BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Ekonomi sering dikaitkan dengan uang.
Kalau belajar ilmu ekonomi harus bisa mengatur dan memiliki uang. Padahal
seorang sarjana ekonomi tidak harus kaya dan belum tentu dapat hidup hemat.
Uang memang dipelajari dalam ilmu ekonomi. Tetapi bukan satu – satu nya materi
studi. Bahkan uang hanya sebagian kecil materi studi ilmu Ekonomi.
Latar Belakang Ekonomi dalam kajian
keilmuan dapat dikelompokkan kedalam ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ekonomi
mikro mempelajari bagaimana perilaku tiap-tiap individu dalam setiap unit
ekonomi yang dapat berperan sebagai konsumen, pekerja, investor, pemilik tanah
ataupun perilaku dari sebuah industri. Pasar adalah tempat/keadaan yang
mempertemukan antara pembeli dan penjual/permintaan dan penawaran untuk setiap
jenis barang atau sumber daya. Dalam makalah ini penulis menulis tentang pasar
dan konsep dasar stuktur pasar dalam ekonomi mikro dimana materi ini sangat berpengaruh
dalam suatu perekonomian.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk lebih sistematis dan agar pembahasan
tidak keluar dari materi, maka kami merumuskan masalah masalah pokok yang akan
dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1).
Apa Pengertian Ilmu Ekonomi dan Masalah – masalah Ekonomi ?
2). Apa yang dimaksud Barang, Jasa, Barang Ekonomi dan Barang Bebas ?
3). Apa yang dimaksud Barang Akhir, Barang Modal dan Barang Antara ?
4). Mengapa kita harus Belajar Ekonomi dan Bagaimana Metodologi Ilmu Ekonomi ?
5). Apa saja Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi ?
6). Bagaimana Perkembangan Teori Ekonomi Mikro - Makro ?
7). Apa yang dimaksud Permintaan dan Penawaran ?
8). Apa pengertian dari Harga Keseimbangan dan Perubahan Keseimbangan Pasar ?
9). Apa pengertian dari Surplus Ekonomi, Kegagalan Pasar dan Intervensi Pemerintah
2). Apa yang dimaksud Barang, Jasa, Barang Ekonomi dan Barang Bebas ?
3). Apa yang dimaksud Barang Akhir, Barang Modal dan Barang Antara ?
4). Mengapa kita harus Belajar Ekonomi dan Bagaimana Metodologi Ilmu Ekonomi ?
5). Apa saja Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi ?
6). Bagaimana Perkembangan Teori Ekonomi Mikro - Makro ?
7). Apa yang dimaksud Permintaan dan Penawaran ?
8). Apa pengertian dari Harga Keseimbangan dan Perubahan Keseimbangan Pasar ?
9). Apa pengertian dari Surplus Ekonomi, Kegagalan Pasar dan Intervensi Pemerintah
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu Ekonomi dan Masalah
– Masalah Ekonomi
A. Pengertian Ilmu
Ekonomi
Pengertian Ilmu ekonomi dapat dirumuskan
dengan berbagai kalimat. Berikut ini batasan Ilmu ekonomi:
Ø Ilmu
ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari daya upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya.
Ø Ilmu
Ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari persoalan memilih kemungkinan penggunaan
sumber daya yang terbatas agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang
tidak terbatas.
Ø Ilmu
Ekonomi merupakan studi tentang bagaimana seseorang atau masyarakat memilih
cara pemanfaatan langkanya sumber daya yang disediakan oleh alam dan oleh
warisan generasi sebelumnya.
Dari
berbagai batasan tentang Ilmu Ekonomi di atas walaupun bunyi kalimatnya
berbeda, tetapi inti pengertiannya sama.
Ilmu
ekonomi dapat terdiri dari :
1. Ekonomi
diskriptif adalah Ilmu yang memaparkan secara apa adanya tentang kehidupan
ekonomi suatu daerah / Negara misalnya : Kajian ekonomi tentang kehidupan
nelayan di pantai, Ekonomi Jepang pasca perang Dunia II, Tulisan tentang
ekonomi Indonesia pasca Pelita. dll.
2. Ekonomi
terapan yakni Ilmu yang membahas penerapan teori ekonomi suatu rumah tangga
ekonomi, misalnya : Ekonomi Perusahaan, Ekonomi Moneter. Manajemen, Ekonomi
Internasional, Ekonomi Pembangunan, Akuntansi, Ekonomi Koperasi, Ekonomi
pertanian dll.
3. Ekonomi
Teori yakni Ilmu yang membahas gejala yang timbul sebagai akibat perbuatan
manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ekonomi Teori
terdiri dari :
1) Makro
Ekonomi mempelajari persoalan ekonomi secara keseluruhan, misalnya :
pembentukan produksi nasional, distribusi Pendapatan nasional, terjadinya
pengangguran dan inflasi serta dampaknya dll.
2) Mikro
Ekonomi mempelajari bagian dari teori ekonomi secara lebih mendalam, dimulai
Dari kehidupan rumah tangga perseorangan, rumah tangga produksi, pemilik modal
dan faktor produksi sama dengan pembentukan harga pasar.
B. Masalah – masalah
Ekonomi
Meskipun di Dunia ini terdapat beraneka
ragam sistem ekonomi yang dianut oleh masing-masing negara,pada hakekatnya
persoalan yang dihadapi oleh setiap sistem ekonomi tersebut adalah sama.Dalam
rangka mencapai kemakmuran ekonomi bagi rakyatnya,setiap sistem ekonomi yang
dianut oleh setiap negara akan menghadapi persoalan ekonomi yang sama.
1.1nfo
Ahli Ekonomi
Paul
A.Samuelson , seorang ahli ekonomi dari Amerika Serikat yang pernah menerima
hadiah nobel,menyatakan bahwa pada dasarnya ada tiga persoalan pokok yang
dihadapi oleh setiap sistem ekonomi.Tiga persoalan tersebut diringkas kedalam tiga kata tanya dalam
bahasa Inggris:What (apa), How (Bagaimana), dan For Whom (Untuk siapa) dan
berpendapat bahwasanya pokok masalah ekonomi juga ada tiga yang dapat disajikan
sebagai berikut:
Pokok
masalah ekonomi ada tiga, yaitu: produksi, konsumsi dan distribusi.
1. Produksi,
menyangkut masalah usaha atau kegiatan mencipta atau menambah kegunaan suatu
benda.
2. Konsumsi,
menyangkut kegiatan menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda.
3.
Distribusi, menyangkut
kegiatan menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen.
Pokok
masalah tadi selanjutnya diperluas oleh aliran ekonomi modern, yaitu apa dan
berapa, bagaimana, dan untuk siapa barang diproduksi.
Ø Apa
dan Berapa ( What ).
Masalah ini menyangkut persoalan jenis dan
jumlah barang/jasa yang perlu diproduksi agar sesuai kebutuhan masyarakat:
apakah bahan makanan yang dipilih? - apakah pakaian, tempat tinggal atau jasa
lain? - serta berapa banyak barang tersebut diproduksi?
Ø Bagaimana
( How )
Setelah jenis dan jumlah produksi dipilih,
persoalan yang harus dipecahkan adalah: bagaimana barang tersebut diproduksi? -
siapa yang memproduksi? - sumber daya apa yang digunakan? - teknologi apa yang
digunakan?
Ø Untuk
siapa. ( For Whom )
Setelah pemecahan persoalan bagaimana
memproduksi lebih lanjut adalah untuk siapa ( for whom) barang yang akan diproduksi? siapa yang harus menikmati?
Menghadapi masalah pokok ekonomi tersebut, bagaimana kita memecahkan pokok
persoalan itu? Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi kondisi dan ideologi negara yang
bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut adalah sistem ekonomi
tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi
campuran.
2.2 Barang, Jasa, Barang Ekonomi dan
Barang Bebas
A. Barang
Barang adalah benda – benda yang berwujud, yang
digunakan masayarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda
lain yang akan memenuhi kebutuhan masayarakat.
B. Jasa
Jasa tidak dapat digolongkan sebagai
suatu barang, karena tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh jasa ialah jasa perbankan, jasa bengkel,
jasa dokter, dan pengajaran yang diberikan oleh guru.
C. Barang
Ekonomi dan Barang Bebas
Barang
ekonomi (economic good) adalah barang
yang mempunyai kegunaan dan langka, yaitu jumlah yang tersedia lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dan oleh karena
itu, barang ekonomi mempunyai harga. Dalam termonologi ekonomi, kita
menggunakan istilah langka, bukan sedikit, sebab perkataan sedikit itu
relative.
Dengan demikian, barang ekonomi adalah
barang yang terbatas jumlahnya (langka) dan memerlukan pengorbanan untuk
memperolehnya.
Barang bebas (free good), yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan.
Oleh karena itu barang bebas tidak memiliki “harga”. Udara, sinar matahari, air
didaerah pedesaan dan air laut didaerah pantai adalah beberapa contoh barang
bebas.
Dengan demikian, barang bebas adalah
barang yang tersedia dalam jumlah melimpah (tidak langka) dan tidak memerlukan
pengorbanan untuk memperolehnya.
Namun dengan demikian, barang bebas dapat
menjadi barang ekonomi karena perbedaan tempat dan waktu. Dipedesaan, air
bersih merupakan barang bebas, tetapi di kota menjadi barang ekonomi. Begitu
pula sinar matahari menjadi barang ekonomi dalam musim dingin, sehingga banyak
wisatawan yang bersedia membayar untuk datang kedaerah tropis
2.3 Barang Akhir, Barang
Modal dan Barang Antara
Ø Barang
akhir (final good) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi
dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Barang
akhir dapat dibedakan kedalam dua golongan, yaitu :
1)
Barang tahan lama
(durable good), misalnya mobil, televise, lemari es, perabotan rumah tangga.
2)
Barang tidak tahan lama
(non-durable good), misalnya makanan segar, buah-buahan, sayur-sayuran.
Ø Barang
modal (capital good). Sebagian barang dihasilkan bukan untuk memenuhi langsung
kebutuhan konsumen, melainkan digunakan untuk menghasilkan barang-barang lain.
Contohnya
adalah mesin-mesin traktor, bangunan pabrik.
Ø Barang
antara (intermediate good). Barang-barang yang belum menjadi barang akhir dan
masih akan diperoses lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen dinamakan
barang antara.
Contohnya
adalah besi baja, tekstil.
2.4 Mengapa Belajar Ilmu
Ekonomi dan Metodologi Ilmu Ekonomi
A.
Mengapa
Belajar Ilmu Ekonomi?
1. Memperbaiki
cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan
Harta yang sangat berharga dalam diri
manusia adalah pikiran. Dengan pikiran kita mampu menganalisis, menilai
benar-salah, baik-buruk, dan menentukan pilihan. Metode-metode, teknik berpikir
dalam ilmu ekonomi akan meningkatkan kemampuan berpikir dan mengambil
keputusan.
2. Membantu
memahami masyarakat
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat
hidup tanpa orang lain. Menurut ilmu ekonomi, intraksi sosial terjadi lewat
pertukaran (pasar). Sejarah ekonomi mengajarkan bahwa melalui pertukaran itu
manusia berupaya mengatasi kelangkaan, selanjutnya mengembangkan teknologi dan
sistem kemasyarakatan.
3. Membantu
memahami masalah-masalah internasional (global)
Kelangkaan yang dihadapi terjadi pada
setiap tingkatan hidup, mulai dari individu, keluarga, masyarakat desa, kota,
negara, dan internasional. Di tingkat internasional, interaksi antarindividu
secara langsung demi kepentingan pribadi, jarang terjadi. Individu-individu
yang berinteraksi lebih mewakili kepentingan-kepentingan kelompok
(negara/perusahaan). Dengan belajar ilmu ekonomi, kita dapat mengrti lebih
pasti dan dalam.
4. Bermanfaat
dalam membangun masyarakat demokrasi
Cita-cita terbentuknya masyarakat
demokrasi bukan monopoli kaum politisi saja. Ekonom pun mempunyai cita-cita
yang sama, seperti yang disampaikan oleh Kenneth Arrow. Ekonom memandang
demokratisasi sangat penting dalam rangka memperbaiki proses alokasi sumber
daya, karena lebih mencerminkan aspirasi masyatakat kebanyakan. Tidak
mengherankan bila di masyarakat maju, para calon pemimpin yang akan dipilih
harus mampu menjabarkan program-program ekonomi mereka.
B.
Metodologi
Ilmu Ekonomi
1.
Teori Ekonomi
Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap
kemampuan dalam menjelaskan & memprediksi atas gejala-2 yg diamati. Misal
mengapa bila harga suatu barang naik, permintaan terhadap barang tersebut
cenderung turun. Apakah selalu demikian? penjelasan & prediksi ini berdasarkan
teori – teori tertentu. Teori adalah pernyataan atau sekumpulan pernyataan
tentang sebab – akibat, aksi – reaksi. Daya guna & validitas sebuah teori
diukur dari kemampuan &
keakuratannya menjelaskan & memprediksi gejala – gejala yg diamati.
2.
Model Ekonomi
Berdasarkan teori ekonomi disusun model
ekonomi yang merupakan pernyataan formal sebuah teori. Model ekonomi dapat
dipresentasikan secara verbal, diagramatis, dan mathematis. Model yang baik tidak
harus sulit, yang hanya dimengerti oleh para Doktor / Guru besar ekonomi.
Variabel adalah ukuran yang nilainya dapat
berubah dari waktu ke waktu dan dari observasi ke observasi. Dalam memilih
variabel – variabel untuk model, kita harus memperhatikan prinsip Ockam Razor,
yaitu detail – detail yg tidak relevan sebaiknya dikeluarkan dari model. Contoh
model ekonomi yang baik adalah Model Siklus Lingkaran Kegiatan Ekonomi atau Circular
Flow of Economic Activity.
Metode
Deduktif dan Induktif
Metode deduktif adalah metode pengambilan
kesimpulan untuk hal – hal khusus berdasarkan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh : Secara umum disimpulkan bila harga suatu barang meningkat, permintaan
barang tersebut akan menurun. Jadi, bila harga cabe meningkat, meningkat, maka
permintaan terhadap cabe menurun. Pada awalnya metodologi ilmu ekonomi adalah
deduktif. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya metode ini tidak mampu lagi
menjelaskan fenomena – fenomena ekonomi. Misalnya, berdasarkan teorinya Adam
Smith (klasik), perekonomian tidak
akan pernah mengalami masalah besar & berlarut-larut, krn ampuhnya
mekanisme pasar. Tapi Depresi Besar (Great
Depression) yang melanda perekonomian dunia selama 1929-1933 mengubah
kepercayaan itu. Metode deduktif patut dipertanyakan kembali.
Sejak saat itu, metode induktif (mengambil
kesimpulan utk hal - hal umum dari hal khusus), berkembang. Salah seorang
ekonom yg dianggap merintis penggunaan metode induktif adalah John Maynard
Keynes, ekonom Inggris yg menjadi bapak ilmu ekonomi makro. Dampak positif dari
metode induktif adalah meningkatnya kegiatan penelitian ekonomi yg telah
menghasilkan pemahaman - pemahaman baru dalam ilmu ekonomi, baik mikroekonomi
maupun makroekonomi.
3.
Ceteris Paribus dan
Fallacy of Composition
Model ekonomi merupakan penyederhanaan
realitas ekonomi, karena itu memiliki keterbatasan. Keterbataan itu tercermin
dlm istilah ceteris paribus yg bermakna faktor – faktor lain dianggap tetap.
Maksudnya, dalam analisis ekonomi (hubungan dua variabel), harus disadari bahwa
kesimpulan yang ditarik berdasarkan asumsi variabel – variabel lain dianggap
tidak berubah.
4.
Ekonomi Positif dan
Ekonomi Normatif
Dalam menjalankan tugas keilmuannya,
ekonom sering membandingkan dunia nyata dengan dunia ideal. Ketika mengamati
kondisi nyata, pendekatan yang dilakukan adalah ekonomi positif (positive economics).
Pernyataan positif menerangkan tentang hal
– hal yang akan terjadi dalam ekonomi. Oleh karena itu kebenaran pernyataan tersebut
dapat dilihat dengan membandingkan isi pernyataan itu dengan peristiwa yang
sebenarnya terjadi. Pernyataan “Apabila
produksi semen turun maka harganya akan naik” adalah contoh pernyataan
positif.
Ekonom melihat apa yang terjadi dengan
setiap kebijakan ekonomi yang dijalankan. Misalnya, ketika pemerintah
memutuskan untuk melindungi industri mobil dalam negeri dengan penetapan tarif
yang sangat tinggi, pemberian hak monopoli, dan pembebasan pajak, para ekonom dapat
melihat dampak positif dan negatifnya terhadap konsumen dalam negeri,
penerimaan pemerintah dan efisiensi industri mobil. Dalam membuat analisis tersebut
ekonom tidak boleh mengambil sikap memihak.
Bila ekonom mulai bertanya, bagaimana yang
terbaik atau bagaimana yang seharusnya, maka yang digunakan adalah ekonomi
normatif (normative economics). Dgn
demikian pernyataan normatif adalah suatu pandangan subjective atau suatu value
judgement. Pernyataan itu bukan mengemukakan pendapat mengenai keadaan yang
akan terjadi, tapi mengenai apa yang sebaiknya harus terjadi.
Pernyataan “Usaha menaikkan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dgn berusaha
agar tambahan pendapatan dinikmati secara merata oleh seluruh golongan penduduk
“ adalah contoh pernyataan normatif.
2.5 Ruang Lingkup Ekonomi
Dimana ada masalah kelangkaan, disitu ilmu
ekonomi dapat diterapkan. tidak berarti para ekonom terlibat di ssegala bidang.
Sebab masalah yang paling menjadi perhatian ekonom adalah apakah memang sdh
terjadi alokasi sumber daya yang efisien? Apa indikator – indikator nya? Para
ekonom melihat masalah di atas, baik secara individu maupun agregat.
Proses alokasi sumber daya secara efisien
di tingkat individu, perusahaan dan industri ( kumpulan perusahaan yg
menghasilkan barang sejenis ) dibahas dalam Teori Ekonomi Mikro. Efisiensi
ditingkat mikro belum tentu baik untuk keseluruhan. Misalnya, agar harga –
harga produk industri murah, sebaiknya
teknologi yang digunakan padat modal. Tapi pilihan ini akan menghilangkan
kesempatan kerja sehingga menimbulkan pengangguran. Jika tidak ada yg bekerja,
pasar lokal tidak ada, karena tidak ada daya beli. Ternyata pilihan teknologi padat modal merugikan
industri-pemilik modal. Terlihat bahwa pilihan teknologi padat modal,
memungkinkan efisiensi tingkat industri tapi tidak secara keseluruhan. Banyak
sumber daya manusia yg tidak teralokasi. Masalah - masalah ini dibahas dlm
Teori Ekonomi Makro.
Indikator efisiensi makro lebih komplex di
banding mikro. Ada empat ukuran efisiensi yg biasa digunakan dlm buku text
ekonomi makro : Output (GNP) dan
Pertumbuhan (Growth), Kesempatan
Kerja (employment), Stabilitas Harga (Price Stsbility), dan Stabilitas Kurs (Exchange Rate Stability).
1.
Teori Ekonomi Mikro
Teori
ekonomi mikro sesuai dengan namanya dapat diartikan sebagai “ilmu ekonomi kecil”. Sesuai dengan
corak & ruang lingkup analisis nya, teori ekonomi mikro diartikan sebagai “Bagian dari ilmu ekonomi yg menganalisis
bagian - bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.”
Ada
beberapa aspek yg dianalisis teori ekonomi mikro, tiga aspek penting
diantaranya adalah sebagai berikut :
1)
Interaksi di Pasar Uang
Dari pandangan ekonomi mikro, suatu
perekonomian merupakan gabungan dari berbagai jenis pasar barang. Pasar dalam
pengertian ekonomi tidak berwujud secara fisik; Pasar merupakan pertemuan
antara permintaan (demand) dan
penawaran (supply), atau
mempertemukan penjual dan pembeli suatu barang. Melalui interaksi diantara
penjual & pembeli, pasar akan menentukan tingkat harga dan jumlah barang yg
diperjual – belikan . Contoh: pasar beras, pasar pakaian, pasar komputer, pasar
mobil, dll.
Teori ekonomi mikro tidak menerangkan
operasi keseluruhan pasar-pasar tsb. Untuk menunjukkan bagaimana suatu pasar
berfungsi & beroperas. Teori ekonomi mikro hanya menjelaskan tentang
interaksi diantara penjual dan pembeli di suatu pasar barang.
2)
Tingkah Laku Pembeli
& Penjual
Dalam
analsis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak dari dua asumsi :
Pertama
: Para pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi secara rasional.
Kedua : Para pembeli berusaha memaximumkan kepuasan
yg mungkin dinikmatinya, sedangkan para penjual berusaha memaximumkan
keungtungan yg akan diperolehnya dari kendala-2 yg dimilikinya.
Berdasarkan
asumsi – asumsi tersebut, teori ekonomi
mikro menunjukan :
1. Bagaimana
seorang pembeli menggunakan sejumlah pendapatan utk membeli berbagai jenis
barang yg dibutuhkannya, &
2. Bagaimana
seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi yg akan dilakukannya.
3) Interaksi
di Pasar Faktor Produksi
Individu – individu dalam perekonomian adalah pemilik faktor –
faktor produksi. Mereka menawarkan faktor – faktor produksi tersebut untuk
memperoleh pendapatan. Pendapatan tersebut selanjutnya digunakan untuk membeli
barang & jasa yg mereka butuhkan. Sebaliknya penjual – penjual membutuhkan
faktor – faktor produksi untuk memproduksi barang & jasa. Oleh karena itu
mereka akan menjadi pembeli faktor – faktor produksi.
Macam
– macam faktor produksi & harganya (balas jasa) adalah :
Ø Tenaga
kerja (labor), menerima upah atau
gaji (wages/ salary)
Ø Modal
(capital) , menerima bunga (interest) deviden,.
Ø Tanah
(land), menerima sewa (rent), dan
Ø Kewirausahaan
(entrepreneurship) menerima laba (profit)
2.
Teori Ekonomi Makro
Sesuai dengan namanya “makro” yg berarti
besar, maka teori ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian,
bersifat global & tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
unit – unit kecil dalam perekonomian. Dalam menganalisis kegiatan pembeli ( bukan
menganai tingkah laku pembeli ), melainkan keseluruhanan pembeli yang ada di
pasar dan juga tidak memperhatikan permintaan
& penawaran terhadap suatu barang ( seperti permintaan mobil, atau
penawaran kopi), melainkan permintaan
& penawaran barang – barang secara keseluruhan (Agregat).
Ada
beberapa aspek yang dianalisis teori ekonomi makro, antara lain adalah sebagai berikut
:
1. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian
Negara
Dalam hal ini teori perekonomian makro
menganalisis mengenai sejauh mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang
& jasa. Tingkat kegiatan perekonomian ini ditentukan oleh pengeluaran
agregat dalam perekonomian, yang meliputi :
1)
Pengeluaran rumah tangga atau konsumsi rumah tangga,
2)
Pengeluaran pemerintah,
3)
Pengeluaran perusahaan atau inventasi,
serta
4)
Export & import.
Analisis
dalam teori ekonomi makro juga memperhatikan perubahan harga – harga &
pengaruh perubahan jumlah uang beredar terhadap pengeluaran agregat.
2.
Pengeluaran Agregat
Masalah akan muncul bila pengeluaran
agregat tidak mencapai tingkat yang ideal. Idealnya, pengeluaran agregat,
mencapai tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh (full employment) tanpa menimbulkan
inflasi, meskipun dalam praktiknya tujuan ini sulit dicapai.
3. Mengatasi Pengangguran dan Inflasi
Perekonomian tidak bisa secara otomatis
mengatasi masalah pengangguran dan inflasi. Tindakan pemerintah diperlukan untuk
mengatasi kedua masalah itu, yaitu melalui serangkaian kebijakan, berupa
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan maneter adalah langkah –
langkah pemerintah dalam mempengaruhi jumlah uang beredar (money supply) dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan
tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang di hadapi. Kebijakan fiskal
adalah langkah – langkah pemerintah mengubah struktur & jumlah pajak serta
pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian.
2.6 Perkembangan
Teori Ekonomi Mikro – Makro
A. Teori Ekonomi
Mikro Sebagai Teori Ekonomi Klasik
Titik awal perkembangan ilmu ekonomi
modern dianggap dimulai pada saat Adam Smith (1723-1790) dengan buku nya yang
berjudul An Inquiri into the Nature and
Causes of the Wealth of Nations, yang kemudian dikenal sebagai Wealth of Nations (1776). Sebab di dalam
buku tersebut lah dengan melepaskannya
dari belenggu teori moral & teologis.
Gejala - gejala ekonomi seperti kenaikan
harga barang dan pengangguran menunjukan adanya gangguan keseimbangan sistem
ekonomi. Karenanya masalah ekonomi akan teratasi jika ekonomi dikembalikan kepada
kondisi keseimbangan. Lebih lanjut Adam Smith menyatakan bahwa seperti alam
semesta yang berjalan teratur, sistem ekonomi pun mampu memulihkan dirinya
sendiri (self adjustment), karena ada
kekuatan pengatur yang disebut sebagai tangan – tangan tak terlihat (invisible hands). Dalam bahasa
sederhana tangan gaib tersebut adalah mekanisme pasar, yaitu mekanisme alokasi
sumber daya ekonomi berlandaskan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran.
Adam Smith sangat percaya bahwa
mekanisme pasar akan menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien, jika
pemerintah tidak ikut campur dalam perekonomian.
Kepercayaan terhadap kemampuan mekanisme
pasar semakin menguat ketika seorang
ekonom Perancis, Jean Baptiste Say (1767-1832), mematangkan pemikiran Smith dengan
melontarkan pendapat yang sekarang dikenal sebagai hukum Say (Say’s law), “ ..supply create it’s own demand...” dalam bukunya “A Treatise on Political Economy”
(1803). Maksud dari pernyataan tersebut adalah barang & jasa yang
diproduksi pasti terserap oleh permintaan sampai tercapai keseimbangan pasar.
Kaum Klasik berpendapat bahwa dalam perekonomian tidak akan timbul masalah
kekurangan permintaan agregat, semua barang & jasa yang dihasilkan oleh
perekonomian pasti akan dibeli oleh masyarakat.
Substansi hukum Say adalah memperkuat
keyakinan bahwa pasar mampu menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien lewat
proses pertukaran (exchange economics).
Keyakinan terhadap keampuhan mekanisme pasar boleh dikatakan mencapai puncaknya
ketika Leon Walras (1834-1910) berhasil menyusun model ekonomi keseimbangan
pasar simultan, yg menjadi dasar analisis model keseimbangan umum (general equilibrium model) . Model
Walras adalah penerjemahan secara Mathematis terhadap keyakinan Adam Smith,
Say, dan ekonom - ekonom lain tentang keampuhan mekanisme pasar.
Bila kita menggabungkan pendapat –
pendapat para ekonom tersebut diatas, maka akan sampai pada kesimpulan bahwa
sumber daya yang efisien akan tercapai bila individu – individu dalam
perekonomian telah mencapai efisiensi. Indikator telah terjadinya efisiensi
adalah bila masing – masing individu telah berada dalam keseimbangan.
Sebaliknya, tidak ada keseimbangan yang tidak efisien. Sekali lagi kondisi tersebut hanya akan
tercapai lewat mekanisme pasar. Oleh seorang ekonom Inggris bernama John
Maynard Keynes (1883-1946), para ekonom yang percaya terhadap keampuhan
mekanisme pasar dikelompokkan sebagai ekonom Klasik (classical economists). Sedangkan teori ekonominya dikenal sebagai
Teori Ekonomi Klasik (Classical Economics
Theory)
Keyakinan akan keampuhan mekanisme pasar
dilatarbelakangi oleh asumsi – asumsi pada
model mekanisme pasar sebagai berikut :
Ø Struktur
pasar merupakan persaingan sempurna ; informasi sempurna dan simetris; input
& output adalah homogen; para pelaku ekonomi bersifat rasional &
bertujuan memaximumkan kegunaan atau keuntungan.
Ø Untuk
lebih memperdalam pengertian Teori Ekonomi Klasik (Teori Klasik) , ada dua (2)
asumsi penting yg harus ditambahkan.
Asumsi
pertama adalah proses penyesuaian
lewat mekanisme pasar dapat tercapai
seketika itu juga. Kita dapat mengabaikan kendala waktu dan tempat dalam
menganalisis proses pertukaran antarpara pelaku ekonomi. Artinya dalam proses
pertukaran, individu – individu yang terlibat tidak terbatasi waktu dan tempat (timeless and placeless).
Asumsi
kedua adalah fungsi uang semata-mata
sebagai alat transaksi (medium of
exchange). Tidak ada penggunaan uang untuk tujuan spekulasi. Karenanya uang
tidak dapat mempengaruhi jumlah output yang diproduksi para pelaku ekonomi.
Yang dapat dipengaruhi oleh uang hanyalah
tingkat harga. Jika jumlah uang beredar bertambah, harga barang & jasa naik. Begitu pula sebaliknya.
Asumsi ke dua tersebut diatas dikenal sebagai asumsi netralitas uang (money neutrality) yang mempunyai
konsekuensi harga bersifat fleksibel, dapat berubah seketika itu juga (price fleibility). Asumsi tersebut juga
dikenal sebagai pemisahan antara sektor moneter dengan sektor riil oleh teori
klasik (classicaldichotomy) . asumsi
– asumsi Klasik mempunyai kosekuensi bahwa
proses pertukaran adalah satu – satu nya cara untuk saling berinteraksi. Akibatnya
fokus pembahasan Klasik adalah analisis perilaku individu (produsen &
konsumen) dalam rangka mencapai keseimbangan. Itulah sebabnya Teori Klasik
identik dengan teori ekonomi mikro. Karena pemintaan relatif tidak terbatas
berdasarkan hukum Say, maka masalah sentral perekonomian adalah penawaran, baik
penawaran input maupun output. Karena dikenal sebagai ilmu ekonomi yang sangat
menekankan sisi penawaran (supply side
economics).
B. Revolusi Keynes:
Lahirnya Teori Ekonomi Makro
Sebelum terjadinya kelesuan perekonomian
dunia tahun (1929-1933) yang dikenal sebagai Depresi Besar (Great Depression), ilmu ekonomi tidak mengenal dikotomi
Mikro-Makro. Fokus pembahasan ilmu ekonomi pada masa sebelum Depresi Besar
adalah perilaku individu dlm rangka mencapai keseimbangan. Untuk analisis
keseimbangan umum (general equilibrium)
digunakan model Walras (Walrasian
economics). Dengan model – model tersebut,
para ekonom berkeyakinan bahwa masa depan perekonomian akan gemilang. Namun
tidaklah berarti dunia tidak akan pernah mengalami masalah ekonomi dalam masa
pertukaran. Misalnya sampai batas – batas tertentu akan terjadi kelebihan penawaran
tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran. Tentu saja mengangguran ini dapat
menimbulkan kelesuan ekonomi. Sayangnya Depresi Besar (Great Depression) membuyarkan keyakinan terhadap hipotesis Ekonomi
Klasik. Sebab Depresi Besar terjadi dalam kurun waktu yg lama (1929-1933) dan
menimbulkan masalah - masalah besar. Di Amerika selama periode Depresi Besar
tingkat pengangguran mencapai angka 25% angkatan kerja, output perekonomian
berkurang sekitar separuhnya, sementara tingkat investasi merosot tajam.
Untunglah dalam keadaan yang genting seperti
diatas, seorang ekonom Inggris, John Maynard Keynes, melontarkan pendapat untuk
memperbaiki keadaan melalui bukunya The
General Theory of Employment, interest and Money, yg terbit tahun 1936. Dalam
bukunya yang lebih dikenal sebagai The
General Theory, Keynes menyampaikan 2 (dua)
hal pokok. Yang pertama adalah kritik ilmiah terhadap kebenaran
hipotesis Klasik tentang keampuhan mekanisme pasar yang dipercayai sejak zaman
Adam Smith. Menurut Keynes, kelemahan Teori Klasik adalah lemahnya asumsi
tentang pasar yang dianggap terlalu idealis (
utopian) dan terlalu ditekankannya masalah ekonomi pada sisi penawaran.
Pokok pikiran Keynes yang kedua berupa usulan pemulihan dengan memasukkan peran
Pemerintah dalam perekonomian, hal tersebut dalam rangka menstimulir sisi permintaan.
Kedua pokok pikiran Keynes tersebut membawa beberapa pembaharuan radikal dalam
ilmu ekonomi.
Pertama,
mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro) dlm analisis ilmu
ekonomi. Sehingga ilmu ekonomi berkembang
menjadi ilmu ekonomi makro.
Kedua,
dimasukannya peranan pemerintah dalam analsis ilmu ekonomi telah menimbulkan
pentingnya analisis kebijakan (policies
analysis). Ketiga Dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan
perlunya studi – studi empiris. Dengan demikian terjadi perubahan /
penyempurnaan metodologi dalam analisis ekonomi, dari hanya mengadalkan metode
deduktif menjadi juga menggunakan metode induktif. Tidak berlebihan jika Keynes
dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi makro sekaligus ekonom perintis studi
induktif.
2.7 Permintaan dan Penawaran
A. Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen
membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.
Supaya lebih akurat kita memasukkan dimensi geografis. Misalnya ketika
berbicara tentang permintaan pakaian di Jakarta, kita berbicara tentang berapa
jumlah pakaian yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam satu periode
waktu tertentu, per bulan atau per tahun, di Jakarta.
Faktor
Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan :
Ø Harga
Barang itu Sendiri
Jika
harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu
bertambah. Begitu juga sebaliknya.
Ø Harga
Barang Lain Yang Terkait
Harga
barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam
barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat
bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
Ø Tingkat
pendapatan per kapita
Tingkat
pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat
pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang
dapat meningkat.
Ø Selera
atau Kebiasaan
Selera
atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang.
Ø Jumlah
Penduduk
Jumlah
penduduk juga mempengaruhi permintaan karena dengan banyaknya jumlah penduduk
maka otomatis banyak pula permintaan akan suatu barang.
Ø Perkiraan
Harga Di Masa Mendatang
Bila
kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik
membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih
banyak barang saat ini guna menghemat belanja di masa mendatang.
Ø Distribusi
Pendapatan
Tingkat
pendapatan per kapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi
pendapata buruk. Artinya sebagian kecil kelompok masyarakat menguasai begitu
besar “kue” perekonomian.
Ø Usaha
– Usaha produsen meningkatkan penjualan
Dalam
perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang, besar
sekali perananya dalam mempengaruhi masyarakat untuk membeli barang yang di
tawarkan.
B. Penawaran
Pernawaran adalah jumlah barang yang
produsen ingin tawarkan (dijual) pada berbagai tingkat harga selama satu
periode tertentu. Faktor – faktor yang menentukan tingkat penawaran adalah
harga jual barang yang bersangkutan, serta factor – factor lainnya yang dapat
disederhanakan sebagai factor nonharga.
Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Penawaran :
Ø Harga
Barang Itu Sendiri
Jika
jumlah suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang
yang dihasilkan. Hal ini membawa kita ke hukum penawaran, yang menjelaskan
sifat hubungan anatara harga suatu barang dengan jumlah barang tersebut yang
ditawarkan penjual.
Ø Harga
Barang Lain Yang Terkait
Secara
umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik, maka penawaran
suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk barang komplomen
naik, maka penawaran suatu barang
berkurang, dan sebaliknya.
Ø Harga
Faktor Produksi
Kenaikan
harga factor produksi, seperti tingkat upah yang lebih tinggi, harga bahan baku
yang meningkat, atau kenaikan tingkat bunga modal, akan menyebabkan perusahaan
memproduksi output-nya lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap.
Ø Biaya
Produksi
Kenaikan
harga input juga sebenarnya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dengan
demikian, bila biaya produksi meningkat maka produsen akan mengurangi hasil
produksinya, berarti penawaran barang itu berkurang.
Ø Teknologi
Produksi
Dalam
hubunganya dengan penawaran suatu barang, kemajuan teknologi menyebabkan
kenaikan dalam penawaran barang.
Ø Jumlah
Pedagang/ Penjual
Apabila
jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran barang
tersebut akan bertambah.
Ø Tujuan
Perusahaan
Tujuan
perusahaan adalah memaksimalkan laba, bukan memaksimumkan hasil produksinya.
Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas
produksinya secara maksimum. Tetapi akan menggunakannya pada tingkat produksi
yang memberikan keuntungan maksimum
Ø Kebijakan
Pemerintah
Kebijakan
pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Di Indonesia, beras
merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor beras dan
meningkatkan produksi dalam negeri guna tercapainya swasembada beras,
menyebabkan para petani menanan padi tertentu yang memberikan hasil banyak
setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah supply beras dan keperluan impor
beras dapat dikurangi.
2.8 Harga
Keseimbangan dan Perubahan Keseimbangan Pasar
A. Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan adalah harga di mana
baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi
jumlah harga yang dikonsumsi dan dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika
harga di baawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab
permintaan akan meningkat, dan penarawan menjadi berkurang. Sebaliknya jika
harga melebihi harga keseimbangan. Maka terjadi kelebihan penawaran. Jumlah
penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.
B. Perubahan
Keseimbangan Pasar
Perubahan Keseimbangan pasar terjadi bila
ada perubahan di sisi permintaan dan atau penawaran. Jika faktor yang
menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan akan kembali ke titik awal.
Tetapi jika yang berubah adalah faktor – faktor ceteris paribus seperti teknologi untuk sisi penawaran, atau
pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan tidak ke titik awal.
2.9 Surplus
Ekonomi, Kegagalan Pasar dan Intervensi Pemerintah
A.
Surplus
Ekonomi
Ø Surplus
Konsumen adalah Keuntungan yang diterima konsumen/pembeli dari keikutsertaannya
di pasar
Ø Surplus
Produsen adalah Keuntungan yang diterima penjual/produsen atas keikutsertaannya
di pasar.
Ø Surplus
Konsumen dan Surplus Produsen adalah perangkat dasar yang digunakan para ekonom
untuk mengukur kesejahteraan ekonomis para penjual dan pembeli di sebuah pasar.
B. Kegagalan Pasar
Sebagaimana bahwasanya dalam ekonomi
mikro, istilah "kegagalan pasar" tidak berarti sebuah pasar tidak
lagi berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah
pasar efisien dalam mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen.
Ekonom normalnya memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah
dramatis atau ketika disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil
yang diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham
menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk
tidak melayani "kepentingan publik", sebuah pernyataan subyektif yang
biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial.[14] Atau dapat dikatakan
kegagalan pasar adalah dimana suatu pasar tidak dapat menjalankan secara
sempurna sesuai dengan fungsi awal sebagai pasar dan situasi dimana semua
kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam keadaan
ketidakseimbangan.
Penyebab
Kegagalan Pasar :
Ø Kompetisi
yang tidak sempurna
Sebagai
contoh harga di pasar dapat terdistorsi oleh kekuatan-kekuatan pembeli dan
penjual berupa monopsoni, monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan
dari kekuasaan pasar dimana sebuah pembeli atau penjual bisa memberi pengaruh
signifikan pada harga atau keluaran.
Individu-individu tersebut dengan kekuatannya
(baik uang maupun produk) dapat melakukan pengaturan harga suatu barang atau
jasa. Hal ini dapat berimplikasi buruk terhadap pelaku pasar yang lain dan
masyarakat yang membutuhkan barang atau jasa tersebut.
Ø Eksternalitas
Eksternalitas adalah dampak tidak langsung
–baik dampak menguntungkan maupun merugikan- yang ditimbulkan oleh aktivitas
ekonomi. Eksternalitas terjadi jika kegiatan ekonomi menghasilkan biaya
tambahan atau keuntungan tambahan bagi pihak ketiga yang tidak terlibat
langsung dari suatu transaksi kegiatan ekonomi.
Atau bisa terjadi juga dalam
kasus dimana “pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi
didalam orang luar/asing.” Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.
Eksternalitas positif terjadi dalam kasus
seperti dimana program kesehatan keluarga di televisi meningkatkan kesehatan
publik. Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan
menimbulkan polusi udara atau saluran air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi
dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau subsidi, atau dengan menggunakan
hak properti untuk memaksa perusahaan atau perorangan untuk menerima akibat
dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya. Agar lebih mudah dipahami
mungkin dengan contoh produksi rokok dapat mengakibatkan biaya ekstra gangguan
kesehatan bagi orang lain yang bukan penjual dan pembeli rokok. Di sisi lain pembangunan
hutan wisata akan menghasilkan ekstra keuntungan yaitu ketersediaan oksigen
yang lebih baik bagi masyarakat sekitar.
Dengan kata lain penjual dan pembeli tidak
mengeluarkan uang untuk biaya ekstra ataupun menerima uang dari keuntungan
tambahan yang ditimbulkan.Dalam keadaan seperti ini biasanya produk barang dan
jasa yang meinumbulkan biaya tambahan kepada masyarakat akan diproduksi secara
besar-besaran. Hal ini dapat dimengerti karena penjual dan pembeli tidak perlu
menanggung biaya tersebut. Masyarakat atau pihak ketiga lah yang menanggung
beban itu. Sebagai contoh kegiatan transaksi tanah yang bertujuan mengkonversi
lahan dari lahan pertanian menjadi perumahan atau peruntukan komersial.
Kegiatan seperti ini banyak dijumpai. Mengapa? Yang pertama adalah keuntungan
ekonomi akibat konversi tersebut. Hal lain adalah pelaku transaksi bebas dari
biaya eksternalitas yaitu dampak negatif berupa berkurangnya kualitas
lingkungan bahkan ketahanan pangan. Biaya ekstra ini harus ditanggung oleh
masyarakat karena tidak dibayar atau dibebankan pada pelaku transaksi.
Sebaliknya, konversi lahan pertanian untuk hutan wisata sangat jarang terjadi.
Hal ini karena pelaku pasar mengetahui bahwa selain untuk keperluan wisata,
kawasan tersebut juga memiliki manfaat lain seperti peningatan kualitas udara
dan pencegahan terhadap bahaya banjir. Sementara itu mereka tidak memperoleh
keuntungan atau bayaran dari eksternalitas yang dihasilkan dari masyarakat yang
diuntungkan. Akibatnya timbul sifat apatis berupa keengganan untuk melakukan
transaksi atau kegiatan serupa.
Ø Informasi
yang Asimetris atau ketidakpastian (informasi yang inefisien).
Informasi asimetris terjadi ketika salah
satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari
pihak yang lain. Atau salah satu pihak yang bernegosiasi di pasar memiliki
informasi yang berhubungan dengan barang yang diperdagangkan sementara pihak
lain tidak. Ketidaksamaan informasi ini dapat mengakibatkan keuntungan bagi
salah satu pihak dan kerugian bagi pihak yang lain. Misalnya seseorang yang
berniat menjual tanah, tetapi tidak mengetahui harga transaksi yang terjadi
pada beberapa waktu terakhir. Maka si penjual berpotensi mengalami kerugian
dibandingkan calon pembeli yang telah memiliki informasi tersebut.
Kerugian penjual terjadi akibat tidak
dimilikinya informasi yang berakibat ketidakmampuannya untuk memperoleh harga
yang adil sesuai kehendak pasar yang efisien. Contoh lainnya, para pelaku
bisnis mobil bekas mungkin mengetahui dimana mobil tersebut telah digunakan
sebagai mobil pengantar atau taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli.
Contoh dimana pembeli memiliki informasi lebih baik dari penjual merupakan
penjualan rumah atau vila, yang mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya.
Seorang broker real estate membeli rumah ini mungkin memiliki informasi lebih
tentang rumah tersebut dibandingkan anggota keluarga yang ditinggalkan.
Mengenai hal tersebut George Akerlof menggunakan istilah informasi asimetris
pada karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari bahwa dalam
pasar seperti itu nilai rata-rata dari komoditas cenderung menurun bahkan untuk
kualitas yang sangat sempurna kebaikannya, karena para pembelinya tidak
memiliki cara untuk mengetahui apakah produk yang mereka beli akan menjadi
sebuah “lemon” (produk yang menyesatkan) atau sebaliknya.
Lebih jauh lagi, informasi yang asimetris
dapat mengakibatkan biaya transaksi yang lebih tinggi. Biaya ini terjadi karena
adanya kebutuhan akan jasa broker atau perantara. Biaya tersebut adalah beban
yang harus dibayar untuk kebutuhan informasi mengenai keadaan harga pasar yang
sesungguhnya di samping informasi mengenai calon pembeli atau penjual. Kedua
kondisi tersebut merupakan potensi penyebab dari inefisiensi pasar yang pada
gilirannya akan mengakibatkan kegagalan pasar
C. Intervensi
Pemerintah
Kegagalan pasar (market failure) adalah
suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau
pembagian sumber daya yang optimum.
A. Intervensi
Pemerintah secara Langsung
1.
Penetapan Harga Minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar
yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama
untuk produk dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar
yang terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak
yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal)
yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah.
Jika pada harga tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya
melalui BULOG (Badan Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun,
mekanisme penetapan harga seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar
gela, yaitu pasar yang pembentukan harganya di luar harga minimum.
2.
Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran
Tertinggi (HET) yang dilakukan
pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh
pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli
masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas
harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia antara
lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tariff angkutan atau
transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per
kilometer. Seperti halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum
juga mendorong terjadinya pasar gelap.
B.
Intervensi Pemerintah
secara Tidak Langsung
1.
Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh
pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai
komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat
meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut
menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif
lebih murah.
2.
Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau
campur tangan dalam pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi.
Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil
barang kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru
berkembang untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap
produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian
harga untuk melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju
inflasi
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekonomi Mikro tidak terlepas dari prilaku
konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar. Ekonomi mikro
menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal memproduksi hasil yang
efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi
suatu pasar persaingan sempurna. Secara
garis besar ada empat jenis utama penyebab kegagalan pasar yaitu monopoli,
ekternalitas, barang publik, dan kasus dimana terdapat informasi asimetris atau
ketidakpastian. Dan konsep dasar struktur pasar dalam ekonomi mikro meliputi
pasar monopoli, pasar persaingan sempurna, dan pasar persaingan tidak sempurna.
Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam
pasar bebas untuk terjadinya perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang (jumlah
yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta).
1. Pasar
dapat memberikan informasi yang tepat , pasar dapat merangsang pelaku usaha
untuk melakukan kegiatan ekonomi ,pasar mendorong penggunaan faktor-faktor
produksi serta pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada masyarakat untuk
melakukan kegiatan ekonomi.
2. sistem
pasar apa saja memiliki harga, yang merupakan nilai suatu barang dalam satuan
mata uang . Harga mencerminkan kondisi dimana seseorang atau parusahaan
bersedia mengadakan tukar menukar secara sukarela .
3. Permintaan
adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu.
4.
Sedangkan pengertian
penawaran yaitu sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga
dan waktu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Prathama
& Manurung, Mandala. Pengantar Ilmu
Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi).Jakarta : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2008
Case & Fair. Mikro Ekonomi Intermediate ( terjemahan ). Jakarta : Gramedia. 1999
Case & Fair. Prinsip prinsip ekonomi mikro ( terjemahan ),
Jakarta : Gramedia. 2003
Richard.G, Peter
O. Pengantar Ilmu Ekonomi (Terjemahan
Anas Malik). Jakarta : Bina Aksara. 2000.
Sadono Sukirno. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada. 2004
Suparlan, B. Bahan ajar Ekonomi SMA. Malang : YA3.
1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar