Rabu, 04 Januari 2017

MEMAKSIMUMKAN LABA DAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA




Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya berupa kesehatan dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MEMAKSIMUMKAN LABA DAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA” dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tanpa halangan. Tujuan dari penyusunan makalah ini, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Untuk itu mengucapkan terimakasih, kepada:
  1. Allah SWT, yang telah memberi kesempatan untuk penulis menimba ilmu dan pengalaman yang berharga, selama menyusun makalah ini
  2. Orang Tua dan seluruh keluarga besar tercinta. Atas motivasi dan doa yang tak henti.
  3. Ibu Dewi Maharani,SE,M.Si. dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang telah memberikan masukan yang berharga selama menyelesaikan pembuatan makalah ini
  4. Serta Sahabat-sahabat dan semua pihak yang selalu mendukung.
Kritik dan saran sangat membantu dalam menyempurnakan dan mengembangkan bidang kajian ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca.


Penyusun
DAFTAR  ISI

1.1   Latar Belakang…………………………………………………………………..1
1.2   Rumusan Masalah………………………………………………………………...2
1.3   Tujuan………………………………………………………………......................2
2.1    Memaksimumkan Laba...........................................................................................3
2.2   Pendekatan Totalitas (Totality Approach)...............................................................3
2.3   Pendekatan Rata-Rata (Average Approach)............................................................5
2.4   Pendekatan Marjinal (Marginal Approach).............................................................5
2.5   Pasar Persaingan Sempurna.....................................................................................5
2.6   Karakteristik Persaingan Sempurna........................................................................6
2.7   Permintaan dan Penerimaan Dalam Persaingan Sempurna......................................8
2.8   Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek...................................................8
2.9   Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang ................................................9
2.10  Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna..................................9
2.11  Kekuatan dan Kelamahan Pasar Persaingan Sempurna........................................10
3.1   Kesimpulan………………………………………………………….....................13
3.2   Saran………………………………………………………………………...........13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..............………….14







­BAB I
PENDAHULUAN
Dalam teori ekonomi mikro tujuan perusahaan untuk mencari laba (profit). Teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung  oleh perusahaan. Makin besar resiko, laba yang diperoleh harus semakin besar. Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Jika dinotasikan p, pendapatan total sebagai TR, dan biaya total adalah TC, maka
            p=TR-TC
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai p positif (p>0) di mana TR > TC. Laba maksimum (maximum profit) tercapai bila nilai p mencapai maksimum. Cara perusahaan menghitung laba maksimum ?
            Ada tiga pendekatan penghitungan laba maksimum yang akan dibahas dalam dibahas dalam bab ini
  • Pendekatan totalitas (totality approach)
  • Pendekatan rata-rata (Average approach)
  • Pendekatan marjinal (Marginal approach)

Telah dijelaskan bahwa jumlah output yang diproduksi perusahaan agar mencapai laba maksimum adalah pada saat MR= MC. Namun demikian, walau dua perusahaan (misalnya perusahaan A dan B) memiliki struktur biaya  yang identik (kurva-kurva biayanya sama dan  sebangun), jumlah output yang dihasilkan masing-masing perusahaan pada kondisi laba maksimum belum tentu sama. Salah satu faktor yang menimbulkan perbedaan itu adalah posisi perusahaan dalam pasar (struktur pasar)
Dalam pasar persaingan sempurna,jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap Perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu memengaruhi pasar. Tetapi hal itu belum lengkap , masih diperlukan beberapa karakteristi Pasar persaingan sempurna (penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. k.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas pada berikut :
  1. Apa itu Pendekatan Totalitas (Totality Approach )...?
  2. Apa itu Pendekatan Rata-Rata (Average Approach)...?
  3. Apa itu Pendekatan Marjinal (Marginal Approach)...?
  4. Bagaimana Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna...?
  5. Bagaimana Permintaan dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna...?
  6. Bagaimana Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek...?
  7. Bagaimana Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang...?
  8. Bagaimana Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna...?
  9. Bagaimana Kekuatan  dan Kelemahan Pasar Persainan Sempurna...?

1.3  Tujuan
  1. Makalah ini dibuat untuk mengetahui  dan memahami Memaksimumkan Laba dan Pasar Persaingan Sempurna
  2.  Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai  tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi


­BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Memaksimumkan Laba
Dalam teori ekonomi mikro tujuan perusahaan untuk mencari laba (profit). Teoritis laba adalah kompensasi atas resiko yang ditanggung  oleh perusahaan. Makin besar resiko, laba yang diperoleh harus semakin besar. Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Jika dinotasikan p, pendapatan total sebagai TR, dan biaya total adalah TC, maka
            p=TR-TC
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai p positif (p>0) di mana TR > TC. Laba maksimum (maximum profit) tercapai bila nilai p mencapai maksimum. Cara perusahaan menghitung laba maksimum ?
            Ada tiga pendekatan penghitungan laba maksimum yaitu:
  • Pendekatan totalitas (totality approach)
  • Pendekatan rata-rata (Average approach)
  • Pendekatan marjinal (Marginal approach)

2.2  Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
            Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC). Pendekatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan harga output per unit. Jika harga jual per unit output  adalah P, maka TR=P.Q. Biaya total (TC) adalah sama dengan biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel per unit output dianggap konstan, sehingga biaya variabel adalah jumlah unit output (Q) dikalikan biaya variabel per unit. Jika biaya variabel per unit adalah bv, maka VC=V.Q.
Dengan demikian,
            p=PQ-(FC+vQ)
            Pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat dari kurva TR yang masih dibawah kurva TC. Jika ouput ditambah, kerugian makin kecil, terlihat dari makin mengecilnya jarak kurva TR dengan kurva TC. Saat jumlah output mencapai Q*, kurva TR berpotongan dengan kurva TC artinya pendapatan total sama dengan biaya total. Titik berpotongan disebut titik impas (break event point, disingkat BEP). Setelah titik BEP, perusahaan terus mengalami laba yang makin membesar, dilihat dari posisi kurva TR yang diatas kurva TC.
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling). Makin besar penjualan maka makin besar laba yang diperoleh. Sebelum mengambil keputusan perusahaan harus mengitung berapa unit output harus diproduksi (Q*) untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya Q* dibandingkan dengan potensi permintaan efektif. Jika persentasenya 80%, maka untuk mencapai BEP perusahaan harus mencapai 80% potensi permintaan efektif. Makin kecil Q*atau makin kecil persentase Q* pada potendi permintaan efektif dianggap makin baik, sebab resiko yang ditanggung perusahaan makin kecil.
Cara menghitung Q* dapat diturunkan  dari Persamaan :
            p=P.Q*-(FC+v.Q*)
Titik impas tercapai pada saat p sama dengan nol.
0=P.Q*-FC-v.Q*
 =P.Q*-v.Q*-FC
 =(P-v).Q*-FC
Q*=FC


2.3  Pendekatan Rata-Rata (Average Approach)
            Perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P). Laba total adalah laba per unit dikalikan denga jumlah output yang terjual.
            p=(P-AC).Q
Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sama dengan AC. Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (p) makin besar.

2.4  Pendekatan Marjinal (Marginal Approach)
            Dalam pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR).
2.5  Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna (penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan hanya berperan sebagai peapakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan produk.





2.6  Karakteristik Persaingan Sempurna   
Dalam pasar persaingan sempurna,jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap Perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu memengaruhi pasar. Tetapi hal itu belum lengkap , masih diperlukan beberapa karakteristik. (syarat) agar sebuah pasar dapat dikatakan persaingan sempurna.
·         Semua perusahaan memproduksi barang yang homogen (homogeneous product)
·         Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan/informasi sempurna (perfect know-ledge)
·         Output sebuah perusahaan relatif kecil dibanding output pasar (small relatively output)
·         Perusahaan menerima harga yang ditentukan pasar (Price taker)
·         Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)
a.      Homogenitas Produk (Homogeneous Product)
Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. Konsumen tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang. Karena itu semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.
b.      Pengetahuan Sempurna (Perpect Knowledge)
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen )memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual . Dengan demikian konsumen tidak akan mengalami perlakuan harga jual yang berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dari siapa pun produk dibeli,harga yang berlaku adalah sama. Demikian halnya dengan perusahaan ,hanya akan menghadapi satu harga yang sama dari berbagai pemilik faktor produksi.


c.       Output Perusahaan Relatif (Small Relativelly Output)
Semua perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata-rata terendah), baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kendatipun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap relatif kecil dibanding jumlah Output Seluruh perusahaan dalam industri.
d.      Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)
Konsekuensi dari asumsi ketiga (butir c) adalah bahwa perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (Price taker). Karena secara individu perusahaan tidak mampu memengaruhi harga pasar. Yang dapat dikatakan perusahaan adalah menyesuaikan jumlah output untuk mencapai laba maksimum.
e.       Keleluasan Masuk-keluar Pasar (Free Entry and Exit)
Pemikiran yang mendasari asumsi ini adalah dalam pasar persaingan sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan fakor produksi. Pengertian mobilitas mencakup pengertian geografis dan antar pekerjaan . Maksudnya, fakor produksi seperti tenaga kerja mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, tanpa biaya. Hal tersebut menyebabkan perusahaan leluasa untuk masuk-keluar pasar. Jika perusahaan tertarik di satu industri (dalam industri masih mem-berikan laba), dengan segera dapat masuk. Bila tidak tertarik lagi atau gagal, dengan segera dapat keluar.
Dalam dunia nyata tidak ada bentuk pasar berstruktur pasar persaingan sempurna, dimana perusahaan-perusahaan kecil yang menghasilkan barang homogen dan memenuhi semua karakteristik sebagaimana diuraikan di atas. Namun demikian, memilik karakteristiknya, ada beberapa industusri yang mendekati bentuk pasar persaingan sempurna, seperti industri tempe,tahu,kerupuk putih,dan jasa fotokopi.
2.7  Permintaan dan Penerimaan Dalam Persaingan Sempurna
a.       Permintaan
Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran . Misalkan kita berbicara tentang pasar pakaian anak-anak, maka harga pakaian anak-anak ditentukkan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pakaian anak-anak.
b.      Penerimaan
Penerimaan total (total revenu) perusahaan sama dengan jumlah output (Q) dikali harga jual (P). Karena harga telah ditetapkan, penerimaan rata-rata (avverage revenue) dan permintaan marjinal (marginal revenue) adalah sama dengan  harga.

2.8  Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan:

  1. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi,paling tidak, bila biaya variabel (VC) adalah sama dengan penerimaan total (TR),atau biaya variabel rata-rata (AVC) sama dengan harga(P). Dalam kondisi ini perusahaan hanya menanggung kerugian biaya tetap (FC), di mana biaya ini dengan atau tanpa produksi tetap harus dikeluarkan , Tetapi jika AVC lebih kecil dari harga maka perusahaan tidak mampu menutupi lagi beban biaya tetap. Kegiatan produksi hanya menambah beban, karena itu produksi sebaiknya dihentikan
  2. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba  maksimum atau, dalam kondisi buruk, kerugiannya minimum (minimum lolos)




2.9  Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang
            Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus memenuhi empat persyaratan:
a.       Perusahaan harus sebaik mungkin (doing as well as possible) ,agar perusahaan mencapai keadaan yang paling optimal. Secara matematis hal  ini berarti perusahaan berproduksi sampai saat MR = MC. Pada saat itu biaya marjinal jangka pendek sama dengan biaya marjinal jangka panjang (SMC=LMC).
b.      Tidak mengalami kerugian (not suffering loss ), agar dapat mengganti barang modal yang digunakan dalam produksi . Karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan harga jual (SAC=P)
c.       Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk-keluar, karena laba nol (zero economic profit). Laba nol disebut juga laba normal (normal profit), yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama, jika uang dan faktor produksi lain dialokasikan pada kegiatan alternatif. Jika laba lebih besar dari nol akan ada perusahaan yang tertarik untuk masuk (entry) ke dalam pasar. Sebaliknya jika laba lebih kecil dari nol (merugi) akan mendorong perusahaan keluar (exit) dari pasar (adanya karakteristik free entry and exit ).
d.      Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan memperbesar skala produksi, karena sudah berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata-rata jangka panjang (minimum LAC), pada saat SAC= LAC

2.10          Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna
      Penawaran industri adalah total penawaran perusahaan-perusahaan. Jumlah output ditawarkan perusahaan adalah jumlah yang menghasilkan laba maksimum (MR=MC). Berdasarkan hal tersebut dapat dikonstruksi kurva penawaran perusahaan , baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
  1. Kurva Penawaran Jangka Pendek


Kurva penawaran jangka pendek perusahaan dapat dikonstruksi dari kurva biaya marjinal (MC) jangka pendek

  1. Kurva Penawaran Jangka Panjang
Dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran jangka panjang merupakan lokus keseimbangan jangka panjang pada berbagai tingkat produksi.

