Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya berupa kesehatan dan
kesempatan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MEMAKSIMUMKAN LABA DAN
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA” dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tanpa halangan. Tujuan
dari penyusunan makalah ini, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai
mata kuliah Pengantar
Ilmu Ekonomi Untuk itu
mengucapkan terimakasih, kepada:
- Allah SWT, yang telah memberi kesempatan untuk penulis menimba ilmu dan pengalaman yang berharga, selama menyusun makalah ini
- Orang Tua dan seluruh keluarga besar tercinta. Atas motivasi dan doa yang tak henti.
- Ibu Dewi Maharani,SE,M.Si. dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang telah memberikan masukan yang berharga selama menyelesaikan pembuatan makalah ini
- Serta Sahabat-sahabat dan semua pihak yang selalu mendukung.
Kritik dan saran sangat membantu dalam
menyempurnakan dan mengembangkan bidang kajian ini. Semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
1.1
Latar Belakang…………………………………………………………………..1
1.2
Rumusan Masalah………………………………………………………………...2
1.3
Tujuan………………………………………………………………......................2
2.1
Memaksimumkan Laba...........................................................................................3
2.2
Pendekatan Totalitas (Totality Approach)...............................................................3
2.3
Pendekatan Rata-Rata (Average Approach)............................................................5
2.4
Pendekatan Marjinal (Marginal Approach).............................................................5
2.5
Pasar Persaingan Sempurna.....................................................................................5
2.6
Karakteristik Persaingan Sempurna........................................................................6
2.7
Permintaan dan Penerimaan Dalam Persaingan
Sempurna......................................8
2.8
Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek...................................................8
2.9
Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang ................................................9
2.10
Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan
Sempurna..................................9
2.11
Kekuatan dan Kelamahan Pasar Persaingan Sempurna........................................10
3.1
Kesimpulan………………………………………………………….....................13
3.2
Saran………………………………………………………………………...........13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..............………….14
Dalam teori ekonomi mikro tujuan
perusahaan untuk mencari laba (profit). Teoritis laba adalah kompensasi
atas resiko yang ditanggung oleh
perusahaan. Makin besar resiko, laba yang diperoleh harus semakin besar. Laba
atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total
yang dikeluarkan perusahaan. Jika dinotasikan p,
pendapatan total sebagai TR, dan biaya total adalah TC, maka
p=TR-TC
Perusahaan dikatakan memperoleh laba
kalau nilai p
positif (p>0)
di mana TR > TC. Laba maksimum (maximum profit) tercapai bila nilai p
mencapai maksimum. Cara perusahaan menghitung laba maksimum ?
Ada
tiga pendekatan penghitungan laba maksimum yang akan dibahas dalam dibahas
dalam bab ini
- Pendekatan totalitas (totality approach)
- Pendekatan rata-rata (Average approach)
- Pendekatan marjinal (Marginal approach)
Telah dijelaskan bahwa jumlah output yang diproduksi perusahaan agar
mencapai laba maksimum adalah pada saat MR= MC. Namun demikian, walau dua
perusahaan (misalnya perusahaan A dan B) memiliki struktur biaya yang identik (kurva-kurva biayanya sama dan sebangun), jumlah output yang dihasilkan masing-masing perusahaan pada kondisi laba
maksimum belum tentu sama. Salah satu faktor yang menimbulkan perbedaan itu
adalah posisi perusahaan dalam pasar (struktur pasar)
Dalam pasar persaingan
sempurna,jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap Perusahaan
dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu memengaruhi pasar. Tetapi
hal itu belum lengkap , masih diperlukan beberapa karakteristi
Pasar persaingan sempurna (penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang
dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk
terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan perfect competition) adalah
sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan
produk yang dijual bersifat homogen. k.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas pada berikut :
- Apa itu Pendekatan Totalitas (Totality Approach )...?
- Apa itu Pendekatan Rata-Rata (Average Approach)...?
- Apa itu Pendekatan Marjinal (Marginal Approach)...?
- Bagaimana Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna...?
- Bagaimana Permintaan dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna...?
- Bagaimana Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek...?
- Bagaimana Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang...?
- Bagaimana Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna...?
- Bagaimana Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persainan Sempurna...?
1.3 Tujuan
- Makalah ini dibuat untuk mengetahui dan memahami Memaksimumkan Laba dan Pasar Persaingan Sempurna
- Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Memaksimumkan Laba
Dalam teori ekonomi mikro tujuan perusahaan
untuk mencari laba (profit). Teoritis laba adalah kompensasi atas resiko
yang ditanggung oleh perusahaan. Makin
besar resiko, laba yang diperoleh harus semakin besar. Laba atau keuntungan
adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang dikeluarkan
perusahaan. Jika dinotasikan p,
pendapatan total sebagai TR, dan biaya total adalah TC, maka
p=TR-TC
Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau
nilai p
positif (p>0)
di mana TR > TC. Laba maksimum (maximum profit) tercapai bila nilai p
mencapai maksimum. Cara perusahaan menghitung laba maksimum ?
Ada tiga pendekatan penghitungan
laba maksimum yaitu:
- Pendekatan totalitas (totality approach)
- Pendekatan rata-rata (Average approach)
- Pendekatan marjinal (Marginal approach)
2.2 Pendekatan Totalitas (Totality
Approach)
Pendekatan
totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC). Pendekatan
total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan
harga output per unit. Jika harga jual per unit output adalah P, maka TR=P.Q. Biaya total (TC) adalah
sama dengan biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel per unit output
dianggap konstan, sehingga biaya variabel adalah jumlah unit output (Q)
dikalikan biaya variabel per unit. Jika biaya variabel per unit adalah bv, maka
VC=V.Q.
Dengan demikian,
p=PQ-(FC+vQ)
Pada
awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat dari kurva TR yang masih
dibawah kurva TC. Jika ouput ditambah, kerugian makin kecil, terlihat
dari makin mengecilnya jarak kurva TR dengan kurva TC. Saat jumlah output mencapai
Q*, kurva TR berpotongan dengan kurva TC artinya pendapatan total sama dengan
biaya total. Titik berpotongan disebut titik impas (break event point, disingkat
BEP). Setelah titik BEP, perusahaan terus mengalami laba yang makin membesar,
dilihat dari posisi kurva TR yang diatas kurva TC.
Implikasi
dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan
maksimum (maximum selling). Makin besar penjualan maka makin besar laba
yang diperoleh. Sebelum mengambil keputusan perusahaan harus mengitung berapa
unit output harus diproduksi (Q*) untuk mencapai titik impas. Kemudian
besarnya Q* dibandingkan dengan potensi permintaan efektif. Jika persentasenya
80%, maka untuk mencapai BEP perusahaan harus mencapai 80% potensi permintaan
efektif. Makin kecil Q*atau makin kecil persentase Q* pada potendi permintaan
efektif dianggap makin baik, sebab resiko yang ditanggung perusahaan makin
kecil.
Cara menghitung Q* dapat
diturunkan dari Persamaan :
p=P.Q*-(FC+v.Q*)
Titik impas tercapai pada saat p
sama dengan nol.
0=P.Q*-FC-v.Q*
=P.Q*-v.Q*-FC
=(P-v).Q*-FC
Q*=FC
2.3 Pendekatan Rata-Rata (Average
Approach)
Perhitungan
laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata
(AC) dengan harga jual output (P). Laba total adalah laba per unit
dikalikan denga jumlah output yang terjual.
p=(P-AC).Q
Dari persamaan ini perusahaan akan
mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari
biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas bila P sama dengan
AC. Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P
dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau
memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit usaha
harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (p)
makin besar.
2.4 Pendekatan Marjinal (Marginal
Approach)
Dalam
pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya
marjinal (MC) dan pendapatan marjinal (MR).
2.5
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna (penerima
harga (price-taker). Barang dan jasa
yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua
produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan perfect competition)
adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak
dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme
pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan
pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi harga dan hanya berperan sebagai
peapakah suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C?
Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap
penjualan produk.
2.6 Karakteristik
Persaingan Sempurna
Dalam pasar persaingan
sempurna,jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap Perusahaan
dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu memengaruhi pasar. Tetapi
hal itu belum lengkap , masih diperlukan beberapa karakteristik. (syarat) agar
sebuah pasar dapat dikatakan persaingan sempurna.
·
Semua perusahaan memproduksi barang
yang homogen (homogeneous product)
·
Produsen dan konsumen memiliki
pengetahuan/informasi sempurna (perfect
know-ledge)
·
Output sebuah
perusahaan relatif kecil dibanding output
pasar (small relatively output)
·
Perusahaan menerima harga yang
ditentukan pasar (Price taker)
·
Semua perusahaan bebas masuk dan
keluar pasar (free entry and exit)
a.
Homogenitas
Produk (Homogeneous Product)
Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu
memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa
produsennya. Konsumen tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang. Karena
itu semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas
dan karakteristik yang sama.
b.
Pengetahuan
Sempurna (Perpect Knowledge)
Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen )memiliki pengetahuan
sempurna tentang harga produk dan input yang
dijual . Dengan demikian konsumen tidak akan mengalami perlakuan harga jual
yang berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Dari siapa pun
produk dibeli,harga yang berlaku adalah sama. Demikian halnya dengan perusahaan
,hanya akan menghadapi satu harga yang sama dari berbagai pemilik faktor
produksi.
c.
Output
Perusahaan Relatif (Small Relativelly
Output)
Semua perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi
efisien (biaya rata-rata terendah), baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Kendatipun demikian jumlah output
setiap perusahaan secara individu dianggap relatif kecil dibanding jumlah Output Seluruh perusahaan dalam
industri.
d.
Perusahaan
Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price
Taker)
Konsekuensi dari asumsi ketiga (butir c) adalah bahwa perusahaan
menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (Price taker). Karena secara individu
perusahaan tidak mampu memengaruhi harga pasar. Yang dapat dikatakan perusahaan
adalah menyesuaikan jumlah output untuk
mencapai laba maksimum.
e.
Keleluasan
Masuk-keluar Pasar (Free Entry and Exit)
Pemikiran yang mendasari asumsi ini adalah dalam pasar persaingan
sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas dan tidak ada biaya yang
harus dikeluarkan untuk memindahkan fakor produksi. Pengertian mobilitas mencakup
pengertian geografis dan antar pekerjaan . Maksudnya, fakor produksi seperti
tenaga kerja mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya atau dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya, tanpa biaya. Hal tersebut menyebabkan
perusahaan leluasa untuk masuk-keluar pasar. Jika perusahaan tertarik di satu
industri (dalam industri masih mem-berikan laba), dengan segera dapat masuk.
Bila tidak tertarik lagi atau gagal, dengan segera dapat keluar.
Dalam dunia nyata tidak ada bentuk pasar berstruktur pasar persaingan
sempurna, dimana perusahaan-perusahaan kecil yang menghasilkan barang homogen
dan memenuhi semua karakteristik sebagaimana diuraikan di atas. Namun demikian,
memilik karakteristiknya, ada beberapa industusri yang mendekati bentuk pasar
persaingan sempurna, seperti industri tempe,tahu,kerupuk putih,dan jasa
fotokopi.
2.7 Permintaan dan Penerimaan Dalam
Persaingan Sempurna
a. Permintaan
Tingkat
harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran
. Misalkan kita berbicara tentang pasar pakaian anak-anak, maka harga pakaian
anak-anak ditentukkan oleh kekuatan permintaan dan penawaran pakaian anak-anak.
b. Penerimaan
Penerimaan
total (total revenu) perusahaan sama
dengan jumlah output (Q) dikali harga
jual (P). Karena harga telah ditetapkan, penerimaan rata-rata (avverage revenue) dan permintaan
marjinal (marginal revenue) adalah
sama dengan harga.
2.8 Keseimbangan
Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam
keseimbangan:
- Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi,paling tidak, bila biaya variabel (VC) adalah sama dengan penerimaan total (TR),atau biaya variabel rata-rata (AVC) sama dengan harga(P). Dalam kondisi ini perusahaan hanya menanggung kerugian biaya tetap (FC), di mana biaya ini dengan atau tanpa produksi tetap harus dikeluarkan , Tetapi jika AVC lebih kecil dari harga maka perusahaan tidak mampu menutupi lagi beban biaya tetap. Kegiatan produksi hanya menambah beban, karena itu produksi sebaiknya dihentikan
- Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau, dalam kondisi buruk, kerugiannya minimum (minimum lolos)
2.9
Keseimbangan
Perusahaan Dalam Jangka Panjang
Agar dapat
bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus memenuhi empat
persyaratan:
a. Perusahaan
harus sebaik mungkin (doing as well as
possible) ,agar perusahaan mencapai keadaan yang paling optimal. Secara
matematis hal ini berarti perusahaan
berproduksi sampai saat MR = MC. Pada saat itu biaya marjinal jangka pendek
sama dengan biaya marjinal jangka panjang (SMC=LMC).
b. Tidak
mengalami kerugian (not suffering loss ),
agar dapat mengganti barang modal yang digunakan dalam produksi . Karena
itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan harga jual (SAC=P)
c. Tidak ada
insentif bagi perusahaan untuk masuk-keluar, karena laba nol (zero economic profit). Laba nol disebut
juga laba normal (normal profit),
yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama, jika uang
dan faktor produksi lain dialokasikan pada kegiatan alternatif. Jika laba lebih
besar dari nol akan ada perusahaan yang tertarik untuk masuk (entry) ke dalam pasar. Sebaliknya jika
laba lebih kecil dari nol (merugi) akan mendorong perusahaan keluar (exit) dari pasar (adanya karakteristik free entry and exit ).
d. Perusahaan
tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan memperbesar skala produksi,
karena sudah berproduksi pada titik minimum kurva biaya rata-rata jangka
panjang (minimum LAC), pada saat SAC= LAC
2.10
Penawaran
Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna
Penawaran industri adalah total penawaran
perusahaan-perusahaan. Jumlah output
ditawarkan perusahaan adalah jumlah yang menghasilkan laba maksimum (MR=MC).
Berdasarkan hal tersebut dapat dikonstruksi kurva penawaran perusahaan , baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
- Kurva Penawaran Jangka Pendek
Kurva
penawaran jangka pendek perusahaan dapat dikonstruksi dari kurva biaya marjinal
(MC) jangka pendek
- Kurva Penawaran Jangka Panjang
Dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran jangka panjang
merupakan lokus keseimbangan jangka panjang pada berbagai tingkat produksi.
1. Industri
Skala Biaya Konstan (Constan Cost
Industry)
Dalam industri skala biaya konstan (constan cost industry) penambahan penggunaan faktor produksi karena
masuknya perusahaan-perusahaan baru, tidak akan menaikkan harga faktor
produksi.
2. Industri
Skala Biaya Menaik (Increasing Cost
Industry)
Pada industri skala biaya menaik (increasing cost industri),masuknya perusahaan-perusahaan baru
menyebabkan harga faktor produksi naik,sehingga terjadi perubahan struktur
biaya dan pergeseran titik keseimbangan.
3. Industri
Skala Biaya Menurun (Decreasing Cost
Industry)
Pada
industri skala biaya menurun (decreasing
cost industry) masuknya perusahaan-perusahaan lain ke dalam industri justru
menurunkan harga faktor produksi karena efisiensi skala besar (large scale economies).
2.11
Kekuatan dan Kelamahan
Pasar Persaingan Sempurna
- Kekuatan
Sebagai sebuah model ekonomi, pasar persaingan sempurna memberikan
penjelasan tentang perilaku perusahaan dalam dunia ideal , di mana dibuktikan
bahwa perusahaan berproduksi dalam skala yang efesien dengan harga produksi
yang paling murah. Pasar persaingan sempurna juga memungkinkan output maksimum dibanding pasar lainnya
(akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab berikutnya).
Konsekuensi model pasar persaingan sempurna bagi masyarakat adalah
pasar ini memberikan tingkat kemakmuran dan kenikmatan (utilitas hidup) yang
maksimal, karena:
1. Harga jual
barang dan jasa adalah yang termurah.
2. Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal (kemakmuran
maksimal)
3. Masyarakat
merasa nyaman dalam mengosumsi karena tidak perlu membuang waktu untuk memilih
barang dan jasa (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan
harga (informasi sempurna).
- Kelemahan
Namun
demikian,model pasar persaingan sempurna memiliki beberapa kelemahan :
1)
Kelemahan
Dalam Hal Asumsi
Asumsi-asumsi yang dipakai dalam pasar persaingan sempurna
mustahil terwujud, karena dalam dunia nyata manusia (produsen dan konsumen)
dibatasi oleh dimensi waktu dan tempat. Keterbatasan itu menyebabkan
perpindahan faktor produksi dan pengumpulan informasi membutuhkan biaya. Hasil
(output dan informasi) yang diperoleh
pun tidak homogen dan sempurna.
2)
Kelemahan
Dalam Pengembangan Teknologi
Model pasar persaingan sempurna menyatakan bahwa keseimbangan
dalam jangka panjang akan tercapai dan setiap perusahaan memperoleh laba
normal. Masalahnya apakah dengan laba normal perusahaan dapat melakukan
kegiatan riset dan pengembangan amat dibutuhkan untuk memperoleh teknologi
produksi yang meningkatkan efisiensi produksi.
3)
Konflik
Efesiensi-Keadilan
Pasar persaingan sempurna sangat menekankan efesiensi. Tetapi hal
ini menimbulkan masalah jika diterapkan dalam kehidupan nyata. Misalnya kasus
industrialisasi di negara sedang berkembang (NSB). Karena industrinya masih
amat muda atau dalam tahap awal perkembangan (infant industry),biaya produksinya (biaya rata-rata) jelas lebih
tinggi dari pada industri di negara maju. Jika dibiarkan bersaingan dalam pasar
global, industri di NSB akan ambruk karena kalah bersaing. Kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat di NSB tidak akan meningkat di banding di negara maju.
Muncul masalah ketidakpastian! Agar tidak kalah bersaing, industri di NSB butuh
perlindungan (protection) sementara.
Tetapi hal ini akan menimbulkan masalah inefisiensi.
BAB II
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapat dari awal hingga
akhir pembuatan makalah ini “Memaksimumkan Laba dan Pasar Persaingan Sempurna”. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang
berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu
badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha
selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau
investasi pemilik.
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi
penjualan maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar
laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus
menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas.
Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.
Pasaran persaingan sempurna merupakan pasaran barang
yang ideal karena mempunyai ciri-ciri yang memaksimumkan kesejahteraan
masyarakat. Ciri-ciri utama persaingan sempurna adalah: pembeli harga, mudah ke
luar masuk,menghasilkan barang serupa (identical/homogenous), banyak perusahaan
dan pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar.
3.2
Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, Penulis menyarankan setiap Mahasiswa/i
dapat memahami makalah Memaksimumkan Laba dan Pasar Persaingan Sempurna
DAFTAR PUSTAKA
Prathama Raharja,Mandala Manurung,Pengantar Ilmu Ekonomi(Mikroekonomi & Makroekonomi) ,Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ,Jakarta,2008,hlm 133-158
Tidak ada komentar:
Posting Komentar