Rabu, 04 Januari 2017

MIKROEKONOMI DAN MEKANISME PASAR DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Ilmu Ekonomi sering dikaitkan dengan uang. Kalau belajar ilmu ekonomi harus bisa mengatur dan memiliki uang. Padahal seorang sarjana ekonomi tidak harus kaya dan belum tentu dapat hidup hemat. Uang memang dipelajari dalam ilmu ekonomi. Tetapi bukan satu – satu nya materi studi. Bahkan uang hanya sebagian kecil materi studi ilmu Ekonomi.
Latar Belakang Ekonomi dalam kajian keilmuan dapat dikelompokkan kedalam ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ekonomi mikro mempelajari bagaimana perilaku tiap-tiap individu dalam setiap unit ekonomi yang dapat berperan sebagai konsumen, pekerja, investor, pemilik tanah ataupun perilaku dari sebuah industri. Pasar adalah tempat/keadaan yang mempertemukan antara pembeli dan penjual/permintaan dan penawaran untuk setiap jenis barang atau sumber daya. Dalam makalah ini penulis menulis tentang pasar dan konsep dasar stuktur pasar dalam ekonomi mikro dimana materi ini sangat berpengaruh dalam suatu perekonomian.


1.2  Rumusan Masalah
Untuk lebih sistematis dan agar pembahasan tidak keluar dari materi, maka kami merumuskan masalah masalah pokok yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:  
1). Apa Pengertian Ilmu Ekonomi dan Masalah – masalah Ekonomi ?        
2). Apa yang dimaksud Barang, Jasa, Barang Ekonomi dan Barang Bebas ?          
3). Apa yang dimaksud
Barang Akhir, Barang Modal dan Barang Antara ?            
4). Mengapa kita harus Belajar Ekonomi dan Bagaimana
Metodologi Ilmu Ekonomi ?
5). Apa saja Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi ?           
6). Bagaimana Perkembangan Teori Ekonomi Mikro - Makro ?      
7). Apa yang dimaksud
Permintaan dan Penawaran ?          
8). Apa pengertian dari Harga Keseimbangan dan Perubahan Keseimbangan Pasar ?
9). Apa pengertian dari Surplus Ekonomi, Kegagalan Pasar dan Intervensi Pemerintah


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Ekonomi dan Masalah – Masalah Ekonomi
A. Pengertian Ilmu Ekonomi
Pengertian Ilmu ekonomi dapat dirumuskan dengan berbagai kalimat. Berikut ini batasan Ilmu ekonomi:
Ø  Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari daya upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya.
Ø  Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari persoalan memilih kemungkinan penggunaan sumber daya yang terbatas agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas.
Ø  Ilmu Ekonomi merupakan studi tentang bagaimana seseorang atau masyarakat memilih cara pemanfaatan langkanya sumber daya yang disediakan oleh alam dan oleh warisan generasi sebelumnya.
Dari berbagai batasan tentang Ilmu Ekonomi di atas walaupun bunyi kalimatnya berbeda, tetapi inti pengertiannya sama.
Ilmu ekonomi dapat terdiri dari :
1.      Ekonomi diskriptif adalah Ilmu yang memaparkan secara apa adanya tentang kehidupan ekonomi suatu daerah / Negara misalnya : Kajian ekonomi tentang kehidupan nelayan di pantai, Ekonomi Jepang pasca perang Dunia II, Tulisan tentang ekonomi Indonesia pasca Pelita. dll.
2.      Ekonomi terapan yakni Ilmu yang membahas penerapan teori ekonomi suatu rumah tangga ekonomi, misalnya : Ekonomi Perusahaan, Ekonomi Moneter. Manajemen, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, Akuntansi, Ekonomi Koperasi, Ekonomi pertanian dll.
3.      Ekonomi Teori yakni Ilmu yang membahas gejala yang timbul sebagai akibat perbuatan manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ekonomi Teori terdiri dari :
1)      Makro Ekonomi mempelajari persoalan ekonomi secara keseluruhan, misalnya : pembentukan produksi nasional, distribusi Pendapatan nasional, terjadinya pengangguran dan inflasi serta dampaknya dll.
2)      Mikro Ekonomi mempelajari bagian dari teori ekonomi secara lebih mendalam, dimulai Dari kehidupan rumah tangga perseorangan, rumah tangga produksi, pemilik modal dan faktor produksi sama dengan pembentukan harga pasar.
B. Masalah – masalah Ekonomi
Meskipun di Dunia ini terdapat beraneka ragam sistem ekonomi yang dianut oleh masing-masing negara,pada hakekatnya persoalan yang dihadapi oleh setiap sistem ekonomi tersebut adalah sama.Dalam rangka mencapai kemakmuran ekonomi bagi rakyatnya,setiap sistem ekonomi yang dianut oleh setiap negara akan menghadapi persoalan ekonomi yang sama.
1.1nfo Ahli Ekonomi
Paul A.Samuelson , seorang ahli ekonomi dari Amerika Serikat yang pernah menerima hadiah nobel,menyatakan bahwa pada dasarnya ada tiga persoalan pokok yang dihadapi oleh setiap sistem ekonomi.Tiga persoalan tersebut  diringkas kedalam tiga kata tanya dalam bahasa Inggris:What (apa), How (Bagaimana), dan For Whom (Untuk siapa) dan berpendapat bahwasanya pokok masalah ekonomi juga ada tiga yang dapat disajikan sebagai berikut:

Pokok masalah ekonomi ada tiga, yaitu: produksi, konsumsi dan distribusi.
1.      Produksi, menyangkut masalah usaha atau kegiatan mencipta atau menambah kegunaan suatu benda.
2.      Konsumsi, menyangkut kegiatan menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda.
3.      Distribusi, menyangkut kegiatan menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen.
Pokok masalah tadi selanjutnya diperluas oleh aliran ekonomi modern, yaitu apa dan berapa, bagaimana, dan untuk siapa barang diproduksi.
Ø  Apa dan Berapa ( What ).
Masalah ini menyangkut persoalan jenis dan jumlah barang/jasa yang perlu diproduksi agar sesuai kebutuhan masyarakat: apakah bahan makanan yang dipilih? - apakah pakaian, tempat tinggal atau jasa lain? - serta berapa banyak barang tersebut diproduksi?
Ø  Bagaimana ( How )
Setelah jenis dan jumlah produksi dipilih, persoalan yang harus dipecahkan adalah: bagaimana barang tersebut diproduksi? - siapa yang memproduksi? - sumber daya apa yang digunakan? - teknologi apa yang digunakan?
Ø  Untuk siapa. ( For Whom )
Setelah pemecahan persoalan bagaimana memproduksi lebih lanjut adalah untuk siapa ( for whom) barang yang akan diproduksi? siapa yang harus menikmati? Menghadapi masalah pokok ekonomi tersebut, bagaimana kita memecahkan pokok persoalan itu? Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut adalah sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi campuran.

2.2 Barang, Jasa, Barang Ekonomi dan Barang Bebas
A. Barang
Barang adalah benda – benda yang berwujud, yang digunakan masayarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda lain yang akan memenuhi kebutuhan masayarakat.
B. Jasa
            Jasa tidak dapat digolongkan sebagai suatu barang, karena tidak berwujud, tetapi dapat memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Contoh jasa ialah jasa perbankan, jasa bengkel, jasa dokter, dan pengajaran yang diberikan oleh guru.
C. Barang Ekonomi dan Barang Bebas
   Barang ekonomi (economic good) adalah barang yang mempunyai kegunaan dan langka, yaitu jumlah yang tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dan oleh karena itu, barang ekonomi mempunyai harga. Dalam termonologi ekonomi, kita menggunakan istilah langka, bukan sedikit, sebab perkataan sedikit itu relative.
Dengan demikian, barang ekonomi adalah barang yang terbatas jumlahnya (langka) dan memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.
Barang bebas (free good), yang untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan. Oleh karena itu barang bebas tidak memiliki “harga”. Udara, sinar matahari, air didaerah pedesaan dan air laut didaerah pantai adalah beberapa contoh barang bebas.
Dengan demikian, barang bebas adalah barang yang tersedia dalam jumlah melimpah (tidak langka) dan tidak memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.
Namun dengan demikian, barang bebas dapat menjadi barang ekonomi karena perbedaan tempat dan waktu. Dipedesaan, air bersih merupakan barang bebas, tetapi di kota menjadi barang ekonomi. Begitu pula sinar matahari menjadi barang ekonomi dalam musim dingin, sehingga banyak wisatawan yang bersedia membayar untuk datang kedaerah tropis
2.3 Barang Akhir, Barang Modal dan Barang Antara
Ø  Barang akhir (final good) adalah barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Barang akhir dapat dibedakan kedalam dua golongan, yaitu :
1)      Barang tahan lama (durable good), misalnya mobil, televise, lemari es, perabotan rumah tangga.
2)      Barang tidak tahan lama (non-durable good), misalnya makanan segar, buah-buahan, sayur-sayuran.
Ø  Barang modal (capital good). Sebagian barang dihasilkan bukan untuk memenuhi langsung kebutuhan konsumen, melainkan digunakan untuk menghasilkan barang-barang lain.
Contohnya adalah mesin-mesin traktor, bangunan pabrik.
Ø  Barang antara (intermediate good). Barang-barang yang belum menjadi barang akhir dan masih akan diperoses lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen dinamakan barang antara.
Contohnya adalah besi baja, tekstil.

2.4 Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi dan Metodologi Ilmu Ekonomi
A.    Mengapa Belajar Ilmu Ekonomi?
1.       Memperbaiki cara berpikir yang membantu dalam pengambilan keputusan
Harta yang sangat berharga dalam diri manusia adalah pikiran. Dengan pikiran kita mampu menganalisis, menilai benar-salah, baik-buruk, dan menentukan pilihan. Metode-metode, teknik berpikir dalam ilmu ekonomi akan meningkatkan kemampuan berpikir dan mengambil keputusan.
2.       Membantu memahami masyarakat
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Menurut ilmu ekonomi, intraksi sosial terjadi lewat pertukaran (pasar). Sejarah ekonomi mengajarkan bahwa melalui pertukaran itu manusia berupaya mengatasi kelangkaan, selanjutnya mengembangkan teknologi dan sistem kemasyarakatan.
3.       Membantu memahami masalah-masalah internasional (global)
Kelangkaan yang dihadapi terjadi pada setiap tingkatan hidup, mulai dari individu, keluarga, masyarakat desa, kota, negara, dan internasional. Di tingkat internasional, interaksi antarindividu secara langsung demi kepentingan pribadi, jarang terjadi. Individu-individu yang berinteraksi lebih mewakili kepentingan-kepentingan kelompok (negara/perusahaan). Dengan belajar ilmu ekonomi, kita dapat mengrti lebih pasti dan dalam.
4.       Bermanfaat dalam membangun masyarakat demokrasi
Cita-cita terbentuknya masyarakat demokrasi bukan monopoli kaum politisi saja. Ekonom pun mempunyai cita-cita yang sama, seperti yang disampaikan oleh Kenneth Arrow. Ekonom memandang demokratisasi sangat penting dalam rangka memperbaiki proses alokasi sumber daya, karena lebih mencerminkan aspirasi masyatakat kebanyakan. Tidak mengherankan bila di masyarakat maju, para calon pemimpin yang akan dipilih harus mampu menjabarkan program-program ekonomi mereka.
B.     Metodologi Ilmu Ekonomi
1.      Teori Ekonomi
Ilmu ekonomi menaruh perhatian besar terhadap kemampuan dalam menjelaskan & memprediksi atas gejala-2 yg diamati. Misal mengapa bila harga suatu barang naik, permintaan terhadap barang tersebut cenderung turun. Apakah selalu demikian? penjelasan & prediksi ini berdasarkan teori – teori tertentu. Teori adalah pernyataan atau sekumpulan pernyataan tentang sebab – akibat, aksi – reaksi. Daya guna & validitas sebuah teori diukur dari kemampuan  & keakuratannya menjelaskan & memprediksi gejala – gejala yg diamati.
2.      Model Ekonomi
Berdasarkan teori ekonomi disusun model ekonomi yang merupakan pernyataan formal sebuah teori. Model ekonomi dapat dipresentasikan secara verbal, diagramatis, dan mathematis. Model yang baik tidak harus sulit, yang hanya dimengerti oleh para Doktor / Guru besar ekonomi.
Variabel adalah ukuran yang nilainya dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari observasi ke observasi. Dalam memilih variabel – variabel untuk model, kita harus memperhatikan prinsip Ockam Razor, yaitu detail – detail yg tidak relevan sebaiknya dikeluarkan dari model. Contoh model ekonomi yang baik adalah Model Siklus Lingkaran Kegiatan Ekonomi atau Circular Flow of Economic Activity.
Metode Deduktif dan Induktif
Metode deduktif adalah metode pengambilan kesimpulan untuk hal – hal khusus berdasarkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh : Secara umum disimpulkan bila harga suatu barang meningkat, permintaan barang tersebut akan menurun. Jadi, bila harga cabe meningkat, meningkat, maka permintaan terhadap cabe menurun. Pada awalnya metodologi ilmu ekonomi adalah deduktif. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya metode ini tidak mampu lagi menjelaskan fenomena – fenomena ekonomi. Misalnya, berdasarkan teorinya Adam Smith (klasik), perekonomian tidak akan pernah mengalami masalah besar & berlarut-larut, krn ampuhnya mekanisme pasar. Tapi Depresi Besar (Great Depression) yang melanda perekonomian dunia selama 1929-1933 mengubah kepercayaan itu. Metode deduktif patut dipertanyakan kembali.
Sejak saat itu, metode induktif (mengambil kesimpulan utk hal - hal umum dari hal khusus), berkembang. Salah seorang ekonom yg dianggap merintis penggunaan metode induktif adalah John Maynard Keynes, ekonom Inggris yg menjadi bapak ilmu ekonomi makro. Dampak positif dari metode induktif adalah meningkatnya kegiatan penelitian ekonomi yg telah menghasilkan pemahaman - pemahaman baru dalam ilmu ekonomi, baik mikroekonomi maupun makroekonomi.
3.      Ceteris Paribus dan Fallacy of Composition
Model ekonomi merupakan penyederhanaan realitas ekonomi, karena itu memiliki keterbatasan. Keterbataan itu tercermin dlm istilah ceteris paribus yg bermakna faktor – faktor lain dianggap tetap. Maksudnya, dalam analisis ekonomi (hubungan dua variabel), harus disadari bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan asumsi variabel – variabel lain dianggap tidak berubah.
4.      Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif
Dalam menjalankan tugas keilmuannya, ekonom sering membandingkan dunia nyata dengan dunia ideal. Ketika mengamati kondisi nyata, pendekatan yang dilakukan adalah ekonomi positif (positive economics).
Pernyataan positif menerangkan tentang hal – hal yang akan terjadi dalam ekonomi. Oleh karena itu kebenaran pernyataan tersebut dapat dilihat dengan membandingkan isi pernyataan itu dengan peristiwa yang sebenarnya terjadi. Pernyataan “Apabila produksi semen turun maka harganya akan naik” adalah contoh pernyataan positif.
Ekonom melihat apa yang terjadi dengan setiap kebijakan ekonomi yang dijalankan. Misalnya, ketika pemerintah memutuskan untuk melindungi industri mobil dalam negeri dengan penetapan tarif yang sangat tinggi, pemberian hak monopoli, dan pembebasan pajak, para ekonom dapat melihat dampak positif dan negatifnya terhadap konsumen dalam negeri, penerimaan pemerintah dan efisiensi industri mobil. Dalam membuat analisis tersebut ekonom tidak boleh mengambil sikap memihak.
Bila ekonom mulai bertanya, bagaimana yang terbaik atau bagaimana yang seharusnya, maka yang digunakan adalah ekonomi normatif (normative economics). Dgn demikian pernyataan normatif adalah suatu pandangan subjective atau suatu value judgement. Pernyataan itu bukan mengemukakan pendapat mengenai keadaan yang akan terjadi, tapi mengenai apa yang sebaiknya harus terjadi.
Pernyataan “Usaha menaikkan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dgn berusaha agar tambahan pendapatan dinikmati secara merata oleh seluruh golongan penduduk “ adalah contoh pernyataan normatif.

2.5 Ruang Lingkup Ekonomi
Dimana ada masalah kelangkaan, disitu ilmu ekonomi dapat diterapkan. tidak berarti para ekonom terlibat di ssegala bidang. Sebab masalah yang paling menjadi perhatian ekonom adalah apakah memang sdh terjadi alokasi sumber daya yang efisien? Apa indikator – indikator nya? Para ekonom melihat masalah di atas, baik secara individu maupun agregat.
Proses alokasi sumber daya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan industri ( kumpulan perusahaan yg menghasilkan barang sejenis ) dibahas dalam Teori Ekonomi Mikro. Efisiensi ditingkat mikro belum tentu baik untuk keseluruhan. Misalnya, agar harga – harga  produk industri murah, sebaiknya teknologi yang digunakan padat modal. Tapi pilihan ini akan menghilangkan kesempatan kerja sehingga menimbulkan pengangguran. Jika tidak ada yg bekerja, pasar lokal tidak ada, karena tidak ada daya beli. Ternyata  pilihan teknologi padat modal merugikan industri-pemilik modal. Terlihat bahwa pilihan teknologi padat modal, memungkinkan efisiensi tingkat industri tapi tidak secara keseluruhan. Banyak sumber daya manusia yg tidak teralokasi. Masalah - masalah ini dibahas dlm Teori Ekonomi Makro.
Indikator efisiensi makro lebih komplex di banding mikro. Ada empat ukuran efisiensi yg biasa digunakan dlm buku text ekonomi makro : Output (GNP) dan Pertumbuhan (Growth), Kesempatan Kerja (employment), Stabilitas Harga (Price Stsbility), dan Stabilitas Kurs (Exchange Rate Stability).
1.      Teori Ekonomi Mikro
Teori ekonomi mikro sesuai dengan namanya dapat diartikan sebagai “ilmu ekonomi kecil”. Sesuai dengan corak & ruang lingkup analisis nya, teori ekonomi mikro diartikan sebagai “Bagian dari ilmu ekonomi yg menganalisis bagian - bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.”

Ada beberapa aspek yg dianalisis teori ekonomi mikro, tiga aspek penting diantaranya adalah sebagai berikut :
1)      Interaksi di Pasar Uang
Dari pandangan ekonomi mikro, suatu perekonomian merupakan gabungan dari berbagai jenis pasar barang. Pasar dalam pengertian ekonomi tidak berwujud secara fisik; Pasar merupakan pertemuan antara permintaan (demand) dan penawaran (supply), atau mempertemukan penjual dan pembeli suatu barang. Melalui interaksi diantara penjual & pembeli, pasar akan menentukan tingkat harga dan jumlah barang yg diperjual – belikan . Contoh: pasar beras, pasar pakaian, pasar komputer, pasar mobil, dll.
Teori ekonomi mikro tidak menerangkan operasi keseluruhan pasar-pasar tsb. Untuk menunjukkan bagaimana suatu pasar berfungsi & beroperas. Teori ekonomi mikro hanya menjelaskan tentang interaksi diantara penjual dan pembeli di suatu pasar barang.
2)      Tingkah Laku Pembeli & Penjual
Dalam analsis ini teori ekonomi mikro bertitik tolak dari dua asumsi :
Pertama : Para pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi secara rasional.
Kedua  : Para pembeli berusaha memaximumkan kepuasan yg mungkin dinikmatinya, sedangkan para penjual berusaha memaximumkan keungtungan yg akan diperolehnya dari kendala-2 yg dimilikinya.
Berdasarkan asumsi – asumsi  tersebut, teori ekonomi mikro menunjukan  :
1.      Bagaimana seorang pembeli menggunakan sejumlah pendapatan utk membeli berbagai jenis barang yg dibutuhkannya, &
2.      Bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi yg akan dilakukannya.


3)      Interaksi di Pasar Faktor Produksi
Individu – individu  dalam perekonomian adalah pemilik faktor – faktor produksi. Mereka menawarkan faktor – faktor produksi tersebut untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan tersebut selanjutnya digunakan untuk membeli barang & jasa yg mereka butuhkan. Sebaliknya penjual – penjual membutuhkan faktor – faktor produksi untuk memproduksi barang & jasa. Oleh karena itu mereka akan menjadi pembeli faktor – faktor produksi.
Macam – macam faktor produksi & harganya (balas jasa)  adalah :
Ø  Tenaga kerja (labor), menerima upah atau gaji (wages/ salary)
Ø  Modal (capital) , menerima bunga (interest) deviden,.
Ø  Tanah (land), menerima sewa (rent), dan
Ø  Kewirausahaan (entrepreneurship) menerima laba (profit)

2.      Teori Ekonomi Makro
Sesuai dengan namanya “makro” yg berarti besar, maka teori ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian, bersifat global & tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit – unit kecil dalam perekonomian. Dalam menganalisis kegiatan pembeli ( bukan menganai tingkah laku pembeli ), melainkan keseluruhanan pembeli yang ada di pasar dan  juga tidak memperhatikan permintaan & penawaran terhadap suatu barang ( seperti permintaan mobil, atau penawaran kopi), melainkan  permintaan & penawaran barang – barang secara keseluruhan (Agregat).

Ada beberapa aspek yang dianalisis teori ekonomi makro, antara lain adalah sebagai berikut :
1.  Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara
Dalam hal ini teori perekonomian makro menganalisis mengenai sejauh mana suatu perekonomian akan menghasilkan barang & jasa. Tingkat kegiatan perekonomian ini ditentukan oleh pengeluaran agregat dalam perekonomian, yang meliputi :
1)    Pengeluaran rumah tangga atau konsumsi rumah tangga,
2)   Pengeluaran pemerintah,
3)   Pengeluaran perusahaan atau inventasi,  serta
4)   Export & import.
Analisis dalam teori ekonomi makro juga memperhatikan perubahan harga – harga & pengaruh perubahan jumlah uang beredar terhadap pengeluaran agregat.
2.      Pengeluaran Agregat
Masalah akan muncul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkat yang ideal. Idealnya, pengeluaran agregat, mencapai tingkat yang diperlukan untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh (full employment) tanpa menimbulkan inflasi, meskipun dalam praktiknya tujuan ini sulit dicapai.
3.  Mengatasi Pengangguran dan Inflasi
Perekonomian tidak bisa secara otomatis mengatasi masalah pengangguran dan inflasi. Tindakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi kedua masalah itu, yaitu melalui serangkaian kebijakan, berupa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan maneter adalah langkah – langkah pemerintah dalam mempengaruhi jumlah uang beredar (money supply) dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan untuk mengatasi masalah perekonomian yang di hadapi. Kebijakan fiskal adalah langkah – langkah pemerintah mengubah struktur & jumlah pajak serta pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi tingkat kegiatan perekonomian.
2.6  Perkembangan Teori Ekonomi Mikro – Makro
A.    Teori Ekonomi Mikro Sebagai Teori Ekonomi Klasik
Titik awal perkembangan ilmu ekonomi modern dianggap dimulai pada saat Adam Smith (1723-1790) dengan buku nya yang berjudul An Inquiri into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, yang kemudian dikenal sebagai Wealth of Nations (1776). Sebab di dalam buku tersebut lah  dengan melepaskannya dari belenggu teori moral & teologis.
Gejala - gejala ekonomi seperti kenaikan harga barang dan pengangguran menunjukan adanya gangguan keseimbangan sistem ekonomi. Karenanya masalah ekonomi akan teratasi jika ekonomi dikembalikan kepada kondisi keseimbangan. Lebih lanjut Adam Smith menyatakan bahwa seperti alam semesta yang berjalan teratur, sistem ekonomi pun mampu memulihkan dirinya sendiri (self adjustment), karena ada kekuatan pengatur yang disebut sebagai tangan – tangan tak terlihat (invisible hands). Dalam bahasa sederhana tangan gaib tersebut adalah mekanisme pasar, yaitu mekanisme alokasi sumber daya ekonomi berlandaskan interaksi kekuatan permintaan dan penawaran. Adam Smith sangat percaya  bahwa mekanisme pasar akan menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien, jika pemerintah tidak ikut campur dalam perekonomian.
Kepercayaan terhadap kemampuan mekanisme pasar semakin menguat  ketika seorang ekonom Perancis, Jean Baptiste Say (1767-1832), mematangkan pemikiran Smith dengan melontarkan pendapat yang sekarang dikenal sebagai hukum Say (Say’s law), “ ..supply create it’s own demand...” dalam bukunya “A Treatise on Political Economy” (1803). Maksud dari pernyataan tersebut adalah barang & jasa yang diproduksi pasti terserap oleh permintaan sampai tercapai keseimbangan pasar. Kaum Klasik berpendapat bahwa dalam perekonomian tidak akan timbul masalah kekurangan permintaan agregat, semua barang & jasa yang dihasilkan oleh perekonomian pasti akan dibeli oleh masyarakat.
Substansi hukum Say adalah memperkuat keyakinan bahwa pasar mampu menjadi alat alokasi sumber daya yang efisien lewat proses pertukaran (exchange economics). Keyakinan terhadap keampuhan mekanisme pasar boleh dikatakan mencapai puncaknya ketika Leon Walras (1834-1910) berhasil menyusun model ekonomi keseimbangan pasar simultan, yg menjadi dasar analisis model keseimbangan umum (general equilibrium model) . Model Walras adalah penerjemahan secara Mathematis terhadap keyakinan Adam Smith, Say, dan ekonom - ekonom lain tentang keampuhan mekanisme pasar.
Bila kita menggabungkan pendapat – pendapat para ekonom tersebut diatas, maka akan sampai pada kesimpulan bahwa sumber daya yang efisien akan tercapai bila individu – individu dalam perekonomian telah mencapai efisiensi. Indikator telah terjadinya efisiensi adalah bila masing – masing individu telah berada dalam keseimbangan. Sebaliknya, tidak ada keseimbangan yang tidak efisien.  Sekali lagi kondisi tersebut hanya akan tercapai lewat mekanisme pasar. Oleh seorang ekonom Inggris bernama John Maynard Keynes (1883-1946), para ekonom yang percaya terhadap keampuhan mekanisme pasar dikelompokkan sebagai ekonom Klasik (classical economists). Sedangkan teori ekonominya dikenal sebagai Teori Ekonomi Klasik (Classical Economics Theory)
Keyakinan akan keampuhan mekanisme pasar dilatarbelakangi oleh asumsi – asumsi  pada model mekanisme pasar sebagai berikut :
Ø  Struktur pasar merupakan persaingan sempurna ; informasi sempurna dan simetris; input & output adalah homogen; para pelaku ekonomi bersifat rasional & bertujuan memaximumkan kegunaan atau keuntungan.
Ø   Untuk lebih memperdalam pengertian Teori Ekonomi Klasik (Teori Klasik) , ada dua (2) asumsi penting yg harus ditambahkan.
Asumsi pertama adalah proses penyesuaian lewat mekanisme pasar dapat tercapai  seketika itu juga. Kita dapat mengabaikan kendala waktu dan tempat dalam menganalisis proses pertukaran antarpara pelaku ekonomi. Artinya dalam proses pertukaran, individu – individu yang terlibat tidak terbatasi waktu dan tempat (timeless and placeless).
Asumsi kedua adalah fungsi uang semata-mata sebagai alat transaksi (medium of exchange). Tidak ada penggunaan uang untuk tujuan spekulasi. Karenanya uang tidak dapat mempengaruhi jumlah output yang diproduksi para pelaku ekonomi.
Yang dapat dipengaruhi oleh uang hanyalah tingkat harga. Jika jumlah uang beredar bertambah, harga barang  & jasa naik. Begitu pula sebaliknya. Asumsi ke dua tersebut diatas dikenal sebagai asumsi netralitas uang (money neutrality) yang mempunyai konsekuensi harga bersifat fleksibel, dapat berubah seketika itu juga (price fleibility). Asumsi tersebut juga dikenal sebagai pemisahan antara sektor moneter dengan sektor riil oleh teori klasik (classicaldichotomy) . asumsi – asumsi  Klasik mempunyai kosekuensi bahwa proses pertukaran adalah satu – satu nya cara untuk saling berinteraksi. Akibatnya fokus pembahasan Klasik adalah analisis perilaku individu (produsen & konsumen) dalam rangka mencapai keseimbangan. Itulah sebabnya Teori Klasik identik dengan teori ekonomi mikro. Karena pemintaan relatif tidak terbatas berdasarkan hukum Say, maka masalah sentral perekonomian adalah penawaran, baik penawaran input maupun output. Karena dikenal sebagai ilmu ekonomi yang sangat menekankan sisi penawaran (supply side economics). 
B.     Revolusi Keynes: Lahirnya Teori Ekonomi Makro
Sebelum terjadinya kelesuan perekonomian dunia tahun (1929-1933) yang dikenal sebagai Depresi Besar (Great Depression), ilmu ekonomi tidak mengenal dikotomi Mikro-Makro. Fokus pembahasan ilmu ekonomi pada masa sebelum Depresi Besar adalah perilaku individu dlm rangka mencapai keseimbangan. Untuk analisis keseimbangan umum (general equilibrium) digunakan model Walras (Walrasian economics). Dengan model – model  tersebut, para ekonom berkeyakinan bahwa masa depan perekonomian akan gemilang. Namun tidaklah berarti dunia tidak akan pernah mengalami masalah ekonomi dalam masa pertukaran. Misalnya sampai batas – batas  tertentu akan terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran. Tentu saja mengangguran ini dapat menimbulkan kelesuan ekonomi. Sayangnya Depresi Besar (Great Depression) membuyarkan keyakinan terhadap hipotesis Ekonomi Klasik. Sebab Depresi Besar terjadi dalam kurun waktu yg lama (1929-1933) dan menimbulkan masalah - masalah besar. Di Amerika selama periode Depresi Besar tingkat pengangguran mencapai angka 25% angkatan kerja, output perekonomian berkurang sekitar separuhnya, sementara tingkat investasi merosot tajam.
Untunglah dalam keadaan yang genting seperti diatas, seorang ekonom Inggris, John Maynard Keynes, melontarkan pendapat untuk memperbaiki keadaan melalui bukunya The General Theory of Employment, interest and Money, yg terbit tahun 1936. Dalam bukunya yang lebih dikenal sebagai The General Theory, Keynes menyampaikan 2 (dua)  hal pokok. Yang pertama adalah kritik ilmiah terhadap kebenaran hipotesis Klasik tentang keampuhan mekanisme pasar yang dipercayai sejak zaman Adam Smith. Menurut Keynes, kelemahan Teori Klasik adalah lemahnya asumsi tentang pasar yang dianggap terlalu idealis ( utopian) dan terlalu ditekankannya masalah ekonomi pada sisi penawaran. Pokok pikiran Keynes yang kedua berupa usulan pemulihan dengan memasukkan peran Pemerintah dalam perekonomian, hal tersebut dalam rangka menstimulir sisi permintaan. Kedua pokok pikiran Keynes tersebut membawa beberapa pembaharuan radikal dalam ilmu ekonomi.
Pertama, mulai diperhatikannya dimensi global atau agregat (makro) dlm analisis ilmu ekonomi. Sehingga ilmu ekonomi berkembang  menjadi ilmu ekonomi makro.
Kedua, dimasukannya peranan pemerintah dalam analsis ilmu ekonomi telah menimbulkan pentingnya analisis kebijakan (policies analysis). Ketiga Dengan dirasa perlunya analisis kebijakan, maka dirasakan perlunya studi – studi empiris. Dengan demikian terjadi perubahan / penyempurnaan metodologi dalam analisis ekonomi, dari hanya mengadalkan metode deduktif menjadi juga menggunakan metode induktif. Tidak berlebihan jika Keynes dihormati sebagai bapak ilmu ekonomi makro sekaligus ekonom perintis studi induktif.
2.7  Permintaan dan Penawaran
A.    Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Supaya lebih akurat kita memasukkan dimensi geografis. Misalnya ketika berbicara tentang permintaan pakaian di Jakarta, kita berbicara tentang berapa jumlah pakaian yang akan dibeli pada berbagai tingkat harga dalam satu periode waktu tertentu, per bulan atau per tahun, di Jakarta.
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan :
Ø  Harga Barang itu Sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah. Begitu juga sebaliknya.
Ø  Harga Barang Lain Yang Terkait
Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).
Ø  Tingkat pendapatan per kapita
Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang dapat meningkat.
Ø  Selera atau Kebiasaan
Selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang.
Ø  Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk juga mempengaruhi permintaan karena dengan banyaknya jumlah penduduk maka otomatis banyak pula permintaan akan suatu barang.
Ø  Perkiraan Harga Di Masa Mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak barang saat ini guna menghemat belanja di masa mendatang.
Ø  Distribusi Pendapatan
Tingkat pendapatan per kapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapata buruk. Artinya sebagian kecil kelompok masyarakat menguasai begitu besar “kue” perekonomian.
Ø  Usaha – Usaha produsen meningkatkan penjualan
Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang, besar sekali perananya dalam mempengaruhi masyarakat untuk membeli barang yang di tawarkan.
B.     Penawaran
Pernawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (dijual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktor – faktor yang menentukan tingkat penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta factor – factor lainnya yang dapat disederhanakan  sebagai factor nonharga.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penawaran :
Ø  Harga Barang Itu Sendiri
Jika jumlah suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini membawa kita ke hukum penawaran, yang menjelaskan sifat hubungan anatara harga suatu barang dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan penjual.
Ø  Harga Barang Lain Yang Terkait
Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila harga barang substitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk barang komplomen naik, maka penawaran suatu barang  berkurang, dan sebaliknya.
Ø  Harga Faktor Produksi
Kenaikan harga factor produksi, seperti tingkat upah yang lebih tinggi, harga bahan baku yang meningkat, atau kenaikan tingkat bunga modal, akan menyebabkan perusahaan memproduksi output-nya lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap.
Ø  Biaya Produksi
Kenaikan harga input juga sebenarnya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dengan demikian, bila biaya produksi meningkat maka produsen akan mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran barang itu berkurang.
Ø  Teknologi Produksi
Dalam hubunganya dengan penawaran suatu barang, kemajuan teknologi menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.
Ø  Jumlah Pedagang/ Penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran barang tersebut akan bertambah.
Ø  Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba, bukan memaksimumkan hasil produksinya. Akibatnya, tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara maksimum. Tetapi akan menggunakannya pada tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum
Ø  Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi penawaran suatu barang. Di Indonesia, beras merupakan makanan utama. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor beras dan meningkatkan produksi dalam negeri guna tercapainya swasembada beras, menyebabkan para petani menanan padi tertentu yang memberikan hasil banyak setiap panennya. Kebijakan ini jelas menambah supply beras dan keperluan impor beras dapat dikurangi.
2.8  Harga Keseimbangan dan Perubahan Keseimbangan Pasar
A.    Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah harga yang dikonsumsi dan dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga di baawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penarawan menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan. Maka terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.
B.     Perubahan Keseimbangan Pasar
Perubahan Keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan dan atau penawaran. Jika faktor yang menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan akan kembali ke titik awal. Tetapi jika yang berubah adalah faktor – faktor ceteris paribus seperti teknologi untuk sisi penawaran, atau pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan tidak ke titik awal.


2.9  Surplus Ekonomi, Kegagalan Pasar dan Intervensi Pemerintah
A.    Surplus Ekonomi
Ø  Surplus Konsumen adalah Keuntungan yang diterima konsumen/pembeli dari keikutsertaannya di pasar
Ø  Surplus Produsen adalah Keuntungan yang diterima penjual/produsen atas keikutsertaannya di pasar.
Ø  Surplus Konsumen dan Surplus Produsen adalah perangkat dasar yang digunakan para ekonom untuk mengukur kesejahteraan ekonomis para penjual dan pembeli di sebuah pasar.
B.     Kegagalan Pasar
Sebagaimana bahwasanya dalam ekonomi mikro, istilah "kegagalan pasar" tidak berarti sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis atau ketika disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani "kepentingan publik", sebuah pernyataan subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial.[14] Atau dapat dikatakan kegagalan pasar adalah dimana suatu pasar tidak dapat menjalankan secara sempurna sesuai dengan fungsi awal sebagai pasar dan situasi dimana semua kekuatan yang ada dalam pasar, permintaan dan penawaran, berada dalam keadaan ketidakseimbangan.
Penyebab Kegagalan Pasar :
Ø  Kompetisi yang tidak sempurna
Sebagai contoh harga di pasar dapat terdistorsi oleh kekuatan-kekuatan pembeli dan penjual berupa monopsoni, monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana sebuah pembeli atau penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran.
 Individu-individu tersebut dengan kekuatannya (baik uang maupun produk) dapat melakukan pengaturan harga suatu barang atau jasa. Hal ini dapat berimplikasi buruk terhadap pelaku pasar yang lain dan masyarakat yang membutuhkan barang atau jasa tersebut.
Ø  Eksternalitas
Eksternalitas adalah dampak tidak langsung –baik dampak menguntungkan maupun merugikan- yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi. Eksternalitas terjadi jika kegiatan ekonomi menghasilkan biaya tambahan atau keuntungan tambahan bagi pihak ketiga yang tidak terlibat langsung dari suatu transaksi kegiatan ekonomi.  Atau  bisa terjadi juga dalam kasus dimana “pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktivitas ekonomi didalam orang luar/asing.” Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.
Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan keluarga di televisi meningkatkan kesehatan publik. Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya. Agar lebih mudah dipahami mungkin dengan contoh produksi rokok dapat mengakibatkan biaya ekstra gangguan kesehatan bagi orang lain yang bukan penjual dan pembeli rokok. Di sisi lain pembangunan hutan wisata akan menghasilkan ekstra keuntungan yaitu ketersediaan oksigen yang lebih baik bagi masyarakat sekitar.
Dengan kata lain penjual dan pembeli tidak mengeluarkan uang untuk biaya ekstra ataupun menerima uang dari keuntungan tambahan yang ditimbulkan.Dalam keadaan seperti ini biasanya produk barang dan jasa yang meinumbulkan biaya tambahan kepada masyarakat akan diproduksi secara besar-besaran. Hal ini dapat dimengerti karena penjual dan pembeli tidak perlu menanggung biaya tersebut. Masyarakat atau pihak ketiga lah yang menanggung beban itu. Sebagai contoh kegiatan transaksi tanah yang bertujuan mengkonversi lahan dari lahan pertanian menjadi perumahan atau peruntukan komersial. Kegiatan seperti ini banyak dijumpai. Mengapa? Yang pertama adalah keuntungan ekonomi akibat konversi tersebut. Hal lain adalah pelaku transaksi bebas dari biaya eksternalitas yaitu dampak negatif berupa berkurangnya kualitas lingkungan bahkan ketahanan pangan. Biaya ekstra ini harus ditanggung oleh masyarakat karena tidak dibayar atau dibebankan pada pelaku transaksi. Sebaliknya, konversi lahan pertanian untuk hutan wisata sangat jarang terjadi. Hal ini karena pelaku pasar mengetahui bahwa selain untuk keperluan wisata, kawasan tersebut juga memiliki manfaat lain seperti peningatan kualitas udara dan pencegahan terhadap bahaya banjir. Sementara itu mereka tidak memperoleh keuntungan atau bayaran dari eksternalitas yang dihasilkan dari masyarakat yang diuntungkan. Akibatnya timbul sifat apatis berupa keengganan untuk melakukan transaksi atau kegiatan serupa.
Ø  Informasi yang Asimetris atau ketidakpastian (informasi yang inefisien).
Informasi asimetris terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari pihak yang lain. Atau salah satu pihak yang bernegosiasi di pasar memiliki informasi yang berhubungan dengan barang yang diperdagangkan sementara pihak lain tidak. Ketidaksamaan informasi ini dapat mengakibatkan keuntungan bagi salah satu pihak dan kerugian bagi pihak yang lain. Misalnya seseorang yang berniat menjual tanah, tetapi tidak mengetahui harga transaksi yang terjadi pada beberapa waktu terakhir. Maka si penjual berpotensi mengalami kerugian dibandingkan calon pembeli yang telah memiliki informasi tersebut.
Kerugian penjual terjadi akibat tidak dimilikinya informasi yang berakibat ketidakmampuannya untuk memperoleh harga yang adil sesuai kehendak pasar yang efisien. Contoh lainnya, para pelaku bisnis mobil bekas mungkin mengetahui dimana mobil tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar atau taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki informasi lebih baik dari penjual merupakan penjualan rumah atau vila, yang mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker real estate membeli rumah ini mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut dibandingkan anggota keluarga yang ditinggalkan. Mengenai hal tersebut George Akerlof menggunakan istilah informasi asimetris pada karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari bahwa dalam pasar seperti itu nilai rata-rata dari komoditas cenderung menurun bahkan untuk kualitas yang sangat sempurna kebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah produk yang mereka beli akan menjadi sebuah “lemon” (produk yang menyesatkan) atau sebaliknya.
 Lebih jauh lagi, informasi yang asimetris dapat mengakibatkan biaya transaksi yang lebih tinggi. Biaya ini terjadi karena adanya kebutuhan akan jasa broker atau perantara. Biaya tersebut adalah beban yang harus dibayar untuk kebutuhan informasi mengenai keadaan harga pasar yang sesungguhnya di samping informasi mengenai calon pembeli atau penjual. Kedua kondisi tersebut merupakan potensi penyebab dari inefisiensi pasar yang pada gilirannya akan mengakibatkan kegagalan pasar
C.    Intervensi Pemerintah
Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang optimum.
A.    Intervensi Pemerintah secara Langsung
1. Penetapan Harga Minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal) yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme penetapan harga seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu pasar yang pembentukan harganya di luar harga minimum.
2. Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi  (HET) yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tariff angkutan atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer. Seperti halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga mendorong terjadinya pasar gelap.
B.     Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
1. Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih murah.
2. Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru berkembang untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Ekonomi Mikro tidak terlepas dari prilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu  pasar persaingan sempurna. Secara garis besar ada empat jenis utama penyebab kegagalan pasar yaitu monopoli, ekternalitas, barang publik, dan kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidakpastian. Dan konsep dasar struktur pasar dalam ekonomi mikro meliputi pasar monopoli, pasar persaingan sempurna, dan pasar persaingan tidak sempurna.
Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang (jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta).
1.      Pasar dapat memberikan informasi yang tepat , pasar dapat merangsang pelaku usaha untuk melakukan kegiatan ekonomi ,pasar mendorong penggunaan faktor-faktor produksi serta pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi.
2.      sistem pasar apa saja memiliki harga, yang merupakan nilai suatu barang dalam satuan mata uang . Harga mencerminkan kondisi dimana seseorang atau parusahaan bersedia mengadakan tukar menukar secara sukarela .
3.      Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
4.      Sedangkan pengertian penawaran yaitu sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Prathama & Manurung, Mandala. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi).Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2008
Case & Fair. Mikro Ekonomi Intermediate ( terjemahan ). Jakarta : Gramedia. 1999
Case & Fair. Prinsip prinsip ekonomi mikro ( terjemahan ), Jakarta : Gramedia. 2003
Richard.G, Peter O. Pengantar Ilmu Ekonomi (Terjemahan Anas Malik). Jakarta : Bina Aksara. 2000.
Sadono Sukirno. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004
Suparlan, B. Bahan ajar Ekonomi SMA. Malang : YA3. 1995

Tidak ada komentar:

Posting Komentar