1.      Industri Skala Biaya Konstan (Constan Cost Industry)
Dalam industri skala biaya konstan (constan cost industry) penambahan penggunaan faktor produksi karena masuknya perusahaan-perusahaan baru, tidak akan menaikkan harga faktor produksi.
2.      Industri Skala Biaya Menaik (Increasing Cost Industry)
Pada industri skala biaya menaik (increasing cost industri),masuknya perusahaan-perusahaan baru menyebabkan harga faktor produksi naik,sehingga terjadi perubahan struktur biaya dan pergeseran titik keseimbangan.
3.      Industri Skala Biaya Menurun (Decreasing Cost Industry)
Pada industri skala biaya menurun (decreasing cost industry) masuknya perusahaan-perusahaan lain ke dalam industri justru menurunkan harga faktor produksi karena efisiensi skala besar (large scale economies).
2.11          Kekuatan dan Kelamahan Pasar Persaingan Sempurna
  1. Kekuatan
Sebagai sebuah model ekonomi, pasar persaingan sempurna memberikan penjelasan tentang perilaku perusahaan dalam dunia ideal , di mana dibuktikan bahwa perusahaan berproduksi dalam skala yang efesien dengan harga produksi yang paling murah. Pasar persaingan sempurna juga memungkinkan output maksimum dibanding pasar lainnya (akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab berikutnya).

Konsekuensi model pasar persaingan sempurna bagi masyarakat adalah pasar ini memberikan tingkat kemakmuran dan kenikmatan (utilitas hidup) yang maksimal, karena:
1.      Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah.
2.      Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal (kemakmuran maksimal)
3.      Masyarakat merasa nyaman dalam mengosumsi karena tidak perlu membuang waktu untuk memilih barang dan jasa (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga (informasi sempurna).
  1. Kelemahan
Namun demikian,model pasar persaingan sempurna memiliki beberapa kelemahan :
1)      Kelemahan Dalam Hal Asumsi
Asumsi-asumsi yang dipakai dalam pasar persaingan sempurna mustahil terwujud, karena dalam dunia nyata manusia (produsen dan konsumen) dibatasi oleh dimensi waktu dan tempat. Keterbatasan itu menyebabkan perpindahan faktor produksi dan pengumpulan informasi membutuhkan biaya. Hasil (output dan informasi) yang diperoleh pun tidak homogen dan sempurna.
2)      Kelemahan Dalam Pengembangan Teknologi
Model pasar persaingan sempurna menyatakan bahwa keseimbangan dalam jangka panjang akan tercapai dan setiap perusahaan memperoleh laba normal. Masalahnya apakah dengan laba normal perusahaan dapat melakukan kegiatan riset dan pengembangan amat dibutuhkan untuk memperoleh teknologi produksi yang meningkatkan efisiensi produksi.
3)      Konflik Efesiensi-Keadilan
Pasar persaingan sempurna sangat menekankan efesiensi. Tetapi hal ini menimbulkan masalah jika diterapkan dalam kehidupan nyata. Misalnya kasus industrialisasi di negara sedang berkembang (NSB). Karena industrinya masih amat muda atau dalam tahap awal perkembangan (infant industry),biaya produksinya (biaya rata-rata) jelas lebih tinggi dari pada industri di negara maju. Jika dibiarkan bersaingan dalam pasar global, industri di NSB akan ambruk karena kalah bersaing. Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat di NSB tidak akan meningkat di banding di negara maju. Muncul masalah ketidakpastian! Agar tidak kalah bersaing, industri di NSB butuh perlindungan (protection) sementara. Tetapi hal ini akan menimbulkan masalah inefisiensi.









                       








­BAB II
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat dari awal hingga akhir  pembuatan makalah ini “Memaksimumkan Laba dan Pasar Persaingan Sempurna”. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.
  Pasaran persaingan sempurna merupakan pasaran barang yang ideal karena mempunyai ciri-ciri yang memaksimumkan kesejahteraan masyarakat. Ciri-ciri utama persaingan sempurna adalah: pembeli harga, mudah ke luar masuk,menghasilkan barang serupa (identical/homogenous), banyak perusahaan dan pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar.

3.2  Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, Penulis menyarankan setiap Mahasiswa/i dapat memahami makalah Memaksimumkan Laba dan Pasar Persaingan Sempurna


DAFTAR PUSTAKA
Prathama Raharja,Mandala Manurung,Pengantar Ilmu Ekonomi(Mikroekonomi & Makroekonomi) ,Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ,Jakarta,2008,hlm 133-158










     


















     
     
  
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar