BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih
dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dan
lain-lain. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara
individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak
Sosial dan Komunikasi Sosial.
Dilihat dari wujudnya kontak sosial
dibedakan menjadi kontak antar-individu, kontak antar-kelompok, dan kontak
individu-kelompok. Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak
sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara Komunikasi dapat dilakukan
secara verbal (lisan) atau non verbal. Interaksi sosial secara langsung apabila
tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh
Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B
dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak
langsung.
Faktor yang mendasari terjadinya
interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi,
motivasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh
faktor meniru orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian interaksi sosial?
2. Seperti apa ciri-ciri interaksi
sosial?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi
interaksi sosial?
4. Apa saja bentuk interaksi sosial?
5. Apa syarat terjadinya interaksi
sosial?
6. Apa jenis-jenis interaksi sosial?
7. Bagaimana akibat tidak terjadinya
interaksi?
C. Batasan Masalah
a.
Pengertian
interaksi sosial
b. Cirri-ciri interaksi sosial
c.
Faktor yang
mempengaruhi interaksi sosial
d. Bentuk interaksi sosial
e.
Syarat
terjadinya interaksi sosial
f.
Jenis-jenis interaksi
sosial
g. Akibat tidak terjadinya interaksi
D. Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah
Psikologi Sosial serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang pengaruh interaksi
sosial bagi masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan kunci
dari semua kehidupan sosial,karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin
ada kehidupan bersama.Pengertian interaksi itu sendiri adalah suatu hubungan
timbal balik antara dua atau lebih individu.Dalam proses ini ide,pandangan dan
tingkah laku individu yang satu saling mempengaruhi,mengubah atau memperbaiki
individu yang lain,atau sebaliknya.
Interaksi sosial merupakan dasar
bagi proses sosial di mana proses sosial hanya akan terjadi apabila terdapat
interaksi.Apabila interaksi sosial tidak di lanjutkan dengan hubungan timbal
balik antara kedua belah pihak,maka proses sosial tidak akan terjadi.
B. Ciri-ciri Interaksi Sosial
Interaksi sosial memiliki ciri sebagai berikut:
· Adanya dua
orang pelaku atau lebih
· Adanya
timbal balik antar pelaku
· Proses
diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung
· Adanya
dimensi waktu
· Adanya
tujuan dari masing-masing pelaku
C. Faktor-faktor dalam Interaksi Sosial
1. Identifikasi
Identifikasi ialah proses penyamaan diri terhadap seseorang
yang dicintai atau dikagumi yang berlangsung tanpa disadari.
Menurut Koenjtaraningrat, identifikasi adalah suatu bentuk
pengenalan terhadap suatu ciri-ciri fenomena sosial secara jelas dan terperinci
(Koenjtaraningrat, 1987: 17). Mengidentifikasi suatu fenomena sosial berarti
Kartika Handayani : Identifikasi Anak Jalanan Di Kota Medan, 2009.
mengenal secara keseluruhan gejala yang terjadi dimasyarakat dengan melihatnya
melalui ukuran-ukuran pada gejala yang sama.
Sedangkan menurut psikologi, definisi identifikasi merupakan
sebuah istilah dari Sigmund Freud. Identifikasi berarti dorongan untuk
menjadi identik dengan orang lain. Identifikasi dilakukan seseorang kepada
orang lain yang dianggapnya ideal dalam suatu segi, untuk memperoleh sistem
norma, sikap dan nilai yang dianggapnya ideal, dan masih merupakan kekurangan
pada dirinya.
Contoh identifikasi terdapat pada seorang
anak yang mengidolakan ayahnya. la berusaha mengidentifikasi dirinya seperti
ayahnya karena sikap, perilaku, dan nilai yang dimiliki oleh ayahnya merupakan
tipe yang ideal dan dapat berguna sebagai penuntun hidupnya.
Contoh, biasanya pemain bulu tangkis junior punya pemain idola.
Setiap idolanya bertanding, dia akan mengamati secara cermat bagaimana gaya dan
strategi bermain idolanya tersebut. Kemudian ia meniru dan yakin bisa menjadi
seperti idolanya.
Contoh : Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan
ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .
2. Simpati
Simpati adalah Suatu proses kejiwaan
dimana seseorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok
orang karena sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannva yang
sedemikian rupa. Dikatakan sedemikan rupa, karena bagi sebagian orang, sikap,
penampilan, wibawa atau perbuatannya itu biasa-biasa saja. Proses Simpati ini
mempunyai peranan penting dalam keberlangsungan interaksi sosial yang di bangun
oleh individu maupun kelompok masyarakat.
Simpati adalah perasaan ketertarikan
seseorang terhadap orang lainnya. Pengertian ketertarikan disini bukan
ketertarikan dalam artian hubungan romantis, tapi dugaan atau pendapat bahwa
orang yang dituju itu adalah orang yang menarik. Mudahnya, seperti mengatakan,
“Wah, orang yang menarik.” Bisa jadi rasa ini timbul ketika melihat seseorang
yang mampu melakukan hal-hal tertentu yang dianggap unik atau hebat, atau
sekedar rasa tertarik secara fisik saja.
Misalnya seperti, “Wah, gadis itu
cantik ya.” Umumnya terjadi pada pandangan sekilas. Respek adalah rasa hormat
terhadap orang lain. Bukan sekedar hormat saja, tapi juga hormat yang disertai
rasa kekaguman. Bisa dibilang ini adalah tingkat lanjutan dari Simpati yang
dijabarkan di atas (bukan empati; jika empati maka yang kita bicarakan sudah
lain hal). Respek bukan sekedar tertarik dan kagum karena hal-hal yang dilihat
secara sekilas saja, tapi rasa respek terhadap orang tertentu baru muncul
setelah seseorang mengetahui pribadi atau perbuatan si orang yang direspek
dengan lebih dalam.
Misalnya setelah berkenalan dengan seorang
teman, kemudian dalam tempo waktu tertentu menyadari bahwa dia ahli dalam suatu
bidang, bisa jadi timbul rasa respek terhadap teman itu. Rasa keintiman, dalam
hal ini, bisa dikategorikan sebagai tingkat yang paling mendalam. Dan pada umumnya
lebih sering terjadi pada lawan jenis.
Rasa keintiman sudah lebih dari
sekedar respek; ada rasa posesif dan unsur romantis yang ditambah dalam
perasaan yang ini. Misalnya si Andi yang tadinya hanya sekedar respek dengan si
Anti karena pintar, kemudian setelah mengenal pribadi Anti lebih jauh dan lebih
dalam lagi, timbul rasa keintiman yang dimaksud. Keintiman disini bukan
konotasi negatif dalam artian ‘hubungan’ antara laki-laki dan perempuan, tapi
rasa ketertarikan yang lebih. Atau beberapa orang lebih suka menyebutnya cinta.
Biasanya proses ini terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama daripada Simpati
maupun respek. Terkadang, bagi manusia yang hati dan perasaannya begitu
subjektif dan bisa berubah-ubah tergantung bagaimana cara ia memandang sesuatu,
agak sulit untuk memisahkan bagian-bagian dari perasaan yang sudah dipaparkan
di atas.
Prasangka dan praduga terhadap apa
yang dirasakan oleh orang lain pun mendukung sikap manusia yang satu ini. Hal
ini terutama akan makin sulit ketika sudah terjadi pada lawan jenis. Kadang
tembok pembatas antara rasa respek dan keintiman terlihat begitu tipis, dan
bukan tidak mungkin kalau kadang manusia menembusnya tanpa menduga apa yang
sebenarnya ada di baliknya.
Sikap simpati lebih cenderung pada rasa belas
kasihan, tetapi tidak dinyatakan dalam sikap yang konkret untuk menolong.
Simpati akan dapat berkembang jika terdapat saling pengertian dari kedua belah
pihak. Simpati disampaikan kepada seseorang pada saat-saat tertentu, bisa saat
bergembira bisa pula saat bersedih. Misalnya, saat seseorang tertimpa musibah.
Perasaan simpati bisa menimbulkan perasaan sayang. Pada dasarnya dorongan
manusia untuk melakukan interaksi dengan orang lain salah satunya karena orang
merasa tertarik dengan orang tersebut. Dalam suatu interaksi sosial pengaruh
psikis yang paling mendasar adalah simpati seseorang terhadap orang lain. Pada
dasarnya Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu
hal mungkin karena menarik penampilannya, mungkin karena kebijaksanaanya atau
karena pola pikir yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang
menaruh simpati.
Simpati mengandung kemampuan untuk
ambil bagian dengan perasaan orang lain yang sedang menderita. Perasaan ini
dilandasi oleh kemampuan untuk menaruh perhatian atas diri orang lain. Simpati
mempunyai hubungan dengan penyimpangan sosial yaitu sebagai sikap positif dalam
penyimpangan sosial. Sikap positifnya yaitu memperbaiki segala pelaku
penyimpangan sosial menjadi pelaku penyimpangan sosial yang positif.
Pengertian
simpati menurut para ahli :
Ø Menurut Soerjono Soekanto: Proses seseorang merasa tertarik dengan orang
lain. Agar dapat berlangsung, diperlukan adanya pengertian antara kedua belah
pihak.
Ø Menurut Max Weber: Perasaan Simpati itu bisa juga disampaikan
kepada seseorang / kelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat –saat
khusus. Misalnya apabila perasaan Simpati itu timbul dari seorang perjaka
terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih
/ kasih sayang.
Ø Menurut Gillin: Merupakan proses di
mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Dorongan utama pada Simpati
adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
·
Tujuan, Fungsi, Dan Faktor-Faktor Simpati Tujuan Simpati
Untuk memahami orang lain yang
sedang dalam kesusahaan Mengurangi masalah-masalah yang ada Agar terjadi saling
pengertian diantara kedua belah pihak Untuk menyatakan suatu hal kepada
seseorang Untuk menyatakan pendapat mengenai suatu hal.
Fungsi Simpati: Membuat seseorang
sanggup untuk memahami pandangan atau situasi pelaku penyimpangan sosial Orang
dapat mendukung pelaku penyimpangan yang positif Orang dapat mendorong pelaku
penimpangan yang negatif untuk memperbaiki diri Dapat meringankan beban orang
yang sedang tertimpa masalah Dapat menjadi perantara dalam menyatakan suatu
hal.
·
Faktor-faktor Simpati:
Kesamaan pandangan
Kesamaan kepentingan
Kesamaan faktor-faktor histois
Kesamaan rasial
·
Contoh-Contoh Simpati Contoh-contoh Simpati:
1.
Menjenguk orang yang sakit.
2.
Membantu orang yang tertimpa musibah.
3.
Menolong orang yang kesusahan.
4.
Membantu memecahkan masalah seseorang.
5.
Membantu korban bencana alam.
6.
Meringankan biaya sekolah Turut berduka cita atas
meninggalnya seseorang.
7.
Menghibur teman yang sedang bermasalah.
8.
Mengucapkan selamat kepada orang yang sedang berbahagia.
9.
Memberikan sebagian harta kepada orang yang kurang mampu
Turut berbahagia atas keberhasilan orang lain.
10.
Mendirikan panti asuhan bagi anak-anak yatim piatu dan
anak-anak terlantar.
11.
Mendirikan tenda dan posko bantuan untuk korban bencana alam.
D. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Para
ahli sosiologi mengadakan penggolongan terhadap bentuk-bentuk interaksi
sosial.Menurut mereka,ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat
adanya interaksi sosisal,yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial
disosiatif.
1. Proses Sosial Asosiatif
Proses sosial asosiatif adalah proses yang mengacu kepada
adanya kesamaan,keserasian dan keseimbangan pandangan atau tindakan dari orang
perorangan atau kelompok orang dalam melakukan interksi sosial.Proses sosial
asosiatif bisa berupa:
a.
Kerjasama
Kerjasama merupakan aktivitas sosial yang melibatkan dua
orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.Interaksi yang berbentuk kerja
sama dapat dibagi dalam empat bentuk yaitu:
· Bargaining yaitu pelaksanaan
perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua
orang/organisasi atau lebih.
· Cooptation yaitu susatu proses penerimaan unsur-unsur baru
dalam kepemimpinan tau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi,sebagai salah
satu cara menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan.
· Coalition yaitu kombinasi antara dua
organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan sama.
· Joint venture yaitu bentuk kerja sama dalam penguasaan
proyek-proyek tertentu dengan perjanjian pembagian keuntungan menurut porsi
kesepakatan masing-masing.
b. Akomodasi
Akomodasi
merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara individu dan
kelompok-kelompok manusia untuk meredakan pertentangan atau
pertikaian.Akomodasi sebagai sustu
proses,menurut Kimball Young memiliki beberapa bentuk,yaitu sebagai berikut:
· Koersi adalah akomodasi yang
dilakukan dengan paksaan.Biasanya bentuk akomodasi ini di lakukan oleh kelompok
yang lebih kuat atau berpengaruh terhadap kelompok yang lemah.
· Kompromi adalah akomodasi yang
dilakukan dengan cara mesaing-masing kelompok atau pihak yang berselisih
bersedia mengurangi tuntutannya sehingga terjadi kesepakatan penyelesaian
konflik.
· Arbitrase adalah akomodasi atau
penyelesaian konflik dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang di pilih
oleh kedua belah pihak dan kepututusan yang di ambil pihak ketiga bersifat
mengikat.
· Mediasi yaitu akomodasi dengan jalan
meminta bantuan pihak ketiga yang di pilih oleh kedua belah pihak dan
kepututusan yang di ambil pihak ketiga bersifat hanya sebagai nasehat.
· Konsiliasi yaitu proses dengan jalan
mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang berselisih untuk di capai
persetujuan atau kesepakatan bersama.
· Toleransi adalah suatu akomodasi
tanpa ada persetujuan secara formal antara pihak-pihak yang bertikai,namun
sudah ada kesadaran dari tiap pihak.
· Stalematte merupakan suatu akomodasi
di mana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang,berhenti
pada suatu titik tertuntu dalam melakukan pertentangan.
· Ajudikasi yaitu suatu proses
akomodasi yang di lakukan di pengadilan.
· Segresi yaitu upaya untuk saling
memisahkan diri dan saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertentangan
dalam rangka mengurangi ketegangan.
· Konversi adalah penyelesaian konflik
apabila salah satu pihak bersedia
mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
c.
Asimilasi
Asimilasi
dapat di definisikan sebagai suatu proses sosial yang di tandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara individu atau
kelompok manusia.
d. Akulturasi
Akulturasi
merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok masyarakat manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada budaya unsur-unsur kebudayaan
asing,sehingga lambat laun undur-unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah
ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari
kebudayaan itu sendiri.
2. Proses Sosial Disosiatif
Proses
sosial disosiatif adalah proses sosial yang mengarah ke bentuk-bentuk
pertentangan atau konflik.Proses sosial disosiatif ini dapat berupa:
a. Persaingan
Persaingan
dapat diartikan sebagai proses sosial yang di tandai adanya saling berlomba
atau bersaing antar kelompok atau antar individu untuk mengejar suatu nilai
tertentu agar lebih maju,lebih baik,dan lebih besar atau kuat.
b. Kontroversi
Kontroversi
adalah proses sosial yang di tandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian
mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang
disembunyikan.
c. Pertentangan
Pertentangan
adalah suatu proses sosial yang di lakukan individu atau kelompok orang yang
berusaha mencapai tujuannya,biasanya dengan cara menantang pihak lawan dengan
disertai kekerasan atau ancaman.
E. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi
Sosial
· Kontak
Kata
kontak berasal dari kata con atau cum yang berarti bersama-sama dan kata tango
yang artinya menyentuh. Jadi, secara harfiah kontak berarti saling menyentuh.
Dalam sosiologi, kontak tidak hanya berarti saling menyentuh secara fisik saja.
Kontak bisa saja terjadi tanpa saling menyentuh. Kontak dapat terjadi baik
melalui sentuhan fisik maupun tidak. Tetapi yang terpenting adalah kedua pihak
sadar akan kesadarannya sehingga saling memberikan tindakan atau tanggapan.
Artinya kontak memeerlukan kerja sama kedua belah pihak.
Dilihat
dari wujudnya kontak sosial dibedakan menjadi berikut:
1.
Kontak
antar-individu
2.
Kontak
antar-kelompok
3.
Kontak
individu-kelompok
Dilihat
dari langsung tidaknya kontak itu terjadi, kontak sosial dibedakan mejadi
berikut:
1. Kontak primer, yaitu hubungan timbal
balik yang terjadi secara langsung
2. Kontak sekunder, yaitu kontak sosial
yang memerlukan pihak ketiga sebagai media untuk melakukan hubungan timbal
balik, dalam kata lain kontak ini disebut kontak tidak langsung.
· Komunikasi
secara
harfiah, komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang berarti memberi
atau menanamkan. Kata communicare sendiri berakar dari kata communis yang
artinya umum. Secara sederhana bisa diartikan sebagai tindakan atau perbuatan
mengirimkan sesuatu. Salah satunya adalah informasi atau pesan baik lisan
maupun tulisan. Jadi, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi
saling mempengaruhi diantara keduanya. Komunikasi dapat dilakukan secara verbal
(lisan) atau non verbal.
Agar
komunikasi dapat berlangsung dengan baik, sedikitnya diperlukan
komponen-komponen sebagai berikut:
1. Komunikator atau pengirim (sender)
adalah pihak yang mengirimkan pesan
2. Komunikan atau penerima (receiver)
adalah pihak yang menerima pesan
3. Pesan (message) adalah isi atau
maksud yang akan disampaikan
4. Umpan balik (feedback) adalah
tanggapan dari penerima pesan yang disampaikannya
F.
Jenis-jenis
Interaksi Sosial
Kontak dapat terjadi secra langsung
maupun tidak langsung Misalnya, berbicara, berjabat tangan, berkelahi, ataupun
melalui kontak tidak langsung Misalnya melalui komunikasi jarak jauh (telepon),
surat elektronik, melalui SMS.
Interaksi sosial bisa juga terjadi
meskipun anatar dua manusia yang bertemu tidak saling menegur atau berbicara,
Misalnya, seseorang melhat orang lain melintas di dekatnya, kemudian mencium
bau parfumnya harum, hal ini akan menimbulkan kesan di dalam pikiran orang
kemudin menentukan tindakan apa yang akan dilakukan oleh orang yang melihat dan
mencium bau perfum tersebut. Syarat terjadinya interaksi atau proses sosial
yaitu adanya kontak dan komunikasi. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa
jens-jenis interaksi sosial ada tiga macam yaitu : interaksi sosial antar
individu, interaksi sosial anatar individu dengan kelompok dan interaksi sosial
antara kelompok dengan kelompok.
a.
Interaksi
anatara
individu
Interaksi anataraindividu yaitu
interaksi sosial yang terjadi antara orang per orang atau individu dengan
individu lainnya. Misalnya: seorang aak memanggil ibunya, seorang suami
berbicara kepada istrinya, seoranng guru sedang berjabat tangan dengan seorang
guru lainnya, seorang sedang berbicara melalui telepon. Didalam interaksi
antaraindividu kita saling mempengaruhi. Individu yang dipengaruhi akan
memebrikan respon tanggapan atau reaksi dalam berbagai bentuk. Misalnya kedipan
mata, ucapan salam. Interaksi dapat juga terjadi dalam bentuk negatif, misalnya
marah, cemberut, muram, diam, bertengkar, dan perilaku aneh lainnya.
b.
Interaksi
antara individu dengan kelompok
Interaksi sosial anatar individu dengan
kelompok adalah interaksi sosial yang terjadi antara individu dengan
kelompoknya. Misalnya, seorang ketua RT sedang berbicara di hadapan warga
memberikan penjelasan rencana progam kerja, kerja bakti, atau kegiatan-kegiatan
lain, seorang kepala sekolah sedang memimpin rapat dan memberikan, petunjuk
kepada para guru tentang rencana kerja sekolah, seorang ketua OSIS sedang
menjelaskan progam kegiatan kepada pengurus OSIS lainnya.
c.
Interaksi antar kelompok
Interaksi sosial antarkelompok adalah
interaksi sosial yang terjadi antara kelompok yang satu dengan yang lain.
Misalnya warga RT 2 bekerja sama dengan warga dengan warga Rt 3 membangun
jembatan. Diskusi antara kelompok tani an para mahasiswa yang sedang kuliah
kerja nyata, pertandingan sepak bola SMK Negeri 1 Karanganyar dengan SMK Negeri
2 Surakarta. Bakti sosial antara organisasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
dengan organisasi pemuda.
Interaksi sosial terjadi apabila adanya
kontak dan komunikasi dalam bentuk aktivitas sosial. Ciri-ciri dari interaksi
sosial tersebu yaitu, pelakunya lebih dari satu orang, adanya kontak
komunikasi, adanya dimensi waktu, dan adanya tujuan.
G. Akibat Tidak Adanya Interaksi Sosial
· Kehidupan yang Terasing
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi
terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing
(isolation). Kehidupan terasing yang
sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial
dengan pihak-pihak lain. Sudah tentu seseorang yang hidup terasing sama sekali
dapat melakukan tindakan-tindakan, misalnya terhadap alam sekitarnya, tetapi
hal itu tak akan mendapatkan tanggapan apa-apa. Kehidupan yang terasing dapat
terjadi oleh beberapa sebab, yang secara garis besarnya akan dieritakan di
bawah ini.
Kehidupan terasing dapat disebabkan
karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan
orang-orang lainnya. padahal, seperti diketahui, perkembangan jiwa seseorang
banyak ditentukan oleh pergaulannya dengan orang-orang lain. Banyak contoh,
dimana anak-anak yang sejak kecil diasingkan dari pergaulan dengan orang-orang
lain mempunyai kelakuan yang mirip dengan hewan. Mereka tak dapat berbicara dan
tak dapat berperilaku sebagai manusia biasa. Secara fisik saja mereka tampaknya
sebagai manusia, tetapi perkembangan jiwanya jauh terbelakang. Dalam salah
sebuah karangannya, Kingsley Davis pernah menelaah perihal seorang anak usia
lima tahun (namanya Anna) yang selama hampr seluruh usianya disekap dalam
sebuah kamar kecil di atas loteng di sebuah rumah petani di Pennsylvania. Anak yang
bernama Anna tersebut menunjukkan sifat-sifat yang berlaian sama sekali dengan
anak lain yang seusia; dia tak dapat jalan, tak dapat mendengar dengan
sempurna, tak dapat makan seperti manusia dan seterusnya.
Terasingnya seseorang dapat pula
disebabkan oleh karena cacat pada salah satu indranya. Seseorang yang sejak
kecil buta dan tuli, misalnya, mengasingkan dirinya dari pengaruh-pengaruh
kehidupan yang tersalur melalui kedua indra tersebut. Dari beberapa hasil
penyelidikan ternyata bahwa kepribadian orang-orang demikian mengalami banyak
penderitaan sebagai akibat kehidupan terasing karena cacat indra itu.
Orang-orang cacat tersebut akan mengalami perasaan rendah diri, karena
kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan kepribadiannya seolah-olah
terhalang dan bahkan seringkali tertutup sama sekali.
Terasingnya seseorang mungkin juga
disebabkan karena pengaruh perbedaan ras atau kebudayaan yang kemudian
menimbulkan prasangka-prasangka. Misalnya, seorang Amerika yang untuk pertama
kalinya pergi ke Jakarta, dan dengan segera dapat dikenal sebagai orang asing.
Seringkali terjadi bahwa hal itu disebabkan karena prasangka-prasangka terhadap
suatu ras tertentu, misalnya, sebagaimana halnya orang-orang Negro di beberapa
negara bagian Amerika Serikat. Lain contoh adalah, misalnya, ditempat-tempat di
mana penduduknya memeluk suatu agama tertentu dengan kuatnya. Orang yang
berlainan agama akan merasa dirinya tersingkir dari peraulan atau dengan
sengaja disingkirkan.
Pada masyarakat yang berkasta, di mana
gerak sosial vertikal hampir-hampir tak terjadi, terasingnya seseorang dari
kasta tertentu (biasanya warga kasta rendahan), apabila berada di kalanga kasta
lainnya (kasta yang tertinggi), dapat pula terjadi. Keadaan demikian juga
merupakan suatu penghalang terhadap terjadinya suatu interaksi sosial.
Pada beberapa suku bangsa di Indonesia
yang tertutup atau terasing dan kurang mengadakan hubungan dengan dunia luar
agak sulit juga untuk mengadakan suatu interaksi sosial. Hal ini antara lain
disebabkan karena adanya suatu prasangka buruk terhadap warga –warga suku
bangsa lain, dan juga terhadap pengaruh-pengaruh yang masuk dari luar, yang
dikhawatirkan akan dapat merusak norma-norma yang tradisional. Atas dasar
prsangka demikian, sulit untuk mengadakan interaksi sosial karena komunikasi
tak dapat berlangsung dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara dua
atau lebih individu.
· Ciri-ciri interaksi sosial antara lain Adanya dua orang pelaku atau lebih, adanya
timbal balik antar pelaku, proses diawali dengan adanya kontak sosial, baik
secara langsung maupun secara tidak langsung, adanya dimensi waktu, adanya
tujuan dari masing-masing pelaku.
· Faktor interaksi sosial antara lain
sugesti, identifikasi, indenifikasi, motivasi, simpati dan empati
· Bentuk interaksi sosial antara lain
proses sosial asosiatif (kerjasama, akomodasi, asimilasi, akulturasi) dan
proses sosial disosiatif (persaingan, kontroversi, pertentangan)
· Syarat interaksi sosial yaitu kontak
dan komunikasi.
· Jenis-jenis interaksi sosial ada tiga macam
yaitu : interaksi sosial antar individu, interaksi sosial anatar individu
dengan kelompok dan interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok.
· Akibat dari tidak adanya interaksi
sosial yaitu kehidupan yang terasing.
B. Saran
Manusia
sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan maka
hendaknya saling berinteraksi antar individu, interaksi sosial antar
individu dengan kelompok dan interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Sumali, Agus, dan Sarilan M. Ali. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surakarta:
Yudhistira.
Soekanto,
Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Sadali,
dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial
Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Mu’in,
Idianto. 2004. Sosiologi Untuk SMA kelas
X. Jakarta: Erlangga.
Soetarno,
R. 1989. Psikologi Sosial.
Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar