lainnya, seorang sedang berbicara melalui telepon. Didalam interaksi antaraindividu kita saling mempengaruhi. Individu yang dipengaruhi akan memebrikan respon tanggapan atau reaksi dalam berbagai bentuk. Misalnya kedipan mata, ucapan salam. Interaksi dapat juga terjadi dalam bentuk negatif, misalnya marah, cemberut, muram, diam, bertengkar, dan perilaku aneh lainnya.
b.      Interaksi antara individu dengan kelompok
       Interaksi sosial anatar individu dengan kelompok adalah interaksi sosial yang terjadi antara individu dengan kelompoknya. Misalnya, seorang ketua RT sedang berbicara di hadapan warga memberikan penjelasan rencana progam kerja, kerja bakti, atau kegiatan-kegiatan lain, seorang kepala sekolah sedang memimpin rapat dan memberikan, petunjuk kepada para guru tentang rencana kerja sekolah, seorang ketua OSIS sedang menjelaskan progam kegiatan kepada pengurus OSIS lainnya.
c.       Interaksi antar kelompok
       Interaksi sosial antarkelompok adalah interaksi sosial yang terjadi antara kelompok yang satu dengan yang lain. Misalnya warga RT 2 bekerja sama dengan warga dengan warga Rt 3 membangun jembatan. Diskusi antara kelompok tani an para mahasiswa yang sedang kuliah kerja nyata, pertandingan sepak bola SMK Negeri 1 Karanganyar dengan SMK Negeri 2 Surakarta. Bakti sosial antara organisasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dengan organisasi pemuda.
       Interaksi sosial terjadi apabila adanya kontak dan komunikasi dalam bentuk aktivitas sosial. Ciri-ciri dari interaksi sosial tersebu yaitu, pelakunya lebih dari satu orang, adanya kontak komunikasi, adanya dimensi waktu, dan adanya tujuan.

G. Akibat Tidak Adanya Interaksi Sosial
·      Kehidupan yang Terasing
       Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Sudah tentu seseorang yang hidup terasing sama sekali dapat melakukan tindakan-tindakan, misalnya terhadap alam sekitarnya, tetapi hal itu tak akan mendapatkan tanggapan apa-apa. Kehidupan yang terasing dapat terjadi oleh beberapa sebab, yang secara garis besarnya akan dieritakan di bawah ini.
       Kehidupan terasing dapat disebabkan karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang lainnya. padahal, seperti diketahui, perkembangan jiwa seseorang banyak ditentukan oleh pergaulannya dengan orang-orang lain. Banyak contoh, dimana anak-anak yang sejak kecil diasingkan dari pergaulan dengan orang-orang lain mempunyai kelakuan yang mirip dengan hewan. Mereka tak dapat berbicara dan tak dapat berperilaku sebagai manusia biasa. Secara fisik saja mereka tampaknya sebagai manusia, tetapi perkembangan jiwanya jauh terbelakang. Dalam salah sebuah karangannya, Kingsley Davis pernah menelaah perihal seorang anak usia lima tahun (namanya Anna) yang selama hampr seluruh usianya disekap dalam sebuah kamar kecil di atas loteng di sebuah rumah petani di Pennsylvania. Anak yang bernama Anna tersebut menunjukkan sifat-sifat yang berlaian sama sekali dengan anak lain yang seusia; dia tak dapat jalan, tak dapat mendengar dengan sempurna, tak dapat makan seperti manusia dan seterusnya.
       Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan oleh karena cacat pada salah satu indranya. Seseorang yang sejak kecil buta dan tuli, misalnya, mengasingkan dirinya dari pengaruh-pengaruh kehidupan yang tersalur melalui kedua indra tersebut. Dari beberapa hasil penyelidikan ternyata bahwa kepribadian orang-orang demikian mengalami banyak penderitaan sebagai akibat kehidupan terasing karena cacat indra itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami perasaan rendah diri, karena kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan kepribadiannya seolah-olah terhalang dan bahkan seringkali tertutup sama sekali.
       Terasingnya seseorang mungkin juga disebabkan karena pengaruh perbedaan ras atau kebudayaan yang kemudian menimbulkan prasangka-prasangka. Misalnya, seorang Amerika yang untuk pertama kalinya pergi ke Jakarta, dan dengan segera dapat dikenal sebagai orang asing. Seringkali terjadi bahwa hal itu disebabkan karena prasangka-prasangka terhadap suatu ras tertentu, misalnya, sebagaimana halnya orang-orang Negro di beberapa negara bagian Amerika Serikat. Lain contoh adalah, misalnya, ditempat-tempat di mana penduduknya memeluk suatu agama tertentu dengan kuatnya. Orang yang berlainan agama akan merasa dirinya tersingkir dari peraulan atau dengan sengaja disingkirkan.
       Pada masyarakat yang berkasta, di mana gerak sosial vertikal hampir-hampir tak terjadi, terasingnya seseorang dari kasta tertentu (biasanya warga kasta rendahan), apabila berada di kalanga kasta lainnya (kasta yang tertinggi), dapat pula terjadi. Keadaan demikian juga merupakan suatu penghalang terhadap terjadinya suatu interaksi sosial.
       Pada beberapa suku bangsa di Indonesia yang tertutup atau terasing dan kurang mengadakan hubungan dengan dunia luar agak sulit juga untuk mengadakan suatu interaksi sosial. Hal ini antara lain disebabkan karena adanya suatu prasangka buruk terhadap warga –warga suku bangsa lain, dan juga terhadap pengaruh-pengaruh yang masuk dari luar, yang dikhawatirkan akan dapat merusak norma-norma yang tradisional. Atas dasar prsangka demikian, sulit untuk mengadakan interaksi sosial karena komunikasi tak dapat berlangsung dengan baik.





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
·      Interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara dua atau lebih individu.
·      Ciri-ciri interaksi sosial antara lain Adanya dua orang pelaku atau lebih, adanya timbal balik antar pelaku, proses diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, adanya dimensi waktu, adanya tujuan dari masing-masing pelaku.
·      Faktor interaksi sosial antara lain sugesti, identifikasi, indenifikasi, motivasi, simpati dan empati
·      Bentuk interaksi sosial antara lain proses sosial asosiatif (kerjasama, akomodasi, asimilasi, akulturasi) dan proses sosial disosiatif (persaingan, kontroversi, pertentangan)
·      Syarat interaksi sosial yaitu kontak dan komunikasi.
·      Jenis-jenis interaksi sosial ada tiga macam yaitu : interaksi sosial antar individu, interaksi sosial anatar individu dengan kelompok dan interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok.
·      Akibat dari tidak adanya interaksi sosial yaitu kehidupan yang terasing.

B.  Saran
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan maka hendaknya saling berinteraksi antar individu, interaksi sosial antar individu dengan kelompok dan interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok.


DAFTAR PUSTAKA

Sumali, Agus, dan Sarilan M. Ali. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surakarta:
Yudhistira.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sadali, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Mu’in, Idianto. 2004. Sosiologi Untuk SMA kelas X.  Jakarta: Erlangga.
Soetarno, R. 1989. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar